Season kedua dari "Two Promises"
Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.
Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.
Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?
Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(Part 2) Ch. 20 - Cemburu
[16 Desember — 2015]
[•] Kediaman Keluarga Yoshimoto
*POV Haruki
Saat ini, aku sedang berada di rumah Sakura—meminta izin pada Hanabi-san untuk menggunakan rumahnya untuk merayakan natal bersama teman-temanku.
Tetapi setelah aku mengatakan maksudku datang ke sini—Hanabi-san terus menerus melihatku dengan ekspresi serius tanpa memberi balasan.
Aku merasakan sesuatu yang tidak enak ketika diperhatikan seperti ini.
"Um, Hanabi-san! ...kenapa kau terus memandangiku seperti itu?"
Pertanyaan dariku tak digubris sedikit pun olehnya dan malah semakin serius memandangiku.
Tak lama kemudian—Hanabi-san tersenyum dan tertawa lepas setelahnya.
Aku tak mengerti sama sekali pikiran orang tua yang satu ini setelah menjadi baik.
"Um, kenapa kau tertawa, Hanabi-san?"
Dengan senyum canggung aku bertanya pada Hanabi-san—kemudian dia tersenyum tipis sebelum menjawab.
"Kau boleh saja menggunakan rumahku untuk acara kumpul bersama teman-teman Sakura yang lainnya, Minamoto Haruki-kun."
Kenapa tidak kau jawab dari awal saja, Hanabi-san.
Dan begitulah aku mendapatkan izin untuk menggunakan rumah Sakura sebagai tempat merayakan natal bersama dengan Megumi dan yang lainnya.
* * *
[17 Desember — 2015]
[•] SMA Hoshizora
Saat aku sedang berjalan melewati gerbang sekolah—seseorang memanggil namaku dari belakang.
"Haruki-kun!"
Aku menoleh dan mendapati Sakura yang sedang berlari ke arahku.
"Ah, Sakura. Selamat pagi!"
Sakura berhenti tepat di depanku dengan senyum lebar di wajahnya.
"Selamat pagi juga, Haruki-kun."
Setelah itu kami berjalan menuju kelas bersama.
"Yah, kemarin sulit juga, ya, Haruki-kun?"
Sambil menggaruk belakang kepalanya—Sakura bertanya.
"Pastinya sih, Sakura. Aku tidak bisa menebak apa isi pikiran ibumu saat memandangiku seperti itu."
Jawabanku membuat Sakura tertawa kecil sambil menutup mulut dengan tangannya.
"Nee, Sakura. Kenapa kau tidak membantuku sama sekali kemarin? padahal berada tepat di belakang ibumu."
Sambil menggaruk bagian belakang kepalanya—Sakura menjawab, "Maaf, Haruki-kun," dan menjulurkan lidahnya.
Setelah itu, aku dan Sakura—kami berjalan menuju ruang kelas bersama.
•Ruang kelas 3-C
Saat sampai di ruang kelas, aku melihat Megumi sedang mengobrol dengan Yoshino-san.
Apa yang mereka bicarakan?
Aku pun lanjut melangkah menuju mejaku dan disusul oleh Sakura di belakangku.
Tak lama setelah aku duduk di kursiku, Hana sampai di kelas dan langsung berjalan ke mejanya.
Selagi Hana berjalan menuju mejanya, aku melirik ke meja Yoshino-san yang berada paling depan di barisan mejaku.
"Apa sih, yang mereka bicarakan?"
Tanpa sadar aku mengeluarkan suaraku—Sakura menoleh karena mendengar suaraku.
"Kamu bicara apa tadi, Haruki-kun?"
"Ah, tidak. Bukan apa-apa, Sakura."
"Oh... " balas Sakura sedikit mengangguk.
Ketika aku melihat wajah Sakura saat mengatakan itu—aku merasakan sesuatu yang berbeda darinya.
Tapi apa ya? yang terlihat berbeda darinya hari ini.
"Nee, Haruki."
Suara Hana memanggilku membuyarkan lamunanku saat itu.
"Ah, ada apa, Hana?"
"Apa kamu sudah mendapatkan izinnya?"
Izinnya. Apa yang dia maksud—
"Ah, sudah kok, Hana. Walaupun aku sempat kesulitan."
"Eh... " ucap Hana memiringkan kepalanya.
Sejauh ini, semuanya terlihat normal. Namun Sakura...
* * *
•Beberapa menit kemudian...
*POV Sakura
Sudah beberapa menit berlalu. Namun Haruki-kun masih saja melihat Megumi-chan bahkan setelah Megumi-chan selesai berbicara dengan Yoshino-san dan kembali ke kursinya di dekat pintu kelas.
Saat kutanya, dia malah menjawab "Bukan apa-apa". Menyebalkan sekali.
Bahkan saat jam pelajaran dimulai—Haruki-kun sesekali melirik ke arah Megumi-chan.
Sesekali juga aku melihat Haruki-kun sedang memainkan ponselnya diam-diam seperti sedang mengetik sebuah pesan di ponselnya.
Di saat yang hampir bersamaan setelah Haruki-kun selesai mengetik pesan—Megumi-chan menghidupkan layar ponselnya.
Pasti, Megumi-chan mendapatkan pesan dari Haruki-kun!
Mereka terlihat lebih dekat dan akrab dari sebelumnya tanpa aku sadari.
Tetapi... apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua?
Haruki-kun jadi mulai lebih sering memperhatikan Megumi-chan sejak festival sekolah hari itu.
Pokoknya, harus aku tanyakan padanya nanti!
•Jam istirahat...
Jam istirahat, aku akan mengajak Haruki-kun untuk mengobrol empat mata denganku.
Saat bel istirahat berbunyi—aku langsung menghampiri meja Haruki-kun di sebelah kiriku.
"Nee, Haruki-kun. Maukah kamu ikut denganku sebentar? ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
Sambil tersenyum, aku mengajak Haruki-kun dengan suara yang lembut dan sopan.
"Maaf Sakura... Aku sudah berjanji lebih dulu dengan Megumi karena ada yang ingin aku bicarakan dengannya. Bagaimana kalau setelah urusanku dengan Megumi selesai?"
Jawaban dari Haruki-kun langsung memudarkan senyum di wajahku pada saat itu juga.
"Tak perlu Haruki-kun. Lagi pula hal yang ingin aku bicarakan tidak terlalu penting."
"Oh, begitu ya," balasnya sedikit mengangguk.
Nee, Haruki-kun. Aku tidak menyangka kalau saat-saat seperti ini tiba.
Saat di mana kau mulai jarang memperhatikanku. Ternyata rasanya sakit juga ya.
"Sakura, kenapa ekspresimu seperti orang yang baru saja patah hati?"
Dengan wajah polos dan sedikit kebingungan, Haruki-kun bertanya padaku.
"Tidak... tidak apa-apa, Haruki-kun."
Yah... mau bagaimana lagi? aku sendiri yang baru mulai bergerak sekarang.
* * *
•Beberapa jam kemudian...
[•] Di tengah perjalanan
*POV Haruki
Sebagai ganti tidak bisa memenuhi permintaannya saat di sekolah hari ini—aku mengajak Sakura kencan sepulang sekolah.
Sakura menerimanya sih. Namun... dengan wajah yang tampak murung.
Sakura berjalan sambil sedikit membungkukkan badannya seperti orang lemas yang kehabisan tenaganya.
"Nee, Sakura. Kenapa wajahmu murung terus sejak jam istirahat tadi?"
Saat aku bertanya padanya—Sakura menghela napasnya dengan sengaja dan tidak menggubris pertanyaanku sama sekali.
"Um, Sakura? kamu gak kenapa-napa, kan?"
Ketika aku bertanya lagi padanya—Sakura kembali menghela napasnya dengan sengaja dan tidak menjawab pertanyaanku.
"Sakura? jika aku ada salah yang tidak aku sadari, maafkan aku ya."
Aku bertanya sekali lagi padanya—Sakura kembali menghela napasnya dengan sengaja, namun dia mau menjawab pertanyaanku.
"Kamu tidak ada salah, Haruki-kun. Jadi, jangan minta maaf," jawabnya dengan suara pelan dan lemas.
Saat itu, aku kebingungan—mencari cara untuk menghibur Sakura.
Ada banyak cara yang terkumpul di dalam kepalaku, namun hanya ada satu yang paling mungkin.
Aku pun mulai berbicara kembali padanya. "Nee, Sakura!" panggilku.
"Hah? ada apa, Haruki-kun?" balasnya dengan tetap berjalan seperti itu.
Aku meneruskan perkataanku dengan pelan.
"Kau tahu, Sakura? di dekat stasiun ada kafe kucing yang baru di buka beberapa hari yang lalu loh! aku akan mentraktirmu kali ini, Sakura."
Saat mendengar kata "Kafe kucing" yang aku ucapkan. Sakura mengangkat kembali tubuhnya secara mendadak.
Sakura juga menoleh ke arahku—melihat wajahku dengan mulut menganga.
"Benarkah itu, Haruki-kun?!"
Dengan mata berbinar seperti cahaya dan senyum yang lebar di wajahnya, Sakura bertanya padaku.
Yah, meskipun aku sedikit terkejut saat dia tiba-tiba mengangkat tubuhnya.
Melihatnya seantusias itu—buatku menarik napas lega karena semangatnya telah kembali.
"Oh ya, Sakura. Sebelum itu, maukah kamu menjawab satu pertanyaanku terlebih dahulu? jika tidak, aku tidak akan membawamu ke sana."
"Baiklah, Haruki-kun. Aku akan menjawab apa pun pertanyaanmu!" jawabnya mengangguk kecil beberapa kali ketika menjawab.
Dengan cepat, aku bertanya padanya. "Apa yang membuatmu terus menunjukkan wajah murung seperti itu, Sakura?"
Pertanyaan dariku membuat senyum di wajahnya memudar secara perlahan.
Dengan wajah menghadap ke bawah dan bibir yang melengkung ke bawah—Sakura menjawab pertanyaanku.
"Itu karena salahmu yang terus memperhatikan Megumi-chan saat di kelas, Haruki-kun."
Saat mendengar jawaban Sakura, hanya ada satu kalimat singkat yang dipikirkan olehku saat itu.
"Hanya karena kamu cemburu pada Megumi, Sakura?"
Dengan kepala yang tetap menghadap ke bawah—Sakura menganggukkan kepalanya.
"Pastinya aku cemburu dong, Haruki-kun. Aku kan pacarmu saat ini, bukan Megumi-chan."
Eh, ada apa ini? wajahnya sangat imut saat mengaku cemburu padaku. Baru kali ini Sakura mengaku cemburu padaku.
"Yah, lagi pula wajar saja kamu cemburu pada Megumi, Sakura. Megumi kan juga mencintaiku!"
Saat mendengar kalimat terakhir yang aku ucapkan—Sakura mengangkat kepalanya tiba-tiba dengan mulut menganga.
"Hah? apa yang baru saja kamu ucapkan, Haruki-kun?"
Bersambung....