"Kak please jangan kayak gini" cicitnya saat deril memeluk Almira dari belakang dan mengendus ceruk lehernya menghadap jendela kelas yang tembus ke lapangan sekolah.
"Why? padahal lo nikmatin posisi ini kan?" ucap Deril sambil menyunggingkan bibirnya.
"Aku mohon kak ja- hmmmptt" ucapannya terpotong dan tesumpal oleh benda kenyal milik Deril.
Deril melumat bibir Almira dengan rakus dan menuntut, yang membuat si empu terbelalak kaget tak bisa bergerak.
-----
Yahhhh, bagaimana ceritanya ketika seorang Almira yang pindah sekolah tujuan ingin mencari ketenangan tetapi malah menemukan kemalangan dengan bertemu dan mengenal seorang Deril sendiri.
Mau tau kelanjutannya? yukkk baca novel Obsession Deril ini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Siti padilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Rencana Jalan-jalan
Pagi hari Deril sudah bangun lebih dulu. Namun, dirinya tidak langsung bangun melainkan menatap wajah Almira terlebih dahulu dengan lekat. Ia usap pipi Almira yang lembut itu dengan jarinya.
Karena merasa terganggu dengan sentuhan Deril seketika bergumam yang tak jelas. Namun, Deril malah terkekeh melihatnya karena merasa gemas dia pun mengecup bibir tersebut. Seketika mata Almira terbuka.
"Kak Deril?" Bisik Almira.
"Selamat Pagi sayang." Ucap Deril.
"Yaampun, aku memimpikannya sampai membayangkan dia berbicara semanis ini." Kemudian Almira juga terkekeh dan mengganti posisinya menjadi terlentang.
"Kamu mimpiin aku?" Tanya Deril.
Seketika Almira melirik ke arah kiri, dimana Deril berada. Almira mengucek matanya masih tak percaya.
"Masa sih ini bener? Gue pasti mimpi. Mana mungkin kak Deril tidur sama gue." Almira terus mengucek matanya tak percaya.
"Ini emang beneran aku Almira. Aku semalem tidur sama kamu loh." Deril sekali lagi meyakinkan.
Almira langsung terlonjak kaget dan mendudukan melihat tubuhnya yang aman menggunakan pakaian semalam, lalu menghembuskan nafasnya perlahan.
"Syukurlah" Bisiknya tapi dapat di dengar Deril karena posisi mereka yang sangat dekat.
"Kenapa? Bersyukur gak di unboxing sama aku?"
Pertanyaan Deril membuat pipi Almira jadi bersemu merah karena ucapannya benar dengan apa yang di pikirin sama Almira. Tapi, Almira menyangkalnya saat berbicara pada Deril.
"Ih apa sih kak? Aku gak mikir gitu kali geer deh." Almira memalingkan mukanya untuk menyembunyikan wajahnya yang mungkin sudah merah padam.
"Terus maksud syukur itu apa?" Tanya Deril mencoba untuk menggoda Almira, yang membuat Almira kelabakan.
"Eh-engh itu apa? Ehh-."
Ucapannya terpotong oleh ucapan Deril yang masih terkekeh geli.
"Hahaha udah gapapa gak usah di jelasin, emang apa yang aku bilang bener juga kan?"
Almira seketika menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Kemudian Deril duduk untuk berbicara lagi.
"Hari ini kamu ada acara gak?" Deril mencoba mengalihkan pembicaraan agar Almira tak semakin malu padanya.
"Emhhh kayaknya aku gak kemana-mana. Emang kenapa?"
"Kita jalan-jalan yuk?"
"Woahhh boleh, jalan-jalan kemana emang?"
"Kemana aja yang kamu mau." Deril tersenyum sangat manis membuat Almira terpesona.
"Oke aku siap-siap dulu."
Almira bangkit dari tempat tidur, tapi sebelum masuk ke kamar mandi dirinya terpikirkan sesuatu. Terkait Deril yang bisa dapet izin tidur dengannya di kamar Almira sendiri. Padahal dirinya tahu kalau sang ayah gak suka sama Deril.
"Eh kak, tunggu. Kok kakak bisa tidur sama aku?"
"Bisa dong." Deril menjawab sambil melihat ponselnya.
"Emang ayah gak marah yah?"
Seketika pandangannya ia angkat ke arah Almira.
"Sebelumnya sih sempet ngelarang tapi, karena bunda kamu yang nyuruh jadi ayah kamu luluh."
Almira menganggukan kepala beroh ria. Tapi tak selesai disana Almira kembali bertanya pada Deril yang mengakibatkan dirinya malah telat mandi.
"Eh kakak mau pulang dulu?"
"Enggak" Kini Deril fokus lagi ke handphone entah apa yang sedang di lakukan nya.
"Terus kalo gak pulang dulu kakak gak mandi?"
"Mandi." Masih fokus pada handphone nya.
"Dimana? Masa disini? Kalo disini baju gantinya gimana? Atau kakak pake baju itu lagi? Ih gak pantes dong." Almira terus bicara tanpa henti menanyakan pada Deril membuat sang empu harus menarik napas dalam-dalam untuk menjelaskan.
"Sayang, aku Mandi disini nanti asisten aku dateng buat nganterin baju, sama mobil. Jadi, kamu jangan khawatir okey."
Setelah mendapat jawaban Almira paham tapi dirinya masih bengong di depan pintu tak masuk-masuk entah apa yang dia pikirkan.
"Sekarang apa lagi Almira? Kamu gak jadi mandi?"
"Ah iya lupa. Aku mandi dulu yah kak." Ucapnya sambil menepuk dahinya.
Deril terkekeh geli melihat tingkah laku Almira yang menurutnya sangat menggemaskan.