NovelToon NovelToon
Beginning And End Season 3

Beginning And End Season 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Dark Romance / Time Travel / Balas Dendam / Sci-Fi / Cintapertama
Popularitas:140
Nilai: 5
Nama Author: raffa zahran dio

Lanjutan Beginning And End Season 2.

Setelah mengalahkan Tenka Mutan, Catalina Rombert berdiri sendirian di reruntuhan Tokyo—saksi terakhir dunia yang hancur, penuh kesedihan dan kelelahan. Saat dia terbenam dalam keputusasaan, bayangan anak kecil yang mirip dirinya muncul dan memberinya kesempatan: kembali ke masa lalu.

Tanpa sadar, Catalina terlempar ke masa dia berusia lima tahun—semua memori masa depan hilang, tapi dia tahu dia ada untuk menyelamatkan keluarga dan umat manusia. Setiap malam, mimpi membawakan potongan-potongan memori dan petunjuk misinya. Tanpa gambaran penuh, dia harus menyusun potongan-potongan itu untuk mencegah tragedi dan membangun dunia yang diimpikan.

Apakah potongan-potongan memori dari mimpi cukup untuk membuat Catalina mengubah takdir yang sudah ditentukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Sifat Aslinya Catalina Muncul.

Baru saja sepuluh mutan runtuh, tanah masih bergetar dari benturan. “Krek… krek…” suara puing-puing yang bergeser, dan cahaya hitam dari tubuh mutan yang mati melayang ke udara. Kurumi asli dan kloning nya masih berdiri dengan pantang menyerah, tapi tiba-tiba—“ROOOAARRRR!!”—suara mengaum yang jauh lebih kencang mengguncang seluruh distrik.

Keduanya melihat ke kejauhan: sebuah monster lebih besar dari semua mutan sebelumnya muncul dari balik bangunan yang runtuh. Tubuhnya setinggi lima lantai, kulitnya berwarna hitam kehitaman seperti batu bara, dengan dua tanduk besar yang melengkung ke atas seperti tanduk banteng raksasa. Tangan nya sebesar tiang pohon, cakarnya runcing seperti pisau baja. Mata nya berwarna merah menyala, memancarkan cahaya yang mengerikan. “Thump… thump… thump…” langkahnya membuat tanah berguncang, dan tiap langkahnya meninggalkan jejak api hitam di jalan.

Kurumi merasa darahnya beku. Tubuhnya menggigil hebat, dan dia menyembunyikan diri di balik kloning dirinya. “Ca… Catalina… I… Ini monster nya s.. sangat besar!! Lebih besar dari yang aku bayangkan!!” teriaknya dengan suara yang gemetar, mata kiri kutukan nya juga bergetar—bahkan kekuatan abadi nya seolah tertekan oleh kehadiran monster itu.

Namun Catalina hanya tersenyum sinis, mata kiri pink dan kanan merah nya menyala dengan cahaya yang kejam. Dia mengangkat scythe pink raksasanya lebih tinggi, ekspresi wajahnya berubah—dari senyum yang lembut menjadi tatapan yang intimidasi, sama seperti Andras ketika berhadapan dengan lawan yang kuat. “Hanya monster sebesar ini? Hanya semut bagi ku… tidak lebih dari itu…” ucapnya dengan suara yang pelan tapi penuh ancaman, dan dia tertawa—“hahaha… hahahaha…” suaranya tertawa yang seolah-olah menertawakan kekurangan monster itu, sama persis dengan tawa Andras yang dijuluki “Ratu Es Iblish yang Agung”.

Kurumi menatap Catalina dengan keheranan dan sedikit ketakutan. Dia tidak pernah melihat Catalina seperti ini—brutal, tanpa ampun, seolah dia adalah raja api yang menakutkan. “Catalina… kamu… kamu baik kan? Jangan terlalu berbahaya ya…” bisiknya pelan, tapi Catalina hanya menoleh sebentar, menyeringai sinis.

“Lihat dan perhatikan… Kurumi… ini adalah kekuatan yang kamu butuhkan untuk melindungi yang kamu cintai… tanpa ragu, tanpa ampun…” katanya dengan suara yang tegas, lalu dia melesat ke arah monster dengan kecepatan yang luar biasa—“SWOOOOOSH!!” suara angin yang dipotong dengan cepat, dan dia menghilang seperti bayangan.

Monster raksasan melihat Catalina yang melesat, dan ia mengangkat tangan besarnya untuk memukulnya. Tapi Catalina bergerak lebih cepat—dia melompat ke atas, memutar tubuhnya dengan gerakan yang halus, dan mengayunkan scythe pink raksasanya ke arah tangan monster. “HANIEL!! IBLISH HAND BURST!!” teriaknya dengan suara yang lantang.

Dari ayunan scythe nya, sepasang tangan besar yang terbuat dari api pink iblish muncul—“FWOOSH!!”—suara api yang meledak. Tangan-tangan iblish itu berwarna pink kehitaman, dengan jari-jari yang runcing seperti cakar. Mereka menempel di tangan monster, dan dalam sekejap—“BOOOOM!!”—api itu meledak, membuat monster berteriak kesakitan. Bagian tangan monster itu hancur menjadi serpihan batu bara, dan api pink menyebar ke seluruh lengan nya.

“RAAAAARRR!!” monster mengaum lagi, marah karena terluka. Ia menggoyangkan tubuhnya, mencoba melepas api yang menyala di lengan. Tapi Catalina tidak berhenti—dia mendarat di atas atap bangunan terdekat, mengayun scythe nya dengan kekuatan penuh. “HANIEL!! SCYTHE MOON SHOCKWAVE!!” teriaknya, dan dia melemparkan scythe nya ke arah monster dengan gerakan melengkung.

Tiga gelombang kejut vertikal berbentuk bulan sabit muncul dari ujung scythe—“SRIIT… SRIIT… SRIIT…” suara cahaya yang bergeser, gelombang itu berwarna pink kehitaman dengan garis emas di tepinya. Mereka melesat ke arah monster dengan kecepatan tinggi, menembus tubuh monster satu per satu. “CRAAACK… CRAAACK… CRAAACK…” suara tulang monster yang patah, dan monster itu terjatuh ke lutut, tubuhnya gemetar hebat.

Kurumi dan kloning nya melihat dengan kagum dan sedikit ketakutan. “Wah… Catalina… jurusnya itu… sangat kuat…” bisik Kurumi asli, mata nya tidak bisa bergerak dari adegan pertempuran. Kloning nya juga menembak monster dari kejauhan, membantu Catalina dengan tembakan yang akurat—“BANG… BANG… BANG…” peluru hijau menembus kulit monster, membuatnya semakin marah.

Tapi Catalina tahu bahwa ini belum cukup. Dia melompat lagi, terbang ke atas langit dengan bantuan sayap api pink nya—“FWOOOOM!!” suara sayap yang berputar, dan dia terbang setinggi langit, menyebarkan cahaya pink ke seluruh distrik. Dia mengangkat scythe raksasanya ke atas kepala, dan energi api pink iblish semakin berkumpul di ujung bilah scythe—menjadi bola api yang besar dan menyala terang, seolah-olah dia memegang matahari kecil.

Ekspresi wajahnya menjadi semakin kejam, sifat asli nya yang intimidasi dan tanpa ampun sepenuhnya muncul. Wajahnya mirip sekali dengan Andras ketika dalam keadaan penuh kemarahan—mata nya menyala dengan cahaya yang mengerikan, bibirnya melengkung menjadi senyum sinis. “HANIEL!! INFERNO ABYSS SCYTHE!!” teriaknya dengan suara yang menggelegar, menyentuh jiwa setiap orang yang mendengarnya.

Catalina melesat dari atas langit ke arah kepala monster dengan kecepatan yang tak terbayangkan—“SWOOOOOSH!!” suara angin yang dipotong, dan dia terlihat seperti bintang pink yang jatuh dari langit. Dia mengayun scythe raksasanya dengan kekuatan penuh, menuju kepala monster yang sudah lemah.

“BAAAAAAMMMMM!!”—suara ledakan yang super besar mengguncang seluruh kota Tokyo. Saat scythe menyentuh kepala monster, tanah di bawah monster itu meledak dengan kekuatan hebat. “KREEEECK… BOOOOOM!!” tanah terbelah, dan dari dalam celah yang terbuka, lava magma berwarna pink kehitaman muncul—panasnya begitu kuat, membuat udara terasa panas seperti neraka.

Lava itu melompat ke atas, melahap seluruh tubuh monster raksasan. “RAAAAARRR… GAAAAAH!!” suaranya berteriak kesakitan yang parah, dan tubuhnya mulai meleleh di dalam lava. Dalam sekejap, monster raksasan itu lenyap sepenuhnya, dimakan oleh lava magma pink kehitaman yang menyala terang.

Catalina mendarat dengan lembut di atas tanah yang masih panas, scythe nya masih terangkat. Lava di bawahnya perlahan mereda, menjadi batu bara yang hitam. Sayap api pink nya masih terbuka, menyebarkan cahaya yang lembut ke sekitar. Dia menatap ke arah lubang yang terbuka di tanah, suara nya pelan tapi penuh kekuasaan: “Seperti yang kukatakan… hanya semut…”

Kurumi asli dan kloning nya mendekati Catalina dengan langkah yang hati-hati. Kurumi melihat Catalina dengan mata yang penuh kekaguman dan sedikit takut. “Catalina… kamu… kamu benar-benar hebat… tapi… aku juga sedikit takut…” ucapnya dengan suara yang lembut, dan Catalina menoleh, ekspresi wajahnya perlahan berubah kembali menjadi lembut—seolah-olah sifat brutal nya hanya muncul saat bertempur.

“Maaf ya, Kurumi… kadang aku tidak bisa mengontrol diriku saat bertempur… seperti mami ku…” katanya dengan suara yang lembut, mengusap kepala Kurumi. “Tapi jangan takut… aku akan selalu melindungi mu… tidak akan pernah menyakiti mu…”

Pada saat itu, barrier domain pink nya mulai mereda—“flick… flick… flick…”—dan orang-orang yang tadi hilang mulai muncul kembali, tidak menyadari apa yang baru saja terjadi. Lampu neon Kabukicho kembali menyala terang, dan keramaian distrik mulai pulih. Catalina menyembunyikan scythe dan sayap api nya, kembali mengenakan jaket bulu krim nya. Kurumi juga menyembunyikan pistol Nul dan gaun pertempuran nya, kloning nya perlahan menghilang satu per satu—“poof… poof… poof…” suara awan cahaya yang hilang.

Keduanya berdiri di tengah jalan raya yang mulai sibuk lagi, menyebarkan senyum ke orang-orang yang lewat. Tapi di dalam hati mereka, mereka tahu bahwa ini hanyalah awal dari banyak misi yang akan datang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!