Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.
Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.
Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?
Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Ketika Kevin yang kasal melihat
Jansen, dia langsung menabrak pemuda itu dengan bahunya saat berthalik hadarı. Namun, yang tak terduga adalah, justru dirinya lah yang merasa kesakitan, bukan Hamen Kevin tersandung, namun beruntung ada Andara yang langsung memegangi
tubuhnya.
Merasa kasal, Andara melemparkan tinju ke arah Jansen, namun dengan sigap permada itu menangkap tinjuan Andara. Jansen mencengkeram erat tinju Andara, memberikan ardikit tekanan lalu melepaskannya. Suasana
semakin memanas
Andara, jangan buat keributan di
acaru ulang tahunku teriak Larinna
kasal sambil menghentakkan kakinya.
Kama ini kenapa sib,
mengundang orang sepertinya? Apakah kamu mudah turun juvel?" balas Andara dengan nada yang mena marahnys, seperti menyindir Larissa yang membela Jansen.
"Setiap orang punya hak yang
sama!" tegas Larissa.
Sejak kapany Di mana-mana, yung berstatus tinggi akan berkuasa dan kasta rendahan seperti dia tak seharunya bergaul dengan kitat Dia bahkan tak pantas mengenakan pakaian serupa ini?! Siapa tahu dia mencurinya ucap Andara penuh emosi.
Situasi semakin teging, kecaman
Andara kepada Jansen membuat
saasana ulang tahun Larissa terasa mendalans dan dramatis. Setiap kata yang dilontarkan semakin mempertegas perbedaan antara mereka, seolah-olah merobek yang ada
dihati.
Jadi status adalah penentu
segalanya targa Jansen, matanya
memerah seakan menahan emosi yung
bergolak.
Jelas dia tersinggung oleh ucapan
Andara yang merendahkan martabat
orang yang tidak punya, atau yang
disebut kasta terendah. Baginya, itu
bukan hanya menyangkut diri pribadi.
tapi juga semua orang yang berada di
level yang sama dengannya
"Benar, kamu punya uang, maka
kamu puzya kuasa. Itu adalah hal
mutlak yang tak bisa kamu raih. Dasar
gembell" ujar Andara sambil menuding
Jansen dengan telunjuknya. Meskipun
tangan Andara sempat terasa sakit, ia
rela mengabaikannya demi meluapkan.
kebenciannya pada Jansen.
Caput pergi dari sinil Merusak
pemandangan sajal Kevin ikut
menyuarakan kekesalan, menatap
Jansen dengan pandangan
menshuuh.
Jansen hanya bisa menggelengkan
kepala, merasa tak berdays
menghadapi orang-orang seperti
mereka. Dia tahu bahwa saat ini
memang dia tak mampu bersaing, tapi
ia bersumpah dalam hati bahwa suatu
hari nanti, ia akan membuktikan
kebenaran akan nilai manusia itu
bukan ditentukan status atau harta.
Jansen, bertahan saja di sini. Aku
mengundangmu bukan mereka, Kata
Larissa, berusaha memberikan
semangat poda Jansen.
"Apa yang mereka katakan benar,
Lariana. Aku tidak pantas meninggikan
diriku disini lata Jansen.
Ketika dia hendak berbalik, suara
Sistem terdengar berdeuting.
DING...
[Misi terpicu, Beri hukuman pada
orang yang merendahkan orang
miskin. Hadiah, satu Kotak Mistari.]
Jansen tercengang mendengarnya
Tak menyangka bulwa dia akan
mendapatkan misi mendadak. Jelas dia
sangat senang dengan ini. Jansen
menatap Kevin dan juga Andara dengan
seulas senyum. Lalu tanpa kata dia
melakukan gerakan ringan dan cepat.
Bamt
Bam!
Dus pukalan membuat dua orang
Itu tersungkur. Jelas Kevin maupun
Andara terkejut dengan apa yang
dilakukan oleh janzan. Slapa yang
menyangka pecundang begitu berani
melakukan pemukulan. Bahkan
menjatuhkan mereka yang notabene
telah berlatih keterampilan bertarung
"Ini adalah hukuman untuk mulut
kalian yang tidak beradab itu?" kata
Jansen. Setelah berkata seperti itu,
Jansen mendekati Larissa dan
menyerahkan sebuah kotak yang tidak
terlalu bagus tampilannya
"Hariya Ini hadiah yang dapat aku
berikan, Terima kasih sudah mau
mengundangku, Aku tahu tempatka
dimanal Kata Jansen, melambatkan
tangan pada Larisa dan melangkah
pergi menjauh.
Andara dan Kevin jelas murka,
mereka berdua langsung mengejar
Namun keduanya kembali terpental
oleh tendangan Jansen. Terkapar di
tanah, tak bangun lagi. Mungkin saja
mereka juga malu untuk bangkit
DING
[Mini sulesai. Selarrmat Anda
mendapatkan Hadiah Kotak Misteri,
Kotak berada di inventory
Jansen membaca pesan itu dan
sangat senang. Ini adalah pertama
kalinya sejak dia memiliki sistem,
sistem memberinya Kotak Materi.
"Apa yang sebenarnya ada didalam
sana?" guman Jansen sambil berjalan
kaki meniju arah pulang.
Le 1
Status ditampilkan Otomatis
Nama: Jansen Gillard
Poin Utama 80
Kekuatan: 70
Kelincahan: 70
Semangat: TO
Keterampilan Teknik Tapak Naga
Inventory: 1 (Kotak Misteri
Dana: 4.100.000.00
(Sebelumnya Jansen naik Taksi
dan memakai Dana miliknya 100 ribu
rupiah
Kotak Misteri muncul di
tangannya, "Bukal" Perintahnya.
Pita di kotak mulai terbuka sendiri,
seolah ada tangan manusia disana yang
malakukannya. Setelah terbuka, kutak
pun menampakkan isinya.
Isinya adalah
Di sisi lain, Larissa juga membuka
kado yang diberikan oleh semua orang
"Larina, cepat buka Kado milik
Kevin, dis pasti memberikan sesuatu
yang berharga. Kata Linda
Larissa menatap Linda dengan
tatapan tajam dan berkata,
"Sebenarnya, Linda, aku tidak
keberatan jika kamu tidak
mengundang mereka. Aku memang
tidak begitu menyukai neang seperti
itu, tapi mengapa kantu masih
mengundang mereka?"
"Ti-tidak. Bukan aku yang
mengundang mereka." Jawab Linda
dengan nada gugup.
Larissa sebenarnya sudah
mengetahui kebohongan Linda, namun
dia enggan mengekapoinya. Toh
mereka teman dekat dan ini hanyalah
masalah kecil yang tak perlu
diperbesar
Sambil mengesampingkan kado
yang diberikan Kevin, Larians
melanjutkan membuka sederetan kado
liatnya yang ia berima. Di antaranya
terdapat pakaian, boneka, dan berbagai
aksesoris cantik. Semuanya tampak
cukup berharga, meskipun Larissa tak
berniat menjualnya.
Di antara tumpukan kado, ada satu
kado yang menarik perhatian Larisa
Kade dengan bungkusan sederhana
tersebut merupakan pemberian dari
Jansen. Linda yang telah menyaksikan
seluruh proses tadi, lantas berkomentar
sinis, "Jangan bilang kamu ingin
membuka hadiah ini juga? Orang yang
tak punya uang seperti Jansen mana
mungkin memberikan hadiah yang
berharga, Larissa."
Larisa mengesampingkan ucapan
sahabatnya itu, is membuka kutak
tersebut dengan perlahan. Begitu kutak
terbuka, sesuatu yang bersinar dengan
anggun menyembul dari dalam kotak,
mempesona mereka bentua, Linda pun
mengintip dengan saksama untuk
memperjelas penglihatannya,
Sementara itu, Larima terpana oleh
keindahan kalung yang kini berada di
tangannya, la menatapnya dengan
penuh kebingungan, merasa kagum
dan takjub akan mahakarya cantik
tersebut. Mengapa bisa Jansen
memberikan padanya sesuatu yang
begitu menawan dan berharga ini?
Kalung itu memiliki liontin
berwarna hijau yang berkilau dengan
sempurna, ukurannya tak terlalu besar
maupun terlalu kecil. Ketika ia
mencobanya mengenakannya di leher,
tampak seperti itulah yang sudah lama
dinanti, Seolah diukir dan dibentuk
khusus untuk Larisa.
Linda terpaksa mengurungkan
niat mencibir, karena ia harus
mengakui bahwa kalung itu memang
sangat luar biasa, Rusa iri
menyelubungi hatinya. Namun, la
masih merasa bingung, bagaimana
mungkin Jansen yung berasal dari
keluarga miskin bisa memberikan
hadiah seperti ini?
Ini pasti barang imitasi sergah
Linda, berusaha mengobati hatinya
yang terbakar iri.
Jansen pulang dalam kelelahan
dan segera terlelap dengan nyaman di
ranjangnya. Saat fajar menyingsing.
Jansen terbangun
dan langsung
mengaktifkan Layar Hologram di
hadapannya.
Check-in berhasil. Selamat. Anda
mendapatkan 20 Poin Utama. Misi
Harian terpicu.
Lari 1 Kilometer. Push up 100X
batas waktu 07:30
Jansen mengangkat alisnya,
terkejut naat melihat notifikasi
tersebut. Tangannya
mengepal ketika
melihat jam dinding besar yang
tergantung, waktu masih
menunjukkan pukul 05:00
Rasa kantuk dan malas masih
menguasai perasaannya. Tidak peduli
pada misi
yang harus dijalani, dia
kembali memejamkan
matanya dan
menyelimuti tubuhnya dengan selimut
tebal.
Begitu cepat waktu berlalu dan
ketika ia terbangun kembali, jam
dinding sudah menunjukkan pukul OR
Panik melanda pikirannya, la huru
buru ingin bangkit dari ranjang,
namun kaki terasa seperti di palu
raksasa, nyeri, dan sulit untuk
dianglost.
"Ahl Apa yang terjadi pada
kakiku jerit jansen ketakutan.
Kehilangan
keseimbangan, in terjatuh
ke lantai dan meringis menahan sakit
yang menusuk-nusuk.
Mencoba bangkit, namun kedua
kakinya tidak mampu menopang berat
tubuhnya, seolah ia lumpuh.
Jansen bingung dan ketakutan,
Layar Hologram kini menunjukkan
tanda merah yang menyala,
menandakan hukuman yang
diberlakukan akibat mengabaikan misi
yang diberikan. Raut wajahnya
semakin pucat, menyadari
kesalahannya dalam menghadapi
Tanggung jawab.
"Sial. Sistem, maafkan aku. Aku salah!" Namun rasa nyeri dan sakit itu masih menyerang kakinya.