Aira tak menyangka jika pernikahan harmonis yang ia bina kini hancur lebur, karna orang ketiga.
Dunianya hancur, hingga sebuah kecelakaan menimpanya dan membuat ia koma. setelah sadar, ia dihadapkan dengan seorang pria yang tiba-tiba saja menjadikannya seorang budak. hingga dimana Aira dijadikan bak seorang tawanan oleh pria misterius itu.
sementara disisi lain, Rayyan berusaha menjalani dendam yang diamanatkan padanya dari sang ayah. dendam yang begitu membuatnya berapai-api pada Aira.
akankah Rayyan berhasil menuntaskan dendamnya? atau malah rasa cinta timbul dihatinya untuk Aira?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annavita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
"Dari kemarin kau selalu menjawab balas dendam, sementara akupun tak tahu dendam apa yang kau maksud," lirih Aira, suaranya bergetar pelan, mencerminkan kebingungan dan keputusasaan yang mencengkeramnya. Ia menatap Rayyan, mencari jawaban dalam tatapan mata hazel nya yang dingin, namun yang ia temukan hanyalah jurang kebencian yang tak berujung.
Rayyan tersenyum sinis, sebuah seringai dingin yang tidak mencapai matanya. "Kau memang tak tahu apa pun tentang dendam ini, Aira. Bagaimana bisa kau tahu, jika kau hidup dalam gelembung kebahagiaan dan ketidaktahuan? Biar kuberitahu... biar kau merasakan pahitnya kebenaran yang selama ini disembunyikan darimu." Suaranya rendah dan mengancam, seperti bisikan iblis yang menjanjikan malapetaka.
Rayyan beranjak dari sofa, berjalan mendekat ke arah Aira dengan langkah perlahan dan penuh perhitungan. Setiap langkahnya terasa seperti dentuman palu yang menghantam jantung Aira, membuatnya semakin ketakutan dan tidak berdaya. Ia berhenti tepat di depan Aira, menunduk dan menatapnya dengan tatapan yang intens dan mengintimidasi.
"Ini bukan hanya tentangku, Aira. Ini tentang keadilan. Ini tentang membalas darah yang telah tumpah. Ini tentang meluruskan kesalahan yang telah terjadi bertahun-tahun lalu." Rayyan menjeda kalimatnya, menarik napas dalam-dalam, seolah mempersiapkan dirinya untuk menceritakan kisah yang sangat menyakitkan dan traumatis.
"Kau ingin tahu apa yang terjadi? Duduklah, Aira. Ini akan menjadi cerita yang panjang dan penuh dengan pengkhianatan." Rayyan menunjuk ke arah sofa, memberikan Aira pilihan untuk mendengarkan kisahnya dengan tenang. Aira, dengan ragu-ragu, menuruti perintah Rayyan dan duduk di sofa. Ia tahu, ia tidak memiliki pilihan lain. Ia harus mendengarkan kisah ini, meskipun ia takut dengan apa yang akan ia dengar.
Rayyan duduk di kursi yang berlawanan dengan Aira, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia mulai menceritakan kisah yang telah mengubah hidupnya selamanya, kisah tentang pengkhianatan, kematian, dan dendam yang tak terpadamkan.
Flashback
Dua puluh tujuh tahun lalu, Bandung menjadi saksi bisu dari sebuah operasi penangkapan bandar narkoba terbesar yang pernah terjadi di kota itu. Pandu, ayah Aira, adalah seorang kepala polisi yang disegani dan dihormati. Ia dikenal sebagai sosok yang jujur, tegas, dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Ia selalu berusaha untuk memberantas kejahatan dan melindungi masyarakat dari bahaya narkoba.
Di sisi lain, Ali, ayah Rayyan, adalah seorang perwira polisi yang handal dan berpengalaman. Ia adalah tangan kanan Pandu, orang yang paling dipercaya dan diandalkan dalam setiap operasi. Ali memiliki seorang sahabat dekat bernama Danu, yang juga merupakan seorang perwira polisi yang berbakat dan berani. Mereka bertiga adalah tim inti yang memimpin operasi penangkapan bandar narkoba tersebut.
Operasi tersebut direncanakan dengan sangat matang dan hati-hati. Pandu, Ali, dan Danu menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengumpulkan informasi, menyusun strategi, dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Mereka tahu, operasi ini sangat berbahaya dan berisiko tinggi, namun mereka tidak gentar. Mereka bertekad untuk menangkap bandar narkoba itu dan membawa mereka ke pengadilan.
Pada hari yang telah ditentukan, tim yang terdiri dari 20 orang polisi, yang dipimpin oleh Ali, bergerak menuju sarang bandar narkoba tersebut. Mereka menyusup masuk secara diam-diam, berusaha untuk tidak menimbulkan kecurigaan. Awalnya, semua berjalan sesuai rencana. Mereka berhasil melumpuhkan beberapa pengawal yang berjaga di luar, dan masuk ke dalam gudang tempat narkoba disimpan.
Namun, tanpa mereka sadari, seseorang telah membocorkan rencana operasi tersebut kepada bandar narkoba itu. Seseorang yang mereka percayai, seseorang yang berada di dalam tim mereka sendiri. Pengkhianat itu adalah Pandu, sahabat dekat Ali, orang yang selama ini mereka anggap sebagai saudara.
Pandu telah lama bekerja sama dengan bandar narkoba itu, memberikan informasi dan bantuan untuk melancarkan bisnis haram mereka. Ia tergiur dengan imbalan yang besar, dan rela mengkhianati teman-temannya sendiri demi uang dan kekuasaan.
Ketika bandar narkoba itu mengetahui tentang penyergapan tersebut dari Pandu, ia segera mengaktifkan mode alarm di gedung itu sehingga memicu para penjaga yang lain untuk waspada.
"Pengkhianat" gumam Danu begitu tahu siapa yang telah membocorkan misinya.
tim mereka pun mundur dari sana dan segera menaiki kapal yang tak jauh dari bibir pantai. Karna gedung itu ditengah laut.
Dan saat berenang, tiba-tiba mereka ditembaki secara brut4l oleh orang yang berada diatas kapal mereka.
Ali tertembak dan saat peluru itu hampir mengenai Danu, Ali segera menenggelamkan Danu dan ia menjadi perisai agar tembakan itu tak mengenai Danu.
Danu berontak, dan berusaha menarik Ali agar ia tak terkena tembakan. Namun sayang peluru-peluru itu telah mengambil nyawa Ali.
begitu tembakan itu berhenti, dan melihat kapal sudah pergi, Danu pun segera naik kepermukaan. Ia menatap teman-teman timnya kini tak bernyawa, bau darah tercium begitu menyengat, dari dua puluh orang hanya dia yang selamat.
"aku berhutang nyawa padamu Ali, terimakasih. Aku akan balaskan semua ini" lirihnya.
Bersambung---
guys baca juga ini seru buanget loh... apalagi mantan suami Aira, nanti sadar dan ngejer ngejer lagi tu mantan bini... hoho