Yan Ruyin, nama yang membuat semua orang di Kediaman Shen jijik. Wanita genit, pengkhianat, peracun… bahkan tidur dengan kakak ipar suaminya sendiri.
Sekarang, tubuh itu ditempati Yue Lan, analis data abad 21 yang tiba-tiba terbangun di dunia kuno ini, dan langsung dituduh melakukan kejahatan yang tak ia lakukan. Tidak ada yang percaya, bahkan suaminya sendiri, Shen Liang, lebih memilih menatap tembok daripada menatap wajahnya.
Tapi Yue Lan bukanlah Yan Ruyin, dan dia tidak akan diam.
Dengan akal modern dan keberanian yang dimilikinya, Yue Lan bertekad membersihkan nama Yan Ruyin, memperbaiki reputasinya, dan mengungkap siapa pelaku peracun sebenarnya.
Di tengah intrik keluarga, pengkhianatan, dan dendam yang membara.
Bisakah Yue Lan membalikkan nasibnya sebelum Kediaman Shen menghancurkannya selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arjunasatria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Akhirnya Yue Lan sampai di kamarnya. Ia meletakkan buku itu di atas meja, merapikannya pelan, lalu duduk di kursi kayu dekat jendela.
Xiaohe menatap buku itu cukup lama sebelum akhirnya bertanya, ragu-ragu,
“Nyonya… kenapa Anda membawa buku yang sudah rusak seperti itu?”
Yue Lan tidak langsung menjawab. Ia membuka sampulnya sedikit, menelusuri tepinya dengan ujung jari.
“Aku akan membacanya.”
Xiaohe mengerjap. “Tapi… tulisannya sudah memudar, Nyonya. Hampir tidak terlihat.”
“Tidak masalah.” Yue Lan mengangkat wajahnya. “Aku akan membacanya perlahan.”
Xiaohe terdiam sejenak, lalu memberanikan diri, “Apa buku ini penting?”
Yue Lan menutup buku itu kembali. “Perasaanku mengatakan begitu.”
Xiaohe mengangguk pelan, meski jelas belum mengerti. “Kalau begitu… apakah Nyonya ingin aku menemani?”
“Tidak perlu,” jawab Yue Lan singkat. “Kamu boleh pergi istirahat. Aku ingin membaca sendiri.”
Xiaohe sedikit ragu. “Nyonya yakin?”
“Ya.”
Xiaohe membungkuk. “Baik. Jika Nyonya membutuhkan apa pun, panggil aku.”
Setelah Xiaohe keluar dan pintu tertutup, kamar kembali sunyi.
Yue Lan menatap buku itu lagi.
“Aneh…” gumamnya.
Yue Lan menurunkan pandangannya ke sampul buku itu.
Judulnya tercetak jelas, dengan huruf yang terlalu modern untuk dunia ini.
YOU WERE ALWAYS THE ONE
Yue Lan menahan napas.
“Itu…,” suaranya nyaris tak terdengar. “Bahasa Inggris.”
Tangannya sedikit bergetar saat menyentuh judul itu, seolah takut huruf-hurufnya akan menghilang jika ia terlalu yakin.
Ia membuka halaman pertama.
Dalam keluarga besar Shen, ada satu pria yang sejak kecil hidup di bawah bayang-bayang. Shen Liang anak dari selir, dingin, pendiam, dan tak pernah diharapkan. Hingga suatu hari, seorang wanita datang membawa cahaya, mengubah takdirnya selamanya…
Jarinya menegang. Wanita itu bukan Yan Ruyin.
Yue Lan memlanjutkan lagi.
Yan Ruyin hanyalah noda dalam hidupnya. Istri yang memalukan, haus perhatian, dan akhirnya mati sebagai peringatan bagi wanita lain yang lupa diri.
“…….”
Ia membaca tanpa berkedip.
Setelah kematian Yan Ruyin, takdir berbelok. Seorang wanita lembut dan baik hati memasuki hidup Shen Liang. Dialah yang menyembuhkan luka lama, berdiri di sisinya, dan akhirnya menjadi nyonya sah kediaman Shen.
Yue Lan menutup buku itu perlahan, telapak tangannya terasa dingin.
“Jadi…,” katanya lirih, seolah berbicara pada dirinya sendiri, “aku ini apa?”
Ia membuka kembali, mencari.
Yan Ruyin mati dalam kehinaan. Tidak ada yang membelanya. Bahkan suaminya sendiri tidak menoleh.
Yue Lan tertawa kecil. Kering. Tanpa suara.
“Tidak menoleh…,” ulangnya pelan. “Ironis.”
Ia teringat tatapan Shen Liang pagi itu. Tegas. Tanpa ragu. Berdiri di depannya di aula utama.
Apakah itu bukan tatapan pria yang tidak menoleh.
Yue Lan menggeser halaman berikutnya. Namun jantungnya berdegup lebih keras.
Beberapa paragraf tercoret tipis, seolah ada yang dihapus paksa.
Tinta memudar. Kalimat terputus.
Namun, ada satu malam yang tidak seharusnya terjadi...
Halaman itu kosong setelahnya.
Yue Lan menelan ludah.
“Tidak seharusnya… terjadi?” ulangnya.
Ia menutup buku itu dengan cepat, seolah takut isinya berubah jika terlalu lama ditatap.
“Kalau ini benar sebuah novel,” gumamnya, “maka alurnya sudah rusak.”
Ia menatap ke arah pintu kamar, lalu ke jendela.
“Dan kalau alurnya sudah rusak…,” lanjutnya pelan, “berarti akhir ceritanya belum tentu sama.”
Yue Lan menatap buku itu sekali lagi.
“Shen Liang,” katanya lirih, seolah menyebut nama itu untuk pertama kalinya dengan makna berbeda,
“kau seharusnya milik cerita ini.”
Ia tersenyum tipis. “Tapi sepertinya… ceritanya harus ditulis ulang. Karena aku.sudah terlanjur berada disini dan tak tahu kapan aku kembali ke Duniaku.... maka aku akan bertahan sebisaku.”
semangat thor jangan lupa ngopi☕️