NovelToon NovelToon
Ikhlasku Mencintaimu

Ikhlasku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:82.9k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Ketika di bangku SMA, Gaffi Anggasta Wiguna dan Bulan Noora selalu berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang penuh dengan keserasian. Di balik kedekatan yang mengatasnamakan pertemanan, tersembunyi rasa yang tak pernah terungkapkan. Bukan tak memiliki keberanian, melainkan Bulan Tengah mengejar seseorang. Anggasta memilih jalan sunyi, memendam dan mencoba tetap setia mendampingi sampai kebahagiaan itu benar-benar datang menghampiri perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati. Barulah dirinya mundur pelan-pelan sambil mencoba untuk mengikhlaskan seseorang yang tak bisa dia genggam.

Lima tahun berlalu, takdir seakan sengaja mempertemukan mereka kembali. Masihkah cinta itu di hati Anggasta? Atau hanya bayang-bayang yang pernah tinggal dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Ketulusan Yang Dibutuhkan

"Kenapa kamu melakukan ini, Gas?"

Mata yang terfokus pada jalanan mulai menoleh sebentar ke arah Alma yang tengah menatapnya.

"Kamu yang memberitahu aku tentang skenario yang kamu buat. Artinya, aku juga harus ikut tanggung jawab." Begitu santai jawabannya.

"Aku enggak mau kamu terseret terlalu jauh, Gas."

Lampu merah sudah hidup dan mobil pun berhenti. Anggasta baru bisa menatap Alma dengan serius.

"Aku enggak mau kamu terus didesak oleh Opa kamu, Al." Perempuan di sampingnya itupun terdiam.

"Aku senang kok bantu kamu."

Alma membisu dengan mata yang masih tertuju pada Anggasta yang sudah mengusap ujung kepalanya. Teringat akan perkataan seseorang.

"Kamu hanya butuh seseorang yang tulus."

Kejadian di ruang makan kembali berputar. Di mana sang kakek tersenyum mendengar pengakuan palsu Anggasta.

"Kalau sama Anggasta, Opa enggak akan menentang."

Sorot mata bahagia terpancar sangat jelas di wajah renta sang opa. Terlebih Anggasta yang bersikap sangat hangat membuat wajah ceria yang jarang nampak kini mampu dia lihat dengan jelas.

"Opa, tolong rahasiakan hubungan Gagas dan Alma dari siapapun. Jangan sampai terekspos karena Gagas enggak ingin reputasi Alma semakin memburuk."

Pandangan Alma mulai dialihkan. Ketulusan itu hanyalah sebuah drama yang Anggasta ciptakan.

Anggasta hanya mengantar sampai depan kantor. Bukan karena tega, tapi atas permintaan Alma. Perempuan di tak ingin ada gosip baru nantinya.

"Makasih ya, Gas." Hanya anggukan disertai senyuman manis yang menjadi jawaban.

"Kenapa kamu baik sekali, Gas?"

Baru saja hendak melangkah ke area kantor, ponselnya bergetar dan nama sang asisten yang tertera di sana.

"Pak Haidar udah ada di depan ruangan Ibu."

Hembusan napas kasar keluar dari mulut Alma. Baru saja masuk kantor sayup gunjingan tentang dirinya terdengar.

"Ngapain sih Pak Haidar masih ngejar Bu Alma? Kayak enggak ada perempuan yang lebih cantik aja."

"Bu Alma tuh definisi perempuan beruntung yang menjadi cucu CEO. Meskipun tak memiliki kemampuan apapun."

Alma tersenyum kecil. Di mata orang lain dia selalu salah. Banyak orang yang mengira jika dia bekerja di perusahaan sang kakek dengan kemudahan. Pada nyatanya banyak sekali tekanan dari awal dia masuk sampai sekarang.

"Hindari semua yang membuat kamu sedih. Jangan temui juga jangan dengarkan."

Haidar sudah menatap Alma ketika perempuan itu sudah berada di depan ruangan.

"Aku ingin--"

"Ini kantor. Tolong tempatkan diri."

Haidar membisu mendengar kalimat yang begitu ketus. Alma berlalu begitu saja dan masuk ke dalam ruangannya. Alma menghela napas kasar. Kepalanya mulai pusing dan tulangnya kembali terasa sakit.

Rentetan pesan Haidar masuk. Tapi, tak ada satupun yang Alma baca. Perempuan itu sudah menyuruh orang untuk tidak membuat Haidar mendekat kepadanya.

Haidar mulai frustasi, pasalnya selama seminggu ini Alma sungguh sangat sulit ditemui. Nomornya saja diblokir. Haidar ingin sekali berbicara dengan perempuan itu. Di jam makan siang, dia sudah duduk di lobi. Menunggu seseorang keluar untuk makan siang. Dewi Fortuna seakan berpihak padanya. Orang yang dia tunggu keluar dengan ponsel yang menempel di telinga.

"Gaffi!"

Tatapan tajam lelaki itu beri. Haidar sudah menghampiri dengan wajah yang sangat serius.

"Gua mau minta tolong sama lu."

Senyum kecil terukir di wajah tampan Anggasta. Dia pun mengakhiri panggilannya dan menatap nyalang ke arah lelaki yang sangat dicintai Bulan.

"Merendahkan harga dirikah?" sindirnya dengan senyum remeh.

"Terserah lu mau menganggap apa. Tolong bantu gua ketemu Alma." Anggasta malah tertawa mengejek.

"Alma sudah menutup komunikasi," jelasnya lagi.

"Masih untung cuma komunikasi yang dia tutup. Coba kalau hubungan kerja lu di perusahaan itu dia putus. Dijamin nyokap lu akan bersujud di kaki Alma untuk minta maaf."

Jleb!

Kalimat yang keluar dari mulut Anggasta seperti belati panjang yang langsung menghunus ke hati. Lelaki yang dia kiri soft spoken ternyata memiliki sisi iblis yang mematikan.

"Berani nyakitin harus berani hadapin. Bukan kayak banci yang minta tolong sama orang yang lu benci." Kembali kalimat tajam Anggasta keluarkan.

Melenggang meninggalkan Haidar yang membeku di tempat. Dia pikir Anggasta akan membantunya karena aAnggasta selalu menolong Bulan. Ternyata ada sisi lain yang baru dia ketahui. Di mana Anggasta tak sebaik yang Bulan ceritakan.

Wajah yang tak enak dipandang Anggasta tunjukkan. Jeno sudah bisa menebak ada sesuatu yang terjadi. Jeno memaksa Anggasta untuk bercerita.

"Orang yang sama yang selalu menjadi masalah untuk seorang Anggasta," ejek Jeno seraya tertawa.

"Gaffi!"

Kedua lelaki itu menoleh. Jeno menatap malas dan Anggasta menatapnya dengan sangat tak bersahabat.

"Tolong bantu Haidar. Dia hanya ingin minta maaf."

Senyum smirk pun Anggasta berikan kepada Bulan. Ujung matanya melihat ada seseorang yang ada di balik datangnya Bulan ke tempatnya dan Jeno makan siang.

"Oke, gua akan bantu lu. Tapi, setelah itu jangan pernah ganggu Alma lagi."

Bulan mengangguk dengan hati yang sedikit sakit mendengar ucapan Anggasta. Terasa sekali bahwa lelaki itu sangat menjaga Alma.

"Mudah banget lu luluh sama si Bulan? Itu sama aja lu masukin Alma ke kandang buaya." Jeno mulai bersungut setelah Bulan pergi, tapi Anggasta hanya tersenyum yang penuh dengan teka-teki.

Tetiba Anggasta mengajak Alma untuk makan malam. Perempuan itu sudah menatap Anggasta yang hanya direspon oleh senyuman yang begitu teduh.

Dua insan itu sudah masuk ke sebuah restoran mewah. Sebuah meja sudah direservasi sebelumnya. Tubuh Alma seketika menegang karena ada Haidar dan Bulan di sana. Segera dia menatap Anggasta, dan lagi senyuman yang Anggasta berikan. Alma yang ingin pergi ditahan oleh lelaki yang mengajaknya.

"Kamu cukup duduk dan dengarkan," bisik Anggasta di telinga Alma.

Kembali mereka saling tatap. Ada hati yang terasa sesak ketika melihat perlakuan Anggasta kepada Alma yang terlihat tak biasa.

Alma sudah duduk berhadapan dengan Haidar, begitu juga dengan Bulan San Anggasta. Suasana begitu hening hingga deheman Anggasta membuat Haidar membuka suara.

"Al, aku minta maaf," sesalnya dan hanya ditanggapi senyuman kecil oleh Alma.

"Enggak seharusnya juga kamu mengorbankan reputasi--"

"Aku bukan orang jahat, Haidar. Aku cuma tidak ingin melihat ibumu kecewa dan pada akhirnya membencimu. Lebih baik aku yang semakin dibenci ibumu dengan tersiarnya kabar ini."

Ucapan Alma mampu menampar Haidar dengan sangat keras. Bulan pun terdiam tak bisa berkata.

"Juga aku tidak ingin Opa tahu karena jika itu terjadi kamu akan menjadi gelandangan. Tak akan ada perusahaan besar yang akan mau menerima kamu yang memiliki catatan hitam."

Semakin tak bisa berkutiklah Haidar. Anggasta sudah menatap Alma penuh bangga. Inilah yang dia inginkan. Alma mampu Mengutarakan isi hati bukan malah dipendam sendiri.

"Mulai sekarang, fokuslah pada kehidupan masing-masing. Dan berbahagialah dengan tunanganmu."

Tubuh Bulan seketika menegang. Segera diturunkan tangan kirinya dan itu tak luput dari pandangan Anggasta. Cincin yang pernah Bulan lepas, sudah kembali terpasang di jari manisnya.

"Dan Jangan pernah ganggu aku lagi," tekannya. "Setelah pertemuan malam ini aku bukan lagi Alma yang kamu kenal. Jika, kamu terus memaksa, aku bisa melakukan hal yang tak pernah kamu duga sebelumnya."

Wajah serius yang Alma tunjukkan membuat Haidar sedikit takut. Pasalnya, dia tak pernah melihat mimik seperti itu sebelumnya.

"Satu lagi, jika ibumu terus menggangguku. Aku bisa membunuhnya tanpa menyentuhnya."

...***BERSAMBUNG***...

Coba atuh tinggalin komentarnya ..

1
uchiek hiday
10 persen gak tuh haahahahaa puas banget
Salim S
kenapa ya di dalam satu keluarga ada saja yg serakah...udahlah setya dan alsa kalian ngga akan menang lawan s jambul 🤭🤭🤭wong s jambul titisannya daddy aksa...
sum mia
🤣🤣🤣🤣🤣 nikmati dan syukuri saja hai manusia-manusia serakah . meski cuma 10% tapi lumayan lah bisa buat makan dan hidup , daripada gak dapat sama sekali . kalau gak terima ya udah.... pergi sono ke laut . orang-orang serakah macam mereka emang gak akan pernah merasa puas .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Nurminah
mantap keluarga singa mencari menantu bukan karena kekayaannya tapi karena orangnya kalo sampe orang itu masuk standar keluarga singa berarti punya nilai plus2 dan siap diratukan
Lusia
keturunan kakek genta dan pipo dilawan, hayo siapa lagi yg nak nantang, awas aja klu sampai papi restu dan kakek daddy Aksa sampai turun tangan, itu baru cucu nya di jambul yg maju, gimana klu yg lain ikut turun tangan bisa mampusss loe 👍👍👍
nonaleutik
kalian salah lawan wkwk 🤣
cuman gyan yg turun tangan 🤭gimana kalo opa nya Aksara Wiguna
pengsan kalean Setya sama alsa
Tanti Retno Wati
Zong puas banget deh
Sri Lestari
Kalau masih kurang puas tak kasih bom sekalian nie dua curut got 🤬
Kasih Sklhqu
ihhhh mampus kan kakek serakah salah lawan jambul keramat di lawan kooitlah 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NadiraDira
selamat ya penganten baru
Rahmawati
tunjukan pesona istri seorang aggasta gaffi wiguna
Tanti Retno Wati
mantap all
Yus Nita
divinisi kaya dari orok 7 turunan. 7 tanjakan 7 tikungan gak bakal habis.
itu lah keturunan Wifuna
Riris
dari harta...kadang2 mata manusia jadi gelap😔
Sayem Sayem
mantap Alma keluarkan taring singa ..buang lh saudara yg busuk hati ktempat sampah yg layak untuk d huni manusia serakah
sum mia
keren.... Alma , tunjukkan kalau kamu bukan wanita lemah . karena ada seorang Ghaffi Anggasta Wiguna yang akan selalu ada di sampingmu . biarin aja harta dan perusahaan di ambilnya , tapi yakinlah setelah itu tidak akan berlangsung lama . karena seorang Ghassan Aksara Wiguna tidak ada tinggal diam .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Wiwin Winarsih
cakeep jd istri singa wiguna hrus berani ya al.
Rani Kamila
lanjut ki
Salim S
keluar juga teringat nya alma...itu baru menantu keluarga singa..
N I A 🌺🌻🌹
begitu harta di serahkan ke setya pasti dady aksa langsung bikin perusahaan nya bangrut😂😂😂😂 singa di lawan
btw kok banyak typo fie🤭☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!