NovelToon NovelToon
Wanita Idaman Ketua Mafia

Wanita Idaman Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: MJ.Rrn

Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apapun akan kulakukan untuk bisa bersama kamu.

“Pulang, sekarang.” Teriak papa Angga, pria paruh baya itu marah luar biasa.

Setelah mendengar perintah dari sang suami, mama Angga pun segera berdiri menyusul suaminya yang lebih dulu keluar dari rumah.

“Angga, Ayo…dan kamu, ikut dengan kami.” Ucap mamanya sebelum melangkah pergi.

Angga menghela nafas kasar mengangkat kepala dan bergantian melihat ke arah Raysa dan Jessica. Dua tatapan yang berbeda, Angga menatap sendu ke arah wanita yang sudah satu tahun ini memberikan warna dalam hidupnya. Sedangkan kearah Jessica, tatapan kemarahan yang luar biasa karena wanita itu sudah berani ikut campur dengan urusannya.

“Om, Tante. Angga pulang dulu.” Ucap Angga lirih, Fajar dan Lestari tidak merespon sedikitpun, mereka berdua malah membuang muka.

“Pulanglah, hati-hati.” Raysa yang menjawabnya, Raysa tersenyum tipis.

Angga menganggukkan kepala, segera berdiri dan melangkahkan kakinya keluar.

“Kak.” Panggil Jessica, Raysa meraih tangan Jessica dan menggenggamnya.

“Perjuangkan yang merupakan hak kamu.” Balas Raysa, Jessica menganggukkan kepala mengerti dan segera menyusul Angga dan juga orang tuanya.

Raysa menghela nafas setelah kepergian Angga, Raysa perlahan menoleh ke arah kedua orang tuanya yang masih memilih untuk diam.

“Puas kamu.” Ucap Fajar akhirnya membuka suara juga.

“Pa berkata tentang puas, tentu jawabannya ya dan tidak. Tapi aku senang karena mengetahui sebelum kami sempat menikah.” Balas Raysa.

“Ray, seharusnya kamu itu hidup tenang, tidak perlu mencari tahu apapun atau mengusik Angga. Akhirnya jadi seperti ini kan.” 

“Pa, papa mau anak papa menderita? Jangan bercanda deh pa, seharusnya papa senang bisa mengetahui siapa Angga sebelum terlanjur.” Ujar Raysa marah, Fajar menghela nafas panjang.

“Pusing, semua yang terjadi malam ini di luar nalar.” Ucap Fajar, pria paruh baya itu segera pergi ke kamarnya.

Raysa menatap sedih kepergian sang papa, dia tidak mengerti kenapa papanya bersikap seperti itu.

“Ma.” Panggil Raysa menatap sang mama, Lestari tersenyum tipis meraih tangan Raysa dan menggenggamnya.

“Kamu tenang ya, papa perlahan akan mengerti. Papa masih shock karena papa sangat berharap Angga menjadi menantunya. Nanti mama perlahan akan membujuk papa.” Ucap Lestari.

“Terima kasih ya ma.”

“Iya sayang, mama ke kamar dulu. Sebaiknya kamu istirahat sekarang tapi sebelum itu kamu tolong kunci pagar depan ya.” Balas Lestari, Raysa menganggukkan kepalanya.

Setelah kedua orang tuanya masuk kedalam kamar, Raysa pun beranjak dari kursi melangkahkan kakinya keluar rumah untuk mengunci pagar.

Raysa terkejut melihat Elang bersandar di pintu gerbang rumahnya, wanita itu pun bergegas untuk mendekati Elang.

“Elang.” Panggil Raysa, Elang membalas dengan senyuman.

“Kamu sudah lama disini?” Tanya Raysa, Elang menganggukkan kepala.

“Tadi ketika Angga keluar aku di mobil, setelah mereka pergi barulah aku pindah ke sini.” Jawab Elang meraih tangan Raysa dan menggenggamnya.

“Sebaiknya kamu pulang, sudah malam.” Ucap Raysa, Elang menggelengkan kepala.

“Aku mau disini bersama kamu.” 

“Jangan, nanti papa dan mama marah.” Tolak Raysa.

“Memangnya mama dan papa dimana sekarang?” 

“Di kamar, papa masih sangat marah.” Jawab Raysa lirih.

Elang tersenyum membelai wajah Raysa dengan tangannya, Raysa memejamkan mata sejenak menikmati sentuhan Elang.

“Ayo masuk.” Ajak Elang akan melangkahkan kaki, tapi Raysa langsung menahan.

“Jangan, nanti mama sama papa curiga.” Cegah Raysa.

“Mereka tidak akan mengetahuinya.” Ucap Elang menarik tangan Raysa.

“Aku mau kunci pagar dulu.” Balas Raysa, Elang menganggukkan kepala menunggu.

Setelah selesai mengunci pagar, Elang dan Raysa segera masuk kedalam rumah menuju kamar Raysa, sedikitpun tidak ada rasa takut oleh pria itu. Elang melangkah santai di dalam rumah Raysa, padahal bisa saja tiba-tiba ketahuan oleh orang tua Raysa.

“Mobil kamu dimana?” Tanya Raysa begitu mereka sampai di dalam kamar.

“Tadi ketika Heru mengantarkan Jessica, aku ikut juga.” Jawab Elang membaringkan tubuhnya di ranjang Raysa, sedangkan Raysa sibuk membereskan barangnya.

“Aku mandi dulu ya, gerah.” Ucap Raysa sembari mengambil baju ganti di lemari.

“Ikut.” Balas Elang bercanda, Raysa membalikkan badan dan menatap sinis kepadanya.

Elang langsung tertawa renyah, perkataan dia tadi hanya candaan saja. Dia tidak akan melakukan sebelum mendapatkan izin dari Raysa.

Sembari menunggu Elang perlahan memejamkan mata, tapi dia tidak tertidur, walau mata terpejam tapi otak Elang tetap berpikir keras. Pria itu memikirkan langkah selanjutnya hubungan mereka. Elang yakin kalau tidak akan mudah bagi orang tua Raysa menerima dirinya, pasti mama dan papa Raysa akan mencari tahu siapa identitas asli dirinya.

“Sudah tidur saja.” Ucap Raysa ketika keluar dari kamar mandi, Elang tetap diam dan berpura-pura.

“Pasti kamu sangat lelah ya.” Sambung Raysa, wanita itu perlahan mendekati Elang dan menaikkan kaki Elang yang masih menjuntai ke bawah.

Setelah memperbaiki posisi Elang, Raysa segera menyelimuti pria itu. Raysa tersenyum tipis menatap wajah Elang dan perlahan mengulurkan tangannya menyentuh wajah Elang.

“Wajar Vanya tergila-gila sama kamu, kamu sempurna. Kamu tampan dan memiliki segalanya.” Lanjut Raysa berbicara pelan, Elang bersusah payah menahan diri supaya tidak tertawa setelah mendengar semua perkataan Raysa memuji dirinya.

Raysa mendekatkan wajahnya dan mencium singkat kening Elang, Elang yang tidak tahan langsung tertawa renyah menarik tubuh Raysa dan memeluknya erat.

“Bagaimana dengan kamu? Apa kamu tidak tergila-gila kepadaku.” Tanya Elang, wajah Raysa langsung memerah menahan malu.

“Jadi kamu belum tidur.” Ucap Raysa memukul pelan dada Elang.

“Belum, aku menunggu kamu.” Jawab Elang melepaskan pelukannya dan memindahkan ke samping, Raysa berbaring di sebelah Elang.

“Terima kasih.” Ucap Raysa.

“Untuk apa?”

“Kamu telah membantuku membongkar semua kebusukan Angga, kalau tidak ada kamu mungkin aku masih percaya dengannya.” Jawab Raysa, Elang memiringkan tubuhnya dan membelai wajah Raysa.

“Aku melakukan ini semua bukan hanya karena kamu, tapi juga untuk hubungan kita. Kamu tahukan bagaimana aku? Aku akan mengusahakan apapun yang aku mau.” Balas Elang, Raysa tersenyum tipis mendengarnya.

“Kalau seandainya ternyata dia baik, tidak melakukan itu semua. Bagaimana?” Tanya Raysa lagi.

“Aku akan cari cara lain untuk mengakhiri hubungan kalian.” Jawab Elang santai, Raysa langsung menatap sinis kepadanya, Elang yang melihat wajah Raysa langsung tertawa renyah.

“Kamu ini.” Ucap Raysa memukul kembali dada Elang.

“Malam ini aku tidur disini ya.” Pinta Elang, Raysa menganggukkan kepala.

“Kamu tidak takut ketahuan sama papa dan mama aku?” Tanya Raysa.

“Tidak, aku malah maunya seperti itu, biar kita langsung dinikahkan.” Jawab Elang santai, Elang mengangkat kepala Raysa dan mengulurkan tangan menjadikan sebagai bantal.

“Menurut kamu Jessica akan diterima atau tidak ya?” Tanya Raysa yang teringat akan Jessica.

“Entahlah, tapi semoga saja.” Jawab Elang.

“Kasihan kan sama anak di kandungannya. Awalnya aku sempat ragu untuk bertemu, aku sempat berpikir buruk. Tapi ternyata dia juga baik, dia cerita banyak sama aku. Termasuk alasannya bekerja seperti itu, aku kasihan.” 

“Tidak semua orang akan bernasib baik seperti kita, kita punya jalan cerita kehidupan masing-masing.” Balas Elang, Raysa menganggukan kepala dan bersyukur dia masih memiliki kedua orang tua yang utuh dan peduli kepadanya.

Bersambung...

1
Reni Syafrika
bagus....
Reni Anjarwani
doubel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!