Karya pertama.
Bukan Sekedar Murid Biasa.
***
Bagaimana rasanya dicintai, dan mencintai murid sendiri? Geli-geli gimanaa gitu?
"Yessss! Ayo jadi pacarku!"
"Ethannn!!!"
***
Makasih udah sempet mampir ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfathania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu suka aku? (21)
Perjalanan ke rumah sakit selama 15 menit akhirnya sampai. Ethan dan John membawa mobil mereka masing–masing.
Ethan dan Indah sampai terlebih dahulu. Mereka langsung menuju ruangan Reyhan. Saat masuk, hanya terlihat Reyhan yang sedang tertidur. Ia terbangun karna suara pintu kamar yang terbuka.
"Engh.. Kalian? Dimana Izel?" Matanya masih terasa berat, namun tetap di paksanya untuk menelisik di setiap sudut ruangan.
"Beli makan paling, kamu kan tahu dia paling tidak bisa tahan lapar." Kata Ethan sambil berjalan menuju nakas untuk menaruh bubur yang telah dia bawa.
"Indah bawa apa?" Kata Reyhan mencoba meng–akrab kan diri.
"I–ini aja gapapa yah?" Indah menyodorkan boneka beruang kecil, yang Indah simpan di tasnya. Ethan meringis geli melihat seorang Reyhan Danendra di beri boneka beruang imut. Mana warna pink lagi?!
"🥲🥲🥲🥲" Muka Reyhan saat itu juga.
"Terima aja bro, awas aja lo buat Indah gue sakit hati." Bisik Ethan.
"Iya, makasih ya Indah. Lucu banget bonekanya! Gemesss!" Ucap Reyhan, sambil memeluk boneka pink itu.
"Geli banget, serius." Gumam Ethan yang terdengar sangat jelas oleh Indah.
"Geli?!" Tanya Indah sambil membuka kembali tasnya. Lalu menyodorkan beberapa boneka serupa dengan warna yang berbeda–beda, ke tangan Ethan. Reflek Ethan menampung boneka yang berjumlah sekitar 5 boneka.
"Makan tuh geli! Nih geli!" Ketus Indah sambil mengambil boneka warna cokelat muda di tangan Ethan. Lalu mendekatkan wajah imut boneka itu ke matanya Ethan.
"A–aaa! L–lucuu bangettt! Gemessss!" Ucap Ethan dengan setengah tidak tulus.
"Ck, ambil itu semua boneka yang buat kamu GELI itu. Aku mau makan aja. Laper ngeladenin orang yang bilang bonekaku yang imut itu GELI." Indah mempertegas kata GELI. Lalu berjalan meninggalkan ruangan Reyhan.
"L–lagi pms ya dia..?" Kata Reyhan dengan raut wajah yang bergidik ngeri.
"G–gatau. Ngeri juga ya yang namanya perempuan itu."
"Samperin ege! Tar malah makin ngambek itu dia!" Kata Reyhan dengan intonasi yang sedikit panik.
"T–takut Rey ..."
"Lah kocak. Dari pada malah tambah marah dia!"
"Udah, gas aja cepet sana!" Udah Reyhan komporin, masih aja Ethan tampak ragu untuk menyusul.
"Ck. Lama–lama gue juga nih yang jalan nyamperin dia." Kata Reyhan hendak beranjak dari ranjang. Tapi langsung di tahan oleh Ethan.
"Eh iya iya! Gue susul ini loh! Tapi lo diem sini, dan kalo ada apa–apa pencet bel itu." Ucap Ethan, sembari menunjuk bel di samping ranjang.
"Iya! Cepet gih!"
***
"Ck. Apaan sih cowok–cowok itu gak bisa di filter banget mulutnya. Mentang–mentang muka ganteng aja sok cool!" Cibir Indah dengan wajah yang kesal. Ia berjalan menuju kantin. Mending makan mie ayam kali, kata Indah.
Namun di tengah kesibukan Indah mencari–cari warung yang jual mie ayam. Indah merasa ada suara familiar yang memanggil namanya.
"Apaan sih dia. Pasti dia nyamperin aku." Cibir Indah. Ia mempercepat langkahnya.
"Indahh!! Tunggu! Jangan marah my darling!" Ethan berteriak, berusaha menyusul Indah yang mempercepat langkahnya. Dan benar saja, teriakan itu membuat Indah berhenti. Termasuk seluruh orang–orang di kantin, menoleh pada Indah dan Ethan.
"𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢 𝘌𝘵𝘩𝘢𝘯𝘯.. 𝘌𝘮𝘮𝘮𝘩𝘩𝘩𝘩! 𝘔𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘵𝘪𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘵 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢!" Indah dengan perlahan berbalik badan, dan? Dan Yap, semua mata tertuju pada mereka~
"Maaf, siapa ya?" Ya, Indah memutuskan berpura-pura tidak mengenal Ethan.
"Loh? Indahhh tungguin akyuhh!"
Semua orang terkejoed! Bagaimana bisa cowok muda, setampan Ethan itu ternyata adalah bowty?!
"Kan ku telan isi bumi hanya untukmu!" Teriak Ethan, seperti pada lirik lagu yang lagi naik daun.
NT gada fitur vn ya? Jadi pengen nyanyi tau 🤣
"Dih! Apaan sih dek, saya gak kenal ya sama adeknya." Cibir Indah dengan wajah jutek. Indah meneruskan langkahnya, meninggalkan Ethan.
Akhirnya Ethan memutuskan diam, dan terus mengikuti Indah. Dan ya, sepertinya tujuan mereka saat ini ada di taman belakang rumah sakit.
"Indah.." Ucap Ethan dengan nada memelas.
"Hm." Hanya itu jawab Indah.
"I–ini.." Kata Ethan, dengan tangan kanan yang di tutupi tangan kiri.
"Apa itu." Tanya Indah dengan judes.
Lalu Ethan membuka tangan kirinya, dan menunjukkan tangan kanan yang bergaya 𝘚𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨𝘩𝘢𝘦𝘺𝘰. (🫰🏻)
"E–ethan. Apasih. Udah sana!" Tak dapat di bohongi, pipinya sudah memerah saat ini. Dan Ethan melihat jelas perubahan itu.
"Eaaaaaa! Malu yaa?! Hahaha, gemesss!" Kata Ethan meledek Indah. Di susul kemudian mencubit pipi Indah yang terasa hangat itu.
"Pacaran aja yuk Than." Entah kerasukan apa, tiba–tiba saja ucapan itu lolos dari bibir Indah. Pelan, tapi Ethan mendengarnya dengan jelas.
"Beneran?! Sekarang, kita resmi jadi kekasih?! Makasih Sayang!" Ethan memeluk Indah dengan lembut, tak menyangka akan mendapat jawaban secepat ini. Tapi berbeda dengan Indah, ia malu karna mengatakan yang seharusnya tidak ia katakan.
"I–iya.." Canggung, itulah yang Indah rasakan. Padahal sudah lama Indah menginginkan ini, tapi kenapa sekarang malah canggung?
"Sayang mau panggil aku apa? Hm?" Ethan melepas pelukannya, lalu menatap Indah dengan tatapan lembut, dan tak lupa juga, senyumnya. Bagaimana manisnya senyuman seorang Ethanas Johnson.
"Emm.. Abang? Aduh abang bukan maksudku begitu–u–u~" Indah terkesiap dengan ucapannya sendiri. Indah langsung menutup mulutnya dengan tangannya. Jaga Image Indaah!
" Eh m–maaf.." Entah apa yang di pikirkan Indah, mungkin itu caranya sendiri untuk menghalau rasa groginya saat ini.
"CIEEEEEEE!! PACARAN NIH?!" Teriak seorang gadis muda di semak–semak, tak jauh dari keberadaan Ethan dan Indah.
"SIPUTTTT?! DARI KAPAN KAMU NGUPING HAH?!" Teriak Ethan, sambil melepaskan pelukannya pada Indah. Lalu berdiri mematung.
Mengapa Ethan mencantumkan nama siput pada izel? Karna dulu sewaktu kecil, Izel terkenal sebagai anak yang lambat. Namun saat mulai lulus dari sekolah dasar, Izel sudah tidak selambat dulu. Entah kenapa Ethan masih saja memanggilnya dengan sebutan siput.
"Ahahahh.. Dari tadi lah! Aku mau memastikan kalo Abang gak aneh–aneh sama Mbak Indah!" Terang Izel.
Sebenarnya tadi Izel ada di kantin. Cuman Izel lagi antri mau beli pentol, dan lumayan ramai di kantin rumah sakit saat itu. Jadi mungkin Indah tidak melihat Izel tadi, di antara banyaknya kerumunan orang–orang.
"Udah–udah ayo balik. Pasti orang tua kalian udah datang dan nungguin kita." Ucap Indah berusaha melerai. Akhirnya adik dan kakak itu menurut. Lalu mereka memutuskan kembali ke dalam rumah sakit.
***
"Retak aja ini?" Kata John sambil memegang pergelangan kaki Reyhan. Dipegang seperti itu membuat Reyhan sedikit meringis, namun dia tahan.
"I–iya Om!"
"Reyhan! Lihat deh Tante bawa apa?!" Sesaat kemudian, Gea membuka kardus yang di bawanya dari rumah. Kardus itu tampak bolong–bolong di bagian sampingnya.
"T–tante, itu apa kok gerak–gerak?!" Reyhan melihat sesosok makhluk putih yang bergerak dari bolongan kardus itu.
"Meow.." Seakan mendengar pertanyaan Reyhan, suara mungil yang reyhan rindukan, terdengar dari dalam kardus.
"Kucing.. Apa kucingnya sama kayak Ocha?" Tanya Reyhan. Matanya tampak ber–embun. Sebagai pecinta kucing, kehilangan sesosok kucing adalah kesedihan yang akan selalu tersimpan dan teringat.
Pernah sewaktu Reyhan masih sekolah dasar, Gea dan John membelikan Ethan seekor kucing. Namun, karna Ethan kurang suka kucing, jadi Ethan berikan kucing putih bermata biru itu pada Reyhan.
Di beri hewan selucu itu, tentu saja Reyhan tidak menolak. di berinya nama pada kucing itu, Ocha. Reyhan menyayangi Ocha dengan sangat baik. Sampai Tuhan menetapkan takdir bahwa Reyhan dan Ocha tidak bisa bersama lebih lama.
Satu tahun bersama Ocha dengan suka dan duka, Ocha harus pergi dengan keadaan mengenaskan. Ocha tertabrak mobil tetangga, yang posisinya, saat itu Ocha sedang tidur di bawah mobil tetangga itu.
...Untuk para pengendara mobil, tolong pastikan sebelum jalan, tidak ada kucing yang numpang istirahat di bawah mobil kamu. selalu cek bawah mobil saat akan melajukan mobil....
^^^Hanya cat lovers yang bisa merasakan 😿🙏🏻^^^
***
"Taramm!! Baby Ocha?" Ucap Gea dengan antusias. Mengeluarkan kucing putih itu dari kandangnya. Melihat itu, Reyhan sedikit meneteskan air matanya.
Gea langsung menyerahkan kucing kecil yang berbulu putih bersih, dan bermata biru itu, pada Reyhan. Sengaja, karna Gea tahu, Reyhan sangat sayang pada Ocha.
"Apa kamu mau aku panggil Ichi?" Tanya Reyhan pada kucing kecil yang ada di pangkuannya itu. Seakan setuju, kucing itu mendekati pipi Reyhan, lalu menjilati pipi Reyhan. Entahlah, mungkin kebetulan Reyhan habis makan Whiskas?
"Aaaa! Ichi.." Reyhan memeluk Ichi dengan hangat. Sangat berterimakasih pada Gea dan John pastinya.
"Halo gess!" Sapa Ethan petantang-petenteng.
Semua orang langsung terfokus pada Reyhan. Namun,berbeda dengan Izel. Ia fokus pada makhluk putih yang berada di gendongan Reyhan. "Kucing.." Izel bergumam.
"Hayo loh, nanti Reyhan lebih perhatian sama kucing dari pada kamu! Hahahh." Ledek Indah, dengan berbisik pada Izel. Namun faktanya, seisi ruangan dengan jelas mendengar perkataan Indah.
"🤭🤭🤭🤭" Ekspresi Reyhan.
"Tenang Zel, aku bakal tetep perhatian kok sama kamu!" Ucap Reyhan, menatap hangat mata hazel milik Izel.
"K–kak!" Teriak Izel ngambek.
"Izel suka sama Kakak?"
...𝘿𝙚𝙜.....
...****************...
...Panjang kali bab kali ini ya sayy, semoga tidak bosan okeyy ❤️🔥...
...🌹☕️...
...Ekhem, aduh keselek batu maling kundang....
kirain dah pacaran pas saling twmbak di bab 5