Rachel adalah seorang agen rahasia yang di tugaskan untuk membongkar sindikat obat-obatan terlarang dengan segala jenis penyamaran yang biasa dia lakukan. Tidak ada tugas yang gagal selama dia yang menanganinya.
Tapi kali ini kasus yang sangat berat karena lawannya adalah Wolfgang yang sangat terkenal.
Hingga akhirnya dia sendiri terjebak dengan pemimpin Wolfgang tersebut yang ternyata adalah Michael Schumacher.
Akankah semuanya berjalan dengan baik, atau kali ini dia kalah dan harus rela meninggalkan karirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Yang Baru
Hari ini ada acara yang rutin diadakan di kampus setiap tahunnya. Di mana, malam ini akan di adakan sebuah acara sosial yang akan dihadiri olah para orang tua mahasiswa.
"Yakin nih, mau bawa keluarga?" tanya Alana yang memang mengetahui seperti apa tabiat papinya.
"Lah, terus lu mau bawa siapa? Kang becak?" sahut Chyntia yang membuat Alana langsung menatap tajam ke arahnya.
"Dah, ah. Gue mau pulang. Sekalian bilang mami, kalau mah nyalon bareng. Soalnya udah janjian gue sama sih mami, byee..." Tiara pulang lebih dulu karena memang dia ada janji dengan maminya untuk pergi bersama.
Satu pulang, semua juga ikut pulang dengan mengendarai mobil mereka masing-masing.
Namun, setibanya Alana di depan mobilnya, seseorang memanggilnya dari belakang. Dia adalah Jake.
"Alana..." panggil Jake pada gadis cantik yang mengalihkan dunianya itu.
Alana pun melihat ke arah sumber suara yang memanggilnya tadi.
"What? Dia lagi?" batin Alana melihat Jake.
"Hay, Al?" sapanya lagi melihat gadis cantik itu.
"Mau balik ya?" tanya Jake basa-basi.
"Iya," jawabnya singkat.
Nyes...
Ngilu hati Jake mendapatkan respon dingin dari Alana. Apakah pesona ketampanannya sudah tidak berfungsi lagi? kenapa Alana terlihat tidak nyaman saat dia mendekatinya. Apa dia seburuk itu?
"Kak, ada yang mau diomongin lagi nggak? soalnya aku mau balik nih. Lagian belum ngomong sama mami papi, kalau mereka diundang ke acara amal nanti malam." ucap Alana, karena memang seperti itu kenyataannya.
"Oh, mau balik ya? Oke deh kalah gitu. Hati-hati di jalan ya, Al?" Alana hanya menganggukan kepalanya, dan segera menuju mobilnya.
Namun, ketika dia hendak masuk dalam mobil, tiba-tiba saja Jake kembali memanggilnya.
"Alana, tunggu, Al." panggilnya lagi.
"Ada apa, ya kak?" masih berusaha terlihat baik-baik saja walau dia sudah mulai kesal.
"Minta nomor hp kamu dong, boleh gak?" menyodorkan ponselnya pada Alana, berharap gadis itu mau memberikannya.
Jake benar-benar berharap, jika Alana akan bersikap baik padanya.
"Hem, kalau gak boleh juga gak apa-apa, kok. Sorry ya." ucap Jake yang hendak memasukan ponselnya lagi, namun Alana mengambilnya.
"Sini, aku simpen nomornya. Tapi jangan telpon ya kak, soalnya-"
"Oke!" sahut Jake dengan penuh semangat saat Alana memberikan nomor ponselnya.
Ya, Alana benar-benar memberikan nomor ponselnya pada Jake.
"Thanks, Al. Nanti gue chat ya, dan jangan lupa balas," ucap Jake dan Alana hanya tersenyum kecil untuk itu.
"Hati-hati di jalan, princess Alana.... Sayang..." bisiknya dengan kata sayang agar gadis itu tidak mendengarnya.
Sedangkan teman-temannya hanya melihat dari kejauhan. Mereka melihat aksi Jake yang benar-benar berani melakukan hal itu.
"Gue namain apa ya? Sih cantik, sayang, atau princess? Ah, Alana kamu itu sempurna banget sih sampai aku bingung mau namain apa untuk kamu." gumam Jake yang bingung mau melakukan apa saat ini, sampai akhirnya dia memberikan "Cantik 🩵" bersama dengan emoticon hati.
Apa yang Jake lakukan saat ini di lihat oleh Niki, hingga membuatnya terkejut.
"Anjir!" pekik Jake yang terkejut ketika Niki sudah berdiri di belakangnya.
"Weits, santai dong bro!" ujar Niki melihat keterkejutan Jake saat melihatnya.
"Lo ngapain sih ngagetin gue, dan sejak kapan Lo di sini, hah?"
"Sejak saat Lo kasih nama tuh cewek sih cantik dengan emoticon hati yang menggelikan itu!" jawabnya dengan begitu santai dan itu membuat Jake menatap malas ke arah Niki.
Sedangkan Alana sendiri merasa bingung. Apakah dia keterlaluan karena telah memberikan nomor itu pada Jake? Bagaimana jika Jake menghubunginya nanti? "Ah, gimana ini? Gue salah gak sih, ini?" gumamnya setelah menyadari kesalahannya sendiri.
***