NovelToon NovelToon
Embun Dan Tama

Embun Dan Tama

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Dosen / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:33.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Dwi Febriana

Menikah?

Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.

"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.

"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"

Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?

Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.

Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayo Nikah Aja!

Saat ini Embun sedang berada di ruang ganti bersama Bunga. Terlihat senyuman tipis tersungging dibibirnya

"Mbun, itu laki-laki yang tadi duduk di cafe berjam-jam, kamu kenal?" tanya Bunga kepada Embun.

Mendapat pertanyaan itu, Embun menganggukkan kepala.

"Kenal Mbak," jawabnya.

"Oo iya? pantesan aku notis dia liatin kamu terus pas kerja. Emangnya dia siapa kamu Mbun? beberapa kali aku pernah liat laki-laki itu di cafe, dan kamu juga beberapa kali handle pesenan dia. Tapi seingat aku dia orangnya dingin banget deh," ujar Bunga lagi.

Bunga tidak salah, Tama memang tipikal laki-laki yang bersifat dingin dan seolah sulit tergapai. Dulu Embun pun mengenal Tama seperti itu.

"Dia pacar aku, Mbak," jawab Embun jujur.

Pada akhirnya Embun memilih untuk jujur, karena toh kenapa juga harus disembunyikan bukan? sementara disisi lain Tama sendiri juga terang-terangan mengakui hubungan mereka kepada orang lain.

Mendengar jawaban Embun, Bunga tentu saja terkejut. Dia tidak menyangka saja kalau ternyata laki-laki dingin yang beberapa kali dia lihat itu adalah kekasih Embun.

Bagaimana bisa coba?

Dan Embun paham sekali dengan arti dari tatapan Bunga saat ini.

"Kapan-kapan aku ceritain, Mbak. Aku duluan ya," ujar Embun.

Embun tidak ingin membuat Tama meninggalkan dirinya semakin lama. Sudah lebih dari 2 jam laki-laki itu menunggunya hanya untuk pulang bersama.

Jujur saja sebenarnya Embun merasa tidak enak kepada Tama. Tapi melihat bagaimana Tama melakukannya secara suka rela dan sepertinya laki-laki itu juga bahagia, Embun jadi tidak tega kalau menyuarakan isi hati tentang ketidaknyamanannya ini. Tapi nanti Embun akan mencoba untuk mengatakannya pelan-pelan agar Tama jangan sampai merasa tidak dihargai.

Sebelum keluar, Embun berpamitan dengan teman-temannya yang lain. Sebenarnya pun mereka sama pemasarannya seperti Bunga. Hanya saja saat melihat Embun tampak terburu-buru, akhirnya mereka mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Melihat Embun keluar, Tama langsung menghampiri gadis itu.

"Mau pulang sekarang?" tanya Tama.

Embun menganggukkan kepala.

"Sebenarnya iya. Tapi kalau Bang Tama mau ngobrol sebentar, enggak papa kok. Aku bisa pulang agak nantian," jawab Embun seraya tersenyum tipis.

Tama tersenyum tipis. Hatinya terasa hangat karena respon Embun yang sangat menghargai dirinya. Padahal sebelumnya Tama agak khawatir kalau apa yang dia lakukan akan membuat Embun jadi tidak nyaman.

"Enggak usah, besok aja ngobrolnya. Soalnya ini udah malem dan kamu harus cepet istirahat," ujar Tama.

"Ini Abang beneran mau ikutin aku dari belakang? aku enggak papa kok pulang sendiri, udah biasa aja. Mending Abang pulang, kan Abang juga pasti udah capek kerja," ujar Embun.

Hari ini Tama tidak ada jadwal mengajar di kampus. Jadi full dia habiskan waktunya di kantor.

"Aku enggak capek kok," jawabnya, "udah yuk pulang. Aku ikutin dari belakang."

Mengingat jalan ke rumah Embun akan melewati jalanan yang cukup sepi, Tama mana tega membiarkan kekasihnya ini pulang sendiri. Terlebih ini sudah malam. Ya memang sih Embun sudah terbiasa. Tapi kan itu dulu, sebelum Embun menjadi kekasihnya. Dan mulai sekarang pokoknya Tama akan menjaga Embun dengan baik.

Embun menganggukkan kepala, kemudian dia berlalu untuk mengambil sepeda motornya.

Dan setelahnya, Tama benar-benar mengikuti Embun dari belakang.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, akhirnya Embun dan Tama sampai juga.

Tentu Tama tidak langsung pulang, dia mutuskan untuk turun meskipun tidak sampai masuk ke rumah Embun. Tadi, ada beberapa tetangga Embun yang lewat, dan Tama tidak mau kalau sampai citra Embun menjadi buruk karena dia masuk ke rumah Embun malam hari seperti ini.

"Besok ada kelas pagi, jadi kalau bisa setelah bersih-bersih langsung tidur ya," ujar Tama.

Embun tersenyum tipis, kemudian menganggukkan kepala.

"Iya Bang," jawabnya.

"Pinter," ujar Tama seraya mengusap puncak kepala Embun dengan lembut.

Embun sendiri hanya tersenyum, dia bingung harus mengatakan apa.

"Oo iya, aku mau tanya sesuatu deh sama kamu," ujar Tama lagi.

Embun menatap Tama lembut

"Abang mau tanya apa?"

"Soal tadi yang aku nungguin kamu di tempat kerja. Kamu nyaman enggak?" tanya Tama.

Sudah Tama katakan, dia tidak ingin membuat Embun merasa tidak nyaman dengan apa yang dia lakukan. Dan sekarang dia harus memastikannya.

Dan nyatanya pertanyaan Tama membuat Embun bersyukur karena laki-laki itu membahasnya lebih dulu. Karena jujur saja, Embun sebenarnya bingung bagaimana mengatakannya.

"Sebenarnya aku sih nyaman-nyaman aja, Bang. Cuma ya itu, Abang kan juga baru pulang kantor dan pastinya juga capek. Aku pikir lebih baik kalau Abang gunakan waktu buat istirahat di rumah. Lagi pula kalau pun Abang nunggu aku di tempat kerja, kan aku juga enggak bisa nemenin Abang," jawab Embun.

Menurut Tama, apa yang Embun katakan semuanya benar. Dan dari ucapannya sudah jelas kalau Embun bukannya tidak nyaman, hanya saja dia lebih memikirkan kondisinya. Dan Tama menghargai hal itu.

"Iya, aku paham kok," jawab Tama, "Kalau teman-teman kerja kamu gimana? ada yang tanya soal aku enggak?"

"Ada, Mbak Bunga yang tanya. Dia tanya siap Abang. Dan ya udah, aku bilang aja kalau Abang pacar aku."

Pacar? Embun mengakui dirinya sebagai pacar? jelas saja itu membuat Tama merasa sangat bahagia. Kalau seandainya pun Embun menutupi hubungan mereka saja sebenarnya Tama tidak masalah. Tama bisa paham, terlebih hubungan mereka adalah dosen dan mahasiswi.

Tama tidak bisa menahan senyuman dibibirnya.

"Kenapa senyum?" tanya Embun menggoda Tama.

Tama berdehem pelan.

"Enggak papa," jawabnya.

Hening, keduanya hanya bertatapan seraya tersenyum satu sama lain.

"Kamu suka kerja disana?" tanya Tama tiba-tiba.

Sebagai jawaban, Embun menganggukkan kepala.

"Suka," jawabnya.

"Emangnya apa yang bikin kamu suka?"

"Pertama, disana temen-temennya baik dan seru. Dan yang ke dua, kerjanya fleksibel karena dimulai setelah kelas aku selesai. Dan yang ke tiga, karena gajinya cukup besar," jawab Embun.

Bisa Tama pahami.

"Sebenarnya, aku enggak pengen kamu kerja kaya gini, Mbun. Tapi aku sadar, status kita sekarang belum cukup kuat buat aku ngatur kamu supaya enggak kerja lagi. Dan aku juga yakin kalau kamu enggak akan berhenti kerja meskipun aku minta kan?"

Embun tertawa kecil.

"Itu Abang tau," jawab Embun.

"Kenapa coba? padahal aku bisa aja masih jatah kamu setiap bulan."

Embun menggelengkan kepala.

"Sekarang enggak perlu, Bang. Aku kan belum jadi tanggung jawab Abang. Kalau aku udah jadi istri Abang, baru deh Abang kasih jatah bulanan buat aku," jawab Embun masih dengan senyuman manisnya.

"Kalau gitu, ayo kita nikah! Jadi aku bisa kasih jatah bulanan buat kamu. Dan kami enggak perlu capek-capek kerja lagi."

Nah loh, jadi bahas nikah lagi kan.

1
Sugiharti Rusli
meski sekarang ada sosok Tama dan keluarganya yang bisa mengusir kesepian kamu, tapi karena kamu belum siap jadi jalani saja apa yang ada sekarang
Sugiharti Rusli
yah hidup memang terus berjalan dan mengikuti alur takdir yang sudah Allah berikan sekarang,,,
Sugiharti Rusli
memang berasa sepi yah Mbun saat ditinggal oleh kedua ortu saat masih belum selesai pendidikan, dan lagi kamu anak tunggal
Sugiharti Rusli
wah si Tama yah, uda ga fokus lagi sekarang kalo sedang di kantor, tapi karena sudah malam juga yah ga apa sih dia pulang,,,
Sugiharti Rusli
apalagi kan Embun kan anak tunggal dan sekarang ga ada orangtua, jadi kalo dia menikah dengan Tama jadi keluarga juga nanti yang membuat dia ga sendiri lagi
Sugiharti Rusli
kalo tadinya sahabat terus nanti jadi ipar semoga mereka tetap kompak yah,,,
Sugiharti Rusli
padahal bukannya saat itu siang yah, sepertinya si Embun ngantuk di siang hari sampai nanti sang sahabat datang ke rumahnya
Sugiharti Rusli
apalagi sekarang kamu dan Tama sudah resmi jadi sepasang kekasih, walo Tama maunya langsung menikahi dan jadi istri
Sugiharti Rusli
memang yah kalo sudah terbiasa sepi rumah, kalo tetiba sekarang ada yang sering berkunjung jadi beda vibes nya yah Mbun,,,
adhe ayu
Thor kpn update lg
Rahma Inayah
tu kn embun sdh rindu blm jg pergi
Rahma Inayah
cembru tnd cinta marah tnda nya sayang jd serba salah membuat ku dilema
Rahma Inayah
trn aja bun .biar km ada temannya drumh gk kesepian lg dan jg ada bantalnguling hidup 🤭🤭🤭 yg bkl temani km
Rahma Inayah
bgus ceritanya
Rahma Inayah
bgus ceritanya
Linda Ayu Tong-Tong
uuh gk sabar mreka sahh
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Jangan Rindu bang, berat biar Dilan aja yg rindu🤭
adhe ayu: thor kpn update lagi
total 1 replies
Rahma Inayah
sabar tama sbntr lg stlh lulus lngs km lamr embung siap jg pasngqn halal mu
Lina Mumtahanah
jantung aman gak tuh Tama kepergok dengan Amara 🤣🤣🤣
Lina Mumtahanah
iyain aja embun 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!