Diva Afkar. Wanita cantik yang berumur 20 tahun. Harus menghadapi masalah yang begitu berat. Mulai dari pengihatan sang adik yang merebut kekasih nya.
Begitu juga Ibu tiri dan ayah kandung nya, yang menjual Diva kepada seorang pengusaha tua kaya-raya.
Akan tetapi keberuntungan memihak kepadanya. Ternyata pengusaha tua itu menikah kan Diva dengan putra tungal pengusaha tersebut.
Bagai mana kelanjutan nya? Simak terus episode-episode berikut ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #23
"Wanita ini, masih pagi sudah mengigau. " (Ucap Aziel kesal.)
Tampa sengaja Diva memeluk Aziel dan kembali tertidur.
Aziel yang tidak habis fikir dengan apa yang di lakukan istri nya itu pun hanya bisa menatap wajah manis Diva yang masih tertidur pulas.
"Ternyata, wajah nya memang sangat cantik, bahkan jika tidak menggunakan riasan. " (Ucap Aziel menatap lekat wajah Diva.)
"Arghh, tidak! Aku tidak bisa seperti ini aku hanya mencintai Luna. " (Batin Aziel.)
08.20
Kini Aziel dan Diva sudah Bangun dari tidur mereka dan juga sudah lengkap dengan seragam kantor nya.
Tap ... tap ... tap.
Langkah kaki Diva menuruni tangan menuju meja makan.
"Morning bibi, morning Sela. " (Ucap Diva duduk di kursi meja makan.)
"Morning sayang. " (Jawab marisa menyiapkan roti bakar.)
"Morning kakak ipar. " (Ucap Sela yang seperti nya juga ingin ke kantor.)
"Woahh, kau sudah akan masuk kerja hari ini? " (Ucap Diva kagum.)
"Sebenarnya aku tidak tau, tetapi kak Ziel yang menyuruh ku untuk berpakaian seperti ini. " (Adu Sela kepada Diva.)
"Diva, bukan kah kau membutuhkan seorang sekertaris? " (Tanya Aziel sambil duduk di meja makan.)
"Iya benar sekali, lalu?" (Tanya Diva bingung.)
"Tunggu, apa aku akan menjadi sekertaris kakak ipar? " (Tanya Sela dengan mata berbinar.)
"Iya, menurut ku lebih baik kau yang menjadi sekertaris Diva. " (Ucap Aziel memakan sarapan nya.)
"Benar kah? Aku akan sangat senang jika Sela yang mendampingi ku. " (Ucap Diva tersenyum senang.)
"Huaa, akhirnya aku bisa bersama kakak ipar setiap hari. " (Ucap Sela bahagia.)
Acara sarapan pagi mereka pun selesai Diva, Sela. dan Aziel pun berangkat ke kantor bersama. meskipun beda kantor tetapi arah nya tetap sama.
Diva pun memperkenalkan Sela kepada seluruh karyawan nya, setelah itu Sela di antar oleh bawahan nya ke ruang kerja nya.
Sementara itu di sisi lain
"Sayang aku brangkat dulu. " (Ucap Brian memasuki mobil nya.)
"Baik lah hati-hati. " (Ucap Tara lalu masuk ke dalam rumah.)
"Tara, bagaimana kapan Brian akan merebut kembali perusahaan kita?" (Ucap Maya mendekati Tara.)
"Sabar lah bu, aku akan terus mendesak nya. " (Ucap Tara memegang tangan Maya.)
"Sampai kapan, nama keluarga kita akan hancur jika orang-orang tau bahwa kita sudah jatuh miskin, dan sekarang kita hanya bergantung pada Brian. " (Ucap Maya begitu emosi.)
"Lalu apa yang harus aku lakukan? " (Tanya Tara bingung.)
Maya pun membisikkan rencana jahat nya ke telinga Tara.
"Baik lah bu, aku akan mencoba nya. " (Ucap Tara bersemrik.)
Ting....
Suara pesan masuk di ponsel Diva.
Diva yang sedang asik memainkan laptopnya pun menoleh ke arah ponsel nya.
Isi pesan:
"Kakak, apa kita bisa bertemu di kabel dkat kantor siang ini? " (Isi pesan dari Tara.)
Diva yang sudah tau apa yang ingin di utarakan oleh Tara pun hanya tersenyum miring,
"Baik." (Balas Diva.)
"Awas kau aku akan mereka kembali perusahaan itu!" (Batin Tara berjalan keluar dari kamar nya.)
12.20
Diva berjalan keluarg dari ruangan nya.
"Nona muda. " (Ucap Sela sambil sedikit tersenyum.)
"Aishh, jangan pangil aku seperti itu, pangil aku seperi biasanya oke. " (Ucap Diva malu.)
"Tidak mau, aku tidak bisa memangil mu seperti di rumah apa kau lupa ini kantor mu. " (Ucap Sela menyengol lengan Diva.)
"Huh, terserah mu saja. " (Ucap Diva kewalahan menghadapi adik ipar nya itu.)
"Ngomong-ngomong, nona muda mau kemana? " (Ucap Sela menyaingi jalan Diva.)
"Em, Sela aku ada urusan mendadak. " (Ucap Diva berjalan cepat.)
"Jangan lupa, sore ini ada miting penting. " (Ucap Sela kepada Diva.)
"Oke, kau urus semuanya aku hanya sebentar saja. " (Ucap Diva masuk ke mobil nya.)
"Hati-hati." (Ucap Sela kembali masuk ke kantor.)
"Jalan pak. " (Ucap Diva kepada sopir nya.)
Setelah beberapa menit perjalanan, Diva pun tiba di sebuah kave yang tidak terlalu jauh dari kantor nya.
Terlihat Tara yang sudah menunggu nya di bangku kave paling pojok.
"Ada apa? " (Tanya Diva masih berdiri.)
"Kakak duduk lah. " (Ucap Tara sambil bermain ponsel nya, entah apa yang di rencanakan wanita jahat itu.)
Diva pun duduk berhadapan dengan Tara .
"Segera jelas kan, aku tidak punya banyak waktu. " (Ucap Diva malas.)
"Aku minta kau menyerah kan kembali perusahaan ayah. " (Ucap Tara menatap Diva.)
"Perusahaan ayah? Sadar lah kalian tidak punya apa-apa, Selama ini kalian hidup dengan kekayaan ibu ku! " (Bnetak Diva emosi.)
"Aku tidak peduli, kenapa ku melakukan ini? Kau ingin balas dendam pada kami? Dasar tidak tau terima kasih. " (Balas Tara menahan emosi.)
"Berterima kasih? Yang banar saja, aku tidak akan pernah berterima kasih pada orang yang sudah membuat keluarga ku berantakan. " (Ucap Diva mengepal kan tanggan nya.)
"Begini saja, bukan kah kau mencintai Brian, aku akan berpisah dengan Brian tetapi kembalikan perusahaan itu. " (Ucap Tara tersenyum sinis.)
"Ahahahah, lucu sekali, penawaran macam apa yang kau katakan. " (Ucap Diva tertawa renyah sambil bertepuk tangan.)
"Bagaimana, katakan saja kau masih mencintai nya bukan! Dengar! Seharusnya aku lah yang menjadi nona muda keluarga buana bukan kau! " (Ucap Tara membuat seisi kave merasa bingung.)
"Aku ingin bilang padamu, jika bermimpi jangan terlalu tinggi! Dan satu lagi jika kau menyuruh ku memilih antara lelaki bajinagan itu dan saham ku maka saham ku lebih berharga.
" Apa maksud mu berkata seperti itu? "(Ucap Tara memegang tangan Diva.)
" Maksud ku, aku tidak punya banyak waktu untuk mu. "(Ucap Diva menepis tangan Tara.)
Tampa ada sengolan sedikit pun, Diva tiba-tiba terjatuh di samping kursi, hal itu terlihat seperti di dorong oleh Diva.
" Akhhh, perut ku, sakit sekali. "(Ucap Tara memegang perut nya.)
Saat itu Brian baru saja tiba di kave tersebut karena sebelumnya Tara sudah SMS kepada nya agar datang ke kave itu.
Diva yang tau Tara berekting hanya tersenyum miring melihat tingkah konyol Tara.
" Diva apa yang kau lakukan! Tara sedang hamil! "(Ucap Brian berlari menuju Tara.)
" Ah, perut ku, sakit tolong aku. "(Ucap Tara menangis.)
" Ekting mu sangat bagus tapi sayang, aku tidak tertarik untuk menjadikan mu bintang film. "(Ucap Diva ingin berlalu pergi.)
Saat Diva ingin melangkah kan kaki nya, Brian menahan tangan Diva.
Diva, apa yang kau inginkan? Kenapa kau menyakiti Tara?" (Ucap Brian emosi.)
"Lepas kan! " (Bentak Diva.)
"Dengar! Aku tidak pernah menyakiti nya! Dia lah yang dengan sengaja terjatuh, dan satu lagi mulai sekarang jangan pernah mengangu ku lagi! " (Bentak Diva berlalu pergi meninggalkan kave tersebut.)
Sementara Tara merasa berhasil dengan rencana nya untuk membuat Brian semakin membenci Diva dengan begitu Brian akan melakukan cara apapun untuk membuat Diva menderita dan merebut saham Diva.
Bersambung ....
hy sayang kenapa kembali dg aziel yg ufah sangat22 nenyakiti hati
kenapa dak dg fimas yg jelas2 mencintai udah lamaaa sekali