NovelToon NovelToon
Tumbal Di Ranjang CEO DINGIN

Tumbal Di Ranjang CEO DINGIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:271
Nilai: 5
Nama Author: Haha Hi

Demi menyelamatkan perusahaan keluarganya, Luo Wan dijebak oleh ayahnya sendiri dan terpaksa melarikan diri di malam penuh skandal. Tanpa sadar, ia masuk ke kamar pria asing—dan keesokan harinya, hidupnya berubah total.

Pria itu adalah Sheng Qing, CEO muda yang dingin dan berkuasa. Setelah malam itu, ia berkata:

> “Kamu sudah naik ke ranjangku duluan. Sekarang kamu milikku.”



Sejak saat itu, Luo Wan terperangkap di antara cinta, dendam, dan permainan kekuasaan.
Namun dunia segera tahu—Luo Wan bukan wanita yang bisa dibeli atau diperbudak oleh siapa pun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haha Hi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7

Melihat gelas itu semakin mendekat, namun wajah Luo Wan tetap tenang.

Ia menatap sedih penuh kepiluan ke arah kakak tirinya yang menunjukkan kebencian di matanya.

Jadi ini yang disebut kasih sayang keluarga yang selama sepuluh tahun terakhir selalu ia harapkan?

Kalau memang seperti ini, sebaiknya jangan mengharapkan apa pun.

Luo Wan tiba -tiba merasa lega, kalau memang orang- orang ini bisa berbuat sebegitu keji, maka ia juga tak perlu lagi bersembunyi.

Jadi orang jahat? Mengapa tidak?

Ia masih ingat setelah kakeknya meninggal dunia, ia hidup sebatang kara di desa, hampir mati kelaparan, hingga akhirnya ditemukan oleh gurunya.

Sejak saat itu ia dibawa ke perbatasan. Demi melatihnya, sang guru melemparkannya ke wilayah paling kacau, tempat hukum tak berlaku. Di sana, Luo Wan mengasah kemampuan bertarung melalui pertarungan nyata, hingga punya keterampilan luar biasa yang sulit ditandingi. Ia juga telah menyaksikan berbagai sisi gelap manusia.

Kejahatan di sana bukan sesuatu yang bisa dibayangkan orang biasa. Satu langkah salah, nyawa melayang begitu saja.

Di sanalah Luo Wan bertemu dengan tabib racun Dai Chun yang telah diusir dari seluruh negara. Ia pun belajar ilmu kedokteran darinya, ilmu yang bisa menyelamatkan nyawa ataupun membunuh.

Orang lain mungkin tak menyadari perubahan raut wajah Luo Wan, tapi Luo Rou melihatnya dengan jelas.

Sejenak, jantungnya seperti berhenti berdetak.

Lalu ia melihat Luo Wan berbalik dengan cekatan, dengan mudah melepaskan diri dari pegangan beberapa orang yang mencengkeramnya. Gelas yang ada di tangan Luo Rou dirampas. Berikutnya, Luo Rou merasakan dagunya dicengkeram keras, membuatnya terpaksa membuka mulut menahan sakit, dan jus buah itu langsung dituangkan ke dalam mulutnya.

Sebagian jus tak sempat ditelan mengalir keluar dari sudut bibirnya, membasahi pakaiannya, membuat penampilannya sangat kacau.

Luo Wan melemparkan gelas kosong itu ke depan Luo Minghui dengan keras. Gelas itu pecah seketika, pecahannya berhamburan ke segala arah.

“Sekarang kalian bisa mandikan dia dan kirim ke ranjang.”

Tak ada satu pun yang menyangka bahwa perempuan yang tampak lembut ini ternyata memiliki kekuatan sebesar itu, semuanya terdiam ketakutan.

Rui Tianfeng yang pertama bereaksi. Ia tak peduli pada pecahan kaca di lantai, langsung berlari memeluk putrinya dengan penuh rasa cemas.

Isi dalam gelas itu adalah obat yang ia racik sendiri, demi membuat Luo Wan patuh, dan hanya ia sendiri yang tahu seberapa besar dosis yang digunakan.

Itu adalah dosis yang sama sekali tidak mempertimbangkan batas kemampuan tubuh manusia.

Begitu diminum, meski hanya beberapa teguk, jika bukan langsung berada di rumah sakit, bahkan dokter pun tak bisa menyelamatkan.

Rui Tianfeng gemetaran karena ketakutan, melihat wajah Luo Rou yang mulai memerah perlahan, ia menatap Luo Wan dengan marah dan memaki dengan penuh kebencian, “Kamu perempuan jalang! Bagaimana bisa kamu tega mencelakai kakakmu sendiri!”

Luo Wan mengangkat bahu dengan wajah polos dan balik bertanya, “Bagaimana bisa dibilang aku yang mencelakainya? Bukankah jus itu yang menuangnya kamu sendiri?”

Rui Tianfeng yang panik karena putrinya dalam bahaya, kehilangan sikap manis palsunya, membentak tanpa berpikir, “Perempuan jalang! Kalau sampai terjadi apa- apa pada Rou’er, aku tidak akan melepaskanmu!”

“Bagaimana mungkin terjadi apa- apa?” jawab Luo Wan dengan nada manja seperti yang sering digunakan dua ibu- anak itu, “Cepat kirim dia ke ranjang Tuan Zhang. Bisa sekaligus menghilangkan dahaga kakak, dan juga membantu perusahaan menarik dana. Satu langkah, dua hasil.”

Selesai bicara, Luo Wan baru menyadari bahwa jadi perempuan bermuka dua juga tidak terlalu buruk, setidaknya bisa membuat orang lain mati karena marah tanpa perlu usaha.

Luo Rou yang tergeletak di lantai sudah mulai merobek -robek pakaiannya sendiri, sangat tidak tahu malu.

Seluruh vila menjadi kacau karena kejadian Luo Rou.

Luo Wan menyilangkan tangan di dada dan menonton pertunjukan itu dengan santai.

Luo Minghui juga panik. Luo Rou adalah putri yang ia besarkan dengan susah payah, dan seharusnya nanti menikah ke keluarga Sheng. Ia tidak boleh hancur hanya karena insiden ini.

Luo Rou yang terguling di lantai dengan wajah memerah mulai berkeringat, sebelum kehilangan kesadaran, ia menggenggam tangan Rui Tianfeng dengan kuat dan berkata dengan lemah, “Telepon Sheng Yujie.”

Ucapan itu menyadarkan Luo Minghui.

Benar juga.

Keluarga Sheng memang tidak pernah menyetujui pertunangan ini, tetapi jika Rou’er sampai mengandung anak dari keluarga Sheng, maka mereka tentu akan melunak.

Luo Minghui segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Sheng Yujie, lalu menceritakan kejadian itu secara singkat.

Tentu saja, dalam ceritanya, Luo Wan digambarkan sebagai perempuan berhati ular, yang demi merebut pertunangan rela melakukan segala cara untuk menghancurkan Luo Rou.

Sheng Yujie memang sejak awal sudah tidak menyukai perempuan desa ini. Setelah mendengar bahwa Luo Wan telah menjebak wanita yang ia cintai, kemarahan pun membara dan ia segera meluncur ke rumah keluarga Luo.

---

Luo Wan tidak tertarik melihat kelanjutan pertunjukan itu dan langsung berbalik pergi.

Rui Sisi masih ingin maju untuk menghalangi, tapi hanya dengan satu tatapan dari Luo Wan, ia langsung mundur ketakutan.

Begitu melangkah keluar pintu, Luo Wan berpapasan dengan Sheng Yujie yang bergegas datang.

Laki- laki itu menatapnya dengan penuh kebencian, lalu segera masuk ke dalam.

Sudah jelas dia datang untuk "meredakan api" Luo Rou.

Luo Wan melangkah pergi dengan hati yang sangat gembira. Di pintu depan terparkir sebuah mobil Maybach yang sangat ia kenali.

Ia pernah duduk di mobil itu sekali, mobil milik Sheng Qing.

Kenapa orang ini ada di sini pada jam seperti ini?

Luo Wan penasaran dan mendekat. Saat itu jendela kursi belakang mobil turun, memperlihatkan wajah tampan dan halus milik pria itu.

“Naiklah.”

Ucap pria itu singkat, lalu kembali menunduk.

Luo Wan menurut dan masuk ke dalam mobil, barulah ia menyadari bahwa di pangkuan pria itu ada sebuah laptop, dan ia sedang mengetik dengan cepat.

Jari- jarinya yang panjang dan ramping menari di atas keyboard hitam, pemandangan itu sangat memanjakan mata.

“Kamu ke sini karena?”

Luo Wan tidak merasa pria itu datang untuk menjemputnya secara khusus.

Mendengar pertanyaan itu, Sheng Qing mengangkat kepala, menatap wajah gadis itu yang tampak sedikit murung.

Dengan serius ia berkata, “Lain kali kalau kamu ingin pulang ke rumah orang tuamu, bilang saja padaku. Aku bisa menemanimu.”

“Tidak perlu, aku…”

Luo Wan hendak mengatakan bahwa ia bisa sendiri, tapi kalimatnya langsung dipotong oleh sang pria.

“Kita ini suami istri. Melindungimu agar tidak tersakiti adalah tanggung jawabku sebagai suami.”

“Aku sudah menyelidiki keluargamu. Tak perlu pura -pura kuat.”

Bagi Sheng Qing, Luo Wan adalah pihak yang lemah, seseorang yang harus ia lindungi.

Mendengar perkataan pria ini yang bahkan lebih perhatian daripada ayah kandungnya, bagaimana mungkin tidak terharu?

Walau tadi ia tidak benar -benar dirugikan, tapi mungkin karena mengalami pengkhianatan dari keluarga, atau mungkin karena rasa terpendamnya akhirnya ada yang memahami, wajah Luo Wan tampak tidak enak.

Ia duduk di mobil dengan kepala tertunduk dan tak berkata apa pun.

Sesaat kemudian, Luo Wan merasakan telapak tangan besar sedang mengelus kepalanya.

Ia menoleh heran ke arah tangan itu.

Melihat tatapannya, Sheng Qing tidak menghentikan gerakannya.

“Bukankah gadis -gadis memang suka diperlakukan seperti ini?”

Luo Wan semakin bingung. Dia seorang presiden perusahaan besar, siapa perempuan yang pernah ia perlakukan seperti ini?

“Kamu pernah menghibur siapa?”

Sheng Qing menjawab santai, “Dulu waktu kecil aku pernah memelihara anjing golden retriever betina. Aku selalu menghiburnya dengan cara seperti ini.”

Luo Wan membelalak tak percaya, lalu dengan marah menepis tangan besar itu dan menunjuk ke arah hidungnya sendiri, “Kamu menyamakan aku dengan anjing?”

“Kamu jauh lebih penurut dari anjing.”

Sheng Qing menutup laptop di pangkuannya, menatap gadis yang sedang manyun dengan pipi menggembung karena marah, dan merasa ia sangat menggemaskan.

Dengan bercanda seperti ini, Luo Wan pun melupakan kejadian kacau yang baru saja terjadi di rumah keluarganya.

Sesampainya di Xiyuan, Bibi Li sudah menyiapkan makanan.

Gadis kecil itu masih kesal karena dibandingkan dengan anjing di mobil tadi, jadi saat makan malam ia duduk jauh -jauh, satu di kiri, satu di kanan dari meja makan.

Setelah makan, Luo Wan kembali ke kamar tidur, sementara Sheng Qing ke ruang kerja.

Sore tadi, setelah mendengar bahwa Luo Wan pulang ke rumah orang tuanya, dan karena sebelumnya pernah menyelidiki latar belakang keluarganya, ia khawatir Luo Wan akan diperlakukan tidak baik, maka ia langsung meninggalkan pekerjaannya dan pergi menyusul, diam -diam menunggu di depan pintu rumah.

Pekerjaan yang tertunda sore itu, hanya bisa ia lanjutkan di malam hari.

Luo Wan kembali ke kamar dan mandi.

Mengingat nanti mereka akan berada dalam satu ruangan, dan mengingat stamina pria itu yang luar biasa, tubuhnya sudah merasa pegal duluan.

Maka dari itu, tadi ia sengaja pura -pura marah, berharap malam ini bisa lolos.

Ia berbaring di ranjang besar yang empuk, menatap jarum jam yang sudah menunjuk pukul sebelas malam, tapi sang pria tak kunjung datang.

Hatinya pun mulai curiga. Apa mungkin dia benar- benar marah?

Apa dia menyesal telah menjemputnya tadi siang?

1
Haha Haha
semoga cepat di ACC editor ya,,,😁😁
Gaara
Di sini sedang ada rombongan pembaca rame banget yang udah nggak sabar menanti kelanjutannya, thor cepat dong!
〤twinkle゛
Menyentuh hati.
_senpai_kim
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!