NovelToon NovelToon
Alea Bos Mafia Vs Gadis Cupu

Alea Bos Mafia Vs Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas dendam pengganti
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hinata Ochie

Alea, wanita tangguh berusia 25 tahun, dikenal sebagai bos mafia paling ditakuti di Itali. Dingin, kejam, dan cerdas—tak ada yang bisa menyentuhnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis mengubah segalanya. Saat terbangun, Alea menemukan dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 16 tahun bernama Jasmine—gadis cupu, pendiam, dan selalu menjadi korban perundungan di sekolah.

Jasmine sendiri mengalami kecelakaan yang sama... namun jiwanya menghilang entah ke mana. Kini, tubuh rapuh Jasmine dihuni oleh jiwa Alea sang bos mafia.

Dihadapkan pada dunia remaja yang asing dan penuh drama sekolah, Alea harus belajar menjadi "lemah"—sementara sisi kelam dan insting mematikan dalam dirinya tak bisa begitu saja dikubur. Satu per satu rahasia kelam tentang kehidupan Jasmine mulai terkuak—dan sepertinya, kecelakaan mereka bukanlah sebuah kebetulan.

Apakah Alea bisa bertahan di tubuh yang tak lagi kuat seperti dulu? Atau justru Jasmine akan mendapatkan kekuatan kedua untuk membalas semua lu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinata Ochie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 – Misi Menuju Nexus

Pagi harinya di Zona 6 markas bawah tanah, semua tim berkumpul di ruang kontrol utama yang dingin dan redup, Semua serius melihat hologram kota Sigma dan peta bawah tanah terbuka lebar di atas meja bundar. Ada puluhan jalur ventilasi, terowongan rel tua, dan jaringan laboratorium tersembunyi membentang ke arah pusat: Kubah Nexus, target utama. Mereka mendengarkan Xander yang sedang memberikan penjelasan.

"Kubah Nexus adalah inti dari sistem pengendali jiwa milik ELRA. Semua protokol reinkarnasi, rekayasa memori, dan transfer kesadaran terhubung ke sana. Jika kita menghancurkannya, mereka lumpuh total." jelas Xander.

"Jadi target utama kita adalah Kubah Nexus, dan itu harus di lumpuhkan dari dalam bukan" tanya Leo.

"iya" jawab Xander.

"Tapi kita juga bicara tentang tempat dengan pertahanan paling canggih di dunia. Laser otak, sensor resonansi jiwa, hingga labirin shifting door yang berubah struktur setiap dua jam." Sahut Zora.

"Intinya: kita butuh rencana gila, tapi masuk akal." lanjut Leo.

Saat mereka sedang berdiskusi, Alea hanya menatap semua yang ada di sana dengan tatapan dingin.

"Bukan kita semua yang akan masuk. Hanya empat orang: aku, Cecilia, Zora, dan Leo." ucap Alea.

Cecilia yang sedari tadi duduk di pojok ruangan, langsung berdiri saat namanya di masukan dalam daftar misi itu.

"Aku juga ikut" Ucapnya.

"Kau adalah kunci jiwa terakhir. Tanpamu, sistem di Nexus tak bisa diretas." Tatapan Alea yang dingin membuat Cecilia terdiam, walaupun ia sangat membenci wanita di hadapannya itu, namun Cecilia sudah berjanji akan membantu demi keselamatan orang-orang yang menjadi korban Sigma.

Alea maju ke depan meja dan menunjukkan empat titik pada peta holo grafik,

Pertama pintu masuk belakang: akses tertutup dari jalur air bawah tanah, sangat efektif untuk menyusup.

Kedua Ruang Kontrol Jiwa : tempat ketiga kunci jiwa harus dipasang untuk overide sistem.

Ketiga generator inti : target Leo untuk dipasangi bom penetral chip.

Keempat Zona Diatraksi : area tempat Zora mengacaukan sistem keamanan intern

"Sampai di sini apa kalian sudah paham dengan misi kita" Alea kembali menatap anggotanya satu persatu. Zora mengangkat tangannya, ia ingin menyampaikan sesuatu pada Alea.

"Ada apa Zora" tanya Alea.

"Bukankah begitu kita masuk, ELRA pasti tahu. Kita tak akan bisa keluar dengan mudah." Ucapnya.

"Ini bukan misi pelarian. Ini misi terakhir. Entah kita yang memutus rantai ELRA atau kita jadi bagian dari sistem mereka."

"Semua tergantung hasil. akhir pada misi kali ini" semua menatap Alea dengan keheningan, dalam benak mereka berkecamuk pikiran masing-masing. Bahkan Cecilia pun tak mengeluarkan suaranya.

...****************...

Sebelum misi di laksanakan mereka melakukan latihan selama dua hari, banyak pelatihan yang harus meraka lakukan, karena tempat yang akan mereka tuju terlalu banyak jebakan dan juga pengawalan yang amat ketat.

Alea dan Cecilia berlatih menyatukan gelombang jiwa untuk membuka segel resonansi bersama. Mereka nampak akur saat melakukan latihan, namun tak ada satupun yang berbicara ataupun mengenang masa lalu.

Untuk Zora ia melatih kecepatan untuk membobol shifting gate.

Sedangkan Leo melatih ketahanan tubuh menghadapi serangan laser otomatis. Ia melompat ke kanan dan kiri, seakan menghindari sesuatu, Leo juga mendaki bukit tanpa alat pelindung, ia sedang melatih ketahanan tangan juga kakinya.

Dan Xander menyiapkan chip pelindung otak untuk Cecilia agar jiwanya tak diserap sistem Nexus pada saat tiba di lokasi nanti.

Di lain tempat Alea dan Cecilia sedang berlatih dan dalam salah satu sesi latihan, Alea dan Cecilia melatih sinkronisasi jiwa. Mereka duduk saling berhadapan, tangan bersentuhan, dikelilingi alat pengukur resonansi.

"Apa kau sudah siap" tanya Alea.

"iya" angguk Cecilia.

Lalu Alea menanyakan sesuatu pada Cecilia.

"Pikirkanlah satu hal, siapa yang paling ingin kau lindungi" tanya Alea.

""Diri sendiri" jawab Cecilia.

"Itu awal yang bagus" Alea tersenyum pada Cecilia. Lalu semua alat yang mengelilingi mereka mulai menyala. Gelombang sinkronisasi mereka nyaris mencapai 72%, angka yang cukup untuk menyalakan gerbang inti. Mereka memejamkan mata lalu mulia berkonsentrasi.

...****************...

Malam sebelum hari keberangkatan, Cecilia melihat Alea berdiri sendiri di depan layar tua yang menampilkan foto dunia luar pantai, taman, dan langit cerah yang kini terasa seperti fantasi. Cecilia melihat Alea tersenyum, walaupun yang ada di hadapannya adalah tubuh gadis remaja namun ia dapat merasakan aura Alea yang begitu nyata. Perlahan Cecilia mendekati Alea.

"Kau yakin ini layak diperjuangkan?" suara Cecilia hampir tak terdengar.

"Dulu aku tak yakin. Aku hanya tahu caraku untuk bertahan. Tapi sekarang, aku tahu aku ingin seseorang seperti kau bisa memilih masa depan sendiri." Alea masih dalam posisinya menatap layar monitor tua tanpa menoleh sedikitpun.

"Apa Jasmine tahu tubuhnya digunakan untuk perang?" tanya Cecilia

Alea menghela napas sesaat lalu ia menjawab,

"Dia tidak meninggalkan pesan. Tapi aku merasakan, jika dia tahu, dia tidak akan keberatan." Alea menoleh sesaat pada Cecilia lalu kembali menatap layar monitor di depannya.

Suasana menjadi hening, Cecilia ikut menatap layar monitor di hadapan Alea. Pemandangan yang indah, dulu ia pernah kw tempat itu bersama saudara nya yang kini telah tiada.

"Dulu aku sangat bahagia bersama nya, sebelum kau menipu ku dan merenggut nya dari ku" Alea memutar tubuhnya lalu memandang tajam ke arah Cecilia.

"Aku pun sangat mempercayai mu, tapi kau justru hampir membunuhku" pandangan mereka saling bertemu, sorot penuh kebencian terpancar di mata Cecilia.

"Aku sangat membenci mu, kau adalah Monster" ucap Cecilia,

"Dulu aku memang monster, tapi sekarang aku ingin memperbaiki semuanya" sahut Alea.

"Aku akan membebaskan hidup mu, karena tubuh ini milik mu bukan milik Sigma, kau boleh membenci ku, tapi aku akan tetap menyelamatkan mu" lanjut Alea.

"Bagaikan jika aku mati di sana, apa kau akan melanjutkan misi ini" tanya Cecilia.

Alea tak langsung menjawab, ia menghampiri Cecilia dan menepuk pundaknya sambil menatap mata Cecilia,

"Kalau kau mati, aku akan mati bersamamu." Jawab Alea.

Menjelang Subuh saat matahari belum terbit, di Zona 6. Tim mengenakan pakaian tempur khusus berbahan reflektor jiwa. Senjata non-logam, chip identitas palsu, dan alat penyamar gelombang jiwa telah siap. Alea mengecek senjatanya, sebuah pistol berisi peluru energi yang bisa membungkam sinyal otak dalam hitungan detik.

"Waktu kita diatur. Dalam 18 jam, kita harus keluar, atau takkan pernah bisa kembali." Ucap Leo.

" Kita anggap saja ini ujian akhir dunia." Sahut Zora.

Tim memasuki kendaraan rahasia berbentuk kargo tua dan perlahan meninggalkan Zona 6, menuju titik masuk bawah tanah yang mengarah ke Kubah Nexus. Semua tim terlihat tegang, dalam benak mereka kalau ini adalah misi mustahil yang pernah mereka lakukan, namun tidak bagi Alea, karena ia tak pernah gagal dan tak akan pernah menerima kegagalan.

"Ini harus berhasil, dan aku tak akan gagal" batin Alea.

...****************...

1
Gió mùa hạ
Gila seru abis!
farmy 7
Karakternya juara banget. 🏆
Brock
Wah, keren betul!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!