Rudi seorang anak muda berumur 23 tahun, dari kota Medan.
Berbekal ijazah Diploma bertitel Ahli Madya, Dia berhasrat menantang kerasnya kota Batam.
Di kota ini, akankah dia menggapai cita, cinta dan masa depannya?
Karya ini terinspirasi dari kisah nyata seorang teman. Ditambah bumbu-bumbu imajinasi penulis.
Cerita tanpa basa-basi dan tanpa ditutup-tutupi. Hitam putihnya kehidupan anak manusia menjadi Abu-abu.
Ini bukan kisah seorang pahlawan tanpa cela dan juga bukan sholeh tanpa dosa.
Inilah realita kesalahan manusia yang diiringi sedikit kebaikan.
Selamat Membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manik Hasnan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.22 Slowly But Sure
Sekitar 15 menit berjalan kaki, Rudi pun tiba di ruli. Suara kriuk dari perutnya bersenandung. Ternyata dia lupa belum sarapan dari pagi hanya berbekal secangkir kopi. Kadang semua bisa lupa dan terlupakan jika seseorang dilanda keasyikan. Keasyikan akan mimpi, cita-cita bahkan kadang karena cinta.
Waktu luang kadang bisa berguna untuk kesadaran diri dengan diri sendiri, sadar dengan lingkungan dan sadar dengan semua makhluk. Ketika hidup dalam kesibukan kadang semua jadi serba otomatis. Bahkan tanpa berfikir semua bisa dilakukan. Akibat yang terjadi adalah sisi kemanusiaan akan hilang. Hidup terasa seperti robot yang terprogram.
Kenapa orang-orang susah untuk khusyu' dalam sholatnya?
Bacaan ataupun gerakan yang dilakukan berulang-ulang sebanyak tujuh kali akan tersimpan dalam memory. Jika hal ini terus berlanjut, maka dianggap sebagai hal yang valid dalam fikiran. Sehingga untuk melakukannya tidak dibutuhkan alam bawah sadar lagi.
So, bagaimana mengatasinya?
Dalam setiap sholat, biasakan membaca ayat yang berbeda-beda. Dan cara yang tidak kalah penting adalah kesadaran diri. Artinya luangkanlah waktu selama lima detik untuk mengingatkan diri apa yang sedang dilakukan.
Di pagi hari ketika mandi, apakah kita pernah menghitung berapa gayung air kita siramkan ke badan?
Apa yang pertama kali kita lakukan sebelum mandi. Bagian mana yang pertama kita basuh dan basahi? Tidak, bukan? Semuanya sudah serba otomatis tanpa berfikir lagi. Ini lah contoh kecil dari kesadaran diri yang hilang.
Kesadaran diri dan otomatisasi mempunyai nilai positif dan negatif pada setiap masing-masing. Jika kita ingin sesuatu yang terburu-buru lakukan dengan otomatis tapi jika kita ingin menikmati hidup lakukan dengan kesadaran diri.
Demikianlah sekilas tentang pentingnya kesadaran diri atau biasa dikenal dengan self awareness di dunia modern ini. Agar hidup tidak terpaku dengan rutinitas yang itu-itu saja.
Dengan segera Rudi memasak ala anak kost yaitu mi instan seperti hari yang lain.
Lima belas menit berlalu, akhirnya masakan siap disantap. Setelah makan ala kadarnya, Rudi segera turun gunung maksudnya turun ke parit dan melanjutkan pengerukan pasir seperti biasanya.
Dua hari kemudian..
Sore ini begitu indah, sinar mentari hangat membelai tubuh Rudi. Seperti mata dewa.Tidak panas dan tidak dingin. Angin sepoi-sepoi menambah nikmatnya kopi sore ini.
Srak.. srak..
Suara langkah kaki terdengar dari arah samping ruli. Membuyarkan lamunan si tuan pasir sore ini.
"Bang Rudi!" suara teriakan seorang gadis.
"Iya" jawab Rudi sambil menoleh ke arah suara. Dan memandang seorang gadis berjalan ke arahnya.
"Ada apa, Santi?" selidik Rudi.
"Abang ada melayangkan lamaran ke PT. Sanyo?" tanya Santi.
"Owh, iya. Memangnya kenapa Santi?" kejar Rudi.
"Begini bang," jawab Santi. Kemudian menjelaskan bahwa pada pukul empat belas tadi siang ada seseorang yang menghubungi dirinya. Mengaku sebagai staff personalia dari PT. Sanyo Energy Batam. Menginformasikan bahwa Rudi mendapat kesempatan untuk interview.
Deg..! Suara detak jantung Rudi.
"Alhamdulillah" gumam Rudi pelan.
"Terus, apa-apa saja yang perlu aku siapkan, apakah ada hal yang khusus? tanya Rudi.
"Personalianya cuma bilang, Abang wajib datang pukul delapan pagi. Jangan sampai terlambat" pungkas Santi.
"Baiklah, terima kasih infonya ya Santi" ucap Rudi sambil menunjukkan raut wajah terikhlas yang pernah ada.
Setelah Santi pamit undur diri, Rudi kembali merenung sendiri.
"Inilah saatnya. Aku akan berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk meyakinkan mereka" gumamnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
Sehabis mandi, Rudi bergegas keluar dari ruli. Dia berniat pergi ke tukang pangkas untuk merapikan rambutnya yang sudah seperti semak belukar.
Usai merapikan rambut, malam telah tiba. Sebelum tidur, Rudi melipat baju dan celana yang akan dipakai besok untuk wawancara. Kemudian Rudi meletakkan baju dan celana tersebut di bawah tempat tidurnya. Ini dilakukan sebagai pengganti setrika. Maklumlah walau hidup di zaman serba teknologi yang canggih, kehidupan Rudi di ruli tidak ubahnya seperti di zaman perundagian. Jangankan untuk menyetrika baju, listrik saja dia tak punya.
Sekitar jam sembilan malam, Rudi terlelap dalam tidur untuk menjemput mimpi.
Bersambung...
Hai Readers..
Makasih ya masih setia mendukung karyaku.
Hidup jangan dibawa terlalu serius, santai lah tapi tetap fokus.
Selamat Malam..
🙏🙏🙏