NovelToon NovelToon
Serpihan Memori

Serpihan Memori

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:698
Nilai: 5
Nama Author: Yihana Gicel

Kisah seorang lelaki bernama Marvel Gaendra Pratama, lelaki bermata tajam, rahang tegas, dan bijaksana dalam geng motor nya, Argos Rozegeng atau sering disebut Argos.

Lelaki yang tidak pernah jatuh cinta bertemu dengan seorang gadis yang pernah ia sukai saat masa SMP. Akibat kecelakaan, ia hilang ingatan dan melupakan gadis tersebut. Kenyataan nya, semesta masih memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dalam perjodohan dadakan, atas dasar perjanjian masa lalu antar keluarga.

Tentu saja, pada awalnya masih saling membenci. Tetapi, semakin berjalan nya waktu, timbul lah benih-benih cinta dalam hati lelaki itu.

Lalu, apakah lelaki itu akan berhasil melewati segala rupa rintangan demi mendapatkan gadis istimewa nya, atau malah sebaliknya?.

***

-cover by hihappiness
-typo dimana-mana!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yihana Gicel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

| Akhir dari segalanya

Matahari berkisar 80° Celsius menyinari gedung sekolah SMA Meteora. Mata tajam dari seorang lelaki mengawasi gadisnya dari kejauhan. Sedang kerja bakti saja, aura kecantikan, kecerdasan tetap terpancar kan. Sudut bibir lelaki itu terangkat, tetapi hanya sejenak se usai melihat satu lelaki yang menghampiri sang gadis.

Lelaki yang hendak dikeluarkan dari sekolah masih bersikeras untuk mendapatkan hati gadis nya ketua Argos yang paling terkenal akan beribawanya.

"Sya!.... ikut gue! ". Paksa lelaki itu, bukan hanya menadakan suaranya seperti paksaan, tetapi tangannya juga menggenggam tangan gadis itu secara paksa hendak mengajaknya ke sesuatu tempat ber suasana lebih sunyi.

"Lepasin! Apaan sih kamu! ". Gadis itu segera melepaskan tangannya dari genggaman sang lelaki. "Kita nggak ada hubungan apa-apa lagi yah!. Jangan ganggu kehidupan aku lagi! ".

"Aku masih cinta sama kamu, sayang! ". Lelaki tersebut meraih pergelangan tangan gadis itu kembali.

Lagi dan lagi, gadis itu menjauhkan tangannya dari lelaki brengsek yang tengah memaksa di depan nya. "Nggak usah manggil sayang-sayangan! Kita dari awal nggak pernah pacaran! ".

"Tolong maafkan aku, Sya!. Aku benar-benar nggak sengaja nyebar foto itu! ". Harry mengelak keras.

"Semua nya udah terbukti! Dan kamu yang mengatakan itu sendiri!. Kamu pikir aku ini apa? Kamu pikir aku hewan yang bisa dipermainkan kayak begini?! ".

"Aku hanya cemburu, Sya!. Aku hanya ingin merebut posisi marvel! ".

"Kamu bisa merebut posisi marvel! Tapi kamu nggak akan bisa kalahkan takdir!. Kamu udah terlanjur buat aku sakit hati! Tapi kamu udah buat harga diri aku hancur! ".

"KAMU MEMANG SUDAH HANCUR! ". Celetuk Harry, matanya membelalak menatap tajam gadis didepan nya.

Tentu saja gesya terkejut, semua mata tertuju pada mereka berdua. Saking suara yang terlontar dari Harry bervolume tinggi, guru-guru sampai keluar melihat keadaan diluar.

"Lihat diri kamu! Kamu sudah kotor!. Nama mu dan marvel sudah ada dimana-mana karena poster itu".

Mata gesya berkaca-kaca, beribu-ribu an pisau seperti ditusukkan beberapa kali di lubuk hati terdalam nya. "Kamu boleh maki aku, tapi jangan sesekali bawa-bawa marvel!".

"Cukup, Har! ". Ceryna mendorong bahu Harry sedikit keras. "Kalau kamu masih berharap buat dapatkan hati gesya, yakin aja kamu nggak akan bisa!. Sebenarnya dengan poster itu kamu udah membantu cinta Marvel dan Gesya dikenal banyak orang, bukan hanya disekolah, sekarang seluruh Jakarta saja sudah tahu dengan cinta mereka yang melegenda".

"Betul!. Hanya gadis yang paling beruntung yang bisa memikat hati seorang pria seperti marvel. Sedangkan kamu? Kamu hanya bisa memikat hati gesya lalu kamu khianati? ". Elizabeth ikut serta dalam memberi pelajaran kepada Harry.

"Nggak! Aku tahu gesya masih cinta sama aku! ". Harry berlutut dibawah gesya penuh rasa permohonan. "Sya, tolong Terima aku. Kamu masih cinta kan sama aku? Aku janji aku nggak akan ulangi kesalahan seperti ini lagi".

"Maaf aku nggak bisa. Ada orang yang masih mecintai aku layaknya seorang putri, dia menjaga kebersihan aku dan nggak pernah nyakitin hati aku. Dan aku nggak mungkin menyia-nyiakan cinta tulus nya lagi! ".

"Aku bisa lebih baik dari marvel, Sya! ".

"Nggak ada yang bisa seperti marvel, Harry! ".

Harry berdiri setelah berlutut. "Gesya, aku tahu kamu tidak akan tega membiarkan ku seperti ini!. Aku tahu kamu benci pada marvel! Tinggal lah bersama ku".

Gesya mengangkat tangan kirinya sejajar dengan wajahnya, memperlihatkan cincin yang dipakaikan marvel padanya. "Udah lihat sekarang?. Nama marvel tercantum disini, sekarang aku punya marvel seutuhnya nya". Gesya menatap Harry penuh rasa kebencian.

Harry terus menatap cincin yang ada di jari manis gadis itu. Kedua tangannya mengepal erat, melirik sinis mata gesya. "SEHARUSNYA ARTHUR SUDAH MATI! ". Dengan lantangnya Harry berteriak.

"Maksud nya apa?! Aku tahu kamu yang mencelakai Arthur hingga dia lupa ingatan! ".

Suara mereka sampai keatas rooftop tempat lelaki pemilik mata tajam itu berdiri. "Jadi ini ulahnya Harry? Kenapa gesya mengetahui semuanya? ". Marvel bertanya kepada dirinya sendiri.

Harry bertepuk tangan sebanyak tiga kali, wajahnya seperti menyeramkan. Semua warga sekolah sudah berkumpul, termasuk anggota inti Argos.

"Hahahaha!. Aku pikir kamu gadis polos, ternyata kamu tahu banyak hal mengenai masa lalu. Apa kamu seorang detektif? ".

"Bundaku detektif bayaran, makanya kamu perlu hati-hati. Sayang sekali aku baru diberitahu kan bunda setelah aku sudah bersamamu dalam waktu cukup lama.... ".

Suasana hening beberapa detik, Harry perlahan mengelus dagu gesya yang menawan namun hal itu cepat-cepat diberhentikan oleh guru.

"Harry! ". Bentak pak Juna. "Cepat masuk ke ruang kepala sekolah! Jangan buat keributan lagi".

"Tidak akan!. Sebelum gesya menerima hati saya, saya tidak akan pergi ke ruang kepala sekolah".

Gesya menyilang tangan, matanya sinis. "Kamu tidak pantas mendapatkan aku!. Kenapa kamu melakukan semua ini?! ".

"Karena aku benci marvel!. Dengan kamu aku bisa dengan mudah menghancurkan marvel!. Dan.... ". Harry tersenyum sinis. "Kamu mau tahu siapa yang merobek baju yang kamu desain saat lomba? ".

Alis laras mengerut, matanya membelalak. "Ja-jangan bilang pelakunya kamu Harry? ".

"Kalau emang aku kenapa? ". Timpal Harry pelan.

"Jadi kamu yang melakukan nya? ". Timbrung guru gym. "Kami sangat tidak menyangka seorang wakil ketua OSIS bisa berbuat seperti itu! ".

"Aku hanya bermain-main. Itu salah buk?. Asal ibu tahu, kalau yang menghancurkan sekolah ini adalah aku.... ".

Semuanya terkejut tak percaya. Harry terlihat baik sekali orang nya. Ternyata orang baik juga bisa menjadi penjahat terbesar.

"Kamu pasti sangat menyesal sayang.... ". Harry mencoba menyanggah dagu gesya. "Marvel tidak akan umur panjang. Sedikit lagi dia akan.... ". Harry berdesah panjang. "Dia akan pergi untuk selama-lamanya.... ".

Gesya menepis tangan Harry dari dagunya, gesya tidak terima. "Mulutnya tolong dijaga!. Kalau tidak mampu bersaing yah tidak usah!, sampai kapanpun aku tidak mau menerima mu lagi! ".

Pak juna mencekram lengan Harry. "Kamu keterlaluan!. Pak kepala sekolah harus tahu semua ini!. Bukannya menjadi wakil ketua OSIS yang membawa berkah tapi malah jadi wakil ketua OSIS membawa kehancuran! ".

"Benar pak!. laporkan sekalian ke kantor polisi! ". Pintah gesya.

Harry semakin marah, emosinya tidak dapat ia kendalikan.

Plakkk!!!

"Berani sekali kamu menolak ku, BANGSAT! ". Terka Harry setelah menampar gesya sekuat tenaga.

Menyaksikan gadis kesayangan nya ditampar, seolah-olah marvel merasakan bagaimana rasa sakit tamparan itu. Dengan langkah tegas ia turun dari rooftop.

"Kamu pikir kamu secantik apa?!. Harga diri saja sudah tidak ada!. Dasar murahan! ".

Gesya terdiam lemah karena tamparan tersebut, ia melirik Harry seraya memegangi pipi yang usai ditampar. "Ternyata kamu bukan hanya lelaki brengsek! Tetapi juga lelaki yang suka menganiaya wanita! ". Ujar gadis itu sebelum berlari pergi menuju ke dalam gedung sekolah.

Sahabat-sahabatnya menjatuhkan alat kerja bakti yang ada ditangan untuk menyusul gesya ke kelas.

Gesya mengabaikan guru-guru diteras sekolah, ia akhirnya bertemu dengan lelaki penenangnya. Ia tidak dapat berbicara lagi karena pernapasan nya sudah tersumbat akibat isakan tangis, ia hanya menatap lelaki itu dan segera memeluknya.

Sahabat nya penuh iba, berhenti didepan pintu. Sedangkan guru-guru menangani Harry yang memberontak, membawa nya ke ruang kepala sekolah untuk meminta surat bahwa lelaki itu resmi dikeluarkan dari sekolah.

"Kamu kemana aja? A-aku ta-takut". Gagap gesya sambil menangis.

"Maaf, sayang. Seharusnya aku ada disana tadi".

"Harry nampar aku, rasanya sakit banget! D-dia bi-bilang aku ko-kotor.... ".

"Kamu masih bersih, sayang. Siapa yang berani buat kamu kotor? Bilang ke aku". Ucap marvel, ia mengelap air berlian gadis itu menggunakan jari jempolnya. "Aku nggak akan biarkan ada seorang pun yang menyakiti ratu ku".

Marvel perlahan menatap satu-persatu orang yang masih tersisa disitu. "SEKALIPUN ORANG ITU ADALAH AKU, MAKA.... AKU AKAN MEMBAKAR DIRIKU SENDIRI!".

Elizabeth menelan ludah, ia menyadari betapa murkanya ketua Argos bila ada yang menyakiti gadis teristimewa nya. "Marvel menakutkan juga yah? ". Bisiknya kepada Laras setelah melirik ke anggota Argos takkala tidak ada sebuah keberanian bergerak dan hanya tertunduk.

"Antar gesya ketempat yang tenang, aku punya urusan". Marvel melepaskan pelukan nya, gesya mencekram lengan baju marvel begitu erat.

"Kamu mau kemana? ".

"Aku mau ke toilet, kamu sama teman-teman dulu yah?".

Gesya mengangguk, ceryna cepat-cepat menggandeng tangan gesya menuju kantin mbak lana yang merupakan tempat favourite gesya. Yang lainnya menyusul, sementara marvel diam disitu mengawasi gadisnya bersama teman-teman.

Dikantin, Varo memesan makanan begitu banyak. Semua adalah makanan favourite gesya, biasanya gesya yang paling bersemangat bila dibelikan makanan terfavorit nya, kali ini ia tidak semangat semuanya seperti hambar dilidah nya.

Laras terlihat khawatir akan kondisi gesya saat ini, mungkin perkataan Harry masih membekas dilubuk hati. "Sya". Laras memegang pergelangan tangan sahabat nya. "Kok makanan nya nggak dimakan?. Makan yok, yang tadi nggak usah dipikirkan Harry memang gitu orang nya".

"Kurang ajar yah sih Harry! ". Celetuk Ceryna setelah meminum matcha di sebuah gelas. "Udah tahu gesya nya nggak mau tetap dipaksa. Mana ditampar lagi, tadi kalau nggak ada guru aku udah beri pelajaran sama Harry".

Mahesa menaruh secangkir kopi hangat di meja, dia baru saja selesai mengambil kopi di kasir kantin sambil mendengar-dengar percakapan teman-temannya. "Aku nggak gemetar selagi bukan kak marvel yang bertindak".

"Betul, kak marvel memang terlihat soft spoken kalau lagi marah. Tapi perlu waspada, kak marvel pernah menyerang seribu geng demonblack.... sempat ditusuk sebanyak lima kali, tapi masih bisa bertahan sampai sekarang". Timbrung Afgan.

"Gila sih! Aku ketar ketir banget pas marvel bilang amanatnya tadi. Kayak... njirr, cinta banget sama gesya". Laras mengelus bulu kuduk ditangan nya yang mulai berdiri.

"Bener! Kita semua nggak berani natap kak marvel kalau buat amanat sambil tegas tegas an gitu. Gue jamin orang yang nyakitin gesya akan mati ditangan kak marvel". Kevin ikut merinding, jantung nya berdebar saat diposisi nya itu.

"Oh ya, Zefran dimana?. Tumben dia nggak bareng kalian? ". Pantas saja Elizabeth diam saja, ternyata dia sedang mencari pujaan hatinya.

"Ciee, Kiwkiw! Ada yang nyariin zefran nih! ".

"Ih apa sih! Biasanya kalian selalu barengan! Kayak kuku yang nempel sama kulit. Ma-makanya a-aku heran gitu.... ".

"Masa sih? ". Aldo tersenyum sinis, padahal dia cemburu.

Kantin sudah ramai karena kehadiran mereka, beberapa jam berlalu sangat lintas. Seharusnya sekarang kantin sudah ramai, entah kenapa jam segini kantin masih sepi.

Zefran berlari mengunjungi kantin mbak lana dimana teman dekatnya berada. Lelaki itu sudah hilang setelah teman dekatnya pergi ke kantin mbak lana.

"Nah! Itu zefran! ". Ucap Naldo yang melihat zefran sebelum teman-temannya. "Hati-hati! Nggak usah lari. Ada apa? Kelihatannya serius banget! ".

"Nggak penting! Aku kesini hanya mau cari ibu ketua! ".

"Ibu ketua, ibu ketua!. Aku ini gesya! ". Gesya terlihat tidak sudi dipanggil ibu ketua oleh anggota Argos.

"Itu amanat, Sya. Aku hanya ingin memberi tahu kalau kak marvel habis berantem".

Gadis yang tidak mood tersebut sontak berdiri, wajahnya diliputi kekhawatiran. "Hah berantem?. Berantem sama siapa? ".

"Sama Harry, Sya!".

Anggasta mengerutkan kening bingung. "Tuh anak kenapa yah suka sekali cari masalah? Harus secepatnya dikeluarkan dari sekolah. Katanya dia sekretaris OSIS? ".

"Iya, banyak yang vote hanya gara-gara ganteng. Padahal otak kosong! ". Ejek Gevano. "Dulunya sok-sok an mau jadi ketua OSIS, untung nggak kepilih, kalau dia yang jadi ketua OSIS sekolah ini bakal hancur! ".

"Udah jangan bahas dia! Aku muak setiap hari selalu Harry yang dibahas. Zefran, berarti kamu ikut marvel tadi? ".

"Iya, Sya. Itupun aku diam-diam.... ".

"Duh! Pasti ini gara-gara kejadian tadi pagi. Terus sekarang dia dimana? ".

"Di UKS. Aku saranin kamu aja yang kesana, biar UKS nggak bising". Saran Zefran.

Gesya mengikuti saran zefran, ia meninggalkan makanan dan temannya dikantin mbak lana. Sepatu sekolah nya bergema di dalam gedung sekolah di setiap hentakan kaki dihentakkan ke lantai. Ternyata sepi itu dikarenakan perbaikan sudah berjalan dilantai paling atas setelah lantai kelas 12.

Sampailah ia di UKS, ia melihat marvel tengah mengobati lukanya sendiri seraya merintih kesakitan. Marvel baru menyadari kehadiran gadis itu sehabis mendengar suara pintu UKS ditutup.

"Mau aku bantu obati? ".

"Gesya? Kenapa kamu bisa tahu aku ada disini? ".

"Zefran yang ngasih tahu". Kata gesya, wajahnya terlihat datar. Dari matanya, marvel tahu bahwa gadis nya telah merasa bersalah untuk kesekian kalinya. "Kenapa kamu berantam? ".

"Aku nggak berantam, aku ha-".

"Bohong!...... Udah! Berhenti nyakitin diri mulu!".

"Harry udah nyakitin kamu, Sayang".

"Itu masalah aku.... ".

"Masalah kamu masalah aku juga.... ".

Gesya menatap marvel, bibir nya bergetar tanda-tanda bulir-bulir air berlian akan merembes keluar ke pipi.

"Aku.... ". Marvel hening sejenak. "Aku hanya nggak ingin jadi pasangan yang bawa sial terus.... ".

Gesya teringat pada perkataan saat ia dilandasi dengan emosi, dimana ia mengatakan setelah bersama dengan marvel hidupnya selalu saja sial. Marvel memperbaiki sikapnya dengan cara memegangi teguh perkataan ratunya.

"Sebenarnya pembawa sial adalah aku, semenjak kita bersama kamu selalu terluka....".

"Cantik nya Arthur tidak boleh begitu, sini biar Arthur peluk.... ".

"Kamu sebut dirimu apa? ". Tanya gesya ia menahan tangannya dari tarikan marvel.

"Arthur...., Arthur kebanggaan ratu Gesya".

Gesya menggeleng kan kepala, kemudian duduk di brankar UKS. "Tidak, sekarang peran marvel adalah marvel kebanggaan gadisnya".

Marvel tersenyum, begitu juga gesya. Gesya mengambil kapas yang telah dituangkan betadine untuk mengobati luka memar suaminya.

"Aku tidak ingin melihat wajahmu terluka seperti ini setiap hari. Selamat karena Harry tidak membawa barang tajam.... ". Lirih gesya.

"Perkataan Harry lebih tajam dari pisau tadi. Padahal bukan aku yang dibentak. Aku susah payah berusaha menjaga nada bicara ku, masa ada orang yang seenaknya menaiki nada bicaranya dan menyakiti hati istriku? ".

Tak lama setelah itu, Marvel mengeluarkan sekuntum mawar dari tas sekolah yang dia tenteng sedari tadi. Seperti biasa, gesya dengan senang hati menerima bunga nya. Senyuman selalu tercipta, tidak peduli hanya senyuman kecil. Namun, Marvel bersyukur karena berhasil menciptakan sebuah senyuman dari bibir gadisnya.

Selepas diobati, marvel memiliki ide cemerlang. "Sya, kita jalan-jalan ke pasar yuk!".

"Ngapain kepasar? ".

"Beli stok makanan, kamu belum pernah ke pasar daerah sini kan? ".

"Mmmm, boleh. Tapi ini kan masih jam sekolah".

"Kita kan bisa izin.... ".

"Yaudah, tunggu yah aku taruh ini dulu".

Marvel meminta izin dengan alasan sakit, biar mereka diperbolehkan pulang lebih awal. Harry sudah berhasil dikeluarkan dari sekolah, sekarang sedang dalam proses perjalanan menuju ke kampung halaman tempat kaiden berada.

Pasar terlihat ramai, wajar kalau ramai, kan pasar. Kedua pasangan itu berjalan melewati banyak pedagang kue-kue dan sebagainya. Hingga mereka tiba di tempat penjualan ayam mentah.

"Halo selamat datang, ditoko ayam-ayam chicken terdoeldoel". Sapa seorang nenek, wajahnya belum terlalu keriput. "Silahkan mau beli ayam merek apa, saya akan melayani dengan sepenuh lambung.... ".

"Hallo juga, nek. Banyak yah ayamnya ada jenis ayam apa, nek? ".

"Banyak neng!. Ini ada jenis ayam ke kota kota an, ada jenis ayam untuk santet, ada ayam yang bisa terbang, ad-".

"Ehh nek!. Nggak usah disebutkan lagi, saya mau beli ayam yang norman normal saja". Ucap gesya, marvel terkekeh.

"Oh baik, kak. Tunggu sebentar yah... ".

Selama proses pemotongan ayam, mereka duduk ke kursi yang disediakan, marvel masih tidak habis fikir seberapa banyak jenis ayam disitu.

"Neneknya habis uang berapa yah?. Diluar nalar banget jual ayamnya". Bisik marvel ditelinga gesya.

"Menurut ku bukan diluar nalar lagi, tapi nalarnya yang diluar.... ".

"Hahaha.... ".

Dalam proses nenek itu memotong, ia sudah melihat kedua pasangan pelanggan nya dengan seksama. "Kalian berdua suami istri yang udah nikah muda itu yah? ".

Ternyata beritanya memang sudah tersebar di satu Jakarta, gesya hanya bisa menggaruki rambutnya karena ulah Harry hubungan nya jadi di kenal satu Jakarta.

"E-eh iya, nek. Nenek dapat info dari orang-orang yah? ".

"Bukan".

"Terus? ".

"Nenek lihat diberita televisi, kebetulan saya punya anak yang udah gede tapi belum dapat jodoh. Akhirnya saya kerumah bapak atas nama tuan Farelino untuk mewawancarai beliau, mau tahu gimana caranya dapat jodoh secepat itu". Jawab nenek itu. "Ini sudah selesai cincang nya, mau bayar pakai kartu, emas, atau tunai? ".

"Tunai aja, nek. Tapi jangan kasih murah-murah yah? Soalnya saya nggak bawa uang kecil....".

Nenek tersebut tertawa-tertawa, baru satu orang yang bicara seperti itu sebelum nya. "Lima puluh ribu aja lah, non. Sisanya pakai buat photoshoot pengantin sama abang ganteng ini! ".

"Bisa aja neneknya....". Gesya tersenyum kearah Marvel yang tersipu karena ucapan nenek tadi.

Gesya mengeluarkan uang seratus dua lembar. Tanpa takut kekurangan uang, ia memberikan uangnya kepada sang nenek. Nenek sempat menolak, tetapi rezeki tidak boleh ditolak. Apalagi orang yang memberikan uang adalah orang terkaya se-Jakarta.

Marvel dan Gesya pun berangkat pulang ke rumah, ditengah perjalanan pulang mereka tidak pernah berhenti berbincang, topiknya juga tentang seorang anak.

"Sayang". Panggil Marvel, kepalanya sedikit di condong kan kebelakang dan matanya fokus kedepan. "Kalau misalnya kita punya anak kamu mau Ultraman atau Ultramin? ".

Gadis itu tertawa lepas. Jikalau Marvel menanyakan sesuatu pasti maksud nya selalu ada. "Kok tiba-tiba nanyain tentang anak? Kamu pengen punya anak yah? ".

"Nggak, aku hanya tanya saja".

"Hmmm, kalau gitu aku mau punya anak Ultramin". Jawab gesya usai berfikir sejenak.

"Berarti harus buat dua, aku lebih suka punya anak ultraman.... ".

"Alasan nya apa? ".

"Supaya kalau aku pergi diluan, anak itu bisa jagain kamu, ngelindungin kamu".

Gesya mengeratkan pelukannya. "Aku nggak suka kamu ngomong kayak gitu, kamu udah janji nggak akan ninggalin aku. Kalau kamu mau pergi.... jangan sendirian, harus ajak aku juga! ".

"(Kematian kita nggak tahu, Sya. Kalau tahun ini tahun terakhir aku gimana?) ". Batin Marvel.

"Vel, diam aja?. Kamu nggak akan ninggalin aku kan? ".

"Janji, aku nggak mungkin ninggalin ratu ku sendirian".

"Nah! Gitu dong! ".

Motor itu melewati perkotaan. Menurut gesya, semuanya akan lebih terasa menyenangkan bila ada kehadiran Marvel. Menurutnya, Marvel itu layak dicintai oleh orang tulus dan menerima dirinya seadanya. Amanatnya tetap tampil seadanya dan lihat siapa yang menerima kamu apa adanya.

***

Gemuruh petir menyambar, hujan deras membasahi kota. Langit gelap, pekat, mencerminkan suasana mencekam. Hawanya dingin.

Perut gesya mules, ingin ke toilet yang ada di lantai dua. Disana gelap, jadi biasanya ia menyuruh Marvel menemani, kali ini sama seperti biasanya. Gesya menggosok matanya dengan telapak tangan dan menoleh kearah jam dinding berlapis emas yang menunjukkan pukul jam 3 pagi.

"Vel.... Marvel, perut aku mules. Temenin ke kamar mandi yuk.... ". Ujar nya, ia seraya meraba-raba disamping nya tempat Marvel tidur. Ia dibuat bingung, biasanya Marvel langsung bangun jika ia memanggil, bahkan saat dia gerak saja Marvel bangun untuk mengeceknya apakah dia masih baik-baik saja.

Menyadari Marvel tidak ada disamping nya, ia duduk diranjang. Dia melihat kesegala sisi mencari keberadaan suaminya. Seketika matanya membelalak usai mendengar bogeman keras dari peluru, suara pisau, dan teriak-teriak an banyak orang diluar rumah.

Gesya semakin khawatir, ia keluar dari kamar untuk melihat keadaan diluar rumah. Tidak peduli rambut nya acak-acakan, dia pasti tetap terlihat cantik dalam segala model rambutnya.

Gesya mengintip dari kaca tembus pandang bulat yang terletak di pintu masuk. Keadaan diluar sangat mengenaskan, ternyata perang yang dijanjikan Harry telah ter tunai kan.

Marvel tampak sedang melawan satu musuh dari Demonblack, suara pertarungan berkecamuk utuh bersama hujan, darah pun bercampur utuh bersama genangan air.

Gadis itu membuka pintu dan berdiri di teras rumah. "Marvel! ". Panggil nya suaranya nyaring mengalahkan gemuruh hujan.

Marvel menoleh, kehadiran nya membuat Marvel tidak fokus berkelahi dengan musuhnya. Dengan sekuat tenaga Marvel menendang musuhnya dengan satu tendangan hingga tersungkur ke tanah.

Ia menggendong gesya masuk kedalam rumah kemudian menutup pintu rumah dengan erat. "Sya! Sya! ". Panggil marvel memegangi kedua bahu gesya. "Apapun yang terjadi kamu jangan keluar! ".

"Ta-tapi apa yang sebenarnya terjadi? ". Gesya terisak.

"Hanya kesalapahaman sedikit, jangan keluar yah? ". Marvel tergesa-gesa sambil membelai rambut gadis yang ia cintai.

"Kamu nggak bakal kenapa-napa kan?, kamu disini aja! Jangan tinggal kan aku! ".

"Aku nggak akan kenapa-napa, kalau perang ini sudah berhasil dimenangkan oleh Argos maka geng rival sudah menyerah! ".

"A-aku takut.... bagaimana kalau kamu disakiti?". Lirih sang gadis.

Mata Marvel sedikit berkaca, tapi dia tetap berusaha tegar. "Aku juga takut. Tapi kamu harus hilangkan perasaan takut itu! ".

Marvel mengecup kening gadisnya sebelum keluar dari dalam rumah untuk lanjut berperang melawan Demonblack. Ia berharap kecupan itu bukanlah yang terakhir.

Setelah Marvel keluar, gesya kembali mengintip dari kaca bulat pintu. Matanya menangkap Marvel yang lanjut berperang, tangannya melipat, berdoa agar laki-laki itu selamat. Seluruh anggota Argos ikut serta begitu juga Demonblack.

Ketegangan memuncak, perkelahian balasan darah tidak dapat terhindarkan. Setiap pukulan dari geng Argos membuat gesya semakin menjadi-jadi kekhawatiran nya. Namun, Demonblack lebih banyak dibandingkan Argos, membuat Argos kewalahan terkecuali Marvel yang terus maju sesekali melindungi anggota nya dari tembakan pistol beserta acungan pisau. Semua pisau melayang-layang sebelum menghujam dada.

Gesya mengambil ponsel untuk menelpon ayahnya, tangannya gemetaran. Rasanya gadis itu tidak dapat lagi berbicara. Telepon di terima oleh farelino.

"Hallo, sayang. Tumben nelpon jam 3 pagi".

"A-ayah! T-tolongin a-a-aku".

"Kamu ngomong apa toh?, coba cerita yang jelas sedikit. Kamu nangis itu? ".

Gesya menarik nafasnya dalam-dalam, matanya selalu terfokus pada Marvel. "Ayah tolongin Marvel, yah!. Banyak yang nyerang didepan gerbang rumah".

"Hah nyerang?. Nyerang gimana? ".

"Nyerang ayah! ".

"Yaudah ayah berangkat kesana ya? Tunggu".

Hatinya gelisah, kata hatinya berkata ia harus keluar. Karena sudah tidak tahan, ia akhirnya membantahi kata Marvel.

"KAIDEN! ".

Pertarungan itu berhenti, kaiden menoleh kearah gesya dengan tangan yang diangkat keatas dengan arti pertarungan diberhentikan.

"Sya! Jangan keluar! ". Teriak Gevano.

Tidak, gesya malah masuk ditengah-tengah medan pertempuran. Ia berdiri didepan Kaiden. "Hentikan Kaiden! ".

"Kamu siapa? Kamu nggak berhak ngatur-ngatur aku! ".

"Pengecut! ".

Kaiden murka disebut pengecut, kaiden menyandera gesya sebagai ancaman untuk ketua Argos.

"Lepasin pengecut!. Marvel dan lainnya nggak pakai benda tajam! Itu artinya curang! ". Pekik gesya, tidak ada rasa takut.

"Lepasin gesya! ". Bentak Marvel tangannya menunjuk ke arah kaiden.

"Diam!. Kalau kamu berisik aku hancurkan wajah gadis ini! ". Tangan kaiden memegangi pisau tajam yang ia tempelkan ke wajah gesya.

"Jangan sakiti dia! ".

Srikk

"Argh! ".

Pisau itu digoreskan nya ke pipi gesya. Marvel memejamkan mata tidak kuasa melihat kejadian nya. Gesya berusaha kuat karena ia tahu kelemahan Marvel ada pada dirinya.

"Kalau kamu mau aku lepaskan gadis ini, akui kekalahan Argos geng! ".

"Nggak Marvel! Jangan pedulikan aku! ".

Seluruh anggota Argos, Demonblack terdiam. Hujan membasahi tubuh, Marvel merasa terlema, ia tidak tahu harus memilih geng nya atau gadis istimewa nya. Gesya menggeleng ke arah nya, gesya berharap lelaki itu akan memilih geng nya.

"(Tidak bisa!. Gesya lebih penting! ) ". Marvel menatap semua temannya, kaiden tertawa puas dengan keadaan Marvel saat itu.

"Argos maafkan saya...., saya ingin kita menang tapi saya tidak ingin nyawa siapa pun melayang seperti yang terjadi pada perang sebelum nya".

Lelaki itu perlahan berlutut, tepat pada saat kakinya berlutut setengah, ia melayangkan peluru di jidat kaiden namun hal itu cepat diketahui sehingga pelurunya meleset.

"JANC*K!. SERANG! ". Dengan kasar kaiden melemparkan tubuh gesya hingga tersungkur ke tanah. Pertempuran mulai berjalan lagi. Gesya hanya bisa mengesot karena kakinya terluka disebabkan oleh kaiden yang melontarkan tubuhnya begitu kasar.

Suara retakan tulang terdengar ngilu di telinga. Gadis yang mencoba berlindung itu menutup telinga nya, terdengar berisik. Gadis tersebut berteriak histeris ketika percikan darah terciprat diwajahnya, yang lebih menakutkan lagi ia melihat tangan anggota Demonblack putus, jatuh ke tanah, dan kakinya tertekuk aneh.

"Arghh! ". Marvel terpental ketanah di genangan air hujan, lagi dan lagi gadisnya masuk ke medan pertempuran dengan susah payah akan kakinya, sebuah balok kayu dipakai untuk memukul punggung Marvel secara terus-menerus.

Marvel mulai mengeluarkan darah pada batuknya, itulah sebabnya gesya ingin melindungi nya. Lantas, gesya memasang badan didepan punggung marvel serta menerima semua pukulan dari kayu yang seharusnya dipukul kan pada marvel.

"Pergi dari sini, gesya!. Kamu harus melindungi diri kamu!, jangan peduli dengan aku!".

"Nggak! Aku akan melindungi kamu! ".

Harry melihat bagaimana cara gesya melindungi lelaki yang merupakan musuhnya. Ia menghampiri anggota nya lalu mendorong nya kebelakang. "DASAR TIDAK BECUS! BEGINI CARANYA! ".

Diliputi kebencian, Harry mengeluarkan pisau dari kantongnya, ia mengangkat pisau itu beberapa derajat diatas punggung gadis yang ia sukai, ingin menusuk nya. Aksinya diketahui cepat oleh marvel, marvel membalikkan badan, berpindah posisi didepan gadisnya, sigap menindih gesya ke tanah.

Cringg!

"........ ".

Mata gesya melebar sempurna, ia bisa merasakan darah yang merembes dari perut marvel. Harry menarik ulang pisau itu, menjatuhkan nya ke tanah. Ia menatapi tangan yang berlumuran darah, matanya berkaca-kaca.

Peperangan itu dihentikan oleh suara sirene polisi. Telinga kaiden menangkap jelas bahwa mobil polisi hendak menuju ditempat peperangan mereka berlangsung.

"GAWAT! ADA YANG LAPOR POLISI! ". Gertak kaiden.

"AH! SIALAN!. AYO KITA PERGI DARI SINI! ". Kaiden menanam pisau berlumuran darah nya ketanah.

"HEY! URUSAN KITA BELUM BERAKHIR! ". Aldo menunjuk kaiden.

"Kalau kalian mau bertahan, silahkan!. Tetapi kalian akan ditangkap polisi! ".

"Kami tidak akan ditangkap. Sekarang misi kami adalah membantu polisi itu untuk memasukkan kalian ketempat penyengsaraan! ".

Kaiden menarik tangan Harry, lelaki tersebut masih terdiam ditempat tanpa ekspresi. dan anggota nya pergi meninggalkan medan tempur agar tidak tertangkap polisi. Harry menatap lelaki yang diancungkannya pisau, ia sampai hati merasa bersalah.

Disitu tersisa Gevano, Naldo, dan Mahesa. Sedangkan yang lainnya mengejar demonblack. Gesya merebahkan tubuh marvel ketanah, tangannya bergetar menyentuh tusuk kan pisau.

"Nggak! ". Gesya menggeleng kuat. "Ini nggak mungkin! ".

Dalam kondisi antara hidup dan mati, marvel masih bisa tersenyum kearah gadis istimewa nya seakan-akan tidak terjadi apa-apa. "A-aku mi-minta m-maaf".

"Kak! ". Ketiga anggota Argos yang tersisa menghampiri sang ketua.

Tangan lelaki itu memegangi pipi gadis nya, gadis nya menagis sederas hujan. "Ka-kamu jangan na-nangis, ka-kalau ini adalah a-akhir hidup aku.... aku hanya ingin melihat kamu tersenyum". Ucap marvel terbata-bata.

Gevano menggenggam tangan satu ketuanya, air matanya berlinang. "Tidak, kak!. Kakak nggak boleh ninggalin kami! ".

Ketuanya semakin melemah, nafasnya sesak. "Gevano, sampaikan sama teman-teman ka-kalau aku sayang kepada mereka. Jagain gesya buat aku, yah?".

Gesya mengacak-acak rambut nya, frustasi. "Kamu pasti bisa bertahan, sayang!. Aku masih butuh kamu! ".

Sebuah mobil ambulans melaju ke arah mereka berkumpul, suster berlari-larian mengangkat marvel ke brankar. Gesya ingin masuk tapi tangannya ditahan oleh Naldo.

"Kamu ganti baju dulu, nanti kamu sakit".

"Aku sakit dan nggak itu sama sekali tidak penting! ". Gesya membantah, ia pun ikut masuk kedalam ambulans menemani suaminya yang kepucatan.

Selama perjalanan kerumah sakit, ia mencekram jemari suaminya seraya menangis. Mata suaminya tidak tajam lagi, sekarang sudah berubah menjadi sayu.

Mereka masih sempat bertatapan, jantung marvel melemah di pendeteksi jantung. "Sayang, sayang nya marvel harus tetap bahagia.... ".

"Bagaimana aku bisa bahagia kalau kondisi kamu kayak gini?. Seharusnya kamu tidak menolong ku tadi".

"Sshh! Arg! ". Marvel mengerang kesakitan, gadis itu mengeratkan cengkraman nya. Gadis tersebut tidak ada tenaga lagi melihat suaminya terusan dilukai.

"Sakit banget, sayang?. Kasih tahu bagian mana yang sakit, jangan sembunyi-sembunyi lagi".

Mata marvel menatap gesya, matanya menunjukkan rasa sakit . "Sa-sakit semua, sayang". Kata marvel, suaranya lemah. "A-aku boleh peluk k-kamu? Aku udah nggak kuat.... ".

Gesya memeluk tubuh marvel. Suster yang berjaga disitu juga sungguh di terharu kan oleh mereka. Bibir marvel bergetar sebelum akhirnya mengatup erat.

"A-aku nggak mau ninggalin kamu". Kata-kata marvel tergagap-gagap, suaranya parau, hampir tak terdengar. "A-aku takut kalau nanti nya aku nggak bisa ngelindungin kamu lagi".

Suster hanabel mengusap wajah, menyeka air matanya secara diam-diam, ini terlalu menyakitkan baginya. "Tolong dibantu suaminya yah, non".

"Sayang". Nafas marvel tersengal-sengal, keringat dingin membasahi dahinya. "Mu-mungkin, Tuhan memberikan kita banyak lika-liku ka-karena ia hanya ingin melihat kekuatan cinta kita. Hidup itu mencari kebahagiaan, aku harap kamu bisa menemukan kebahagiaan mu setelah aku".

"Aku tidak bisa menemukan kebahagiaan ku. Rasanya tidak ada laki-laki yang bisa dipercaya selain kamu, marvel.... ".

"Ge-gevano bisa membahagiakan kamu".

"Itu tidak sama. Kamu adalah yang terbaik, dan kamu udah cukup untuk aku".

"...... ".

Senyuman lemah terukir dari sudut bibir lelaki tersebut. Nadanya getir mengucapkan....

"I love you my queen Agatha.... ".

Perempuan itu memeluk erat serta berdoa. Namun, Kenyataan nya Tuhan lebih menyayangi marvel. Pendeteksi detak jantung mendatar, tanda-tanda sudah tidak ada kehidupan. Marvel, dia menghembuskan nafas terakhir nya dipelukan gadis yang diperjuangkan nya. Perempuan tersebut mendengar kebisingan dari pendeteksi jantung, kepalanya menoleh menatap suaminya yang sudah tidak sadarkan diri. Air matanya jatuh tepat pada bibir marvel.

Pantas saja kemarin-kemarin rasanya bahagia sekali, ternyata itu yang terakhir?.

"Suster! Periksa nadi pasien! ". Perintah dokter pengemudi. "Setidaknya kita berhasil menyelamatkan pasien! ".

Salah seorang suster mengecek nadi marvel, pengecekan singkat itu membuat gesya menggigit bibir bawahnya ia masih berharap ada keajaiban.

Suster atas nama Herlyne memasang wajah sedih, ia melirik ke seluruh orang tenaga medis yang berada disekitar nya didalam ambulans bagian belakang. "Dok-dokter, pasien atas nama Marvel Gaendra Dirgantara, pasien..... pasien sudah meninggal dunia".

Gesya tersenyum tipis, menggeleng tidak percaya, ia meraih tangan suster Herlyne. "Itu nggak mungkin! ". Pekik gesya. "A-aku tahu marvel laki-laki kuat! D-dia nggak mungkin meninggal!. Sus-suster bohong kan? Marvel tidak akan meninggalkan aku! ".

"Non gesya mohon bersabar yah? ". Hanabel meraih gesya kedekapannya. "Pasien sudah terlalu banyak mengalah, pasien butuh istrahat".

"Nggak suster! Tolong lakukan sesuatu!. Marvel nggak mungkin pergi ninggalin aku! Dia udah janji nggak akan tinggal kan aku! ".

Sirene ambulans berganti bunyi, berganti dengan bunyi yang tidak diinginkan banyak orang.

***

Ruangan kamar rumah sakit dipenuhi suara isakan tangis, mata gesya membengkak sebab tangisan nya berlangsung beberapa jam.

Raisa menenangkan putrinya, Cerlyne dan Dirgantara tidak tega sekali mendengar tangisan satu-satunya cucu keluarga Agatha. Mahesa menangisi ketua nya, ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"Kak.... bangun kak, jangan tinggal kan kami semua". Kata Mahesa. "Kak!..... Lihat gesya!. Kakak udah berhasil mendapatkan hati cinta pertama kakak. Tapi sekarang kakak malah pergi meninggalkan hasil perjuangan kakak? ".

Tangis gesya semakin menggelegar, meratapi kepergian rajanya. Kini, semuanya hanya tersisa serpihan-serpihan memori yang tersisa dan masih tersimpan. Gesya berjanji tidak akan pernah pergi bersama dengan orang lain, dan selalu memegang cintanya yang abadi.

Biasanya, marvel yang memeluknya saat menangis, pelukan tadi siang adalah kisah pelukan paling bersejarah. Aldo dan lainnya telah mendapatkan kabar mengenai Marvel namun tidak dengan kematian nya. Mereka terengah-engah ketika membuka ruangan.

Putri Agatha melepaskan pelukan ibunya dan berpindah memeluk Rio. Rio membalas nya, matanya memandangi kondisi ruangan.

"A-ada apa ini? ". Gumam Rio.

"Tidak! Ini tidak mungkin terjadi! ". Afgan berlutut dengan lutut nya menongkah.

"Benar! Kak Marvel pasti belum meninggal! Ka-kalian pasti ngeprank kan? ". Evan menghadapkan ibu ketua Argos didepannya. "Sya! Jelaskan ini semua! Ki-kita belum terlambat kan? ".

"Ma-marvel, d-dia.... ".

"Dia apa? ".

"D-dia meninggal".

Bagai tersayat mendengar kabar buruk tentang kondisi ketua mereka. Semua diantara mereka penuh percikan darah, areksa duduk merengkuh diri. Dunia seperti berhenti sejenak, farelino mengusap usap pundak varo. Bukan hanya putri Agatha yang merasa kehilangan, tetapi semua orang, seluruh Jakarta kalau perlu seisi dunia.

Tidak heran bila nama geng Argos selalu dikenang karena Marvel pengharum nama Argos, terkenal akan solidaritas nya dan sebuah kerja sama.

Kisah mereka akan menjadi legenda terbesar. Sebuah cinta ketua Argos yang terkenal dan cinta seorang gadis putri Agatha baik hati. Hujan sekarang masih air, namun cerita si ketua Argos dan gadis kaya baik hati sudah berhenti mengalir.

Kisah Marvel dan Gesya bukan hanya melegenda, tetapi juga cinta penuh keberanian, kesetiaan, dan cinta serta pengorbanan nya. Cinta mereka akan terus hidup dalam ingatan, menjadi inspirasi bagi mereka yang mempercayai cinta sejati.

Dari sini kita belajar, bahwa tidak ada yang abadi didunia ini, dedaunan pohon saja akan gugur meninggalkan ranting pohon nya. Melalui perjuangan marvel, kita bisa jadikan contoh bahwa perjuangan itu tidak akan mengkhianati hasil.

Hidup itu bagai ibarat sepatu, kadang nyaman, kadang juga bikin sakit, jadi perlu bijak dalam mengambil sebuah keputusan dan kesimpulan. Kita harus bisa membedakan mana baik dan mana buruk dan mana jalan baik dan mana jalan buruk.

Kisah mereka mengajar kan mengenai jangan terlalu percaya, seseorang bisa mengecewakan pada waktu nya.

Cinta sejati adalah keputusan untuk menjaga kenangan dan pengaruh seseorang yang kita cintai dalam hidup kita, meskipun mereka sudah tidak ada didunia lagi. Tuhan menyadarkan bagi mereka yang tidak menghargai cinta sejati dengan memberikan takdir penuh penyesalan. Itulah arti hargai selagi ada karena kehidupan tidak akan diputar kembali.

~TAMAT~

1
Faaabb
Jempolan!
•°ꫀꪜꪖ°•
Terpana😍
Yihana Gicel: Mari ikuti terus chapter-chapter menarik lainnya 🙆‍♀️😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!