NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dosen pengganti

Dua hari berlalu.

Hari ini Senin, gadis dengan rambut panjang berwarna cokelat bergelombang terlihat sedang buru-buru memasukkan laptop serta peralatan lainnya ke dalam tas ransel.

Seperti biasa, selain hari libur, Endria akan sangat berusaha untuk berpenampilan on point, tidak ada celah dan terlihat cantik.

Kali ini gadis itu memakai rok jeans selutut, menampilkan kaki jenjangnya yang putih mulus. Sedangkan atasannya, gadis itu memakai kaos putih bergambar Mickey yang dipadukan dengan blazer di luarnya.

Endria memakai sneakers untuk alas, sebab tak kuat memakai heels seharian. Ya, ia sangat mementingkan kenyamanan. Istilah beauty is pain sudah lama ia tinggalkan.

Keluar dari dalam kamarnya, suasana sunyi, tidak ada seorang pun yang ia lihat. Waktu memang sudah menunjukkan jam 10 pagi, otomatis sang ayah sudah berangkat ke hotel dan pembantu mungkin sedang bersih-bersih di halaman belakang.

Endria mengangkat kedua bahunya tak peduli.

Dengan tas yang digendong di punggung, serta paper bag berukuran sedang yang ditenteng di tangan kiri, Endria membuka pintu mobilnya lalu masuk setelah menaruh paper bag dan tasnya di kursi samping.

Mini Cooper itu pun melanju menuju kampus. Tampa gadis itu sempat untuk sarapan.

Saat sedang tenang-tenangnya mengemudi, Endria berjengit kaget karena ponsel yang terletak di sampingnya bersuara nyaring. Maka untuk mengangkat telepon tersebut, Endria terlebih dahulu memarkir mobilnya di bahu jalan. Keselamatan nomor satu.

"Apa?!" ujar gadis itu kesal, masih terbawa suasana karena terkejut tadi.

Orang yang berada di seberang telepon hanya bisa mengernyit heran akan kata penyambut Endria yang tak ramah, bintang satu.

"Woi, ada berita besar nih!" Dia Dania, gadis itu berteriak heboh.

"Ada apaan?" Endria memutar bola matanya malas.

"Dosen pengganti Pak Setya sudah datang! Kita dianjurkan semua buat kumpul."

"Kok bisa?" tanya Endria heran, ia saja belum ke bagian akademis untuk bicara soal ini, tapi tidak ada angin tidak ada hujan dosen pembimbing pengganti sudah ada saja.

"Nggak tahu, tapi kabarnya sih, mahasiswa bimbingan Pak Setya dialihkan ke dosen ini, dia dosen baru cui," jelas Dania tentang berita yang baru juga ia dengar dari mahasiswa lainnya.

"Puji Tuhan, semoga dosen pengganti Pak Setya pembimbing yang baik dan lebih pengertian, amin." Endria berharap banyak kali ini. Kesulitan yang didapatkannya dari Pak Setya membuatnya benar-benar trauma.

"Amin," balas Dania. "Lo cepat kesininya, jangan sampai terlambat, saat ini gue ada di kelas, bukan cuma gue sih, masih ada yang lainnya, tinggal nunggu lo dan dua orang lagi."

"Oke-oke, thanks infonya." Endria memutus sambungan telepon itu, lalu kembali melajukan mobilnya. Kali ini gadis itu mengebut, yang membuat pengawal yang sedari tadi mengikutinya tapi tak gadis itu sadari jadi ketar ketir dan berdoa semoga sang nona selamat sampai tujuan, tanpa lecet sedikitpun.

Amarah Geswa benar-benar menakutkan untuk mereka.

Sebenarnya informasi tentang pengganti Pak Setya sudah pria paruh baya itu infokan lewat group kemarin malam, tetapi Endria lagi-lagi mengabaikan pesan masuk kali ini.

***

Walaupun macet, tetapi Endria berhasil sampai di kampus dan di kelas dengan tepat waktu. Bahkan masih ada waktu bergosip ria dengan Dania sebelum dosen yang ditunggu datang.

"Nih, oleh-oleh buat lo." Setelah mendudukkan diri, Endria menyodorkan paper bag berisi souvenir pada Dania.

Dania tersenyum senang. "Apaan nih?" tanyanya antusias lalu gadis itu dengan cepat mengambil pemberian Endria.

"Wih ternyata lo beneran ke Disneyland? Kirain boongan." Dania dengan matanya yang berbinar mengeluarkan seluruh oleh-oleh yang Endria berikan. Setelah dihitung-hitung ada empat macam souvenir yang Endria berikan untuknya.

Pertama ada kaos berwarna putih bergambar Minnie dan Mickey, kedua, ada gantungan kunci karakter Lilo Stich, boneka kecil Winnie the Pooh, dan yang terakhir ialah tumbler gambar Baymax.

Endria tak tahu persis karakter Disney yang Dania sukai, jadi gadis itu dengan pemikirannya sendiri untuk membeli souvenir dengan karakter yang bermacam-macam.

"Yee... lo mah!" Endria memukul bahu Dania dengan keras.

Karena Endria yang tak suka pamer, jadi foto-foto yang kemarin waktu di Disneyland bersama Gatra tak ia posting di manapun. Gadis itu punya akun, tapi hanya dibuat untuk memposting seluruh hasil lukisannya serta beberapa foto dan video Rian yang menurutnya lucu. Bahkan gadis itu tak pernah memposting fotonya sekalipun.

Itulah kenapa Dania tak percaya, Endria menolak ajakan mereka untuk joging di GBK itu hanya alasan, di pikirannya paling Endria menghabiskan waktu untuk tidur seharian.

Beberapa menit telah berselang.

Kedua bola mata berbinar itu seketika melotot tajam ke depan, mulutnya dengan bibir yang dipoles liptint rasa buah lantas ternganga, reaksi alami saat Endria kaget setengah mati.

Ralat, bukan Endria saja yang seperti itu. Bahkan seluruh mahasiswa yang berada dalam ruangan berekspresi sama, kaget juga.

Bagaimana tidak? Saat ini di depan mereka, telah berdiri sosok Geswa yang hari ini hanya memakai kemeja putih bersih dengan lengan yang digulung ke atas, menampilkan tangan berototnya, rambutnya yang sedikit panjang dan belum dicukur itu terlihat berantakan tapi tak mengurangi kadar ketampanannya.

Matanya yang setajam elang menyorot satu persatu mahasiswa yang ada di depannya, lalu berhenti pada Endria yang duduk di ujung sekali. Pria itu seketika tersenyum miring, seakan-akan dia telah mendapat umpan menarik.

Endria tersadar sesaat setelah melihat Geswa yang terus menatap ke arahnya. Matanya menatap ke kiri dan ke kanan, merasa khawatir karena merasa Geswa lebih menyeramkan dari Pak Setya, apalagi kejadian di pesawat di mana ia menjambak rambut panjang pria itu terlintas, seakan-akan mengingatkan untuk hati-hati dan waspada.

"Selamat pagi semuanya, oke, tanpa basa-basi lagi, saya Geswa Ryan Beck, dosen baru, dosen pengganti dan dosen pembimbing baru kalian." Suara Geswa menggelegar ke seluruh penjuru ruangan. Pria itu memperkenalkan dirinya secara tak biasa.

Alasan, kenapa Geswa bisa menjadi dosen adalah, pria itu dengan bantuan Louis mendaftar program praktisi mengajar yang merupakan bagian dari program merdeka belajar kampus merdeka.

Dengan latar belakangnya yang seorang pebisnis sekaligus pemimpin perusahaan besar, tak ayal membuat Geswa Ryan Beck diterima menjadi dosen.

Lalu kenapa Geswa bisa tiba-tiba menjadi pengganti Pak Setya? Ya, karena pria itu mampu dan pria itu punya kuasa, mudah saja.

"Selamat pagi Pak Geswa!" sambut para mahasiswa yang ada di dalam sana dengan suka cita. Kecuali Endria, gadis sedari tadi gelisah selalu menoleh ke arah belakang.

"Seperti dosen lainnya, saya juga punya peraturan. Tidak berat, hanya ada tiga, yaitu pertama, disiplin seperti tepat waktu." Geswa berkata dengan wajah serius.

"Kedua, ini yang paling penting kalian harus serius mendengarkan dan memperhatikan." Mata Geswa menajam. "Ini hari pertama saya di sini, tapi sudah ada yang berani melanggar." Perkataannya dimaksudkan untuk Endria.

Dania menyenggol lengan Endria. "Lo kenapa sih? Dari tadi gelisah banget, lihat tuh Pak Geswa natap ke arah lo." Dania memperingatkan.

Endria sadar akan hal itu. Bahkan bukan cuma Geswa yang menatap ke arahnya. Namun, sebagian mahasiswa juga memandanginya.

Geswa tersenyum smirk, lalu jari telunjuknya yang panjang menunjuk ke arah Endria. "Saya tunggu kamu di ruangan saya nanti," ujar Geswa tajam lalu kembali menjelaskan aturan ketiganya.

Endria merasa ketar-ketir.

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!