Cole Han, gangster paling ditakuti di Shanghai, dikenal dingin dan tak tersentuh oleh pesona wanita mana pun. Namun, semua berubah saat matanya tertuju pada Lillian Mei, gadis polos yang tak pernah bersinggungan dengan dunia kelam sepertinya.
Malam kelam itu menghancurkan hidup Lillian. Ia terjebak dalam trauma dan mimpi buruk yang terus menghantuinya, sementara Cole justru tak bisa melepaskan bayangan gadis yang untuk pertama kalinya membangkitkan hasratnya.
Tak peduli pada luka yang ia tinggalkan, Cole Han memaksa Lillian masuk ke dalam kehidupannya—menjadi istrinya, tak peduli apakah gadis itu mau atau tidak.
Akankah Lillian selamanya terjebak dalam genggaman pria berbahaya itu, atau justru menemukan cara untuk menaklukkan hati sang gangster yang tak tersentuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Fuya dan putranya, Andy, menerobos kerumunan dengan wajah penuh amarah. Mikrofon dan kamera segera diarahkan ke mereka.
“Aku adalah Fuya! Istri sah Anthony Mei!” teriak Fuya lantang. “Wanita itu....” ia menunjuk ke arah Lucy Wen dengan tatapan membara, “... merebut suamiku dan putriku! Aku dan anakku ditinggalkan, sementara dia menikmati hidup mewah bersama suamiku!”
Kerumunan langsung riuh. Reporter berlomba-lomba mendekat, suara teriakan bercampur dengan kilatan kamera.
“Fuya! Kau ingin membuat onar sampai kapan?” bentak Anthony Mei, nadanya dalam dan menahan emosi.
Andy ikut maju, suaranya dibuat sesedih mungkin, “Papa, aku anakmu! Kenapa kau begitu tega padaku? Kau tahu aku tumbuh tanpa ayah, menerima hinaan setiap hari karena perbuatanmu!"
Anthony menghela napas panjang. “Fuya, Andy, jangan keterlaluan! Jangan paksa aku mengungkap perbuatan keji kalian di depan publik!”
Fuya tertawa sinis. “Perbuatanku? Kalau bukan karena kau yang berselingkuh dengan perempuan jalang ini, mana mungkin aku sampai kehilangan segalanya, termasuk putriku sendiri!”
Kerumunan semakin gaduh. Beberapa warga saling berbisik.
“Jadi... Lillian Mei itu anak kandung dari istri sah?”
“Tidak kusangka... selingkuhannya benar-benar licik. Rebut suami orang dan anaknya!”
Mendengar tuduhan itu, Lillian maju satu langkah ke depan. Wajahnya tenang tapi sorot matanya tajam.
“Kalian semua sudah salah paham!. Papa sudah berpisah dengan Mama Fuya sebelum menikahi Mama Lucy! Justru aku yang jadi korban dari keserakahan Mama Fuya. Aku hampir dijual olehnya demi uang untuk kakakku, Andy. Kalau saja Papa tidak datang menjemputku waktu itu, mungkin aku sudah tidak ada di sini!”
Suasana mendadak hening. Warga yang tadi mencemooh menatap dengan kaget.
“Menjual anak sendiri? Wanita macam apa dia?” bisik seseorang dari kerumunan.
“Ibu macam apa yang tega seperti itu!” seru yang lain, nada suara berubah dari menghina menjadi simpati pada Lillian.
Salah satu reporter maju dengan hati-hati, suaranya lembut, “Nona Mei, apakah Anda bisa menjelaskan lebih detail?”
Lillian menarik napas panjang, suaranya mulai bergetar namun tetap tegas.
“Papa dulu hanyalah manajer di sebuah pabrik. Sementara Mama Fuya selalu menuntut lebih, lebih uang, lebih perhatian, lebih segalanya. Setiap hari mereka bertengkar. Aku masih kecil waktu itu, tapi aku masih ingat semua. Mama jarang di rumah, dia lebih sering pergi jalan-jalan bersama teman-temannya, menghabiskan uang bulanan yang Papa berikan.”
Ia berhenti sejenak, menatap ibunya dengan tatapan kecewa yang dalam.
“Pertengkaran itu membuat Papa memutuskan untuk berpisah. Dan setelah itu, Mama Fuya mencoba menjualku, anak kandungnya sendiri, demi uang untuk Andy.”
Kerumunan langsung bergemuruh lagi, kali ini penuh amarah terhadap Fuya.
“Jadi, jangan salahkan Mama Lucy!” lanjut Lillian dengan suara bergetar. “Selama ini, Mama Lucy yang melindungiku, bukan Mama Fuya. Aku berhutang hidup padanya.”
“Lillian, apa yang wanita itu berikan padamu sampai kau membelanya seperti itu? Jangan lupa, aku ini ibu kandungmu! Aku yang melahirkanmu!” teriak Fuya dengan mata melotot, suaranya penuh emosi.
“Ibu kandung? Kau masih berani menyebut dirimu ibu kandungnya? Kau menjual anakmu sendiri demi putramu itu. Di mana letaknya hatimu!" kata Anthony.
“Anthony Mei!” balas Fuya dengan suara meninggi. “Jangan salahkan aku! Kau yang meninggalkan aku dan Andy. Kami tidak punya uang untuk makan, sementara kau hidup mewah bersama jalang itu! Jadi apa salahnya aku menjual Lillian?”
Anthony mengepalkan tangannya, matanya berkilat marah. “Kau menjualnya pada seorang wanita... seorang mucikari yang pura-pura mengadopsi banyak anak gadis! Setelah dewasa, mereka dijadikan wanita hiburan! Apa uang lebih penting bagimu daripada darah dagingmu sendiri? Lillian adalah anakmu, Fuya! Persoalan ini belum pernah ku perhitungkan denganmu, tapi sekarang kau berani muncul di hadapanku lagi?”
“Bagaimanapun juga, aku masih istri sahmu! Wanita itu tetap selingkuhanmu!” teriak Fuya penuh emosi sambil mengeluarkan sebuah buku nikah dari tasnya. “Aku punya bukti! Saat itu aku sama sekali tidak menandatangani surat cerai. Dan kau tahu itu, Anthony!”
“Tuan Mei,” tanya salah satu reporter lantang, “dari sisi hukum, Anda masih memiliki ikatan pernikahan dengan istri pertama Anda. Bagaimana bisa Anda menikahi wanita lain?”
Anthony menarik napas panjang, lalu dengan tenang berkata, “Saya bisa buktikan sekarang juga bahwa hubungan saya dengan wanita itu sudah berakhir secara hukum.”
Ia mengeluarkan dua dokumen dari map berwarna merah dan menujukkannya ke hadapan semua orang.
“Ini adalah bukti pernikahan saya dengan istri saya saat ini, Lucy Wen,” katanya tegas. “Dan ini... surat perceraian saya dengan mantan istri saya, Fuya. Surat ini telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, disahkan oleh pengadilan.”
Semua mata langsung tertuju pada dokumen itu. Suara kamera terus berderak, sementara wajah Fuya perlahan memucat, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.
“Tidak mungkin! Surat perceraian itu pasti palsu!” teriak Fuya histeris. “Dia bisa melakukan apa saja demi jalang itu!”
Anthony menatapnya tajam. “Kau bisa memeriksanya sendiri, Fuya. Semua data tercatat di kantor catatan sipil dan pengadilan. Tidak ada satu pun yang bisa dipalsukan.”
Reporter yang tadi bertanya langsung menimpali, “Jika begitu, kami bisa meminta salinan data dari pengadilan untuk memastikan keabsahan surat tersebut.”
“Silakan,” jawab Anthony dengan nada dingin. “Saya tidak punya apa pun untuk disembunyikan.”
Fuya menatap sekeliling dengan panik. Orang-orang mulai berbisik, beberapa bahkan menatapnya dengan pandangan sinis.
“Jadi selama ini kau berbohong?” tanya salah satu warga dengan nada mencemooh.
“Aku tidak berbohong! Akulah istri sah Anthony Mei! Aku melahirkan dua orang anak untuk dia” jerit Fuya, suaranya mulai bergetar di antara tatapan tajam orang-orang.
"Sepertinya kau masih suka berbohong seperti dulu. Ini adalah hasil laporan tes DNA antara saya dan Andy," kata Anthony dengan suara tegas sambil mengangkat sebuah map bersegel resmi dan menunjukkannya kepada para reporter.
Suasana seketika menjadi hening. Para wartawan menyorotkan kamera mereka, lampu blitz menyala bertubi-tubi. Semua mata kini tertuju pada Anthony dan Fuya.
"Di sini telah terbukti bahwa Andy bukan anak kandungku," lanjut Anthony dengan nada berat. “Usianya lebih tua lima tahun dari Lillian. Saat aku bersamamu, kau sudah mengandung anak dari pria lain. Yang berselingkuh selama ini adalah kau, bukan aku.”
Kerumunan langsung bergemuruh, suara reporter terdengar saling bersahutan.
“Apakah ini benar, Nyonya Fuya?”
“Apakah Anda menipu suami Anda selama ini?”
Fuya terdiam, tubuhnya limbung, hampir terjatuh jika tidak berpegangan pada Andy. Namun Andy justru mundur satu langkah, menatap ibunya dengan raut terkejut dan bingung.
Anthony melanjutkan dengan suara bergetar namun penuh penegasan,
“Setelah Andy lahir, aku mulai curiga. Anak itu terlalu mirip dengan salah satu tetangga kita dulu. Karena itu aku diam-diam melakukan tes DNA… dan hasilnya seperti yang kalian lihat. Tapi karena ayah kandungnya tewas dalam kecelakaan kapal, aku memilih menyembunyikan kebenaran ini demi menjaga nama baik Andy.”
Ia menatap Fuya dengan tatapan kecewa mendalam.
“Tapi siapa sangka, setelah aku menutup perbuatanmu yang memalukan itu selama bertahun-tahun, kau justru datang ke sini, menuduhku berselingkuh, dan menyakiti putriku sendiri.”
Andy menatap Fuya tak percaya. “Mama… jadi semua yang Papa katakan benar? Aku bukan anaknya?”
Fuya menggeleng keras, wajahnya panik. “Jangan dengarkan dia, Andy! Dia hanya ingin menghancurkan kita! Semua ini hanya rekayasa dari dia!”
Namun reporter lain sudah bersuara lantang sambil menyiarkan secara langsung,
“Baru saja, Tuan Anthony Mei menunjukkan bukti tes DNA yang mengguncang publik—membuktikan bahwa putra yang selama ini dibanggakan Nyonya Fuya ternyata bukan anak kandungnya!”
Kerumunan warga berseru pelan, sebagian mencemooh Fuya, sebagian hanya terpana.
Cole menatap ke arah Anthony dengan tenang lalu berkata rendah namun jelas,
“Sekarang semua sudah tahu siapa yang sebenarnya berbohong. Waktunya nama keluarga Mei dibersihkan dari noda masa lalu.”
"Paman, kita bisa saja menuntut mereka atas pencemaran nama baik," kata Cole.
"Semua itu tidak benar, Andy adalah anakmu," teriak Fuya.