cerita ini menurut sudut pandang Luna.
tentang Luna gadis introvert yang menyukai Raka, anak rajin dan pintar di sekolah nya. Namun ada Erlan yang menyukai Luna diam diam
selamat datang di cerita author, semoga suka dengan ceritanya.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I&p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
Sebenarnya aku tidak tau apa perasaan ku untuk Raka masih sama atau tidak. Yang aku tau sekarang, aku tidak seperti biasanya yang selalu memperhatikan Raka.
"Ada apa sih Raka? "
"Aku habis di blokir sama seseorang! Aku gak tau salahku apa! " ucap Raka dengan wajah galaunya.
"Mending kamu datengin dia. "
"Aku kan gak tau di mana rumahnya, kita cuma teman virtual aja. "
Raka merasa mungkin benar dia hanyalah pelampiasan untuk miss Hana. Nyatanya sekarang Raka di blokir tanpa sebab.
"Ck, ya kamu sih kenapa bisa suka sama orang virtual? " Ledek teman Raka.
"Aku tampol nih? " Raka berdiri dari duduknya.
Teman Raka ikut berdiri menjauh karena takut terkena pukul.
"Aku ada solusi! "
"Apa? "
"Kita lacak aja instagram nya, habis itu kamu datengin dia dan minta maaf. siapa tau dia maafin kamu. "
"Oke. aku tau siapa yang bisa bantu aku! "
Aku di kantin masih bercanda tawa dengan Seli sambil makan makanan yang kami beli. Dari kejauhan Erlan menatap ku.
"Gak tau apa dia bisa suka sama aku?! Aku samperin aja kali ya setiap hari? " Guman Erlan.
"Erlan se tampan ini ada yang gak suka? kalian masih percaya gak? " Ucap Riyan membalas gumanan Erlan.
"Sulit di percaya sih. "
Erlan berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri bangku ku dan Seli. Erlan duduk di sampingku.
Erlan memberi kode kepada adiknya untuk pindah ke tempat duduk lain. namun Seli tidak merespon.
"Hm... " Erlan berusaha memberi kode lagi.
"Apasih, kak! " Seli kesal di ganggu kakaknya.
"Peka dikit napa? mau jadi obat nyamuk? "
"Kak, aku adikmu bukan sih? " Seli berdiri membawa makanan dan minuman yang ia beli dan duduk di belakang bangku kami.
"Luna? "
Entah kenapa di dekat Erlan aku malah merasa tubuhku panas dingin.
"A, ada apa kak? " ucapku tiba tiba gugup.
"coba kamu lihat mataku? "
"Kenapa? "
"Katanya kalau dia orang saling pandang bisa membuat dua orang jatuh cinta. Mau coba? " Ucap Erlan sambil tersenyum.
"Apasih, ya enggak mungkin. cuma mitos. "
"Yaudah kita buktikan, mitos gak? "
"Oke! "
Aku menatap ke dua bola mata Erlan , Begitu juga Erlan. Kami saling bertatapan mata. saat aku menatap matanya, ada detak jantung yang tidak bisa berhenti.
"Ah, kak. udahlah, nanti bel nya berbunyi. " Ucapku dengan memalingkan muka.
Tidak tau kenapa, Rasanya jantung ku mau meledak. Akhirnya aku akhiri itu.
"Oke. tapi janji, besok lagi ya. "
"Maksa banget sih kak. " batinku.
Erlan pergi dari bangku ku dan menghampiri teman temannya. Aku berdiri menghampiri Seli di bangku belakang ku.
"Yuk Sel, kita balik kelas. "
"kakakku habis ngapain kamu? kok muka kamu jadi merah? "
"E, enggak ada. "
Sebenarnya aku sangat malu mengakui kalau jantung ku berdetak kencang saat menatap mata Erlan. Apa dia akan melakukan nya lagi denganku nanti?
Begini aku yakin tidak menyukai Erlan? Mungkin rasa ini sudah berbeda.
Tanpa sengaja aku menoleh ke arah Erlan, Erlan juga melihat ke arahku. kami bertemu pandang. Aku segera berbalik dan berjalan bersama Seli menuju kelasku.
"Nanti kan ada tugas kelompok. kita di rumah siapa? " tanya Seli.
Tugas kelompok di bagi menjadi 4 orang. yaitu Aku, Seli, Sinta dan yanti. Sinta dan yanti ada di belakang bangku kami, jadi otomatis ikut tugas kelompok dengan kami.
"Aku sih ikut kalian aja. " Ucap Sinta.
"Aku juga. " Yanti ikut pendapat Sinta.
"Kalau gitu gimana kalau di rumah Luna saja? kita kan gak pernah ngerjain tugas kelompok di rumah Luna. "
"Oke. aku sama Sinta nanti kumpul di rumah kami. kita sama sama berangkat nya ke rumah Luna. Aku kan gak pernah kerumah nya. "
"Oke.jadi sepakat ya. "
Jadi ini pertama kalinya ada teman yang datang ke rumah ku untuk mengerjakan tugas kelompok. aku pasti akan membersihkan rumah ku dengan bersih agar mereka nyaman. Dan aku akan menyiapkan sebuah cemilan ringan.
habis sekolah aku mampir di indomaret dulu kali ya.
"Gak papa kan, di rumah kamu? " tanya Sinta.
"Gak papa kok. aku malah senang ada teman yang datang ke rumah ku. " balas ku antusias.
Dulu pernah sekali mau ada tugas kelompok di rumahku. tapi nyatanya malah di ganti ke rumah teman sekelasku yang lain. jujur saat itu aku sakit hati banget tapi aku gak bisa menolak nya. Semoga saja tidak seperti dulu.
Padahal dulu ibuku juga ikut senang sampai sampai memasakkan banyak makanan di rumah. aku berharap ini tidak akan gagal.
Di parkiran sekolah aku melihat sosok tampan Erlan sedang menungguku dengan menaiki motornya. Erlan melihat jam tangan di tangannya.
"Padahal udah jam segini. "
Erlan melihatku dari kejauhan. Erlan segera merapikan rambutnya dengan mengacak acak rambutnya agar terlihat bagus.
"Tadi pelajaran matematika ya? " Tanya Erlan.
Erlan sudah tau kalau mata pelajaran matematika pasti pulang nya agak terlambat.
"Iya. mana pas lagi lemes lemesnya. " Jawabku dengan wajah kesal.
"Oh ya kak, kak Erlan mau gak mampir ke indomaret dulu? aku mau beli beberapa cemilan buat tugas kelompok di rumahku nanti. kalau kak Erlan gak mau, aku bisa beli sendiri setelah sampai rumah. " ucapku dengan perasaan tidak enak.
"Ya mau lah. di dekat rumah kamu aja ya beli nya biar gak terlalu jauh bawa nya. "
"Oke kak. "
Sepertinya aku akan menemukan kebahagiaan di masa masa SMA ku ini. hari hari seperti ini tidak pernah aku alami saat sekolah 12 tahun lamanya.
kami sampai di indomaret dekat rumah ku dalam 15 menit perjalanan. kami memasuki indomaret itu dan mulai memilih milih snack yang akan kami beli.
Kamu beli yang semacam potato aja, jangan yang biskuit biskuit. "
"Aku juga mau beli yang itu. "
Aku dan Erlan memilih milih snack dan selesai di 15 menitan. setelah itu aku membayar nya di kasir. setelah itu Erlan mengantarkan aku ke rumahku.
"Makasih ya. pak supir. " ucapku bercanda.
"jadi kamu menganggap aku supir nih? "
"Ya gimana ya. soalnya kak Erlan suka nganterin aku terus sih. kalo gak supir, lalu apa namanya? "
"Boleh sih jadi supir geratisan, asal dapat penumpangnya. " canda Erlan.
Kami berdua menertawakan candaan Erlan.
"Udah ya, aku pulang dulu. "
"Oke Pak supir! " balas ku.
Erlan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. melihat Erlan sudah tak terlihat, aku memasuki rumah ku dengan membawa tas yang berisikan snack. Aku menaruh snack itu di dapur.
Aku membersihkan rumahku dengan sangat rapi. aku berharap teman temanku betah di rumahku.