Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22. Malu
Bu Lusi sudah paham apa yang terjadi pada menantunya dan putranya tadi malam, Bu Lusi hatinya senang karena Juni dengan April ada kemajuan.
dengan tanda merah beberapa titik dileher April itu membuktikan kalau pernikahan Juni dan April bukanlah sebuah pernikahan pura-pura tapi sudah seperti pernikahan pada umumnya.
"Gak usah dijawab, Ibu sudah paham, Ibu senang sekali melihat tanda merah dileher menantuku." Bu Lusi tersenyum, menggoda mantunya.
"Hah, tanda merah ?" April tersentak dia sama sekali tidak perhatian, April sungguh sangat malu, apa lagi sampai Ibu mertuanya yang melihat, April tidak tau harus membawa kemana mukanya, rasanya saat ini dia ingin sekali menenggelamkan dirinya ke dasar laut, sungguh sangat memalukan.
"Udah, gak usah malu, Ibu dulu dengan Bapak juga seperti itu, Ibu juga lega, ternyata putra Ibu jantan juga." Bu Lusi sengaja, dia menyindir Juni.
"Bu, apaan sih, biar gini-gini, aku normal lho." Juni tidak terima dikatakan tidak normal, dia sudah paham sindiran Ibunya mengarah kemana.
"Iya, iya, Ibu tau, udah, tidak usah bahas itu lagi, kasihan menantu Ibu sudah merona pipinya, ayo makan. Nanti Ibu buatkan ramuan, biar sakitnya hilang," ujar Bu Lusi lagi, dan semakin membuat April menunduk malu.
"Udah Bu, jangan digoda terus istriku, dia sudah sangat malu," protes Juni.
"Iya, iya, nanti sudah terbiasa kok, ayo sarapan, kamu harus makan banyak." Bu Lusi mengambil piring dan langsung menaruh nasi untuk April.
Sementara di apartemen tempat Agus tinggal, didapur terlihat seorang gadis muda sedang berkutat dengan alat masak.
Gadis muda itu tidak lain siapa lagi kalau bukan Ayu. Ayu tadinya bangun pagi sekali, dia melihat apartemen masih sepi, itu berarti pemilik apartemen belum bangun.
Ayu berencana ingin membuat sarapan untuk Agus, Ayu membuka lemari pendingin, disana terdapat hanya beberapa butir telur, dan beberapa bahan Lian yang hanya bisa digunakan untuk membuat nasi goreng saja.
Ayu membuka penanak nasi, ternyata ada sedikit nasi, Ayu mengambil nasi itu dan menyiapkan bahan untuk membuat nasi goreng.
Nasi didalam penanak memang selalu ada, karena Agus sering sarapan atau makan dirumah, karena baginya memaksa sendiri dirumah akan lebih sehat dan higienis ketimbang makan diluar.
Setelah menyiapkan bahan, Ayu menumis bawang, dan kemudian menggoreng nasi hingga selesai.
Ayu memang jarang masak saat tinggal dirumah Bu Martha, karena disana sering April yang memasak, tapi Ayu walau waktu itu sering tidak searah dengan April, tapi dia sering membantu April memasak, sehingga dia bisa kalau memasak.
"Untuk aku sering melihat atau membantu kak April masak, jadi saat seperti ini akan berguna juga." Gumam Ayu mengingat yang entah dimana sekarang ini.
"Kamu lagi ngapain ?" tanya Agus yang tiba-tiba nongol dibelakang Ayu.
Agus terbangun dari tidur, dia langsung keluar kamar, karena dia ingat kalau sekarang dirinya tidak lagi sendiri di apartemennya.
Ada seseorang yang dia belum terlalu mengenal, tapi biar bagaimanpun dia sudah membawa Ayu ke apartemennya, jadi dia harus memastikan kalau Ayu jangan sampai menahan lapar karena dia terlambat bangun.
Namun saat Agus keluar kamar, dia melihat Ayu ternyata sedang berkutat didapur, Agus menghampiri Ayu ingin melihat apa yang Ayu kerjakan pagi-pagi.
"Eh, kak Agus," Ayu tersentak karena Agus muncul tiba-tiba dibelakangnya.
"Maaf, buat kamu kaget, kamu masak ya ?" tanya Agus melihat ada nasi goreng dan telur mata sapi yang sudah Ayu goreng.
"Iya kak, maaf, Ayu sudah lancang mengobrak abrik dapur dan lemari es." Jawab Ayu.
"Gak apa-apa, aku senang, terimakasih ya, tapi maaf juga, di lemari es gak ada bahan, aku belum sempat belanja." Ujar Agus lagi sepertinya kedua manusia beda jenis itu sudah mulai akrab.
"Iya kak, tadi aku lihat yang ada hanya telur dan nasi saja, jadi aku buatkan nasi goreng, tapi Ayu gak tau kak Agus suka atau tidak." Ujar Ayu, dia tidak tau apa selera Agus karena pagi ini hari pertama bagi Ayu.
"Aku suka kok nasi goreng, tapi aku sering malas buatnya, aku biasanya sarapan hanya pakai nasi putih dan telur goreng saja. Tapi kalau kamu betah disini dan mau memasak, nanti kita belanja, biar kamu bisa masak apa saja." Ujar Agus senang, selain ada yang akan memasak untuknya, dia juga senang karena di apartemen sudah ada teman dan tidak lagi sendiri.
"Ayu mau kak, tapi jika kak Agus mengizinkan Ayu tinggal disini." Ayu juga senang, dia sudah punya tempat tinggal, dari pada dia tinggal dijalan, dan juga tidak aman bagi dirinya, selain Ayahnya sudah pasti lelaki tua yang membelinya kemaren akan mencarinya.
"Tentu saja aku mengizinkan, kamu bisa tinggal disini sampai kapan kamu mau." Jawab Agus lagi.
"Terimakasih kak, oh ya, apa kak Agus mau sarapan sekarang atau sebentar lagi ?" tanya Ayu.
"Sekarang aja lah, sebentar lagi aku harus kerja." Jawab Agus senyum dibibirnya terus saja mereka.
"Kalau begitu Ayu siapkan dulu ya kak, kakak duduk aja dimeja makan." Ujar Ayu, dia langsung membawa makanan kemeja makan dan menatanya.
Setelah semua makanan siap, Ayu menaruhkan nasi di piring dan memberikan untuk Agus terlebih dahulu, Ayu melayani Agus seperti suaminya.
Hati Agus menghangat, baru kali ini ada seseorang yang melayaninya, Agus menatap lekat wajah Ayu.
Sedangkan Ayu tidak sadar kalau dirinya sedang ditatap oleh orang yang duduk didepannya saat ini.
Ayu mengambil piring dia menaruh nasi goreng untuk dirinya setelah tadi lebih dulu melayani Agus.
"Gadis ini kelihatannya sangat baik, sopan, dan juga sederhana." Gumam Agus dalam hatinya dengan mata masih belum beralih dari Ayu.
Saat Ayu hendak menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya, Ayu tidak sengaja melihat ke arah Agus yang sedang menatapnya lekat tanpa ada niat untuk menyentuh nasi goreng didepannya sedikitpun.
"Kak, kak Agus tidak makan, kenapa menatap Ayu seperti itu, apa ada yang aneh di wajah Ayu ?" tanya Ayu takut ada sesuatu diwajahnya karena dia baru saja bermain dengan alat dapur seperti kuali.
"Eh tidak, aku hanya melihat kagum, ternyata kamu sangat cantik dan baik." Agus terus terang.
Ayu menunduk malu, pagi-pagi dia sudah dapat godaan dari lelaki yang baru dia kenal kemaren.
"Kak Agus jangan bercanda, sarapan lah, nanti kak Agus terlambat pergi kerja." Peringat Ayu, padahal dia sudah malu karena digoda oleh Agus.
"Aku gak bercanda, aku serius, kamu itu cantik." Ujar Agus, kemudian dia menyuapi nasi goreng kedalam mulutnya, sedangkan Ayu sudah dibuat salah tingkah.
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣