"hidup di dunia ini tidak semua bernasib beruntung, kadang aku sangat iri dengan kehidupan orang lain yang terlahir kaya, mereka tidak perlu bersusah payah untuk bekerja keras pagi, siang dan malam dengan upah yang tak seberapa, hidup di tengah kota seorang diri membuatku sedikit frustasi, beruntungnya aku masih punya seseorang yang ku kenal, orang yang selalu membantu dan menghiburku disaat semua tidak baik baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bee aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
duhh gimana ya
Felix bisa merasakan ada rasa canggung di antara mereka saat ini.
"lea.. Apa yang kau pikirkan tentang kami?" tanya felix menydari sikap lea yang begitu canggung.
"sebenarnya aku baru tau, kalau kau adiknya mathias saat kita mulai dekat" ucap lea dengan nada gugup.
"lalu kenapa?" tanya felix sambil memegang tangan lea mencoba membuat lea agar tidak terlalu canggung.
"aku berteman baik dengan mathias, dan ku dengar kalian bermusuhan.. Jadi aku sangat bingung" ungkap lea.
"ya kami memang bermusuhan" jawab felix dengan jujur.
"aku.. Tidak mau ikut campur, hanya saja kondisinya sangat buruk untukku dan mathias saat ini" ungkap lea.
"apa dia sangat penting bagimu?" tanya felix.
"ya.. Dia sangat penting" jawab lea dengan jujur.
"jadi apa hubungan kalian?" tanya felix memastikan.
"dia.. Sahabatku" ucap lea.
"apa kau menyesal pacaran denganku?" tanya felix dengan serius.
"tidak, tentu saja tidak" jawab lea sambil menatap felix.
"baiklah, dia hanya sahabat baikmu.. Sementara aku pacarmu, tidak apa apa" ucap felix sambil tersenyum.
"kau.. Ga marah kan?" tanya lea.
"kenapa harus marah, aku sangat menyukaimu lea" ucap felix lalu mengelus wajah lea.
"aku juga" jawab lea sambil tersenyum.
"kemarilah, jangan gugup begitu?" ucap felix menyuruh lea untuk memeluknya.
lea dengan patuh memeluk felix, lea merasa lega saat felix mengatakan itu, ia pikir felix akan sangat kecewa kepadanya.
"aku takut sekali" ucap lea saat berada di pelukan felix.
"maaf membuatmu takut" ucap felix sambil mengelus rambut lea.
"kau beneran ga marah kan?" tanya lea memastikan.
"awalnya aku sedikit kecewa, tapi.. Apa boleh buat, itu juga bukan salahmu" jawab felix sambil melepaskan pelukannya.
lea hanya diam menatap wajah felix.
"aku rasa saat ini mathias sangat marah padamu" ucap felix.
"ya.. Begitulah" jawab lea.
"jangan khawatir, kalau kau penting untuknya dia ga akan lama marah.. Nanti juga dia terbiasa" ucap felix.
"begitu ya?" tanya lea.
"ayo peluk aku lagi?" ucap felix dengan manja.
Lea dengan senang hati memeluk felix kembali.
beberapa hari berlalu.
lea pov.
aku mengecek ponselku setiap saat, aku menunggu pesan dari mathias, biasanya dia selalu menghubungiku setiap saat, namun semenjak dia tau aku punya hubungan dengan adiknya, dia tidak mengirim pesan atau menemui ku sama sekali.
"apa mathias sekarang benci padaku?p" ucapku merasa frustasi.
aku bahkan tak bisa menemukan mathias di kampus.
"lea?" panggil vilia bersama gisel
"haii" sapa lea dengan wajah lesu.
lea tengah berada di kantin untuk menunggu felix selesai kelas.
"lo tumben di kantin" ucap gisel heran menaruh tasnya di meja lalu duduk di samping lea
"iyaa, gue nunggu felix" jawab lea.
"kalian udah jadian ya?" tanya vilia kepo.
"ya... gitu dehhh" jawab lea sambil tersenyum.
"gila sihhh lu, keren banget bisa dapetin cowo kaya felix" ujar gisel salut kepada lea.
"ga nyangka cowo secute dan setengil dia jadi pacar lu" ucap vilia.
"makanya cari pacar sana?" suruh gisel
"helehhh! mentang mentang punya pacar, resek banget lu" gerutu vilia.
"udah udah kenapa jadi ribut sihhh" sahut lea.
"tau nihhh" ucap gisel.
di tengah mereka sedang ribut, tanpa mereka sadari tata sudah berdiri di belakang mereka.
"hai sayang?" sapa tata.
seketika mereka bertiga terkejut, karena tata tidak datang sendirian namun bersama kedua temannya, yaitu Mathias dan jeje.
"haiii sayang, kok kamu disini?" tanya gisel terkejut melihat tata.
"iyaa, kebetulan tadi aku liat kamu.. kayaknya seru banget, boleh gabung ga?" tanya tata.
"bolehhh, boleh banget" sahut vilia senang.
"idihhh apaan sihhh ni anak" gerutu gisel.
lea seketika terdiam karena Mathias berada di depannya.
"kenalin ini temen aku, yang ini Mathias dan ini jeje" ucap tata memperkenalkan teman temannya.
"haii! aku gisel, ini temen aku lea sama vilia" ucap gisel sambil menunjuk lea dan vilia secara bergantian.
Vilia terlihat senang dengan kehadiran mathias dan juga jeje, namun berbeda dengan lea,
mathias terus menatap ke arahnya dengan tatapan datar.
gisel dan tata sedang asik mengobrol sedangkan vilia terlihat tertarik kepada jeje, sementara lea dan Mathias mereka hanya diam.
"gue harus pergi" ucap mathias tiba tiba segera bangkit dari duduknya.
"lohhh? mau kemana sihhh?" ujar tata bingung karena mathias tiba tiba berdiri.
"tau tu, katanya ga ada kesibukan" ucap jeje heran.
Mathias menghiraukan ucapan mereka memilih pergi dari sana.
"guys aku duluan ya" pamit lea.
"lohhh? kan felix belum selesai kelas? mau kemana?" tanya vilia heran.
namun lea tak menjawab karena buru buru mengejar Mathias.
"temen lu ganteng ganteng tapi judes amat" ucap vilia kepada tata.
"biasanya ga gitu kok dia" jawab tata juga heran.
Sementara disisi lain.
***
"mathias?" panggil lea berlari mencoba untuk menghentikan mathias.
Namun mathias hanya menatap lea dengan tatapan malas.
"Mathias aku perlu bicara sama kamu? ayo ikut aku sebentar?" ucap lea sambil menarik tangan mathias.
lea membawa mathias ke atap gedung kampus untuk berbicara.
"kamu.. marah ya sama aku?" tanya lea terus terang.
"udah tau pakek nanya" jawab mathias dingin.
"tapi kenapa? kamu ga suka ya kalo aku pacaran sama felix?" tanya lea.
mathias terdiam tak bisa menjawab sambil melihat ke arah lain menghindari tatapan lea.
"aku bisa ngerti kalian lagi ga dalam hubungan yang baik, tapi.. haruskah aku jauhin felix untuk kamu?" tanya lea.
seketika Mathias menatap lea.
"masa kamu marah karena aku punya hubungan sama adik kamu sendiri, aku tau aku punya hutang budi sama kamu, tapi.. kamu jangan bawa bawa aku ke dalam masalah pribadi kamu dong?" ucap lea.
"kamu ga tau apa apa lea, aku pikir kamu bakal selalu ada buat aku.. tapi ternyata aku ga sepenting itu untuk kamu, bahkan kamu sering mengabaikan pesanku, aku juga ga habis fikir kamu punya hubungan sama adik aku sendiri" ungkap mathias merasa kecewa.
"aku minta maaf soal itu, tapi kamu juga ga pernah cerita kan soal hubungan kamu sama orang lain ke aku, jadi kenapa aku harus cerita semuanya ke kamu?" tanya lea.
"itu beda lea, aku pikir aku kenal sama kamu... tapi ternyata engga" ucap Mathias kesal.
"terus sekarang kamu maunya gimana? kamu mau aku pergi dari apartemen kamu?" tanya lea tiba tiba.
seketika Mathias terkejut dengan apa yang lea katakan.
"jadi kamu mau buang aku setelah kamu dapetin adik aku?" tanya mathias dengan tatapan tajam.
lea tak menyangka Mathias mengatakan hal itu padanya kepadanya.
"apa maksud kamu? kamu sendiri yang ngejauh dari aku! aku gak pernah ninggalin kamu" ucap lea sedikit emosi.
"kenapa harus dia lea...? kenapa harus felix?" tanya Mathias merasa kecewa.
"awalnya aku juga gak tau kalau dia adik kamu" ungkap lea.
"apa kau tau betapa aku sangat kecewa padamu? ku pikir kau ada di pihakku" ucap mathias terlihat marah lalu pergi meninggalkan lea.
"arghhhh!!! kenapa jadi begini sihhh!" teriak lea merasa frustasi.
lea tidak tau bagaimana lagi menghadapi Mathias yang tengah marah kepadanya, ia merasa hampa saat mathias menjauhinya, karena ia sudah terbiasa bersama dengan mathias.
lea berjalan menuruni anak tangga dengan wajah yang lesu, ia tidak mengerti kenapa mathias bisa begitu marah kepadanya.
"lea?" panggil felix melihat lea turun dari tangga.
"felix? kau sudah selesai?" tanya lea segera menghampiri felix.
"iyaaa, kau dari mana?" jawab felix.
"aku abis ngomong sama mathias" jawab lea dengan jujur.
"ada apa? kenapa wajahmu masam sekali?" tanya felix sambil menangkup wajah lea.
"bukan apa apa" jawab lea dengan wajah bete.
"dia masih marah ya?" tanya felix.
"ya gitu dehhh" jawab lea sambil cemberut.
cup!
sebuah kecupan mendarat di bibir lea, yang tadinya ia merasa bete sontak ia jadi terkejut.
"ihh jangan gitu dong?nanti ada yang liat" ucap lea panik sambil melihat kesekelilingnya.
"makanya jangan cemberut gitu dong? kan aku jadi gemes pengen gigit" sahut felix.
"ihhh apaan sihhh, dasar" ucap lea sambil memukul lengan felix pelan.
"ketempatku yuk?" ajak felix
"ga ahh, aku takut" ucap lea spontan.
"takut kenapa?" tanya felix dengan polos.
"takut kamu gigit" jawab lea sedikit tersenyum.
"enggak dehhh janji?" mohon felix.
"ihhh enggak" sahut lea sambil berlari.
"kok gitu sihhh? sayang? jangan tinggalin aku?" teriak felix mengejar lea.
"ihh jangan keras keras, malu di denger orang" ucap lea sambil menutup mulut felix dengan tangannya.
"biar aja, biar mereka tau kalo kamu pacar aku" jawab felix dengan bangganya.
lea hanya tersenyum melihat tingkah lucu pacarnya itu.
"ohh ya nanti sore aku ada tugas kelompok sama temen aku" ucap lea tiba tiba.
"aku mau ikut" rengek felix memohon sambil memegang lengan lea seperti anak kecil yang meminta permen kepada ibunya.
"gimana ya.. tapi kamu jangan ganggu lohhh?" ujar lea.
"iya aku bakal diem, duduk manis nunggu kamu sampai selesai" jawab felix.
"bener ya? temen aku ini agak sedikit cuek orangnya jadi kamu jangan singgung dia" ucap lea mencoba memperingati felix.
"enggak akan" jawab felix sambil merangkul lea untuk jalan bersama.
dari jauh lea tak sengaja melihat Mathias tengah bersama luna.
"jangan jangan luna cewe yang mathias suka?" ucap lea dalam hati saat melihat mathias terlihat tersenyum saat bicara dengan luna.
"ada apa?" tanya felix sadar lea terus melihat ke arah mathias.
"enggak" jawab lea sambil tersenyum.