bahagia ketika mendapatkan Uang banyak, pura-pura polos dan menyamar menjadi manusia biasa, tinggal di jalan yang sangat sepi di bawah kaki gunung.
namun siapa sangka di balik semua itu ternyata semuanya hanyalah Acting semata yang sedang di lakukannya karena dia merasa gabut, sebab berdiri sendiri di puncak kekuatan tanpa adanya musuh yang bisa menandinginya. semua yang dia lakukan hanyalah Acting.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mukthi utowo mati!
Juragan Herlan makin marah ketika dia mendengar kekalahan mereka karena terkena peluru ketapel dari belakang.
"Bangsat! Memalukan saja!" Ucap Juragan Terlan yang semakin brutal menendangi mereka, setelah lelah menghajar keempat orang ini Juragan Herlan kembali ke tempat duduknya sambil mengatur nafasnya.
Meskipun sudah di hajar juragan Herlan habis habisan, namun salah satu orang masih menyampaikan tantangan carok dari samsul kepada Juragan Herlan.
Pada saat ini Juragan Herlan terlihat memasang wajah yang sangat serius, benar benar serius, "dia menantangku carok?" Tanya juragan herlan dengan dingin.
"Benar juragan, dia bertanya kapan bisa berunding untuk menentukan aturan carok tersebut!" Ucap salah satu anak buah Herlan yang dalam kondisi bonyok.
Herlan Termenung ketika mendengar hal ini, berunding? Itu artinya samsul mengatahui tentang aturan aturan carok.
"Aku benar benar tidak menyangka dia mengetahui betul tentang peraturan carok!" Ucap Juragan Herlan dengan dingin.
Carok itu bukanlah perkelahian pinggir jalan.
Carok itu bukan tawuran.
Carok itu bukan asal bacok.
Carok merupakan duel sakral, yang melambangkan keberanian dan harga diri. Oleh karena itu carok ada aturannya dan tidak boleh ngawur.
Awal dari pertandingan carok adalah berunding, untuk mebentukan jalannya duel yang akan di adakan.
Juragan Herlan tidak langsung mengiyakan, dia pergi ke rumah dukun sumarwi terlebih dahulu.
Setelah tiba di rumah dukun sumarwi juragan herlan langsung di sambut dengan pertanyaan, "bagaimana? Apakah kamu berhasil?" Tanya Mbah Sumarwi.
Sambil menggaruk kepalanya dengan ekspresi sungkan juragan herlan berucap, "gagal mbah.."
Mbah dukun sumarwi tidak mengejek Juragan Herlan, dia terlihat memasang ekspresi bingung. Dia benar benat bingung, mengapa samsul sangat sulit untuk di bunuh.
Sebenarnya siapa sosok yang melindunginya?
"Kemudian samsul menantang saya untuk duel carok, mbah. Dia meminta pertemuan untuk berunding.." ucap Juragan Herlan.
"Hah?!" Mbah Sumarwi terlihat kaget ketika mendengar hal ini, "meminta perundingan? Artinya dia sangat bersungguh sungguh dalam duel carok ini!"
Juragan Herlan terlihat gugup, kemudian bertanya, "lalu apa yang harus saya lakukan, mbah?"
"Sebagai orang asli madura, kamu harus menerimanya!" Ucap mbah sumarwi dengan tegas.
Ketika mendengar hal inu Juragan Herlan terlihat makin gugup, "ta.. tapi mbah, bagaimana jika saya kalah?"
Mbah sumarwi langsung menyeringai, "tenang saja, masih ada celah!"
"Celah? Celah seperti apa mbah? Tanya Juragan herlan dengan kaget.
"Kamu iyakan saja dulu tantangan carok itu, kemudian cari tanggal yang sesuai." Kemudian mbah sumarwi menambahkan, "kemudian tambahkan syarat setiap peserta harus sampai ke tempat duel dalam waktu tertentu, yang tidak satang tepat waktu akan di anggap kalah!"
Juragan Herlan terlihat bingung, "lalu?" Tanya juragan Herlan.
Mbah dukun sumarwi terlihat sedikit jengkel, "kamu itu bodoh atau bagaimana? Ya pada saat itu hanya tinggal kirimkan saja semua anak buahmu untuk membubuh samsul!"
Juragan herlan langsung menyahut, "tunggu mbah, bukankah kalau duel carok sudah di sepakati tapi kalau aku mengirimkan orang aku pasti akan di cap pecundang dan di anggap kalah."
Mbah dukun Sumarwi langsung menyahut balik, "justru karena itulah kamu harus membuat aturan, yang gagal mencapai lokasi duel di anggap kalah! Sehingga meskipun kamu mengirim anak buahmu untuk membunuh samsul, itu tidak masalah karena kamu di anggap menang sebab samsul tidak datang ke tempat duel."
Mendengar hal ini Juragan Herlan langsung tepuk tangan dengan ekspresi antusias, "Luar biasa mbah, saya tidak menyangka anda benar benar selicik ah tidak maksud saya secerdas itu!"
"Sengan cara itu aku bisa memenangkan carok dan tidak di cap sebagai pecundang!" Ucap juragan Herlan penuh semangat.
"Mbah, bisakah mbah meramalku?" Tanya juragan Herlan.
Mbah sumarwi menganggukan kelalanya, dia kemudian mengeluarkan kembali kotak kayunya dan 5 buah batu miliknya yang merupakan sarana meramal itu.
Dengan cepat mbah sumarwi langsung memandangi batu batu itu, kerika batu batu itu terlempar keluar di pandangan mbah sumarwi dia bisa melihat jasad samsul yang tergeletak dengan leher yang tergorok di balik semak-semak hutan yang sangat sepi.
Mbah sumarwi langsung berucap, "kamu pasti menang, dia tidak mungkin bisa mengalahkanmu!"
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat, tidak terasa esok haru telah tiba. Salah satu anak buah Herlan yang gagal membunuh samsul itu segera di berikan tugas oleh Herlan untuk menemui samsul dan Arjuna.
Tentu saja Orang itu mengatakan bahwa juragan Herlan menerima tantang carok dari samsul, dan juragan herlan meminta samsul nanti malam untuk datang ke rumahnya untuk berunding.
Tentu saja setelah menyampaikan hal ini anak buah yang sudah bonyok itu langsung di usir begitu saja.
Pada saat ini terlihat samsul yang duduk di sebuah kursi kayu sambil menundukan kepalanya dengan ekspresi serius. Seolah dia sedang berfikir keras saat ini.
Arjuna jelas memaklumi hal ini, bagaimana pun juga setelah ini samsul akan melaksanakan duel sakral yaitu carok, pemenang carok hanya ada satu, lalu bagaimana denga yang kalah? Tentu saja mati.
Kalau tantangan carok sudah di terima maka samsul hanya memiliki satu pilihan yaitu maju terus. Apakah dia yang akan mengambil harga dirinya, ataukah dia yang akan tergeletak di tanah nantinya.
Kalau istilah jawanya, 'mukthi utowo mati!'
"Apakah kamu menyesali keputusanmu menantang Pak Herlan dalam duel carok?" Tanya Arjuna kepada Samsul.
Dengan tegas samsul berucap, "tidak! Aku tidak menyesal" kemudian samsul menambahkan, "cong, apakah kamu kira percobaan pembunuhan bisa di anggap hal sepele?" Samsul menggelengkan kepalanya, "aku tidak pernah ragu untuk mengambil harga diriku yang telah di injak-injak oleh Herlan."
Kemudian samsul mendongak ke atas sambil menarik nafas panjang, "terlebih lagi aku juga merasakan kehidupanku yang menyedihkan ini, hilangnya Linda, dan seluruh hartaku itu juga karena ada kaitannya dengan Herlan..."
Ekspresi samsul menjadi sangat tegas "aku tidak pernah ragu untuk menantang Herlan dalam duel carok!"
Arjuna menganggukan kepalanya, "mukthi utowo mati!"
Samsul terdiam sebentar, "eh apa itu Artinya?" Tanya samsul.
"Kejayaan atau kematian..." ucap Arjuna.
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat, pada awal malam ini yerlihat sebuah motor matic memasuki pekarangan rumah Herlan.
Siapa pengendara motor itu? Tentu saja mc kita dan pak samsul.
Setelah memarkirkan motornya Arjuna dan samsul berjalan tegap memasuki rumah Juragan Herlan.
Ada banyak sekali anak buau juragan Herlan yang saat ini memandangi Arjuna dan samsul dengan tatap permusuhan. Namun tentu saja tidak membuat keduanya gemetaran.
Mereka berdua langsung memasuki ruang tanu yang merupakan ruangan untuk berunding.
"Aku benar-benar tidak menyangka, kamu memiliki nyali untuk menantangku duel carok!" Ucap juragan Herlan dengan dagu yang sesikit di angkat, kemudian wajah sombong juragan herlan menuju ke arah Arjuna, "dan siapa bocah bau kencur ini?"