IG : Srt_tika92
Giska, gadis yatim piatu yang tinggal dengan keluarga mantan majikan kedua orang tuanya.
Aurel adalah salah satu anak dari keluarga dimana Giska tinggal.
Aurel dan Giska selalu bersekolah di tempat yang sama, karena memang usia mereka sebaya.
Mereka pun terjebak mencintai pria yang sama. Hingga Giska merelakan pria itu untuk menikah dengan Aurel.
Hingga suatu saat, Aurel datang tiba tiba menemui Giska untuk menikah dengan suaminya.
Ikuti kisah cinta mere hanya disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 23
Aurel melangkahkan kakinya dengan percaya diri menuju ke ruangan Davon. Aurel benar-benar di segani banyak karyawan yang bekerja di perusahaan suaminya itu.
Arini menyambut kedatangan Aurel dengan ramah. " Siang bu.. " sapa Arini pada istri atasannya itu.
" Siang, apa Davon ada di ruangan nya? " tanya Aurel.
Sebelum Arini menjawab, Tomi dengan langkah lebar dan sedikit lari menghampiri Aurel. " Rel.. " panggil Tomi dengan nafas tersengal.
" Lo kenapa Tom? abis lomba lari? " tanya Aurel.
" Hehe.. gak. " elaknya.
" Davon ada kan di ruangnya? " tanya Aurel.
" Gak. " Tomi.
" Ada. " Arini.
Tomi dan Arini menjawab bersamaan dengan jawaban yang berbeda.
Aurel menyatukan alisnya merasa aneh. " Yang benar yang mana? " seru Aurel.
" Gak ada Rel, lagi meeting di luar. " Tomi. Arini menatap heran ke arah Tomi.
" Kenapa Tomi berbohong, padahal bos ada di ruangnya. "
" Tapi kok Arini bilang ada. " Aurel.
" Arini gak liat pas Davon keluar untuk meeting, dia tadi ke toilet. " ucap Tomi. tatapannya tajam ke arah kekasihnya itu untuk meminta dukungan dan mengiyakan perkataannya.
" Aahhh... i-iya.. mungkin tadi saya gak liat pas pak Davon keluar ruangan. " ucap Arini.
Melihat gelagat mencurigakan dari sepasang kekasih itu, Aurel berjalan ke arah pintu ruangan Davon dan membuka paksa pintu itu, " Kok di kunci? " Aurel terus menggerakkan hendel pintu agar terbuka.
Tomi hanya bisa memejamkan matanya saat melihat Aurel memaksa membuka pintu.
" Tomi! kok pintunya di kunci? "
" Davon gak ada jadi di kunci. " jawab Tomi sekenanya.
" Gak biasanya di kunci. "
" Ada berkas penting di dalam jadi harus di kunci. "
" Kok aneh ya.. " Aurel masih berdiri dan tak percaya.
Tomi menghela nafasnya dalam, " Mendingan kita susul Davon aja sekalian makan siang di luar. " Tomi.
Mendengar itu, Aurel sedikit percaya pada Tomi. " Beneran Davon di luar? "
" Iya, ngapain gue boong sih. " Tomi.
" Yaudah ayok.. " Aurel.
" Gara-gara Davon dosa gue semakin numpuk! "
Arini yang masih bingung menatap lekat Tomi, seakan meminta penjelasan.
*
Sedangkan di dalam ruangan Davon, meraka masih berlanjut dengan kegiatannya tanpa tau jika di luar sana hampir saja timbul kekacauan.
Giska terkulai lemas menyandarkan tubuhnya di dada bidang Davon.
" Luar biasa Gis. " ucapnya seraya memberikan kecupan di kening Giska. " Terimakasih. "
" Aku mau mandi dulu.. lengket banget. " Giska turun dari pangkuan Davon.
" Mandi bareng ya. "
" Gak! " tolak Giska, bisa gawat kalo mandi bardua dengan Davon yang ada mereka melanjutkan kembali kegiatan intim itu.
Davon terkekeh sembari melihat tubuh polos Giska masuk ke dalam kamar mandi.
Denting ponsel Davon berbunyi, menandakan adanya sebuah pesan masuk.
......Woy!! lo lagi ngapain sih! gak denger apa si Aurel tadi gedor-gedor pintu lo. Buruan ke restoran Xx jangan sampe telat! ntar ketauan kalo gue boongin dia. Buru!!!!! ......
Davon membaca pesan dari Tomi terlihat biasa-biasa saja, dia tak memperdulikan jika Aurel akan tau yang sebenarnya, bahkan Davon sangat berharap Aurel segera tahu hubungan nya dengan Giska, agar dia bisa mempertahankan Giska tetap di sisinya.
Tak lama Giska pun keluar dari kamar mandi dengan berpakaian lengkap, pakaian yang tadi ia kenakan. " Von, aku langsung balik ke ruangan ku yah.. takut di cariin lak Angga. " ucap Giska.
" Gak makan siang dulu bareng aku? "
" Gak ah. ntar aja bareng Lara ama Nila di kantin. "
" Yaudah, tapi entar pulang bareng ya. " Davon.
Giska mengangguk.
Saat Giska keluar dari ruangan Davon, Arini menatap Giska dengan penuh tanda tanya, ada kecurigaan terlintas di pikirannya.
" Sebenarnya ada hubungan apa Giska dan Pak Davon? apa jangan-jangan Giska selingkuhan pak Davon. "
Giska tersenyum kikuk saat melewati Arini. Giska sangat was-was jika sekertaris Davon akan curiga padanya dan menyebarkan gosip yang tidak-tidak pada seluruh penghuni kantor.
" Gis, lo dari mana aja? " tanya Lara.
" Emm.. tadi aku ke toilet. mules banget. " jawab Giska gugup.
Nilai memperhatikan Giska yang terlihat berbeda dari penampilan nya, meski pakaiannya masih sama, tapi terlihat begitu kusut dan rambut Giska cukup berantakan dari sebelumnya.
Nilai membulatkan kedua matanya saat melihat ke arah leher Giska. " Giska, perasaan tadi pagi gue gak liat kiss mark di leher lo. "
Lara yang mendengar ucapan Nila langsung mengarahkan pandangannya ke leher Giska. " Iya Gis, gue juga baru liat. "
Giska di buat gugup dengan kedua teman barunya itu. " Ah masa sih... " elaknya. " Perasaan dari tadi ada deh.. "
" Gue yakin tadi gak liat itu. " ucap Nila curiga.
" Oh.. mungkin tadi aku tutupin pake concealer jadi gak keliatan, pas cuci muka kena air.. concealer nya ilang deh.. " jawab Giska.
" Oohhh... " Nila dan Lara bersamaan. Mereka cukup lega dengan jawaban Giska.
" Yaudah yuk ke kantin, udah laper nih.. " Nila.
" Ayok.. Rizal sama Andre udah duluan. " Lara.
" Yaudah ayok. " Giska.
Giska cukup lega karena kedua temannya itu tidak menaruh curiga padanya dan percaya dengan alasan yang ia buat. Bisa gawat kalau mereka tau apa yang sudah terjadi padanya di ruangan Davon.
Giska tersenyum kembali mengingat kegilaannya bersama Davon, dia tidak menyangka jika dirinya seliar itu untuk menyenangkan hati Davon.
" Gis. lo kenapa senyum-senyum sendiri. " tanya Nila yang tak sengaja melihat Giska tersenyum sendiri.
" Hehe.. inget kejadian lucu aja. " Giska.
" Oh. "
Saat mereka sedang berjalan menuju kantin, terdengar suara orang yang memanggil Giska dari kejauhan.
" Giska!!! "
Giska dan kedua temannya itu pun menoleh ke sumber suara itu.
Dan betapa terkejutnya saat melihat seseorang yang yang sangat Giska kenal.
" Kak Wilona.. " lirihnya.
" Siapa Gis? " tanya Lara. Giska hanya diam, matanya fokus melihat Wilona yang berjalan semakin mendekat.
" Ya Tuhan.. ada apa lagi ini.. "
Plakkk!!
Satu tamparan telah mendarat di pipi Giska.
" Dasar pelakor!! gak tau diri!! " umpat Wilona.
Lara dan Nila terkejut mendengar ucapan wanita yang baru saja menghampiri nya.
Sedangkan Giska sudah menangis sembari memegang pipinya yang sudah terasa panas akibat tamparan Wilona.
*
*
*
Bye.. bye..
👍👍👍💪💪💪🙏🏻🙏🏻🙏🏻