NovelToon NovelToon
Istrimu Aku, Bukan Adik Iparmu

Istrimu Aku, Bukan Adik Iparmu

Status: tamat
Genre:CEO / Selingkuh / Keluarga / Angst / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Caca Lavender

Yujin hanya ingin keluarga utuh dengan suami yang tidak selingkuh dengan iparnya sendiri.

Jisung hanya ingin mempertahankan putrinya dan melepas istri yang tega berkhianat dengan kakak kandungnya sendiri.

Yumin hanya ingin melindungi mama dan adiknya dari luka yang ditorehkan oleh sang papa dan tante.

Yewon hanya ingin menjalani kehidupan kecil tanpa harus dibayangi pengkhianatan mamanya dengan sang paman.
______

Ketika keluarga besar Kim dihancurkan oleh nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca Lavender, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penculikan

‼️Kekerasan‼️

Siang itu, Sumin baru saja keluar dari ruang klub basket saat ia melihat seseorang berdiri di dekat pintu kelasnya. Sosok pria jangkung dengan setelan jas abu-abu dan kacamata hitam. Ia mengenal siluet itu lebih baik dari siapa pun.

Kim Jihoon.

Gadis itu hampir berbalik arah, tapi suara Jihoon menghentikannya, “Minnie.”

Sumin tidak menjawab. Ia terus berjalan tanpa arah, setidaknya ia akan menghindar dari pria itu. Tapi, Jihoon berhasil menyusul langkahnya dan mencengkeram lengan Sumin.

“Apa-apaan kamu? Lepaskan!” berontak Sumin membuat beberapa siswa yang sedang belajar di dalam kelas menoleh ke luar.

“Papa cuma mau bicara,” ucap Jihoon.

“Aku tidak punya apa-apa untuk dibicarakan,” balas Sumin dingin.

Jihoon menghela napas, lalu menatap tajam Sumin, “kalau kamu tidak mau ikut papa sekarang, papa akan memaksa pengadilan untuk menyerahkan Sunghan sepenuhnya pada papa.”

Rahang Sumin mengeras, “papa tidak akan bisa mengambil Sunghan dari mama.”

“Oh, tentu saja bisa. Papa punya kenalan hakim. Kamu tahu sendiri kan, semua bisa terjadi asal ada uang dan koneksi,” ucap Jihoon dengan santai dan menantang, “kalau kamu tidak mau menurut, papa akan pastikan kamu tidak akan bisa bertemu Sunghan lagi.”

Sumin tahu Yujin dan Jisung tidak akan membiarkan hal itu terjadi, tapi ancaman yang dilontarkan Jihoon berhasil membuatnya takut. Maka dari itu, ia pun menurut saat Jihoon menuntunnya keluar sekolah. Tapi di pertengahan jalan, lengannya yang lain ditarik dari belakang.

“Ini masih jam sekolah. Sumin harus kembali ke kelas,” ucap Minho kepada Jihoon sambil menggenggam lengan Sumin.

Sumin sedikit lega karena Minho datang tepat waktu untuk menahannya dibawa oleh Jihoon.

Jihoon menatap tajam Minho, “kamu siapa? Saya papanya Sumin. Saya ada urusan penting dengan anak saya.”

“Tapi jam pelajaran masih berlangsung. Tidak pantas kalau Anda membawa Sumin di tengah jam belajar,” balas Minho.

Jihoon menggeram rendah, lalu menoleh ke arah Sumin sambil mengeratkan genggamannya, “Minnie, kamu ingat ucapan papa sebelumnya, kan?”

Wajah Sumin kembali menegang, ‘Sunghan…’

Jihoon yang melihat wajah putrinya langsung tersenyum puas, “bilang pada temanmu kalau kamu akan menjadi anak penurut dan ikut papa.”

Sumin menatap nanar Minho, “aku harus pergi sebentar.”

Minho terkejut mendengar nada putus asa itu, “tapi Sumin—”

“Apa kamu tidak mendengarnya?” sahut Jihoon, “Sumin ingin bicara dengan papanya.”

Minho kembali menatap Sumin lagi.

“Aku akan segera kembali,” ucap Sumin dengan lirih.

Jihoon pun menarik lengan Sumin dengan kencang hingga terlepas dari genggaman Minho. Minho pun yang tidak bisa melawan Jihoon langsung pergi mencari bantuan ke ruang guru. Sementara itu, Jihoon membuka pintu mobil dan menyuruh Sumin masuk ke dalam.

Di dalam mobil yang sunyi, aroma parfum maskulin Jihoon terasa menusuk. Sumin duduk kaku di kursi penumpang depan, tangan mengepal di pangkuan sambil menatap lurus ke depan tanpa memandang ayahnya. Jihoon menutup pintu dengan keras, lalu menyusul duduk di kursi pengemudi.

Beberapa detik Hanya berisi suara AC yang mengalir lembut. Lalu Jihoon mulai berbicara.

“Papa tahu kalau sifatmu memang dingin sejak beranjak remaja. Tapi papa tidak menyangka kalau kamu tumbuh menjadi anak pembangkang. Kamu bahkan berani memanggil papa dengan nama,” suara Jihoon terdengar tenang, tapi menyimpan bara di dalamnya.

Sumin tidak menjawab.

“Dulu kamu selalu duduk di pangkuan papa setiap papa pulang kerja. Kamu suka cerita soal mama masak apa hari itu,” Jihoon tertawa kecil, “tapi sekarang? Kamu tidak tahu terima kasih dan lebih memilih dirawat pamanmu.”

“Bukan aku yang membangkang, tapi kamu yang memulai semuanya,” jawab Sumin pelan namun tegas, “kamu yang pergi. Kamu yang tidak pernah punya waktu buat aku, Sunghan, dan mama semenjak selingkuh. Kamu yang menghancurkan semua.”

“Jangan hanya menyalahkan papa seolah kamu tahu segalanya,” Jihoon membalas dengan suara yang mulai meninggi, “kamu masih bocah, Sumin. Kamu tidak tahu apa-apa soal hubungan orang dewasa.”

Sumin menoleh dengan sorot mata tajam, “berhenti menganggapku anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Semenjak melihat mama menangis setiap malam. Semenjak kamu memilih tidur dengan Seo Hana. Saat itu aku memutuskan untuk bersikap lebih dewasa dari kamu.”

“Berani kamu bicara seperti itu pada papamu sendiri?!” bentak Jihoon, tangannya menghantam setir hingga klakson berbunyi.

Sumin tersentak tapi tidak mengalihkan pandangannya.

“Kalau kamu terus melawan papa seperti ini, papa akan pastikan kamu tidak akan bisa melihat Sunghan lagi. Papa serius,” ancam Jihoon, wajahnya mulai merah karena amarah.

Sumin menggigit bibir bawahnya, “kamu pikir aku takut?” kata Sumin berusaha terdengar berani walau suaranya sedikit bergetar.

Jihoon mencondongkan tubuh ke arah Sumin, wajahnya hanya beberapa inci dari wajah putrinya, lalu menyeringai, “papa bisa melihat ketakutan di wajahmu, Minnie.”

Sumin mengalihkan wajahnya. Tapi rahangnya dicengkeram kuat untuk tetap menatap wajah Jihoon. Sumin sangat terkejut. Baru pertama kali ini, Jihoon melakukan kekerasan fisik padanya. Sumin berusaha melepaskan diri, tapi cengkeraman Jihoon sangat kuat hingga rahang bawahnya terasa sangat sakit.

“Kamu tidak tahu apa yang bisa papa lakukan, Sumin. Kamu pikir Jisung bisa melindungi kamu selamanya? Kamu pikir Yujin cukup kuat untuk melawan papa? Kamu pikir pacarmu itu selalu ada untukmu?” geram Jihoon.

“K-kamu sudah gila,” ucap Sumin yang terdengar seperti rintihan.

Jihoon melepas kasar cengkeramannya, tapi langsung menjambak rambut Sumin hingga kepala gadis itu mendongak. Sumin berteriak kesakitan sambil tangannya berusaha melepaskan tangan kokoh Jihoon.

“Dasar tidak sopan! Panggil ‘papa’,” perintah Jihoon.

Napas Sumin memburu, air matanya mulai berjatuhan, tapi ia masih berusaha menatap nyalang, “aku tidak sudi.”

Jihoon semakin menarik jambakan itu hingga Sumin kembali berteriak, “apa kamu perlu diajari untuk bicara dengan benar. Panggil ‘papa’!”

Sumin memejamkan mata menahan rasa sakit. Jihoon yang kembali mendapat penolakan tidak segan untuk menampar pipi Sumin hingga sudut bibir gadis itu sobek. Mata berkaca-kaca Sumin yang menatapnya kecewa dan takut membuat ego Jihoon semakin puas.

“Ayo, Minnie, Sayang. Pa-pa,” ucap Jihoon sambil menekankan kata ‘papa’.

Sumin yang sudah tidak bisa menahan rasa sakit di pipi dan kulit kepalanya pun membuka mulut, “pa … pa …”

Jihoon tersenyum puas, lalu melonggarkan jambakannya, “anak pintar. Sekali lagi, Sayang.”

Sumin memejamkan mata, wajahnya sudah basah karena air mata, “papa…”

Jihoon melepaskan jambakan di rambut Sumin dengan kasar hingga kepala Sumin membentur jendela mobil. Ia pun menoleh ke depan, lalu mencengkeram setir dengan keras. Ia segera memutar kunci mobil dan menginjak gas hingga mobil melaju keluar dari kawasan sekolah.

Sumin menoleh panik, “kita mau ke mana? Aku mau keluar!”

“Tutup mulutmu,” bentak Jihoon.

“Mama dan Jisung pasti akan tahu. Mereka akan mencariku!” ujar Sumin dengan panik.

“Biarkan saja. Kamu harus tahu siapa yang punya kuasa di sini,” ucap Jihoon, lalu melempar tatapan tajam sekilas pada Sumin.

Sumin menggigit bibirnya seiring dengan tangisan yang semakin keras. Siapa pria di sampingnya itu? Dia bukan papanya. Papa Jihoon tidak akan tega menyakitinya. Tatapan itu. Sumin tidak mengenalinya. Mata yang dulu menatapnya penuh kasih sayang. Bagaimana bisa kini menatapnya dengan pandangan membunuh?

...🥀🥀🥀🥀🥀...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!