NovelToon NovelToon
Crazy Women Transmigration

Crazy Women Transmigration

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Time Travel / Romansa / Fantasi Wanita / Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mellisa Gottardo

"Aku ini gila, tentu saja seleraku harus orang gila."

Ketika wanita gila mengalami Transmigrasi jiwa, bukan mengejar pangeran dia justru mengejar sesama orang gila.

Note : Berdasarkan imajinasi author, selamat membaca :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

like father like son

Selama satu Minggu Ruby selalu bertingkah dengan aneh, dia selalu tiba-tiba marah dan menangis bahkan saat Rui tidak melakukan apapun. Rui yang merasa heran dan bingung, berpikir jika kegilaan Ruby sedang kumat.

"Apa gila mu memang seperti ini?." Ujar Rui.

"Sekarang kau malah mengataiku gila?!." Ruby semakin sedih.

"Soalnya kau aneh." Jujur Rui.

"Aku sedang datang bulan." Ketus Ruby.

"Apa.. memang seperti itu?." Rui kebingungan.

"Seperti itu apanya!!." Sungut Ruby.

"Maksudku apa memang kau jadi sensitif, jika sedang datang bulan?." Tanya Rui.

"Iya!! apalagi ini hari pertama!." Ruby bersungut-sungut.

"Loh baru hari pertama? kenapa kau sudah aneh sejak satu Minggu yang lalu?." Bingung Rui.

"Satu Minggu sebelum datang bulan sudah mulai sensitif, kau saja yang tidak mengerti karena sebelumnya tidak peduli." Kesal Ruby.

"Tidak, sebelumnya kau tidak pernah seperti ini. Karena itu aku merasa heran." Rui membela diri.

"Bohong, sebelumnya kan kau memang selalu menjaga batasan padaku. Meskipun kau baik dan penurut, tetap saja hubunganmu dan aku itu tidak dekat." Ketus Ruby.

"Begitu kah? maafkan aku, aku sendiri juga tidak mengerti perbedaan sifatku saat ini dan yang dulu." Jujur Rui.

"Kau ingin tau? ibarat dulu kau pohon, sekarang jadi topeng monyet." Saut Ruby, melenggang pergi dari sana.

Rui melihat kepergian Ruby dengan cengo, di matanya Ruby seperti tawon jika sedang marah-marah. Meksipun Ruby tinggi, tapi dia tetap terlihat kecil dimatanya. Benar-benar seperti tawon.

Sedangkan di akademi, Rui membuat tanda di wajahnya seakan memiliki bekas luka yang parah. Karena itu dia menutup wajahnya dengan cadar, Fang Lu sempat protes tapi keputusan Xui sudah bulat.

Hari ini, akademi mendapatkan panggilan menuju perpustakaan Kekaisaran. Seperti kegiatan resmi yang sudah selalu di lakukan dari tahun ke tahun. Dimana siapapun yang masuk ke sana, diperbolehkan membaca sebanyak - banyak nya buku selama waktu yang di tentukan.

Xui sebenarnya merasa keberatan, karena kehidupan nya selalu saja berdekatan dengan istana. Padahal dia berpikir cukup terisolasi di akademi saja, tanpa ada kegiatan yang berhubungan dengan istana.

Meskipun bisa masuk ke istana dengan aman, tanpa di curigai atau ada tanda tertentu yang membuat gempar. Xui tetap tidak bisa tenang, dia jadi merindukan masa-masa di paviliun bersama Ayah dan Ibunya.

"Ayah, Ibu... aku merindukan kalian." Batin Xui, matanya tidak bisa fokus membaca.

Fang Lu selalu diam-diam mendekati Xui karena berpikir Xui sedang ketakutan, sebagai Paman Kecil tentu saja dia merasa bertanggung jawab. Umur mereka hanya berbeda 3 tahun, jadi layak menjadi teman di banding Paman dan Keponakan.

"Jangan terlalu sering menemui ku, itu mencurigakan." Bisik Xui.

"Kita kan teman, apanya yang mencurigakan." Heran Fang Lu.

"Aku tidak mau ditandai sebagai teman Pangeran, tolong biarkan aku bersembunyi." Xui meras kesal.

"Xui, apa kau bahkan tetap merasa tidak nyaman? meksipun berada di tempat yang seharusnya menjadi rumahmu?." Bisik Fang Lu, sangat lirih.

"Rumahku adalah tempat, dimana Ayah dan Ibuku berada." Jawab Xui, sibuk mencari buku.

Srattt

Fang Lu menarik Xui pergi, Xui terkejut tapi entah kenapa tenaga Fang Lu kuat dan membuatnya sulit menolak, karena bisa menjadi pusat perhatian. Fang Lu membawa Xui ke sebuah tempat yang cukup sakral.

"Kuil?." Bingung Xui.

"Kuil suci, nama mu ada di sana." Ujar Fang Lu.

"Kau gila ya, kenapa membawaku kesini?!." Xui panik, ingin bergegas pergi.

"Sampai kapan kau akan bersembunyi?." Fang Lu menatap Xui dengan rumit.

"Ayahku masih butuh waktu, kau tidak akan mengerti." Xui merasa marah.

"Kakakku tidak lemah, meksipun gila dia pasti bisa melindungi mu. Sebenarnya apa alasannya?." Fang Lu tidak mengerti.

"Kau tidak tahu, seberapa banyak trauma yang Ayahku terima. Atau seberapa banyak musuh kuat yang selalu dia dapatkan, kau mungkin hanya tahu salah satu musuh Ayahku. Tapi itu hanya salah satu, belum semuanya." Ucap Xui, wajahnya mendingin dan matanya tajam.

"Kakakku kembali ke istana saat berusia 17 tahun, saat itu aku masih 3 tahunan. Dia gila dan berakhir di kurung di kediamannya, Kaisar memilih menempatkannya ke Medan perang agar dia berhenti menggila. Tapi apa? justru dia semakin gila saat tau posisinya di rebut oleh adiknya sendiri, dia menggila sampai membunuh Permaisuri alias Ibunya sendiri. Kejadian itu saat dia berusia 26 tahun dan aku berusia 12 tahun. Dia di asingkan sebagai bentuk belas kasih dari Ayahku, jadi bagaimana mungkin kau lahir tiba-tiba dan sudah sebesar ini?." Ucap Fang Lu, masih tidak mengerti asal usul kehadiran Xui.

"Hal sederhana seperti itu saja kau tidak mengerti." Xui terkekeh sinis.

"Jawab saja." Kesal Fang Lu.

"Menurutmu kenapa Ayahku gila saat dibawa kembali?." Xui balik bertanya.

"Mana aku tau, saat itu aku masih tiga tahun." Kesal Fang Lu.

"Kau bodoh ya, karena Ayahku di pisahkan dengan wanita dan anak yang dia cintai. Aku hidup sangat menderita tanpa sosok Ayah dalam hidupku, hingga akhirnya Ibuku mendapatkan informasi tentang Ayahku. Kita pergi menjemput Ayahku yang tinggal di tempat terpencil sendirian, dia kesulitan bicara karena bertahun-tahun tidak pernah bicara pada manusia. Dia juga memupuk trauma dan kesepian dalam hidupnya begitu dalam, kau tidak akan tau apa yang dirasakan Ayahku, Aku ataupun Ibuku. Kau hanya melihat apa yang kami perlihatkan, kau tidak sepenuhnya mengerti segalanya." Xui berkata dengan penuh emosi.

"Baiklah aku mengerti hidupmu menderita, tapi__

"Cukup, berhenti sampai disana." Xui berubah ekspresi, datar, dingin, menakutkan.

Deg.

Fang Lu tersentak dengan ekspresi yang ditunjukan Xui padanya. Dia bahkan sampai melangkah mundur dengan waspada, tatapan yang sama dengan yang pernah dirinya lihat pada Kakaknya sekitar 5 tahun yang lalu. Tatapan orang gila yang menakutkan, Lu melupakan fakta jika Xui anak dari orang gila.

"Ternyata kau sama saja." Fang Lu terlihat kecewa.

"Menjadi manusia di saat jiwa ku sudah menjadi Iblis, kau pikir itu mudah? berhenti ikut campur dan diam saja. Kami akan kembali jika memang sudah waktunya kembali." Xui menatap dengan berang.

Fang Lu yang merasa terancam dengan tatapan Xui, apalagi traumanya tentang ingatan masa lalu, dimana dia melihat Kakak pertamanya menggila dan membunuh banyak orang. Trauma yang membuatnya sangat takut pada Kakaknya.

Xui pergi dari sana dengan langkah dingin, Fang Lu mematung saat Xui melewatinya begitu saja. Dia merasa ketakutan, bukan karena dia lemah tapi karena traumanya muncul.

"A-apa ini yang dimaksud Xui? Trauma Kakak masih sangat banyak di tempat ini, Xui tidak ingin Ayahnya tersiksa karena traumanya? Betapa bodohnya aku memaksanya." Batin Fang Lu, kena mental.

Fang Lu menunduk, berusaha menetralkan ketakutannya. Meskipun sudah beranjak dewasa, dia tetap kesulitan jika trauma masa kecilnya muncul. Jiwanya saat masih kecil dan penakut itu muncul lagi.

Sebenarnya Fang Lu adalah pangeran yang lahir ke tiga, bukan ke dua. Tapi Kakak keduanya tewas di tangan Kakak pertamanya yang menggila, karena umur Kakak kedua dan dirinya hanya berbeda satu tahun. Panggilan pangeran kedua pun diberikan padanya saat berusia 14 tahun. Tetap saja, kenangan buruk itu terus berputar di otaknya, melihat saudaranya membunuh saudara yang lain tepat di depan matanya.

"Siapa bocah itu?." Suara tiba-tiba mengintrupsi.

Fang Lu menoleh, berusaha bersikap tenang. Karena Fang Yun tidak boleh menyadari apapun, dia harus bertanggung jawab karena tindakan gegabahnya tadi.

Melihat tampang menyebalkan Yun yang berjalan dengan congkak, Fang Lu merasa istana ini akan hancur jika di pimpin manusia seperti Fang Yun. Entah apa yang ada di pikiran Kaisar, kenapa buru-buru sekali memutuskan mengangkat putra mahkota baru. Padahal Fang Yun sama sekali tidak layak di posisi itu.

"Kau pucat, apa kau sedang ketakutan?." Ejek Fang Yun.

"Yun, saat Kakak pertama membantai banyak orang termasuk Permaisuri dan Kakak kedua. Berapa usiamu saat itu?." Tanya Fang Lu.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu? aku masih 10 tahun." Ketus Fang Yun.

"Apa kau ingat, tatapan mata kakak pertama saat itu?." Tanya Fang Lu.

"Tidak, aku di sembunyikan oleh pengasuhku." Jujur Fang Yun.

"Kau beruntung." Ucap Fang Lu.

"Apa yang kau bicarakan?." Fang Yun tidak mengerti.

"Sampai saat ini, aku masih ketakutan jika bayangan wajah menakutkan Kakak pertama terlintas di kepalaku. Sungguh, karena kejadian waktu itu aku jadi tidak terlalu takut pada Kaisar, tapi aku sangat takut pada Kakak pertama." Ucap Fang Lu.

"Kau takut pada orang gila?." Sinis Fang Yun.

"Kau tidak tau, meksipun gila dulu dia baik padaku. Dengan kondisinya yang tidak waras, dia masih mau bermain denganku yang masih kecil. Hingga saat kau merebut mahkotanya, dia menggila dengan menakutkan." Ujar Fang Lu.

"Yah, aneh sekali bukan. Kau berharap Kekaisaran di pimpin orang gila? atau kau berharap kau yang jadi Putra mahkota?." Sinis Fang Yun.

"Di mataku kau jauh lebih cocok di sebut orang gila, kau tidak punya empati kepada sesama manusia. Jangan menangis saat kebenaran terungkap di depan matamu." Fang Lu tersenyum penuh arti dan pergi dari sana.

"Apa maksudmu!!!." Teriak Fang Yun, mulai merasa terusik.

"Brengsek, kebenaran apa yang tidak aku tau?! Apa berhubungan dengan Bayi itu? Sialan, aku harus segera mencari Bayi itu dan membunuhnya. Tapi ,hanya Kaisar yang tahu namanya. Aku bisa mati jika menerobos masuk Kuil Suci." Batin Fang Yun, gelisah.

1
Sribundanya Gifran
lanjut crazy up thor
Mellisa Gottardo: /Cry//Cry/
total 1 replies
Babyme
Yey!! akhirnya doble up😍
Mellisa Gottardo: /Drool//Determined//Determined/
total 1 replies
Babyme
ikut deg-deg an😭
Mellisa Gottardo: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Alyriz
Next kk yg semangat yee klau bisa up dua chapter sperti sblum" ini kk 🤗
Mellisa Gottardo: mulai besok Doble up kak🥰
total 1 replies
Mama Lemon
Kerenn dahh Semangat thor🔥🔥
Babyme
Bergaya banget, ketemu Rui langsung kicep itu si Yunjing
Mellisa Gottardo: hahah jangan di ULTI dulu dong 🤭
total 1 replies
Pecinta Novel
Mukanya Fang Yun ngeselin baget sumpah😭
Mellisa Gottardo: awokawok
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Mellisa Gottardo: siaap
total 1 replies
Etty Rohaeti
Ruby belum hamil juga Thor?
Mama Lemon: Mukanya ngeselin bangett
total 2 replies
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Mellisa Gottardo: /Applaud//Applaud/
total 1 replies
Pecinta Novel
ANJAY VISUALNYA BISA NGESELIN GITU😭
Mellisa Gottardo: hahaha🤣
total 1 replies
Babyme
Semangattt thor!!
Mellisa Gottardo: Siap🥰
total 1 replies
Lina Hibanika
aq yg bacanya aja senyum2 sendiri palagi Ruby 🤣
Mellisa Gottardo: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Lina Hibanika
makanan yg belum ada, enak dan murah memang akan jadi banyak peminatnya
Lina Hibanika: zaman now mah dah segala ada 😏
total 2 replies
Lina Hibanika
beuh Ruby 😏 jd gila aja bangga kmu mah 😅🤣
Lina Hibanika: tapi bener banget sih thor 😅
total 2 replies
Lina Hibanika
omaygot 😱 klo modelan gini mah aq jg mau lah biar dikata gila juga thor 😅
Mellisa Gottardo: hahahaa🤣
total 1 replies
Lina Hibanika
punya duit mah segala urusan bisa diatasi 😌
Mellisa Gottardo: betuull🥹
total 1 replies
Lina Hibanika
kayaknya ga niat tuh Ruby 😅
Mellisa Gottardo: /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Lina Hibanika
dasar Ruby 🤣🤣🤣
Mellisa Gottardo: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Lina Hibanika
melimpir dimari lah,, liat liat ada yg baru,, kali aja seru seperti biasanya 😅
Mellisa Gottardo: haloo 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!