Novel ini hanya sebuah karya fiksi belaka...
Ada banyak adegan kejam dan 21(+)... Silahkan bijaksana dalam membaca...
~**~
Tubuh Claire membeku. Memang ia diajari seni bela diri oleh sang nenek. Tetapi Claire sama sekali tidak pernah menggunakannya, Claire selalu mencari aman dengan selalu menyendiri. Dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup Claire ia melihat kejadian sesadis itu.
Usai mencabut belati tersebut dari tubuh si pemuda, Keenan menatap ke arah Claire. Nafas Claire semakin tak terkendali. Denyut jantungnya bahkan berdetak dengan cepat. Claire pikir Keenan akan mendatanginya dan melakukan sesuatu kepadanya. Tetapi Keenan hanya menatap dingin ke arah Claire. Ia sama sekali tidak melakukan apa pun pada Claire.
Berawal dari kejadian itu, kehidupan Claire berubah menjadi seperti lorer coaster yang penuh dengan teka teki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 26
“Bagaimana jika mereka berdua berbohong tuan?” sahut James khawatir sang tuan hanya di bohongi.
“Kau bukan buaya yang harus diajari untuk berenang!” jawab Keenan dengan santai.
Tak ada lagi yang namanya etika kesopanan di dalam dunia hitam. Padahal jika di pikir – pikir, usia James jauh lebih tua dari pada usia Keenan. Namun semua itu sama sekali tidak berarti di sini. Etika kesopanan hanya berlaku bagi yang memiliki kuasa tertinggi.
‘Ku pikir tuan benar – benar berubah… ternyata ini hanya permulaan saja!’ Namun James sama sekali tidak terkejut mengetahui tindakan yang dilakukan oleh Keenan. Karena sebenarnya Keenan tidak sekejam yang orang lain ketahui. Dan karena sikap tegas Keenan tersebut, justru membuat anak buah Lucifer bisa begitu tunduk dan patuh pada kepemimpinan Keenan yang notabennya hanya Seorang anak Sekolah Menengah Atas.
“Besok aku akan ke negara M, kirimkan kepada ku perkembangan selanjutnya!” ucap Keenan lagi sambil berjalan menuju ke ruangannya.
“Baik tuan!” James langsung menghubungi anak buah mereka yang ada di negara M untuk mempersiapkan semuanya keperluan Keenan. “Saya sudah menghubungi anak buah kita di sana sekaligus menyiapkan semua keperluan anda tuan!” “Apa ada lagi yang anda butuhkan tuan?” tanya James.
“Cukup!”
“Kalau begitu saya tidak akan mengganggu tuan lagi!” James lantas meninggalkan Keenan dengan beberapa laporan lainnya.
**
Plak
Plak
Plak
“Bodoh kalian! Kalian tidak becus! Sudah ku katakan, jangan cari orang yang ceroboh!” seorang laki – laki tertunduk tak berdaya di hadapan Darel.
BRUAKK!!
Tanpa berbelas kasih, Darel langsung menghantamkan asbak yang ada di atas mejanya ke kepala laki – laki tersebut hingga tak bernyawa. Dengan santai Darel lantas keluar dari ruangan kerjanya
“Bereskan!” Robbie asisaten Darel yang sejak tadi berdiri diam di sana langsung memberikan perintah kepada anak buah yang berjaga di depan ruangan kerja Darel.
“Apakah anda ingin langsung pulang tuan?” tanya Robbie sebelum menjalankan mobil.
“Lebih baik kita pulang! Aku yakin Arthur pasti akan datang ke rumah!” ucap Darel dengan memijit pangkal hidungnya yang terasa pusing.
“Baik tuan!”
Begitu banyak alibi sudah Darel rencanakan untuk menjawab semua kemungkinan pertanyaan yang bisa jadi akan ditanyakan oleh Arthur. Namun pada kenyataannya Arthur sama sekali tidak muncul di kediaman Olivander. Tidak hanya malam itu, bahkan sampai hampir satu pekan Arthur sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya di kediaman Olivander.
Dan ketidak munculan Arthur lagi di Kediaman Willam adalah karena setelah saat itu, Arthur pergi ke negara M untuk mengurus sesuatu. Namun Darel sama sekali tidak tahu perihal tentang kepergian sang putra. Anggapan Darel, Arthur tidak muncul adalah karena bisa jadi Arthur memang tidak tahu jika apa yang terjadi dengan gagalnya pengiriman barang miliknya tidak ada campur tangan dari Darel.
Berbeda dengan Queen di sekolah, ia selama sepekan benar – benar tenang karena tidak ada Keenan yang selalu mengganggunya. Namun bukan berarti tidak ada gangguan, ada tapi hanya gangguan kecil yang dengan sangat mudah bisa Queen selesaikan sendiri. Tak hanya itu, Queen juga sudah mendatangkan mobil simulator jadi ia bisa sewaktu – waktu belajar menyetir dengan aman. Meskipun tubuh asli Kyra bisa menggunakan mobil dengan lancar, tapi hal itu sama sekali tak berlaku di dalam otak Claire saat ini yang berada di tubuh Kyra. Jadi ia butuh latihan untuk memperlancar actingnya.
**
“Queen, aku hanya mengingatkan saja! orang yang dekat dengan mu saat ini, mereka bukanlah orang yang tulus berteman dengan mu seperti kami!” dengan percaya diri Olivia menjelekkan Bella di hadapan Claire yang notabenenya adalah teman dekat Bella.
“Sungguh? Bagaimana kalian bisa tahu jika dia tidak tulus berteman dengan ku?” Queen mengikuti permainan yang mereka buat. Ia ingin melihat sejauh apa Evelyn dan Olivia akan membuat kekacauan.
“Ku beritahu pada mu Queen, dia itu adalah teman dekat Claire. Dan Claire itu adalah orang yang menyebabkan kau mengalami insiden hingga kau mengalami hilang ingatan!” tambah Evelyn
“Maaf Queen, aku terpaksa harus mengatakan ini padamu! kemarin aku mendengar ia berbicara dengan seseorang di dalam panggilan, jika ia ingin membalaskan dendam si kutu itu kepada mu!” tambah Olivia.
‘Jika aku tak tahu siapa kalian, pasti aku akan percaya begitu saja dengan yang kalian ucapkan!’
“Tapi aku justru mendapatkan kiriman sesuatu dari orang lain tentang kalian berdua!” sabut Queen lantas mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah video rekaman tentang rencana Evelyn dan Olivia yang akan menjebak Bella agar jauh dari Queen karena Queen adalah tambang emas untuk mereka berdua.
Evelyn dan Olivia langsung pucat pasi begitu melihat video rekaman yang menunjukkan perbincangan mereka berdua. “i… Ini hanya rekayasa Queen! Kami tak mungkin melakukan semua itu kepada mu! Ini adalah editan AI!” Evelyn langsung mencari alasan untuk menutupi fakta yang sudah tersaji di depan mata Queen.
“Sungguh? Tapi ini terlihat sangat nyata!” kali ini raut wajah Queen benar – benar muak dengan mereka berdua.
“Queen.. itu kami hanya bersandirwara saja! kau percaya dengan aku dan Evelyn kan!” tambah Olivia.
“Aku lebih percaya dengan bukti yang ada di tangan ku saat ini!” sahut Queen lagi dengan ekspresi lebih sinis dari yang tadi. “Kalian mau membuat pembelaan apa lagi?”
Evelyn langsung menarik pergi Olivia. Ia merasa ngeri dengan tatapan Queen saat ini. Ia benar – benar tak bisa di bohongi seperti dulu lagi sebelum hilang ingatan. Seperti itulah anggapan Evelyn dan Olivia saat ini.
‘Haaahhh… Akhirnya terbebas juga dari dua lalat itu!’ ucap Claire dalam hati.
“Bagaimana? Mereka sudah menjauh?” tanya Bella sambil keluar dari persembunyiannya.
Queen mengangguk sambil tersenyum. “Biar tahu rasa! Aku muak dengan mereka!” ucap Claire.
“Jangankan kau, aku saja yang melihat sudah merasa muak!” sahut Bella. “Aku lapar! Ayo ke kantin makan!” ajak Bella.
Ajakan Bella di setujui Queen dengan senang hati. Dan mereka langsung berangkat ke kantin.
Setelah membeli apa yang mereka inginkan, Queen dan Bella lantas duduk di kursi kosong yang ada di ujung. Dan kursi itu biasanya di gunakan oleh Keenan dan teman – temannya.
“Kau yakin akan duduk di sini?” tanya Bella karena tahu kursi yang mereka duduki milik siapa?
“Ini kursi milik umum” karena Queen memaksa untuk duduk di tempat itu, mau tidak mau Bella juga ikut duduk di sana.
Dan belum lama mereka duduk, Pria most wanted yang membuat siswa perempuan bisa menjerit – jerit histeris tiba di kantin. Tapi ada personil utama yang tidak hadir di sana. Dan orang tersebut adalah Keenan.
“Queen… mereka datang kemari!” bisik Bella dengan takut dan malu.
“Haaa?” tanya Queen.
“Hai Kyra? Boleh kita ikut bergabung?” dengan santai Cedric bertanya kepada Queen meskipun mereka tahu kursi yang di tempati Kyra dan temannya adalah tempat yang biasa mereka gunakan.
“Duduk aja!” dengan santai Queen mempersilahkan karena tak ada Keenan bersama mereka. Mungkin jika Keenan ada dengan mereka, jawaban yang di berikan Queen akan berbeda.
“Ini teman baru mu Kyra?” tanya Cedric lagi.
“Hmm..” sahut Queen dengan dingin.
“Hai, kenalin Cedric!” ucap Cedric sambil mengulurkan tangan kepada Bella.
“Bella!” jawab Bella dengan terpaksa sambil membalas jabatan tangan Cedric.
“Ini Felix dan ini Alfred!” lanjut Cedric memperkenalkan mereka satu persatu. Namun kali ini jawaban Bella hanya sebuah senyuman biasa dan agak canggung.
“Kau sudah selesai Bel?” tanya Queen sebelum mendengar Cedric mengajak Bella berbicara lagi.
“Emmm…” jawab Bella sambil menganggukkan kepala. Lalu dengan gerakan kepala, Queen memberikan kode kepada Bella untuk berdiri dan pergi dari sana karena ia sedikit muak dengan tingkah Cedric.
“Kami pergi dulu!” ucap Queen sambil tersenyum dengan sedikit terpaksa.
“Benar – benar cocok menjadi tunangan Keenan!” ucap Felix
“Sama – sama dingin dan tak bisa di tebak!” lanjut Alfred
“Gara– gara kalian, mereka pergi! Kau sih menakuti mereka!” ucap Cedric.
Felix langsung menatap Alfred dengan tak percaya pada apa yang baru saja ia dengar dari mulut Cedric.
“Mereka pergi bukan karena takut dengan kami! Tapi mereka malas melihat mu begitu cerewet Ced!” sahut Alfred dengan tepat sasAran pada Cedric.
“Perasaan kalian saja! tadi ku lihat mereka biasa – biasa saja! hanya wajah Kyra aja sih yang terlihat ajak jutek” ucap Cedric menolak apa yang di ucapkan Alfred