Seorang selir baru sebuah kerajaan Qing (Xia Fei) yang hidup dalam bayang-bayang kebencian dari permaisuri Ren yang bersekongkol dengan para selir senior (Hong Xie, Lou Peng dan Bou Lin) karena cemburu dengan perlakuan spesial kaisar Qing Feng pada Xia Fei.
Hari itu permaisuri Ren,Hong Xie, Lou Peng dan Bou Lin dengan sengaja menjebak Xia Fei yang sudah di pengaruhi obat. mendorongnya masuk kedalam kamar pangeran kedua (pangeran Li).
Xia Fei yang sudah lemas dan tak berdaya berusaha melarikan diri sekuat tenaga.hingga membuatnya tersudut dipinggir tebing.
Para selir sengaja mendorong Xia Fei hingga membuatnya jatuh kedalam jurang dan tenggelam kedalam air.
Gelang giok pemberian kaisar tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang menyilaukan.membuat Xia Fei menutup mata.
Ketika tersadar dirinya berada di sebuah tempat yang asing.dengan orang-orang yang terlihat asing serta memakai baju yang aneh.
Dimana sebenarnya Xia Fei berada??
Seperti apa kehidupan Xia Fei selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tutie arsyek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
" dimana Xia?"
" di kamar, tuan"
"katakan padanya, lain kali dia yang harus menyambutku dan melepaskan jas serta membawa tasku ke ruang kerja. Mengerti?"
BRAAAKKK
Merry hanya bisa tertegun. Tas dan jas Kai masih ada di tangannya tapi Kai malah menutup pintu ruang kerjanya dengan kasar.
Dengan kesal Merry menuju dapur, meletakkan tas dan jas Kai diatas meja.lalu duduk dengan melipat tangan.
"kenapa dengan tuan besar?"
"anginnya lagi jelek. Mungkin ada masalah di pekerjaannya"
"lalu,kenapa kamu ikut kesal?"
"tidak ada, sana pergi temui Leo. katakan padanya besok nona Xia yang harus menyambut dan membawakan tas tuan besar. Katakan itu perintah dari tuan besar langsung"
" kenapa tidak bilang sendiri?"
"lagi males, sudah sana pergi biar aku yang jagain sayurnya"
Mau tidak mau Jerry pun pergi menemui Leo dan menyampaikan semua yang Merry katakan.
"kenapa Merry gak katakan sendiri?" begitupun dengan Leo yang merasa heran dan bertanya-tanya 'ada apa dengan Merry?'
"entahlah, sana pergi sampaikan pada nona. Aku masih harus menyiapkan makan malam buat tuan besar"
" tuan besar sudah pulang?"
" sudah, tapi moodnya lagi gak bersahabat"
"gawat, aku harus bilang sekarang"
Leo berlari masuk ketika mendengar mood tuan besar sedang tidak baik dan menyampaikan kembali perintah tuan besar pada Xia Fei.
"apa??aku harus menyambut tuan besar? kenapa? memangnya siapa yang biasanya selalu menyambut tuan besar dan mengambilkan tasnya?"
" biasanya Merry,nona.tapi tadi Merry bilang besok nona yang harus melakukan itu.menggantikannya"
" aku?kenapa?"
" aku juga kurang mengerti kenapa?aku hanya menyampaikan pesan saja"
" aku harus apa tadi?"
" nona hanya menyambut kedatangan tuan besar lalu membawakan tas setelah itu melepaskan jasnya simpan di ruang kerja.hanya itu saja, nona"
"tapi aku tidak tahu jam berapa tuan besar pulang?"
"nona tenang saja, penjaga pagar biasanya akan memberitahu jika mobil tuan besar tiba"
"Leo,katakan padaku seperti apa tuan besar itu?dan kenapa tidak ada nyonya besar di rumah ini?"
Leo terdiam.dia benar-benar takut untuk membicarakannya langsung tapi Leo juga tidak kuasa ketika melihat wajah Xia Fei yang polos itu.
"tuan besar belum menikah,nona.itulah kenapa di paviliun ini tidak ada nyonya besar dan untuk karakter tuan besar......" Leo terdiam sesaat.
Xia Fei menatap Leo, menunggu cerita selanjutnya.
"tuan besar sangat keras,dingin dan arogan.banyak yang mengatakan jika tuan besar sangat kejam.dan tuan juga suka bermain wanita, tapi sampai detik ini tidak ada satu wanitapun yang bisa mencuri hatinya.semua wanita yang di tidurinya seperti pelampiasan hasratnya saja, tanpa cinta dan perasaan"
"jika memang dia suka bermain wanita,kenapa aku tidak pernah melihat satu wanitapun di rumah ini?"
"ini adalah paviliun pribadi tuan besar,tuan memiliki satu rumah lainnya yang selalu dia jadikan tempat untuk melampiaskan nafsunya serta kekejamannya.di paviliun ini selain Merry dan nona aku tidak pernah melihat wanita lainnya"
" aku mengerti, terimakasih Leo"
" nona,aku minta jangan membantah perintah tuan besar.aku takut nona kenapa-napa"
" jangan khawatir, Leo" Xia Fei melempar senyum.
"kalau begitu aku permisi, nona. Oh ya, sebentar lagi makan malam nona akan dianter oleh Jerry"
" iya, terimakasih Leo"
" sama-sama nona"
***
"PANGGIL NONA XIA, SURUH DIA MAKAN DI MEJA MAKAN"
Teriakkan Kai malam itu membuat seisi paviliun ricuh.
"tuan besar sedang tidak baik malam ini,apa terjadi sesuatu dengan pekerjaannya?"
" aku dengar club Vaness di bakar seseorang"
"pantas saja tuan besar marah seperti itu"
Kericuhan ini memang bukan tanpa alasan dan bukan untuk yang pertama kalinya, tapi juga tidak terlalu sering. hanya saja sudah cukup lama Kai tidak membuat suasana paviliun seperti ini.
Tapi yang pasti mereka sudah bisa menebak jika penyebab kemarahannya Kai tidak lain dan tidak bukan pasti karena pekerjaan.
"no-na, tuan besar meminta nona untuk makan malam di meja makan"
Tidak ada yang berani berkomentar apalagi melawan jika Kai sudah seperti itu.
dengan tergesa-gesa,Leo yang biasanya mengetuk pintu terlebih dahulu kali ini malah langsung masuk begitu saja ke kamar Xia Fei.
"kenapa tiba-tiba?"
" aku juga tidak tahu, tapi ada baiknya nona segera turun dan menemui tuan besar.sebelum....."
" sebelum apa?? "
" hari ini mood tuan besar sedang tidak baik jadi aku mohon nona tidak mempersulit" Leo menunduk dalam.
"baiklah, sebentar lagi aku turun"
Setelah selesai berpakaian,Xia Fei pun langsung turun.
Di lihatnya pria dingin dan kejam itu sudah duduk dengan memasang raut wajah ketus.
"selamat malam tuan besar, maaf tadi aku mandi dulu"
Tanpa bicara Kai langsung melahap makan malamnya.
Pertemuan mereka setelah Xia Fei di pindahkan ke kamar pribadi Kai,ya cuma kali ini saja.
Semua keperluan Xia Fei langsung dibawa kedalam kamar.termasuk sarapan,makan siang dan makan malam.
Ketika Xia Fei keluar dari kamar untuk berjalan-jalan pagi, Kai sudah pergi.saat Kai pulang Xia Fei sudah tidur.begitulah seterusnya.
"aku....."
"mulai besok tugas Merry kamu yang lakukan,aku tidak ingin memelihara orang yang tinggal di paviliunku dengan cuma-cuma" Kai beranjak. Meninggalkan meja makan dengan dingin.
"memelihara???" Xia Fei mengangkat kedua alisnya.ucapan Kai benar-benar menusuk sampai ke jantung.
"sudahlah nona, jangan diambil hati. Tuan besar memang seperti itu. Harap nona memaklumi"
"aku? Memaklumi?"
Selera makan Xia Fei mendadak hilang. Dia benar-benar tidak bisa mentolelir ucapan Kai barusan.
Xia Fei segera kembali ke kamarnya, menjatuhkan tubuhnya dengan kesal.
"AHK.......dasar pria kejam, coba saja kaisar ada bersamaku. Mungkin dia sudah di hukum mati"
Di genggamnya seprei dengan kencang.
'MEMELIHARA' sudah jelas sekali jika arti dari kalimat yang Kai lontarkan tadi adalah untuk binatang.itulah yang membuat Xia Fei marah.
Tapi.Sebanyak apapun Xia Fei menggerutu tetap saja percuma, Xia Fei sadari itu. Dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menurut, karena hanya rumah inilah yang bisa dia tinggali. Tidak ada seorangpun yang Xia Fei kenal setelah dia berpindah waktu.
"haah....." Xia Fei menarik nafas dalam-dalam. meredam emosi yang seakan hampir meledak.
TOK TOK TOK
"nona,bolehkah aku masuk?"
"masuklah Leo"
Leo menundukkan kepalanya.
" sebelumnya aku minta maaf,nona. karena tadi tidak mengetuk pintu terlebih dahulu"
" tidak apa-apa, aku mengerti kok"
"dan barusan Merry memintaku untuk menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa membantu nona untuk tugas besok"
" tidak apa-apa" Xia Fei mengulas senyum ramah.
Walaupun sesungguhnya kesal dengan enggan, tapi Xia Fei juga tidak bisa menolaknya.
Selepas kepergian Leo. Sepanjang malam Xia Fei termenung di depan jendela.
"mungkin ini adalah jalan satu-satunya agar bisa masuk ke ruang kerja,tidak ada salahnya mencoba"
Ya,ruang kerja adalah tempat satu-satunya yang tidak bisa di sentuh siapapun.xia Fei yakin jika giok itu ada di ruang kerja Kai.dan dengan mencoba melayani tuan besar ia bisa masuk ke ruang kerja lalu menemukan giok miliknya dan bisa kembali ke dunianya dengan cepat.
"haahhh....." deru nafas berat Xia Fei.
Hidupnya kini seperti seekor burung dalam sangkar harimau,yang mungkin tinggal menunggu mati di telan oleh pemilik sangkar.