Hanya berjarak lima langkah dari rumah, Satya dan Sekar lebih sering jadi musuh bebuyutan daripada tetangga.
Satya—pemilik toko donat yang lebih akrab dipanggil Bang... Sat.
Dan Sekar—siswi SMA pecinta donat strawberry buatan Satya yang selalu berhasil merepotkan Satya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Kembali Ke Rumah
Satya tengah berdiri di dapur. Lengan bajunya yang panjang digulung hingga siku, sejak tadi ia sedang sibuk menyusun ulang bahan makanan yang diambil-nya dari kulkas di atas meja makan. Beberapa bungkus tempe, telur, dan minuman kemasan ditata rapi.
Dari ruang tengah, suara tv terdengar samar. Rakha menonton salah satu serial drama yang ditayangkan malam hari. Tapi kemudian ia menghampiri Satya di dapur, niatnya untuk melihat kegiatan Satya di dapur setelah bosan menonton tv terlalu lama.
Satya menyadari kehadiran Rakha di belakangnya. "Lo suka puding cokelat ya ternyata?" tanya Satya tanpa menoleh, tangannya sibuk mengelap bagian-bagian lengket yang terkena tumpahan minuman di kulkas.
Tadi pagi, ia sengaja membuat puding cokelat sebelum bersiap ke toko donat miliknya. Memang sengaja disiapkan agar Rakha menikmatinya sepulang sekolah. Satya sedikit terkejut karena ternyata puding yang dibuatnya hanya tersisa sedikit di dalam wadah plastik bening. Bahkan, Satya belum sempat menawarkan Sekar. Dan ia sendiri baru sempat membuka kulkas.
Rakha tersenyum malu. "Suka Bang," jawabnya singkat, duduk di kursi dengan santai. Memperhatikan cara Satya membersihkan kulkas. Tangannya mengambil salah satu susu kotak yang Satya taruh di atas meja, meminumnya sedikit dan menaruhnya kembali.
Satya tersenyum kecil, mengambil minuman kemasan, dan menyusun-nya kembali ke dalam kulkas. "Kalo gitu, nanti gua buatin lagi deh sering-sering."
"Tapi... gulanya kurangin dikit ya," pinta Rakha.
Satya menoleh cepat. "Banyak nawar! Lo pikir gua chef pribadi lo!?"
Rakha cengengesan. "Kalo makan manis gak baik Bang. Gak sehat."
"Mitos itu, yang penting gak kebanyakan aja," balas Satya asal. Yang penting ia tidak makan berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan memang tidak baik.
Rakha menatap Satya lama, sebelum akhirnya ia berbicara setengah hati. "Oh iya, besok gua gak pulang ke sini dulu ya Bang."
Satya berbalik, membereskan sisa-sisa pekerjaan-nya dan ikut duduk di samping Rakha. "Kenapa? Rumah lo kan kosong."
"Hari Sabtu mau main sama temen, biar gak kejauhan."
Satya tersenyum jahil, mencolek dagu sang Adik dengan satu jarinya. "Temen atau pacar nih?"
Rakha berdecak, merasa sedikit tersindir, karena sebetulnya ia memang tak punya kekasih. "Ck, temen gua Bang. Gua gak punya pacar."
"Emangnya lo berani di rumah sendiri, Dek?" tanya Satya, wajahnya serius kali ini.
Rakha sempat menggigit bibir bawahnya, diam sejenak. Tapi tetap berusaha meyakinkan Satya. "Berani Bang, gua kan udah biasa di rumah sendiri."
"Mbak Reren kan udah gak ada," kata Satya mengingatkan. Barangkali sang Adik lupa jika rumahnya saat ini benar-benar kosong.
Reren, pengasuh sekaligus pembantu di rumah Sakha. Sejak kecil, Rakha terbiasa bersama dengan pengasuhnya itu. Tapi dua bulan lalu, mbak Reren terpaksa harus berhenti karena mengurus suaminya yang sakit di kampung halaman. Karena alasan itu juga, Sakha memilih untuk menitipkan Rakha kepada Satya.
"Gua cuma sebentar ko nginep di rumah. Lagian kalo weekend, Ayah manggil orang buat bersihin rumah. Jadi gak sendirian banget."
Satya memasang wajah gelisah, sorot matanya memandang Rakha dengan khawatir. Entah mengapa rasanya tak tenang harus membiarkan Rakha kembali ke rumahnya. "Gak percaya gua."
Rakha memandang Satya dengan tatapan memohon. Berusaha mendapat izin dari sang Kakak. "Gua bisa minta tolong temen gua buat nginep di rumah juga."
Satya menepuk pelan kepala sang Adik. "Iya, gua tau. Cuma khawatir aja."
"Jadi... boleh kan?" tanya Rakha memastikannya lagi.
"Iya, nanti gua yang jemput lagi ke sini," jawab Satya. Lagi pula, sejujurnya ia tak bisa melarang Rakha. Dan seharusnya, ia tak perlu merasa khawatir berlebih. Toh, Rakha hanya kembali ke rumahnya. Bukan ke tempat yang berbahaya. Satya hanya perlu menjemput-nya kembali nanti.
Up segini dulu, soalnya di eps sebelumnya kepanjangan. Besok up lagi ko ☺️
ditunggu next chapter ya kak😁
jangan lupa mampir dan ninggalin like dan komen sesuai apa yang di kasih ya biar kita sama-sama support✨🥺🙏
sekalian mampir juga.../Coffee//Coffee//Coffee/
Dikasih koma ya, Kak. Biar lebih enak bacanya. Semangat terus nulisnya!😉