Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.
Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Mereka semua kaget dengan sikap Herman yang tiba-tiba menangkis tangan Maya yang hendak menampar wajah Intan. Maya menatap Herman dengan sorotan mata tidak terima.
“ ohh!! Mas sudah berani ya sama aku sekarang?” Ujar Maya dengan ketus.
“Saya sudah banyak mengalah sama kamu Maya! Saya ini suami kamu! Kamu yang harus nurut dengan saya! Bukan malah memerintah saya layaknya seorang babu!! Dan sekarang saya tidak terima jika Intan kamu perlakukan seperti itu!!” Kata Herman.
Tangan Herman mengepal, baru kali ini mereka semua melihat Herman semarah itu dengan Maya. Wajah Maya pun mendadak berubah ketakutan. Mila yang berada di belakang ibunya itu mencoba menarik tangan Maya, agar mejauh dari Herman.
“Bu. Tenanglah bu.. dia beneran marah sekarang, gimana kalau kita di usir bu?” Bisik Mila di telinga ibunya. Maya yang sudah ketakutan melihat suaminya itu pun segera memundurkan langkahnya.
“Udahlah mas, jangan perpanjang lagi. Aku mau istirahat. Kamu juga cepetan gih cari tukang! Buat benerin atap kamar Mila. Biar anak kamu itu bisa tidur di kamar itu!!” Ucap Maya. Wajahnya sudah memucat ketakutan segera dia menarik tangan Mila agar mengikutinya masuk kamar.
“Pah, makasi ya sudah membelaku tadi.” kata Intan, Herman langsung menoleh ke arah putrinya yang tengah berdiri di belakangnya. “Papa, minta maaf sama kamu, selama ini papa tidak bisa membela kamu dari Maya. Kamu yakin pergi dari rumah ini?” Tanya Herman.
Intan mengangguk. Keputusannya untuk pergi dari rumah ini sudah bulat. Dia tahu pasti Maya tidak akan tinggal diam saat harga dirinya jatuh begitu saja. Maya pasti akan melakukan segala cara agar Intan menderita di rumah ini.
Saat berada di kamar, Maya mengerutu kesal. Dia tidak terima jika amarahnya tidak bisa di salurkan ke Intan tadi. Maya memukul-mukul bantal tidurnya guna menyalurkan kekesalannya.
“Kurang ajar anak tidak tahu diri itu!! Si Herman juga kenapa berlagak membela anak itu!! Awas saja kamu Herman jatah rokok sama kopi dia sebulan kagak bakal ibu kasih!!!” Kesal Maya terhadap suaminya itu.
“Tau lah Bu!! Bikin nggak mood aku aja! Dia sok- sokan nantangin ibu itu!! Kalau aku jadi ibu! Sih! Udah aku bejek si Intan nggak guna itu! Bu! Kalau ibu biyarin dia kayak gitu!! Dia bakalan ngelunjak Tahu!! Bu!!” Mila mencoba mengadu domba ibunya dengan saudara tirinya itu.
“Iya!! Ibu bakalan kasih pelajaran ke Intan itu! Kita keluar dulu!kita jual ini persabunan sama pasta gigi! Kita jadikan uang, buat apa juga nyimpen ginian banyak-banyak, mending simpen sebiji aja cukup buat kita pakai dua bulan.” Ujar Maya, dia hanya mengambil sebiji sabun dan pasta gigi, sisanya akan dia jual ke warung biar dijadikan uang buat makan mereka berdua.
Melihat dua orang ibu dan anak itu keluar, Intan mempergunakan waktu untuk mengemas barang-barangnya. Dia akan keluar dari rumah hari ini juga. Dia tidak mau berlama-lama lagi. Udah mual rasanya intan harus berhadapan dengan dua anomali itu setiap harinya.
Rencana Intan untuk pindah ke kontrakan udah di ketahui oleh kedua temannya, Vania dan juga Gea. Mereka lah membatu Intan untuk mencari kontrakan murah di daerah yang strategis, dan tentunya aman bagi Intan.
{ Intan, gue sama Vania udah dapet nih kontrakan nya. Harganya lumayan sih Intan katanya satu juta dua ratus lima puluh ribu per bulan, gimana kamu mau ambil Tan? Tempatnya juga bagus, Ini tempatnya dekat sma unggulan tepatnya di sebelah sekolah dasar Harum Mekar. Ambil nggak tan?} Tanya Gea pada pesannya.
Intan diam sebentar sebelum membalas pesan Gea. “Harganya lumayan sih, kayaknya aku masih ada tabungan tiga juta rupiah. Aku pakai itu aja dulu, buat biaya sekolahnya aku bakalan gunakan dari uang yang di transfer sama mama.” Bantin Intan.
Vania juga sudah mengirim gambar kontrakan yang akan Intan tinggalin nanti. Terlihat sederhana namun rumah itu masih cukup bagus. Terasnya juga lebar dan di belakang kontrakan masih tersedia lahan kosong yang memungkinkan Intan untuk menanam sayuran, karena dia gemar menanam.
{ aku suka, nanti aku bakalan ke sana kalian tunggu aku ya. Makasi banyak telah membantu aku guys I love you all. Emotikon Love} Balas Intan pada pesannya itu.
Setelah berkemas, Intan menitipkan barang-barang itu di rumah Intan dulu, sebelum dia membawanya ke kontrakan. Vania menjemput Intan di rumahnya, dan Vania juga lah yang akan membantu Intan untuk membawa barang-barang Intan. Kebetulan dari mereka bertiga hanya Vania lah yang hanya mempunyai sepeda motor.