NovelToon NovelToon
DEWA SAHAM

DEWA SAHAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Junot Slengean Scd

Kisah perjuangan seorang anak ningrat yang dibuang bersama ibunya, tumbuh miskin, dihina, dan bangkit menjadi legenda dunia bisnis—menaklukkan pasar saham, membangun kerajaan korporasi, dan akhirnya mengguncang fondasi keluarga bangsawan yang dulu mengusirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMBALI KEJAKARTA

Pagi itu, Jakarta kembali menyambut Arif dengan langit kelabu dan hiruk-pikuk khas ibu kota. Setelah tiga hari di Surabaya, pesawat yang ia tumpangi mendarat di Bandara Soekarno–Hatta, dan dari jendela mobil hitam yang menjemputnya, gedung-gedung pencakar langit tampak seperti raksasa yang tak pernah tidur.

Di pangkuannya, tablet menampilkan laporan proyek Surabaya yang sudah rampung direvisi. Di layar, nama Retno Kinasih tercetak jelas sebagai penyusun utama laporan evaluasi lapangan. Arif membaca ulang, seolah ingin memastikan bahwa setiap detail itu memang berasal dari perempuan yang kini diam-diam menghuni pikirannya.

Sopir melirik lewat kaca spion.

“Langsung ke kantor, Pak?”

“Tidak,” jawab Arif tanpa mengangkat wajah. “Ke rumah dulu.”

Rumah Besar Keluarga Dirgantara di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, berdiri megah dengan arsitektur kolonial yang dijaga sempurna. Di dalamnya, suasana selalu penuh aturan tak tertulis: ketenangan, wibawa, dan kesempurnaan.

Saat Arif memasuki ruang makan, ayahnya, Hartono Dirgantara, sudah duduk di kursi utama dengan koran ekonomi di tangan. Di sebelahnya, ibunya, Diah Ningrum, masih anggun meski usia telah menambah keriput halus di wajahnya. Ia menyesap teh melati perlahan, lalu menatap Arif dengan tatapan lembut tapi tajam.

“Bagaimana proyek Surabaya, Nak?”

“Berjalan baik, Bu. Kita akan mulai implementasi sistem digital bulan depan.”

“Bagus,” sela Hartono tanpa menoleh. “Pastikan tidak ada kesalahan. Investor Jepang menaruh harapan besar.”

Arif mengangguk. Tapi sebelum ia sempat beralih topik, ibunya bertanya lagi, kali ini dengan nada yang berbeda.

“Ibumu dengar dari sekretaris perusahaan… kau membawa seorang staf muda dalam proyek itu. Siapa namanya? Retni? Retno?”

Arif menatap ibunya. “Retno Kinasih. Salah satu analis terbaik kita.”

Diah meletakkan cangkir pelan.

“Analis? Bukan posisi yang biasanya ikut proyek langsung bersama CEO, bukan?”

Suasana meja mendadak dingin. Hartono melipat koran, menatap Arif dari balik kaca matanya.

“Kau tahu peraturan keluarga, Arif. Profesionalisme harus dijaga. Jangan mencampurkan urusan pribadi dengan perusahaan.”

Arif menarik napas dalam, menahan nada suaranya agar tetap tenang.

“Saya tahu, Ayah. Saya memilih dia karena kompetensinya, bukan karena alasan lain.”

Diah menatap lama, seolah mencoba membaca isi hati putranya.

“Hati-hati, Nak. Dunia bisnis kita tak ramah bagi orang luar.”

Arif tak menjawab. Ia hanya menunduk sedikit, lalu mengakhiri sarapannya dengan cepat. Tapi di dadanya, kalimat ibunya bergema lama: “orang luar.”

Sementara itu, di lantai 27 Dirgantara Tower, Retno kembali ke rutinitasnya. Banyak rekan kerja menatapnya dengan rasa ingin tahu—kabar bahwa ia diajak langsung oleh CEO ke proyek besar di Surabaya sudah tersebar luas.

“Wah, Retno sekarang favorit Pak Arif ya,” sindir salah satu rekan kerja sambil tersenyum miring.

“Jangan lupa, kalau nanti naik jabatan, traktir kami.”

Retno hanya tersenyum tipis. Ia tahu gosip adalah hal biasa di kantor besar seperti ini, tapi tetap saja, hatinya terasa berat. Ia tidak ingin kesan buruk itu sampai ke telinga Arif—apalagi ke keluarga besar Dirgantara.

Siang hari, ia menerima pesan singkat di ponselnya:

“Rapat evaluasi jam 3 di ruang saya. – A.D.”

Ia menarik napas pelan. Hatinya campur aduk antara senang dan cemas.

Ruang kerja Arif di lantai eksekutif begitu tenang, dengan jendela lebar menatap langsung ke arah gedung-gedung Sudirman. Ketika Retno masuk, Arif sedang berdiri di depan kaca, menatap langit Jakarta yang mulai mendung.

“Silakan duduk, Retno.”

“Terima kasih, Pak.”

Suasana sempat hening sejenak. Hanya terdengar suara lembut dari pendingin ruangan. Arif menoleh perlahan.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas dedikasimu selama proyek kemarin. Hasil kerjamu luar biasa.”

Retno menunduk sopan. “Saya senang bisa berkontribusi, Pak.”

Arif menatapnya dalam.

“Dan satu hal lagi. Mulai bulan depan, kamu akan dipromosikan menjadi Assistant Project Manager. Gajimu naik, dan kamu akan lebih sering terlibat dalam rapat strategis.”

Retno terkejut. “Pak… saya—saya belum merasa pantas.”

“Kau pantas, Retno,” potong Arif lembut. “Aku tahu kemampuanmu lebih dari sekadar staf.”

Retno terdiam. Kata “aku” meluncur begitu alami dari mulut Arif—tidak seperti biasanya. Ada jarak profesional yang tiba-tiba terasa menipis di antara mereka.

“Pak Arif… saya takut orang salah paham.”

“Biarkan orang berkata apa yang mereka mau,” balas Arif pelan, namun matanya tajam. “Yang penting aku tahu siapa dirimu sebenarnya.”

Retno menunduk, menahan gejolak yang tiba-tiba muncul di dadanya. Ia ingin menjauh, tapi hatinya malah semakin tertarik pada pria di depannya—pria yang dingin di luar, tapi hangat dalam perhatian.

Sore itu, di bawah langit mendung Jakarta, Arif berdiri di balkon kantornya menatap jalanan yang mulai padat. Dalam pikirannya, nama Retno bergema tanpa henti. Ia tahu apa yang ia rasakan mulai melampaui batas seorang pemimpin pada bawahannya.

Namun jauh di dalam, ada suara yang lebih kuat dari logika—suara yang sama seperti waktu pertama kali ia menatap mata Retno di ruang rapat.

Suara yang berkata:

“Kali ini, jangan lepaskan.”

1
Retno indriyawati
trus nanti bakalan ktemu dimana.. apa si arif bakalan nusulin dan mncari informasi
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
☕ biat selalu semangat dalam berkarya💪💪💪
Retno indriyawati
wahh mantapp nih. . sudah aroma2 wangiiiii
Retno indriyawati
😍😍😍😍😍
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
☕ untuk tetqp semangat 💪💪💪💪💪
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
tetap semangat dalam berkarya
Retno indriyawati
wah. kapan nih bisa ktemuunya. 😍😍😍
Retno indriyawati
wah seru bgt. lanjut thor
Retno indriyawati
aku suka2
Retno indriyawati
makin sukses thor ..
Retno indriyawati
tambah seru aja nih
Rendy Budiyanto
semangat min
menarik
Rendy Budiyanto
💪💪💪
Junot Slengean Scd: terimakasih
total 1 replies
Retno indriyawati
lanjut
Junot Slengean Scd: siap👍
total 1 replies
Retno indriyawati
keren si ini
Retno indriyawati
🤣🤣🤣🤣
Junot Slengean Scd: dukung terus
total 1 replies
Kevin Leonardus
up lagi thor ga sabar💪💪
Junot Slengean Scd: wkwkwkwkkwkw💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!