My Introvert Husband

Kikan dan Bi Ani berjalan menuju ke taman yang letaknya ada di ujung komplek perumahan di mana yan saat ini Kikan tempati. Sesampainya di taman, Kikan mengajak Bi Ani untuk duduk di atas ayunan. mereka berdua, pun. berbincang - bincang di sana.

"Jadi, Bibi sejak muda ya, bekerja dengan keluarga Mama Lilis," tanya kikan

"Iya, Non. Bibi sudah bekerja sejak Tuan Rey berumur 3 tahun. dan Tuan Alka baru lahir " jawab Bibi dengan menyunggingkan senyumnya.

"Semua keluarga nyonya besar sangatlah baik, Nona. Nona Kikan, begitu sangat beruntung bisa menikah dengan Tuan Rey  " tutur Bi Ani.

"Beruntung apanya? yang ada, hanya malah menambah masalah," gumam Kikan dalam hati.

"Benarkah, Bi." Kikan memaksakan senyumnya.

"Iya, Non. Tuan Rey, memang terlihat galak dan angkuh. tetapi, sebenarnya dia orang yang sangat-lah baik sekali," tutur Bi Ani.

"Bagaimana dengan Alka, Bi." Kikan penasaran.

"Tuan Alka, juga baik, Non. tuan Alka memiliki banyak sekali teman. Dan dia lebih suka menghabiskan waktu di luar bersama teman - temannya, di banding di rumah bersama Keluarga. Sangat berbeda jauh dengan Tuan Rey. Tuan Rey justru kebalikan dari Tuan Alka. dia lebih suka menghabiskan waktu dirumah dan dia juga lebih suka menyendiri." ujar Bi Ani.

"Apa suami saya sebelumnya pernah punya kekasih, Bi?" tanya kikan penasaran.

"Pernah, Non. kalau bibi tidak salah namanya, Nona Reina," jawab Bibi.

"Namanya sungguh tidak asing," gumam Kikan dalam hati.

"Apa kekasih Kak Rey cantik, Bi?  " tanya Kikan. Bi Ani terkekeh saat mendengar pertanyaan Kikan.

"Semua yang namanya wanita tentu cantik, Nona. Nona Kikan juga sangat cantik." Bi Ani tersenyum.

"Hehe iya-ya, Bi. Oh iya, Bi. Waktu kecil, Kikan sering main ke rumah Alka. tetapi, kenapa Kikan tidak pernah melihat, Bi Ani?" tanya Kikan.

"Iya, Non. karna Bibi dulu hanya tukang masak jadi selalu di dapur, tidak pernah keluar rumah. kecuali kalau ke pasar," jawab Bi Ani.

"Oh begitu, pantas saja," ujar Kikan.

****

Rey yang kala itu sedang menikmati   teh hijau sambil memainkan ponselnya, tiba - tiba ia mendengar suara ketukan pintu dan teriakan seseorang dari luar rumah. Rey menghentikan aktivitasnya, ia beranjak berdiri dan berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu tersebut. Seseorang berdiri di depan pintu, orang itu tak lain ialah Alka adik kandungnya.

"Hallo, Kak." Alka menyapa dan memeluk tubuh Kakaknya.

"Dasar ****, ayo masuk-lah," ajak Rey dengan merangkul bahu Alka.

"Kau habis dari mana?" tanya Rey, ia mendudukan tubuhnya di atas sofa kemudian diikuti oleh Alka.

"Habis mencari seorang wanita," saut Alka.

"Wanita mana lagi, yang ingin kau permainkan ha?" ledek Rey.

"Haha, ayolah, kak. aku tidak seburuk itu. Kali ini wanita ini benar - benar sangat berbeda, jawab Alka dengan mengingat - ingat wajah Kikan.

"Seorang wanita yang bisa meluluhkan hati seorang bad boy? Sungguh menarik," ujar Rey menggoda adiknya tersebut.

"Kakak, kali ini aku serius," ucap Alka.

"Haha baiklah,  siapa wanita itu?" tanya Rey.

"Aku masih belum tau siapa dia kak." Alka sedikit frustasi.

"Bagaimana bisa kamu belum tau siapa dia," tanya Rey dengan mengernyit keheranan.

"Aku tidak sengaja bertemu dia dua kali dan itu pun, dia sedang mengalami kesulitan," kata Alka seraya menaikan satu kakinya di atas lutut.

"Baru bertemu dua kali, tetapi, bisa langsung membuatmu jatuh hati? hebat sekali dia," ledek Rey kembali.

"Makanya itu, Kak. aku juga heran, kenapa wanita itu bisa membuat aku jadi penasaran seperti ini," kata Alka dengan menggaruk rambutnya yang tidak gatal itu.

"Kakak akan mendukungmu. selama, pilihanmu itu baik," tutur Rey sambil menepuk bahu Alka.

"Kau kan tau, Kak. meskipun banyak sekali wanita yang dekat denganku, tapi, aku sama sekali tidak tertarik dengan mereka," kata Alka.

"Oh iya, di mana Kak, istrimu?" tanya Alka dengan melihat ke arah sekitar dalam rumah. Namun, Alka tidak mendapati siapapun di dalam rumah itu. Kecuali Kakaknya.

"Kikan, maksudmu?" tanya Rey sembari menikmati teh hijau miliknya, kemudian meletakannya kembali di atas meja.

"Pertanyaanmu sungguh konyol! memang, istrimu siapa lagi selain kikan?" tanya Alka dengan tertawa.

"Dia sedang jalan - jalan ke taman bersama Bi Ani " jawab Rey.

"Sepertinya, aku harus menemui istrimu dan meminta maaf, Kak. untuk masalah perjodohan kemarin," ucap Alka, ia sedikit merasa bersalah terhadap Kikan.

"Iya, memang seharusnya begitu. tunggu saja dia pulang," jawab Rey.

"Bagaimana  keseharianmu menikah dengannya, Kak. pasti menyenangkan. Iya, kan?" tanya Alka meledek.

"Menyenangkan apanya? kalau tidak karna kau kabur, kakak juga tidak akan mungkin menikahinya. dia kemarin pergi dari rumah dan sempat menamparku," imbuh Rey.

"Serius? dia benar - benar menamparmu, Kak. berani sekali dia menampar seorang Reyhans," ujar Aka dengan tertawa begitu keras.

"Baru pertama kali ini, aku di tampar oleh wanita. tapi, ini memang karna kesalahanku, sih. dan ini semua karena ceritamu yang salah paham terhadap Kikan," ujar Rey. Kemudian Rey menceritakan kejadian  yang sebenarnya kepada Alka. Alka sempat menyangkal dan tidak percaya. Namun, akhirnya ia percaya saat Rey mengatakan, bahwa, yang menuturkan kebenaran tersebut, ialah Ibu Kikan sendiri.

"Kalau sudah tau ceritanya sebenarnya, apa sekarang kau menyesal, tidak mau dijodohkan dengan Kikan?" tanya Rey meledek.

"Tidak lah, Kak. Untuk apa menyesal. aku tidak mau dijodohkan dengan Kikan, bukan karna tau cerita buruk tentang dia.  tetapi, karna memang aku ingin menentukan sendiri wanita pilihanku," tutur Alka.