NovelToon NovelToon
Istri 108kg Tuan Bara

Istri 108kg Tuan Bara

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:9.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunga Peony

Hanya karena bentuk fisik yang tak seindah wanita lain. Alice harus menelan pil pahit sebuah pengkhianatan suami.

"Ckkk." Gavin berdecak seraya terkekeh mengejek. "Apa kamu tak berkaca, Alice? Lihat tubuhmu itu, sudah seperti babi putih. Bulat tak ada lekukan. Ukuranmu yang besar itu sudah membuatku jijik. Jangankan untuk menyentuhmu, senjataku saja tak mau berdiri saat melihatmu mengenakan pakaian minim di kamar. Apa pun yang kamu kenakan untuk merayuku, tak mampu membuatku berhasrat padamu. Apa kau mengerti!"

Penghinaan serta pengkhianatan yang Gavin lakukan pada Alice meninggalkan luka yang begitu dalam, hingga membuat hati Alice membiru.

Mahkota yang seharusnya ia hadiahkan pada suaminya, justru menjadi malam petaka dan cinta satu malam yang Alice lakukan pada Bara, kakak iparnya sendiri.

Bagaimana malam petaka itu terjadi? Bagaimana Bara bisa menyentuh Alice saat suaminya saja jijik menyentuhnya? Lalu apa yang akan Alice lakukan untuk melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Peony, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Pekerjaan baru

Yonna menatap layar persegi yang ada di hadapannya dengan serius, tangannya menari-nari di atas tombol yang ada di keyboard. Ruangan kerja milik Yonna berada bersebelahan dengan milik Steven dan hanya dibatasi kaca bening tinggi.

Steven melirik Yonna yang masih tampak focus dengan pekerjaannya, lalu beralih melirik benda kecil yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah jam makan siang, namun tampaknya wanita itu tak juga menunjukkan tanda-tanda akan bergerak dari tempat kerjanya itu.

“Wanita pekerja keras. Aku pikir ia akan kebingungan di hari pertamanya kerja, karena ia bilang tak punya pengalaman dalam bidang itu. Tetapi tampaknya aku terlalu meremehkannya,” Steven memuji di dalam hati. Lelaki hitam manis itu tersenyum simpul tanpa mengalihkan pandangannya.

Yonna yang merasakan ada yang memperhatikannya pun mulai melirik, pandangan mata mereka bertemu untuk sesaat.

“Ada apa?” tanyanya dengan wajah datar. Steven terkejut, tetapi dengan cepat ia menetralkan raut wajah terkejutnya. Lelaki tidak sadar jika Yonna membalas tatapan matanya sudah beberapa menit.

Dada pria itu berdebar setelah mendapat senyum manis yang diberikan Yonna. Sebagai seorang pria single tentu ia terpikat dengan wajah cantik dan tubuh proposional yang mendekati kata sempurna itu.

“Tidak ada. Sudah jam makan siang, apa kamu mau makan siang bareng denganku? Aku yang traktir,” tawarnya. Ia rasa tak ada rasanya ia mengajak wanita cantik itu untuk makan bareng sebagai tanda sambutan hari pertama ia bekerja di perusahaan itu.

“Tidak perlu, aku tak mau merepotkan.”

Lelaki hitam manis itu menggerakkan tangannya, menepis tanggapan Yonna.

“Tentu tidak, di sini memang sudah biasa mentraktir karyawan baru untuk makan siang ataupun makan malam di hari pertama kerjanya. Ya, anggap saja sebagai perkenalan selamat datang.”

“Benarkah? Lalu kenapa kita tidak ajak yang lain? Semakin ramai pasti semakin seru.”

“Boleh juga asalkan kamu mau. Mau ya?” ajak Steve sekali lagi. Wajah pria itu dibuat seimut mungkin dari balik kaca bening.

Yonna terkekeh melihat tingkah pria itu, selain ramah steven juga lucu. Ia kerap membuat banyolan- banyolan receh yang bikin ia tertawa lepas. Setidaknya pria di hadapannya ini, cukup mengusir rasa canggung yang Yonna miliki di tengah-tengah suasana baru yang tercipta.

Baru saja wanita itu hendak membuka mulutnya untuk menjawab ajakan Steven, telpon di samping komputernya berbunyi.

Yonna tentu lebih dulu mengangkat panggilan itu terlebih dahulu karena itu adalah panggilan dari

Tama yang kini menjadi bossnya.

“Baik, Pak!”

“Iya, saya akan bersiap-siap!” jawabnya sembari mengangguk patuh menjawab telpon tersebut. Steve memicingkan mata menatap dengan penuh minat.

“Pak boss nyuruh aku keluar bareng dia, jadi maaf nggak bisa makan bareng kamu hari ini,” jawab Yonna. Seakan mengerti arti tatapan ingin tahu pria itu, tentunya setelah mematikan sambungan telponnya lebih dulu.

“Ckk … bakalan keduluan sama bos ini, payah!” decaknya pelan.

Tama keluar dari ruangannya melewati ruangan Steven dan Yonna. Ia berdiri tepat di depan kabinet Steven, wajah pemuda itu tampak di tekuk tak sedap dipandang.

“Ada apa dengan wajahmu? Habis kalah taruhan?” cibir Tama. Menjadi asisten pribadinya selama beberapa tahun membuat keduanya dekat bagai teman, saat di luar jam kerja.

“Bukan, kalah start dari yang punya pangkat,” dengkus Steven. Ia beranjak dari duduknya dan keluar menghampiri bosnya tersebut.

Tama memicingkan mata. “Jangan ganggu yang ini, ini jatahku!” bisik Tama pada Steve dengan mata yang melebar syarat akan ancaman.

Seperti penguasa hutan rimba yang menunjukkan wilayah otoritasnya, hingga lawan mengerti dan tak bisa mengusik.

“Nah … betul apa yang aku pikirkan. Donjuan satu ini mana mungkin akan melewatkan kesempatan emas dengan adanya wanita cantik ini,” batin pria hitam manis itu, ia menarik sudut bibir membentuk sebuah seringai.

“Iya, iya … bos saya paham!” ketusnya. Matanya melirik Yonna yang sedang bersiap dengan tas kecil di bahunya. Wanita itu hanya menyiapkan meja kerjanya sedikit agar tidak berantakan saja, bukan memperbaiki make up atau berdandan seperti kebanyakan wanita yang ada di kantor itu.

Make up yang dikenakan Yonna nyaris begitu tipis hingga wajahnya tampak begitu natura, emang dasar wajah cantik, mau di make up atau tidak ya tetap saja cantik. Pikir Steven memuji yonna kembali, walau berkata iya pada bosnya tetapi takdir dan jodoh di tangan Tuhan. Selagi janur kuning belum melengkung, siapa pun bebas mengambil hati wanita itu.

“Huk .. huk …!” Tama pura-pura batuk untuk mengalihkan tatapan mata asistennya itu. Sebagai lelaki ia tahu arti tatapan mata pria itu, tatapan ketertarikan pada lawan jenis.

“Ayo berangkat!” ajak Tama langsung. Yonna mengangguk, mereka berdua pergi meninggalkan Steve yang merengut seorang diri. Apa yang bisa ia lakukan, tak mungkin menikung bos sendiri kan! Tentu ia akan kalah dari segi materi.

Saat ini mereka berdua di dalam lift dalam keadaan diam satu sama lain. Tama sesekali melirik wajah Yonna dari balik pantulan dinding lift. Hingga pintu lift terbuka, masih belum ada yang membuka suara, Yonna berjalan dengan anggun di belakang Tama. Ia menyeimbangkan langkah kakinya agar tidak mendahului ataupun tertinggal jauh.

Banyak mata yang memandangnya dengan tatapan iri, hampir semua wanita yang ada di kantor itu ingin dekat dengan seorang Tama Dirgantara—pria muda yang mapan dalam segi materi. Tapi tak satu pun yang dapat membuat pria itu mampu memantapkan hati pada satu orang wanita. Mereka yang berpacaran pada seorang Tama Dirgantara tak lebih dari dua atau lima bulan saja lamanya.

Bagi seorang Tama, wanita yang dapat ia beli dengan uang adalah wanita yang tak lebih nilainya dari sebuah barang. Setelah bosan tinggal ganti barang yang baru. Entah apa yang merasuki pikiran Bianca hingga mengiring Yonna pada pria yang terlihat manis di luar tetapi liar di dalam hatinya.

“Coba lihat! Itu karyawan barunya Pak Tam kan? Beruntung sekali dia menjadi sekretaris pribadi Pak Tam!” bisik seorang wanita yang berdiri dekat meja resepsionis yang mereka lewati bersama dua orang temannya.

“Paling juga Cuma tahan satu atau dua bulan seperti sekretaris sebelumnya, mau taruhan!” timpal yang tengah cepat.

“Husst … diam! Nanti pak Tama dengar bisa mampus kita,” tegur yang satunya yang berdiri di balik meja resepsionis. Wanita yang berbicara ramah dengan Yonna kemarin dan bahkan wanita itu juga yang mengantarnya hingga lift.

Yonna menatap punggung lelaki yang masih berjalan dengan santai dan gagah di hadapannya ini, seakan bisikan-bisikan karyawan perempuannya itu hanyalah dengungan kumbang semata.

“Tak ada respons, apa mungkin ia tak mendengarnya? Tapi tak mungkin, aku saja dengar masa ia tidak?” pikir Yonna heran.

Biasanya bos besar yang ia kenal akan membentak dan memaki karyawan yang kedapatan membicarakannya di belakang, tapi bosnya kali ini berbeda. Ia seakan menikmati menjadi topik perbincangan dengan gayanya yang stay cool.

1
niktut ugis
andai Gavin tau janin siapa yg ada dlm rahim Giselle, ortu Gavin juga teryata ortu tak berakhlak
V.Art
terlalu blebet
Diana Anin
murahan juga loh udah di sakitin masih ketempelan
Lamsiah
bener kamu sendiri yang memainkan api yonna alias Aline dan sekarang kamu terbakar oleh api yang kamu ciptakan dan sekarang rasakan gimana rasanya enak gak , makanya jangan suka memancing gini kan jadi nya
Lamsiah
udah tau suami belum pulang kerja jangan main buka aja pintu nya kenapa gak diintip dulu dari jendela kan bisa , kalau buat mancing orang aja bisa pas udah gitu aja kaya kerupuk kejebur air lempem gak berdaya gak bisa melawan sok kuat sok pemberani gak tau nya penakut dan gak bisa jaga kehormatan diri sendiri dan keluarga
Lamsiah
gak lakinya gak bininya sama gila apa salah minum obat x
Lamsiah
hilang rasa percaya diri dan rasa benci menjadi satu udah tiada dapat di pungkiri lagi bahwa itu penyakit hati yang paling dalam
Lamsiah
aku kira yonna akan berubah dan menjadi gadis baik lembut sopan anggun eeh ternyata seperti wanita murahan gak punya moral gak punya harga diri bahkan suami sendiri di gituin dan apa bedanya yonna sama Gavin gissel kalau kaya gitu sama sama murahan
Lamsiah
emang susah kalau pikiran nya kotor dan jahat terus gak akan berubah kecuali ia cacat dan tertimbun tanah alias isdet mati
Lamsiah
gak hanya dosa sama suami tapi udah durhaka kepada suaminya masa balas dendam melalui suami gak etis sama jahatnya sama kaya davin
Lamsiah
kalau seperti itu apa bedanya Aline atau yonna sama mereka apakah kejahatan di balas kejahatan gak bahkan ada orang lebih dari masalah ailine tapi mereka menganggap itu bentuk ujian dari Robb nya karena kalau ingin mendapatkan yang terbaik kita harus mendapatkan ujian dulu dan sekarang ingin balas dendam sama mantan suami sama madu tapi suami nya yang di jadikan korban salah tar gimana kalau karma itu berbalik pada diri sendiri
Lamsiah
jadi kesannya kayak cewek murahan sih thoor kaya gak ada harga diri nya masa iya menjalin hubungan lagi sama mantan kalau aku ogah siih thoor apalagi orang itu yang udah merendahkan martabat kita udah membuang kita bagai barang tak berharga berguna
Lamsiah
sebaiknya mertua gak sama seperti orang tua sendiri apalagi dengan dalil menantu kesayangan kalau udah ada ganti pasti terlupakan
Lamsiah
jangan mau jadi wanita begok mau direndahkan badan masih muda masih pirgin kenapa repot masalah jodoh kalau memang ada dia akan datang dan menerima mu bukan sebalik nya
Cinta Salsabila
keren 👍👍👍
Titien Prawiro
ceritanya ruwet.
Dhini Anugrah Anum Nasution
ok
Amora
👍
Vien Habib
Luar biasa
Anonymous
Next senja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!