NovelToon NovelToon
A Modern Soul In A Young Widow'S Body

A Modern Soul In A Young Widow'S Body

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Janda / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Seorang wanita modern, cerdas dan mandiri, mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang wanita dari masa lalu,seorang janda muda di Tiongkok kuno. Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, ia harus menjalani kehidupan baru di dunia yang asing dan penuh aturan kejam, di mana seorang janda tak hanya kehilangan suami, tapi juga martabat, kebebasan, bahkan hak untuk bermimpi.
Di tengah kesendirian dan perlakuan kejam dari keluarga mendiang suami, ia tak tinggal diam. Dengan akal modern dan keberanian yang tak lazim di zaman itu, ia perlahan menentang tradisi yang mengekangnya. Tapi semakin ia menggali masa lalu wanita yang kini ia hidupi, semakin banyak rahasia gelap dan intrik yang terungkap,termasuk kebenaran tentang kematian suaminya, yang ternyata tidak sesederhana yang semua orang katakan.
Apakah ia bisa mengubah takdir yang telah digariskan untuk tubuh ini? Ataukah sejarah akan terulang kembali dengan cara yang jauh lebih berbahaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 21.Menemukan.

Di depan kuil tua itu, kerumunan warga sudah berkumpul, beberapa berbisik dengan wajah pucat. Aroma lembap bercampur bau besi tercium kuat begitu pintu kayu yang berat dibiarkan terbuka. Obor yang dibawa salah satu warga memantulkan cahaya redup di dinding berlumut, memperjelas bayangan tubuh yang masih tergantung di tengah ruangan.

Zi ning melangkah perlahan ke dalam, menahan napas. Setiap langkahnya menimbulkan bunyi berderak di lantai kayu tua. Yue mengikuti di belakang, membawa kotak alat forensik Li mei. Mata keduanya tertuju pada sosok tergantung itu. Rambut hitam panjang wanita itu menjuntai menutupi wajah, gaunnya compang-camping.

Lalu petugas datang dengan tegas menyuruh kerumunan menyingkir, petugas itu lalu menghampiri Zi ning yang melihat kearah mayat yang tergantung itu.

"Nona tabib, sedang apa disini? " Tanya petugas teman Li mei.

"Gadis itu adalah Li mei, aku mengenali pakaian yang ia gunakan" Jawabnya datar.

Mendengar itu petugas itu menyuruh rekannya untuk menurunkan tubuh yang tergantung itu, saat tubuhnya turun Zi ning berjalan mendekat dan memeriksa mayat wanita itu.

Aku harap ini bukan guru!, pikir Li hua.

Jantungnya berdetak kencang. Saat tangannya menyingkap rambut panjang wanita yang tergantung itu, matanya langsung membelalak.

Wajah pucat itu… adalah Li mei.

Mata Li mei setengah terbuka, pandangannya kosong. Kulitnya sudah dingin, bibirnya membiru.

"Li mei.. "

Semua yang ada disana terkejut dan Yue pun menjauh, karena ia tidak sanggup melihatnya.

Diluar ia menangis tersedu-sedu, berbeda dengan Zi ning ia tetap tegar dan mengusulkan agar dirinya yang memeriksa tubuh Li mei.

Zi ning lalu melepaskan kain yang menjerat tubuh Li mei, ada dua tanda cekikan yang bekasnya berbeda.

Tubuh Li mei bagian belakang penuh dengan lumpur, pakaiannya yang terkoyak menandakan ada seseorang yang memperkosa nya sebelum meninggal.

Tidak ada perlawanan di kedua tangan Li mei, membuktikan kalau Li mei saat di perkosaan ia tidak sadar.

Lalu Zi ning memeriksa bagian leher dan belakang kepala Li mei, ada lebam bekas pukulan diarea dekat leher.

"Ini pembunuhan" Ucap tegas Zi ning.

"Jadi petugas Li mei dibunuh? " Tanya petugas teman dekat Li mei.

"Benar, ini bukan bunuh diri karena ia mati sebelum di gantung diatas, lihat dua bekas ini berbeda bukan? "

Petugas pun melihat yang dimaksud oleh Zi ning,

Bekas luka mencolok di lehernya terlihat jelas. Dari sudut bibirnya, ada jejak darah kering yang tampak seperti keluarnya perlahan sebelum ia mati.

"Dan ini bukan darah Li mei, tapi darah si pelaku. Sepertinya Li mei di buat pingsan lalu diperkosa tapi bukan disini, karena ada jejak lumpur yang seperti menghilang dari arah bajunya"

Zi ning lalu menyuruh petugas untuk mengikutinya, ia berjalan menyelusuri jejak seretan didepan pintu kuil.

Dan akhirnya mereka berhenti dibelakang kuil, lalu Zi ning menunjuk kalau itu tempat Li mei di perkosaan saat masih hidup.

"Kamu Lihat tempat ini, seperti bekas orang di letakan disini", Zi ning lalu membungkuk, ketika melihat bekas darah dilantai." Li mei kehilangan kegadisannya disini, sepertinya tidak ada perlawanan karena Li mei saat itu pingsan. Dan pria itu mengambil keuntungan dari Li mei, mungkin saat sudah tersadar setelah diperkosa, Li mei berusaha kabur karena ia mengenal pria itu dan di depan kuil sanalah ia mencekik Li mei dari belakang "penjelasan Zi ning.

Petugas itu lalu menyuruh mencari seluruh pria di seluruh desa Yan shi, yang keberadaannya tidak ada saat malam hari tidak jelas keberadaannya.

Setelah membantu petugas itu, Zi ning keluar dan di luar ia mulai mendengar ucapan yang menyakitkan hati.

Kerumunan warga di luar kuil mulai ribut, beberapa berteriak, “Petugas sialan itu! Kutukan! Dia membawa celaka ke desa ini!” Seseorang bahkan melempar batu ke tanah, seolah amarahnya bercampur rasa takut.

Zi ning menggertakkan giginya, menahan amarah sekaligus kesedihan. “Diam semua! Ini pembunuhan, bukan kutukan! Li mei dibunuh!” serunya lantang, meski suaranya bergetar. Namun, warga hanya saling tatap, tidak berani mendekat.

"Dan mungkin pembunuhnya ada diantara kalian" Ucap Zi ning membuat ucapan para warga terdiam.

Zi ning pun pergi bersama Yue, yang wajahnya mulai memucat.

"Nona, apa kita perlu melakukan upacara pemakaman? " Tanya Yue.

"Tunggu setelah petugas selesai memeriksa tubuh Li mei. "

Hari itu Zi ning menahan rasa sedih, ia telah kehilangan teman dan guru dekatnya.

Malam itu, kediaman keluarga Hu terasa mencekam. Angin malam bertiup kencang, menggoyangkan lentera-lentera yang tergantung di sepanjang koridor kayu. Zi ning melangkah masuk ke aula utama, diiringi beberapa petugas bersenjata. Yue mengikuti di belakang, wajahnya tegang.

Di tengah aula, Tuan Muda Hu duduk dengan santai di kursi kayu berukir naga. Senyumnya tipis, namun matanya menatap tajam ke arah rombongan yang baru datang. “Zi ning… kudengar kau berani menyeret namaku dalam urusan ini. Kau pikir kau siapa, hah? Tabib desa kecil menuduhku pembunuh?”

Zi ning tetap berdiri tegak, tanpa gentar. “Bukan tuduhan, tapi bukti yang membawaku kemari. Hiasan giok ini..” ia mengangkat giok berukir naga yang ditemukan di dekat rumah Li mei, “ini ditemukan di lokasi kejahatan. Dan hanya ada satu orang di desa ini yang memilikinya yaitu kau.”

Hu terkekeh pelan, suaranya merendahkan. “Giok bisa jatuh, dicuri, atau sengaja ditaruh untuk menjebakku. Itu bukan bukti aku membunuh siapa pun.”

Zi ning menatapnya dalam-dalam, lalu perlahan berjalan mendekat. Tatapannya tertuju pada tangan kanan Hu yang berusaha ia sembunyikan di bawah meja. “Lalu… bagaimana dengan ini?”

Dengan cepat, Zi ning meraih pergelangan tangan Hu dan menariknya ke atas meja. Semua orang di aula terkejut melihat bekas cakaran panjang di lengan dan punggung tangan Hu, beberapa masih terlihat segar, seolah baru saja sembuh sebagian.

“Bekas ini,” ucap Zi ning tegas, “cocok dengan luka yang ditemukan pada pelayan Han sebelum ia dibunuh. Han marah karena kau melecehkan tunangannya, dan dia melawanmu sebelum kau mencekiknya hingga mati. Kau pikir dengan menyingkirkannya, rahasia busukmu selesai. Tapi kau lupa… ada Li mei yang menyelidiki kasus itu.”

Mata Hu menyipit, senyum tipisnya menghilang. Para petugas mulai berbisik, sebagian menatapnya dengan waspada.

Zi ning melanjutkan, suaranya dingin. “Dan kamu membunuh Li mei, agar tidak menyelidiki pelayan Han lebih jauh lagi. Kau membungkamnya. Kau pingsankan dia, perkosa, dan akhirnya mencekiknya di dekat kuil agar tampak seperti bunuh diri. Tapi kau tak tahu… Li mei bukan orang yang menyelidiki kasus pelayan Han, aku yang melakukannya pertama kali pada mayat pelayan Han. Ternyata kamu salah membunuh Li mei, yang mengetahui kebenaran dari kasus pembunuhan yang kamu buat.”

Hu berdiri mendadak, menendang kursinya ke belakang. “Cukup!” suaranya menggema. Ia menoleh ke arah para pengawalnya. “Tangkap mereka! Bunuh kalau perlu!”

Namun, sebelum para pengawal sempat bergerak, rekan dekat Li mei mengangkat tangannya, memberi isyarat pada para petugas bersenjata. Pedang-pedang terhunus, diarahkan pada Hu dan pengawalnya.

“Semua bukti mengarah padamu, Tuan Muda Hu,” ucap rekan Li mei dengan nada datar. “Bekas cakaran, giok, dan saksi-saksi yang melihatmu dekat dengan rumah Li mei malam itu. Kau tak bisa lari dari hukum.”

Hu terdiam, matanya berputar liar mencari jalan keluar. Namun, jumlah petugas terlalu banyak, dan bukti terlalu jelas. Akhirnya ia tertawa kecil, getir. “Jadi… aku dijatuhkan hanya karena dua orang rendahan? Han si pelayan hina dan Li mei si pembawa sial?”

Zi ning menatapnya tajam, matanya berkaca-kaca tapi penuh amarah. “Mereka mungkin bukan bangsawan, tapi mereka manusia. Kau membunuh mereka karena keserakahan dan rasa takutmu. Dan aku pastikan… kau akan membayar semuanya.”

Hu berusaha melawan, namun ditundukkan dan diborgol oleh para petugas. Sementara itu, Yue mendekati Zi ning yang masih berdiri kaku. “Nona… sudah selesai. Li mei akhirnya mendapat keadilan.”

Zi ning menatap keluar, ke arah langit malam yang diselimuti kabut tipis. “Belum. Hukuman untuk Hu mungkin akan dijatuhkan… tapi rasa kehilangan ini tak akan hilang.” Ia mengepalkan tangan, memegang pecahan gelang Li mei yang selama ini ia simpan. “Setidaknya… dia tahu, kita tidak tinggal diam.”

Di luar, lonceng desa berdentang, tanda bahwa Tuan Muda Hu resmi ditangkap.

"Nona, setelah ini kita adakan upacara yang layak untuk nona Li mei. "

"Iya Yue, karena hanya kita keluarga yang ia punya. "

Zi ning menutup matanya sesaat, lalu melangkah pergi bersama Yue, meninggalkan aula keluarga Hu yang kini dikepung para petugas.

Tuan besar Hu, tidak bisa melakukan apapun untuk putranya, ia hanya mengikhlaskan nasib putranya dan menutup pintu rapat-rapat mereka dari pandangan penduduk desa Yan shi.

1
Alan Banghadi
Rasain kamu tuan muda hu bahkan itu belum cukup dengan matinya li mei
Alan Banghadi
Zi Ning yg sabar ya karena Li mei sudah mati😭😭😭
Alan Banghadi
Kasihan li mei malah mati bahkan di perkosa dan di bunuh😭😭😭.
tunggu saja kamu tuan muda hu akan ada yg akan membalasnya Zi Ning😡😡😡
Alan Banghadi
Jangan2 li mei mati di bunuh sama tuan muda keluarga hu aduh jangan sampe
Alan Banghadi
Ternyata yg membunuh pelayan tua itu Tian mudah Hu sendiri astaga 🤦🏻
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning dan Yue akan berjuang dari nol
Alan Banghadi
Akhirnya li hua yg Berti dak
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning akan berkumpul lagi dengan keluarganya
Alan Banghadi
Bagus semoga ketahuan perlakuan Keluarga terhadap Zi ning
Chen Nadari
ambil thor.ksh dia dimensi /Casual/
Chen Nadari
semoga buruan keluar dr keluarga laknat
Chen Nadari
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!