NovelToon NovelToon
Cherish My Love!

Cherish My Love!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen Angst / Keluarga
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Writle

Masa remaja, masa yang penuh akan rasa penasaran, rasa ingin mencoba dan juga rasa yang sulit dimengerti bernama Cinta.
Ini adalah kisah Cinta enam orang remaja SMA, dengan segala problematika mereka yang beragam rasanya.
Pahit, asam dan manis seperti rasa Jeruk, Blueberry dan juga Cherry.

Yuk ikuti keseruan cerita mereka di sini. 🐢

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Writle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balas Budi

...🍒🍒🍒...

Ara memandangi telepon genggamnya terdapat banyak sekali panggilan tak terjawab dan juga pesan yang ia abaikan seharian, Ara hanya mengangkat telepon dari Irsyam tadi pagi, setelah itu ia tertidur dan tidak sempat mengecek ponselnya lagi.

✉Yuri-Chan

{Ohayou Yuki-Chan} 06.00

{Yuki-chan nanti di sekolah pinjami PR bahasa indonesia ya, watashi lupa} 06.01

{Yuki-chan sudah berangkat duluan? Tumben nggak naik bus?} 06.30

[Misscall]

{Sudah bel masuk yuki chan!} 07.01

[Misscall]

[Misscall]

{Cepatlah datang!} 07.02

{Tapi bu Dini tidak masuk, hhehe syukurlah watashi belum buat PR} 07.15

{Yuki-chan tidak datang ke sekolah?} 07.30

{Kenapa suratnya dititip kak luan? Kenapa Yuki-chan nggak nggak ngabarin Yuri?} 07.32

{Yuki-Chan kenapa? Sakit apa?} 08.00

{Yuki chan, watashi sendirian nggak ada yang bisa diajak ke kantin} 10.00

{Semoga cepat sembuh Yuki-chan} 14.00

Rentetan pesan dari Yuri itu mengagetkan Ara, Ia tidak mengecek ponselnya bermaksud untuk menghindari panggilan dan pesan dari keluarganya, tetapi tidak berniat untuk mengabaikan Yuri sama sekali, maka melihat pesan yang bertubi-tubi itu membuat Ara tidak enak hati.

^^^✉Ara^^^

^^^{Yuri-chan, maaf baru sempat membalas}^^^

^^^{Aku baik-baik saja, tidak usah khawatir}^^^

^^^{Aku di rumah Irsyam, besok aku ceritakan semua}^^^

^^^{Terimakasih sudah mengkhawatirkan aku Yuri-chan}^^^

Setelah membalas demikian Ara kembali mematikan ponselnya. Ia merasa terlalu lama merepotkan keluarga Andhanu. Setelah mengambil setelan yang ia pakai sebelum pingsan di ruang laundry dan memakainya, ara bergegas mencari bi Sumi hendak pamit undur diri.

“lho, Non?” dan benar saja tebakan Ara Bi Sumi ada di dapur tengah menata cookies dan susu coklat di sebuah nampan.

“Saya mau pamit pulang bi.” Kata Ara pada asisten rumah tangga keluarga Andhanu itu.

“Nona sudah izin sama tuan muda?” Tanya bi Sumi dengan wajah kebingungan

“Belum bi, tapi saya merasa sudah terlalu merepotkan jadi saya akan pulang.”

“Aduh non, bibi tidak bisa memberi izin, nanti tuan muda-“

“Biarkan saja bi.” Sela Irsyam yang baru saja turun dari kamarnya, lelaki itu tampak sudah mengganti pakaiannya tidak lagi memakai seragam sekolah.

“Biarkan dia pulang.” Lanjut Irsyam lagi.

“Terima kasih.” Kata Ara membungkuk lalu keluar dari rumah keluarga Andhanu itu.

Irsyam hanya menatap datar kdpergian Ara  masih belum siap berinteraksi lagi dengan si penyuka Cherry

“Tuan tidak akan mengantar nona?” Tanya bi Sumi

Irsyam diam saja, meneguk susu coklat yang ada di nampan di atas meja.

“Jarak dari blok rumah ini sampai ke jalan raya itu jauh lho tuan, dan tidak ada akses kendaraan selain kendaraan pribadi.” Tambah bi sumi

“Ck!” Irsyam terdengar berdecak pelan sebelum berlari mengejar langkah Ara yang belum lama keluar dari rumahnya. Ia berpikir akan memakan waktu terlalu lama jika memakai mobil dan menunggu sopir, maka ia membawa kunci motor sport miliknya untuk mengejar Ara, benar dugaannya gadis itu belum terlalu jauh dari gerbang.

“Naik!” Perintah Irsyam setelah memberhentikan motornya menghalangi Ara

Ara memandangi pengendara motor itu, tak lama terperangah setelah si pengendara motor membuka kaca helmnya.

“Ayo naik!” Suruh Irsyam lagi.

“Nggak apa-apa aku bisa sendiri.” Tolak Ara

“Naik aja si, nggak ada kendaraan umum di deket sini lo juga tahu.”

Benar, saat terakhir kali Ara pulang dari kerja kelompok juga Ia diantar oleh sopir keluarga Andhanu, jarak dari jalan raya atau gerbang utama kompleks perumahan ini dari blok rumah Irsyam cukup jauh.

Mau tidak mau Ara mengiyakan ajakan Irsyam untuk dibonceng pulang, ia hendak naik ke motor yang agak tinggi itu namun tangannya ditarik

“Bentar dulu.” Cegah Irsyam, memakaikan helm ke kepala Ara, tak lupa ia memasangkan pengaitnya.

Setelah itu Ara naik dan motor mulai melaju, Ara bingung mau berpegangan kemana sedangkan motor melaju di atas kecepatan rata-rata membuat Ara refleks memeluk pria yang duduk di depannya. Irsyam sontak terkejut, beruntung keterkejutan si pengendara tidak mengganggu laju kendaraan roda dua itu.

15 menit berlalu, mereka kini telah sampai di depan rumah Ara, mengejutkan karena keduanya disambut sang Ayah yang berdiri di depan rumah seolah menunggu kepulangan Ara.

“Yukikooo.” Katanya menghambur memeluk Ara yang baru saja melepas helmnya.

Ara diam saja tidak berniat membalas pelukan sang Ayah tapi tidak juga menolak atau mendorongnya menjauh karena masih ada Irsyam di sana.

“Ah siapa ini?” Tanya Ayah Ara menyadari ada orang lain lagi selain mereka berdua

Merasa tidak sopan Irsyam pun ikut turun dan membuka helm yang dipakainya

“Kenalin om, saya Irsyam Andhanu Rifqi, teman sekelasnya Ara.” Jawab Irsyam memperkenalkan diri

“Andhanu?” Gumam Ayah Ara sambil menyambut jabat tangan dari teman putrinya

Irsyam mengangguk menanggapi hal itu, “Iya saya Andhanu.” Katanya lagi.

“Ah mampir dulu nak ayo.” Ajak ayah ara

“Makasih om tapi saya masih ada urusan lain.” Tolak halus Irsyam

“Ah sayang sekali.” Raut wajah kecewa nampak di wajah pria berumur 40 tahunan itu

“Terimakasih sudah mengantar Ara pulang.” Tambahnya.

“Sama-sama om.”

Irsyam kembali menaiki motor dan memakai helmnya

“Saya permisi.” Pamitnya sambil menyalakan mesik motor tersebut

“Hati-hati nak.” Kata Ayah Ara.

Ara memandang motor teman sekelasnya yang semakin menjauh itu tanpa sadar helm yang Irsyam pinjamkan masih ia pegang.

‘Nanti saja ku kembalikan di sekolah.’ Batinnya bicara

“Yuki.” Ara lupa kalau di sana masih ada ayahnya

“Yuki dengar Ayah mau nak?.” Tanya lelaki itu pelan

“Kita masuk dulu aja, nggak enak sama tetangga.” Kata Ara berlalu masuk begitu saja melewati Ayahnya.

... 🍒🍒🍒...

Kini Ara dan Ayahnya tengah duduk di ruang keluarga

“Mama mana?” Tanpa basa-basi Ara bertanya pada Ayahnya

“O shigoto.” (Bekerja) Jawab sang Ayah

Ara mengangguk pelan mendengar jawaban

“Yukiko.” Mata pria itu tampak melembut menatap putri satu-satunya

Sedangkan putrinya menatap ke arah lain, tak mau membalas tatapan sang Ayah, karena dengan menatap mata itu ia merasa dibohongi, membuatnya mempertanyakan sikap sang Ayah kali ini tulus atau pura-pura lagi.

“Maaf.”

“Kenapa minta maaf?”

“Tidak ada yang bisa kami katakan selain maaf, karena Tou-sama tahu, ucapan kami telah melukaimu.”

Tatapan lembut itu tampak semakin memelas

“Tapi kami ingin kamu tahu, kalau saat itu kami berdua sedang emosi, apa yang kami katakan hanyalah bentuk ungkapan kekesalan, tetapi kami tidak pernah menyesal memilih jalan ini, kami tidak pernah membenci keberadaanmu.” Suara lembut itu terdengar sarat akan ketulusan di telinga Ara, tapi lagi-lagi Ara takut untuk percaya.

“Yukii, tou-sama mohon maafkan kami, kami termakan emosi.”

“Termakan emosi? Lantas jika nanti emosi kalian datang kembali, kalian tidak menginginkan keberadaan aku lagi?”

Pria itu terdiam, tidak mampu membalas ucapan Ara, karena ia juga tidak bisa menjamin emosinya sendiri apabila tekanan pekerjaan kembali ia alami, jalan satu-satunya adalah dengan segera menemukan investor agar ia tidak terus-terusan ditekan atasan.

“Harusnya saya yang meminta maaf.” Tambah Ara setelah Keiichi Kanna terdiam cukup lama

“Seharusnya saya bersyukur kalian masih mau membesarkan anak yang tidak kalian harapkan keberadaannya.” Lanjut Ara dengan ekspresi datar di wajahnya.

“Kalau kamu merasa seperti itu, bagaimana kalau kamu membantu.” Celetuk Pria itu, kesal dengan jawaban Ara yang terkesan menyindir

“Tentu saja, saya bersedia membantu anda, saya hutang budi pada kalian berdua.” Jawab Ara.

Keiichi sebenarnya tidak berpikiran ke sana, ia tidak merasa anaknya berhutang jasa, namun di satu sisi ia lelah jika harus terus menerus dihadapkan dengan tekanan kerja ditambah sang Anak yang seolah masih meragukannya, maka dari itu ia sekalian saja memanfaatkan putrinya

“Kamu,...” Pria itu menggantungkan kalimatnya mengundang tanya di benak Ara

“Berteman dengan Andhanu?” lanjut pria itu

Ara sedikit terkejut mendengar nama keluarga Irsyam yang tiba-tiba terucap dari mulut sang Ayah

“Iya, kenapa?” Balas Ara

“Buat Andhanu agar mau berinvestasi pada saya” Kata sang Ayah dengan mudahnya

 ‘Itu tidak akan mudah’ Batin Ara

“Saya tidak peduli bagaimanapun caranya.” Tuntut pria itu lagi.

...♡🍊🫐🍒♡...

1
Mr.sun
🫣
moodbooster🐝
menarik, penggunaan bahasa sangat bagus dan penulisan sangat rapih👍🤍
Writle 🐢: Terimakasihh. 🤍🐢
total 1 replies
Mada Rabka
ceritanya baguss, unik, menceritakan dua pasangan yang berbeda, mantapp 👍🏼semangatt tor 🐢♡
Qaidarra: salken kak
Writle 🐢: Terimakasihh. ♡🐢
total 2 replies
Mr.sun
masih lucu aja 😆
Writle 🐢: Tidak kepikiran jokes lain. 😌☝🏻
total 1 replies
Mr.sun
🤭
Mr.sun
Pepet terus jangan kasih kendorr
Mr.sun
nyaman bangett keliatannya
Mr.sun
semangattttt 🤍
Writle 🐢: Terimakasihh lagii. 💚🐢
total 1 replies
Abu sidiq
Sudut pandang utamanya sering berubah-ubah dan banyak penggunaan bahasa asing jadi sedikit membingungkan, tapi masih lumayan untuk dibaca saat gabut.
Mr.sun
hampir ke Isekai oleh truk Kun
Writle 🐢: Truck chan~
total 1 replies
Mr.sun
kewwreen
Mr.sun
semangattttt🫶🏼
Writle 🐢: Terimakasihh. 💚🐢
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!