NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti Untuk Tuan Muda

Pengantin Pengganti Untuk Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Romantis / Arogan / Konglomerat / Drama / Pengantin Pengganti / Tamat
Popularitas:55.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Biru Samudera

Season 1.

Kisah cinta antara bangsawan buta dengan seorang pelayan.

Alex Smith, seorang bangsawan raya yang mengalami kebutaan karena kecelakaan. Sialnya lagi, ia ditinggalkan oleh calon istrinya yang tidak mau menerima keadaan Alex.

Pada akhirnya, Alex menikah dengan Kinara Lee, seorang pelayan biasa yang menjadi pengantin pengganti. Kinara rela menikah dengan laki-laki yang tak mencintainya hanya karena tawaran yang menggiurkan.

Namun, benarkah hanya itu alasan mereka untuk menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru Samudera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Salah Paham

"Keluar!" geram Alex, bukan karena kesal, tapi lebih karena malu. Ia malu karena tubuhnya memberi reaksi diluar kendalinya. Juga karena Billy sialan itu pasti akan terus menggodanya untuk jangka waktu yang tak dapat ditentukan.

Kinara tercekat, lalu berjalan secepat kilat menuju pintu tanpa mengatakan sepatah kata pun. Gadis itu duduk di tepi ranjang sambil memegang dada kirinya.

Deg. Deg. Deg.

Jantung gadis itu berdetak cepat dengan tempo tak beraturan. Jemarinya terlihat gemetaran. Wajahnya memerah ketika kembali mengingat adegan tadi. Tangan tuan muda terasa begitu pas dan ... ahh!

Kinara memukuli keningnya sambil memaki, "Dasar bodoh! Bodoh! Bodoh! Apa yang kau pikirkan, Gadis Bodoh?"

Seluruh permukaan kulit gadis itu meremang, seakan kedua telapak tuan muda Smith masih menempel di dadanya. Rasanya ... arrhg! Cukup, Kinara!

Tenang, Nara ... tenang.

Tarik napas ... embuskan ....

Tarik napas--

Bruk!

Kinara terlonjak ketika mendengar suara benturan yang cukup keras. Refleks, kakinya bergerak menuju kamar mandi dengan cepat. Rasa khawatir mengalahkan rasa malu yang baru saja melanda dirinya.

"Tuan Muda?!" Gadis itu mendorong pintu kamar mandi dan melongok ke dalam. Pemandangan di hadapannya membuat Kinara memekik karena terkejut.

"Oh, ya ampun! Apa yang terjadi, Tuan?"

Kinara menghampiri tuan mudanya yang tergeletak di atas lantai. Sepertinya pria itu jatuh saat akan melepas celana. Ada sedikit noda merah di pinggiran bathtub.

Alex Smith mengerang sambil memegang keningnya yang berdarah dan mencoba bangun, tapi tidak berhasil.

"Sial!" maki pria itu. Kepalanya dipenuhi bayangan dua bukit kenyal yang hangat dan menggoda itu sampai-sampai kehilangan fokus.

"Anda tidak apa-apa?" tanya Kinara, khawatir. Ia mengambil kotak P3K di lemari kamar mandi dan berjongkok di sisi Alex. Untunglah luka tidak terlalu dalam, hanya sedikit tergores. Gadis itu membersihan luka di kening Alex dengan cekatan, mengoleskan obat antiseptik dan meniup-niup luka itu sebentar.

Alex menelan ludah. Embusan napas gadis itu terasa hangat dan wangi menerpa wajahnya. Mata pria itu terpejam, lagi-lagi sentuhan gadis di dekatnya itu menimbulkan gelenyar aneh yang ia tidak mengerti. Bayangan dua gumpalan lembut kembali menari-nari dalam kepala Alex. Tubuh pria itu menegang ketika tangan Kinara yang menempelkan plester menyentuh pelipisnya.

"Menjauhlah!" sentak Alex. Telapak tangan Kinara yang menempel di tubuhnya itu seperti mengalirkan listrik yang menggelitik seluruh inderanya.

"Ah, maaf ...." Kinara menatap Alex Smith dengan raut sedih, tak menyangka sikap tuan mudanya akan seperti ini.

"Pergi, panggilkan pelayan yang biasa membantuku mandi. Kau tidak perlu repot-repot mengurusi aku," ujar Alex Smith dengan wajah datar. Pria itu susah payah menahan agar ekspresi wajahnya tidak berubah. Ia tidak ingin Kinara mengetahui bahwa sentuhan gadis itu membawa dampak besar bagi dirinya.

"Baik. Anda tunggu sebentar." Gadis itu berdiri dengan kedua tangan terkepal erat, lalu berjalan keluar. Air matanya hampir jatuh.

Sialan! Mengapa rasanya sakit sekali?

Gadis itu mendongak, berusaha menghalau bulir bening yang sudah menggenang di pelupuk mata. Ia membuka pintu kamar dan berjalan keluar, hendak mencari kepala pelayan.

"Apa semua orang kaya selalu sombong dan arogan seperti itu? Aku 'kan hanya ingin membantu, bukannya mau merampas semua harta pria brengsek itu! Mengapa harus bersikap sekasar itu padaku?" omel Kinara pelan.

Dasar brengsek! maki Kinara dalam hati ketika air matanya tetap menetes dan mengalir di pipi.

Dugh!

"Aw!" pekik Kinara sambil memegang keningnya. Siapa orang yang ....

"Anda baik-baik saja, Nona?"

"Tuan Billy?" Mata Kinara melotot, lalu wajahnya memerah hingga ke leher. Pria di hadapannya ini pasti telah salah paham ketika melihatnya dan tuan muda Smith saat di dalam kamar mandi tadi.

"Tuan, yang Anda lihat tadi--"

"Kamu menangis?" tanya Billy dengan kening berkerut.

"A-apa? Menangis?" Kinara menggeleng cepat, tangan kanannya bergerak naik untuk menghapus jejak air mata. "Tidak!"

"Alex membuatmu menangis?" Terdengar jelas nada tidak suka dalam suara Billy. "Pria itu memang minta dihajar. Beraninya membuat wanita sebaik kamu menangis."

"Tidak! Tidak! Mata saya hanya kemasukan debu. Dan, soal di kamar mandi tadi, saya terpeleset jadi tuan Alex mencoba menolong saya. Anda jangan salah paham, ya."

Mata Billy menyipit, menatap Kinara dengan curiga. Ia mencondongkan tubuh ke arah Kinara, lalu bertanya pelan, "Kamu sangat menyukainya, ya? Sampai-sampai membelanya seperti ini?"

"Apa?" Mata Kinara membulat sempurna. "Oh, astaga. Bisakah kita bahas nanti? Saya harus memanggil pelayan untuk membantu tuan Ales mandi. Jika terlalu lama, saya takut dia akan memenggal kepala saya."

Kinara hendak berjalan melewati Billy, tapi pria itu menahan pergelangan tangannya.

"Biar aku saja," kata Billy sebelum masuk ke kamar Alex, meninggalkan Kinara tertegun di tempatnya.

***

"Apa yang telah kau lakukan padanya?" tanya Billy begitu memasuki kamar mandi. Ia bahkan tidak mau repot-repot menanyakan keadaan Alex yang masih setengah berbaring di lantai.

"Apa?" tanya Alex, tak mengerti.

"Apa yang telah kau lakukan padanya," ulang Billy dengan penuh penekan.

"Melakukan apa? Pada siapa?"

"Siapa lagi? Tentu saja gadis malang itu! Kau selalu berbicara dengan ketus padanya, mengejek apa pun yang ia lakukan. Memangnya kau pikir dia itu patung? Boneka?" cecar Billy, meski demikian, ia tetap membantu Alex bangun dan duduk di atas kursi rodanya.

"Apa maksudmu? Gadis malang yang mana? Memangnya apa yang telah kulakukan?" Alex masih tetap tidak mengerti mengapa sahabatnya itu datang dan mengocehinya seperti ini.

"Mana aku tahu? Kau yang melakukan hal itu, kenapa bertanya padaku?"

"Aku melakukan hal apa?" teriak Alex frustasi.

"Kau melecehkannya?" Billy bersedekap dan menatap Alex dengan intens.

"Aku apa? Melecehkan siapa?"

"Nona Kinara."

"Kinara? Apa maksud semua ini? Siapa yang mengatakan padamu kalau aku melecehkan Kinara? Apa gadis itu yang mengadu padamu?" Kali ini Alex Smith yang terlihat mulai kesal.

"Tidak," jawab Billy, "Dia terlalu sibuk mengomel dan menangis sampai-sampai menabrakku di depan kamarmu. Memang dia tidak mengaku saat kutanyai, tapi satu-satunya pelaku yang bisa membuatnya menangis hanya kamu. Jadi, apa yang telah kau lakukan padanya?"

"Menangis?" tanya Alex, "Kenapa dia menangis?"

Billy terdiam sesaat sebelum mengacungkan telunjuknya ke arah Alex sambil berkata, "Jelas-jelas aku mendengar nona Kinara mengatakan 'pria brengsek' yang sudah pasti ditujukan padamu. Selain kamu, tidak ada pria brengsek lainnya dalam ruangan ini. Dan nyatanya kau memang brengsek, sudah membuat gadis itu menangis, tapi tidak menyadari kesalahan apa yang sudah kau perbuat."

"Tutup mulutmu!" Rahang Alex mengatup erat. Ia memang brengsek, tapi tidak perlu diulang-ulang seperti itu 'kan!

Billy mengabaikan Alex Smith dan kembali berkata, "Aku mengingatkanmu sebagai seorang sahabat, jangan sakiti nona Kinara. Kau sangat beruntung bisa mendapatkan gadis itu. Jaga dia baik-baik. Mengerti?"

Alex bergeming, ia duduk tegap di atas kursi roda dengan sikap angkuh. "Kau datang ke sini ingin membantu atau menceramahiku?" ketus pria itu dingin.

"Tadinya aku ingin membantumu, tapi melihat sikapmu yang menyebalkan ini membuatku kesal. Aku akan keluar dan memanggil pelayan."

"Kamu--"

Perkataan Alex belum selesai ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka lalu menutup dengan cepat. Pria itu merenung, apa yang membuat Kinara menangis? Apakah ada kata-kata kasar yang tidak sengaja ia ucapkan? Atau gadis itu salah paham atas penolakannya tadi?

"Arrgh ...!"

Alex Smith mengacak rambutnya dengan putus asa. Apakah ia harus menjelaskan alasannya menolak bantuan gadis itu?

Tidak mungkin! Bagaimana kalau gadis itu berbalik menertawaiku? Ah, persetan! Aku bisa gila kalau terus memikirkannya!

***

1
Endah Setyati
Aku juga ngulang baca lagi,,keinget cerita Kinara yg penuh perjuangan,,merinding ,sedih ,ketawa,kecewa ,bahagia jadi satu ,semua rasa masih sama seperti dulu waktu baca pertama kali
Sarti Sarti
Aku baca ulang setelah 5 tahun kar GK Nemu novel yang cocok aku ingat lagi judul judul novel di nt yang paling q suka ☺️
Renesme
Bagus dan seru. Agak sadis dan sedikit kecewa karena pemeran utama dibikin meninggal. Tapi seperti halnya kehidupan tidak semua hal sesuai keinginan kita kan, jadi terima kasih kak author atas ceritanya yang bagus...
Renesme
Wahh iya Daniel sangat cocok dengan dr Ana. Daniel yang pertahatian dan romantis dan dr. Ana yang anti cinta. Pas banget, musuh jadi bucin dah
DEWI FRANSISKA
sangat bagus 👍
𝓖𝓲𝓽𝓪 𝓹𝓮𝓫𝓻𝓲𝓪𝓷𝓲◗  
hallo mak aku hadir lagi di januari 2025 .. kangen alex-nara🥰
Bakul Lingerie
masa pandemi dlu, novel ini menemani hari2 isolasi di rumah.
Alex- Nara cuma di kasi bareng ga sampe 2 th.. Kasian Alex..
ya ampuuun skrg baca lagi, ttp mewek jugaaa😭😭
Reni Trisnawati
berulang kali baca part ini. pasti nangis terus.
Aqilla kemi Aqilla
Biasa
Khalid Setiawan
gerah banget lah 😁😁
Khalid Setiawan
keren
Khalid Setiawan
mama orion semangat nulis lagi ya
Khalid Setiawan
kak biruuu
Erlinda Noviyani
Aku ngulang baca lagi setelah emmm brapa tahun yg lalu ya, apa ada yg berubah ya 🤔
Marhaban ya Nur17
g nafsu ama visual e wkkwkw
Marhaban ya Nur17
jujur y thor gw di cerita novel manapun klo ada kasus cewek yg di lecehin gtu jujur benci wkwkkwk se akan udh menegaskan klo cewek emang objek buat pelecehan
Tasya Indrayanti
Luar biasa
Marhaban ya Nur17
gw jd takut ama bang Daniel wkkww
Marhaban ya Nur17
bahasa kalbu e ngeri y kalimate wkwwkkw
Marhaban ya Nur17
g kuat gw ama viaualnya thor wkkwkw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!