Prasetya terpaksa menikahi perempuan pilihan orang tuanya karena desakan dari orang tuanya, namun selama pernikahan dia tidak pernah mencintai perempuan yang telah menjadi istrinya itu karena hatinya sudah memilih perempuan lain yang menjadi kekasihnya selama mereka masih sekolah. Namun demi memenuhi keinginan orang tuanya dia rela menikahi perempuan pilihan orang tuanya.
Namun ternyata wanita pilihannya tidaklah sebaik yang dia kira selama ini, kekasihnya ternyata memiliki sifat jahat yang hanya ingin menguasai harta miliknya. Dia pun juga memanipulasi perasaan Prasetya dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik di hadapannya. Tetapi, sifatnya berbeda ketika di belakang Prasetya. Dia bahkan memfitnah istri pertama Prasetya agar dia terlihat jelek di mata suaminya dan Prasetya tidak akan pernah menyukai istri pertama itu yang ternyata memiliki hati yang baik seperti malaikat.
Akankah kejahatannya bisa terbongkar dan memperlihatkan sifat aslinya itu?! bisakah Jasmine bertahan?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Perubahan Pras
"cukup! Sudah... cukup, kalian bikin aku tambah pusing saja! Bisa gak kalian tidak ribut sehari saja?! Urusan aku dikantor sudah banyak menguras tenaga dan fikiran aku. Bisakah kalian tidak bikin aku tambah fikiran?! Dan kamu Vi, bisakah kamu tidak mengusik Jasmine lagi?! Bisakah kamu menjadi wanita yang tenang seperti dulu?!" ucap Pras sedikit emosi.
"loh.. Kenapa mas, kamu sudah mulai belain Jasmine karena dia sudah memberikan tubuhnya untuk kamu?! Begitu..! Ah.. Kamu pasti senangkan karena jadi orang pertama yang nyentuh dia?! Karena kamu tidak bisa mendapatkannya dari aku?! Terus sekarang kamu jadi sok belain dia dan mulai peduli dengan dia?! Kamu mau ingkar janji kamu sama aku, mas?! Jawab..!!" bentak Viona dengan lantang.
"maaf mas, mbak. Aku tidak tahu masalah kalian apa, tapi lebih baik kalian selesaikan saja berdua tanpa melibatkan aku. Dan soal kejadian tadi malam, aku merasa aku tidak salah disini. Mas Pras lah yang memintanya lebih dahulu padaku lalu aku hanya menjalankan kewajiban aku sebagai seorang istri sah mas Pras yang diakui secara hukum agama dan hukum negara. Permisi.." ucap Jasmine sambil melengos meninggalkan mereka bedua.
"mas.., mas lihat sendiri kan bagaimana tingkah wanita kampung itu?! Dia menjadi semakin sombong kalau kamu membela dia" kata Viona semakin kesal.
"sudahlah Vi, memang benar apa kata Jasmine akulah yang memintanya lebih dulu. Aku tahu aku memang salah, tapi dia juga istri aku yang sah dan dia juga berhak atas aku suaminya. Dan tolong jangan kamu bahas lagi soal ini, aku sudah menahan diri untuk tidak emosi padamu. Dan aku tidak mau kita ribut hanya karena hal ini" kata Pras yang kemudian membawa Viona keluar dari kebun.
Di sisi lain Jasmine sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam untuk hari ini sesuai permintaan Pras yang memintanya untuk memasakan makanan untuk dirinya. Sementara Pras membawa Viona ke kamar untuk mengobati luka di kakinya akibat pecahan pot bunga yang terbuat dari tanah liat. Jasmine pun melihat mereka ketika mereka melewatinya saat di dapur, Pras membawa Viona dengan menggendongnya ala bridal.
Jasmine tidak terlalu memedulikan mereka dan hanya fokus pada kegiatan memasaknya, untuk menu makan malam kali ini Jasmine akan membuat tumis kangkung, telur bacem serta sambal sebagai pelengkapnya tidak lupa dengan lalapan sebagai cocolan sambal. Semua menu sederhana itu Jasmine masak dengan sepenuh hati.
Tidak lama setelah masakannya matang suara adzan Maghrib berkumandang, Jasmine pun bergegas meninggalkan dapur untuk sejenak melakukan sholat Maghrib. Jasmine pun menutup makanan yang sudah tersaji di atas meja dengan tudung saji dan meninggalkan disana. Lalu kemudian Pras pun turun dengan menggunakan baju Koko nya dengan sajadah yang di letakkan di bahu kanannya.
Pras berjalan menyusul Jasmine yang sudah lebih dulu menuju ke mushola kecil di rumahnya. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sholat berjamaah di mushola kecil itu, Pras pun maju sebagai imam sholat dan memimpin Jasmine yang sholat di belakangnya. 10 menit berlalu rangkaian kegiatan ibadah itu akhirnya selesai, Jasmine tidak langsung beranjak dari tempatnya dia lantas mengambil Al-Qur'an yang tersimpan di lemari kecil di sudut ruangan mushola itu dan mulai membacanya.
Suaranya yang merdu dan mendayu membuat hati Pras menjadi tenang dan damai, pikirannya yang sejak tadi pulang kerja berisik sekarang seolah semua itu hilang begitu saja. Pikirannya akhirnya bisa tenang dan kembali normal, tanpa disadari Pras sejenak memejamkan mata dalam duduknya. Perasaannya begitu damai dan nyaman sampai membuatnya betah berlama-lama di tempat itu. Tanpa terasa 1 jam telah berlalu dan adzan isya pun berkumandang Pras pun bangun dan segera mengambil air wudhu kembali, sedangkan Jasmine menunggu dengan sabar sampai Pras kembali. Mereka pun akhirnya kembali melakukan sholat berjamaah bersama.
Setelah selesai mereka pun masuk ke dalam rumah dan mulai makan malam dengan lauk yang sudah dingin karena terlalu lama di biarkan di atas meja. Namun meski lauknya sudah dingin tapi hal itu tidak mengurangi lezatnya makanan tersebut, Pras dan Jasmine pun makan berdua tanpa hadirnya Viona disana.
"mas, apa mbak Viona tidak makan bareng kita?! Kasian dia mungkin mbak Viona belum makan dari tadi siang. Soalnya aku lihat tadi mbak Viona seharian ini menangis" ucap Jasmine yang terlihat khawatir.
"biar saja, kalau pun dia lapar nanti dia akan turun sendiri. Lagipula lukanya tadi tidak terlalu parah sampai membuat dia tidak bisa berjalan" ucap Pras mengabaikan.
Jasmine pun tidak bicara lagi dan kembali melanjutkan kegiatan makannya, setelah selesai dia mencuci piring bekas makannya di wastafel.
"mas mau aku buatkan teh hangat?!" tanya Jasmine setelah selesai mencuci piring.
"Hem.. Boleh, tolong bawakan ke ruang kerja saya Jasmine" ujar Pras yang kemudian berlalu menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya.
Jasmine kembali ke dapur dan menyiapkan secangkir teh hangat untuk Pras, beberapa menit kemudian Jasmine membawa teh itu ke ruang kerja Pras bersama beberapa kue kering dalam nampan. Saat berada di depan pintu ruang kerja itu Jasmine pun mengetuknya sebelum dia masuk.
Tok! Tok! Tok!
"masuklah" ucapan Pras terdengar cukup nyaring. Jasmine pun masuk dengan membawa nampan berisi secangkir teh dan kue kering dalam toples kecil.
"ini mas teh nya" ucap Jasmine dengan lembut dan berjalan perlahan menuju ke meja kerja Pras.
"iya.. Taruh saja di meja itu. Terima kasih" ucap Pras tanpa menoleh dan hanya fokus pada laptopnya serta berkas yang ada di tangannya.
Setelah meletakkan teh dan kue tersebut, Jasmine lekas keluar dari ruangan itu. Jasmine menutup pintunya kembali dan berjalan menuju ke anak tangga, namun sebelum dia sampai di anak tangga Jasmine berpapasan dengan Viona yang baru keluar dari kamarnya. Viona menatap Jasmine dengan tatapan marah yang penuh kebencian dan seolah menaruh dendam.
"Hem.. Mulai mau sok cari perhatian ya kamu, agar mas Pras bisa memberikan hatinya buat kamu. Jangan mimpi kamu Jasmine, selagi masih ada saya hati mas Pras akan selamanya menjadi milik saya" ucap Viona dengan sinis.
Jasmine hanya tersenyum tipis mendengar ucapan itu kemudian membalas perkataan Viona "jangan yakin dulu mbak, karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Sebab perasaan manusia itu rapuh dan mudah berubah, jika Allah yang membalikkan hatinya mas Pras. Maka tidak ada seorangpun yang bisa mencegah hal itu, sebab Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia. Jadi, mbak jangan terlalu terburu-buru menilai hati seseorang" balas Jasmine dengan elegan tanpa mengintimidasi.
Viona pun berdecak kesal dengan ucapan balasan Jasmine yang seolah terlalu pintar berbicara di bandingkan dengannya. Viona pun tidak mampu lagi membalas ucapan Jasmine dan segera pergi meninggalkan Jasmine disana. Jasmine menggelengkan kepalanya melihat madunya yang tidak bisa berkata-kata dengan ucapannya.
"mbak, mbak. Mbak mungkin terlihat pintar di luar tapi sesungguhnya pengetahuan mbak soal agama tidaklah terlalu banyak. Mbak tidak ayal hanyalah seorang yang naif dan masih awam dengan ilmu agama. Dunia ini tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan, melainkan atas kehendak Allah. Kita manusia tidak bisa melawan takdir yang Allah gariskan sejak kita lahir ke dunia, mbak boleh saja merasa menang karena mendapatkan cintanya mas Pras. Tapi jika kita tidak melibatkan Allah dalam segala hal urusan kita, maka itu semua akan sia-sia. Karena doa dari orang yang terdzolimi itu sangat mustajab bahkan bisa sampai menembus langit ke tujuh" ucap Jasmine seorang diri.