NovelToon NovelToon
Cinta Bagai Duri

Cinta Bagai Duri

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Maharanii Bahar

" Apa maksud dari keluarga mu bicara seperti itu mas? Apakah aku kalian anggap orang asing selama ini? Apa bakti ku pada suami serta keluarga ini tidak berarti apa apa?" Ria berkata dengan suara yang bergetar karena menahan tangis.

Selama ini ia hanya dianggap orang asing oleh keluarga suami nya sendiri padahal dia lah yang selalu ada untuk suaminya ketika sedang terpuruk bahkan dia rela menjadi tulang punggung mencari rezeki demi sesuap nasi karena suami yang dicintainya di PHK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maharanii Bahar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29

Di ruang tamu rumah sakit yang sepi, Putri dan Bu Lila duduk berhadapan. Wajah mereka serius, penuh perhitungan. Lampu yang redup memantulkan bayangan tajam di dinding. Suasana dingin dan sunyi, hanya terdengar suara detak jam dinding dan nafas mereka yang tertahan.

“Ma, ini saatnya kita bertindak. Kalau kita terus tunggu, Winda bisa pulih dan kembali merebut posisi di hati Riyan. Aku yakin dia tak akan menyerah begitu saja,” ujar Putri pelan, tapi suara penuh tekad.

Bu Lila mengangguk pelan. “Aku sudah siapkan semuanya. Bukti-bukti untuk membuat Winda terlihat lemah dan tidak pantas jadi istri Riyan. Foto-foto dia saat sakit, rekaman omelan yang sengaja kita buat, dan laporan medis palsu yang kubuat dari dokter bayaran kita.”

Putri tersenyum sinis. “Ini akan jadi amunisi yang kuat. Apalagi ditambah dengan surat pernyataan palsu dari beberapa saksi yang aku sudah siapkan. Mereka bilang Winda sering membuat onar, malas mengurus rumah, bahkan pernah mabuk-mabukan. Semuanya akan membuat dia terlihat buruk di depan keluarga dan masyarakat.”

Bu Lila memandang Putri dengan tatapan penuh kemenangan. “Kalau berhasil, keluarga Riyan tidak akan mau lagi mempertahankan Winda. Dan anak mereka pun akan berada di tangan kita.”

Putri mengangguk. “Aku juga sudah mulai menebar bisikan-bisikan ke beberapa orang yang dekat dengan Riyan. Mereka akan mulai meragukan kesetiaan dan kemampuan Winda sebagai ibu dan istri.”

“Bagus,” sahut Bu Lila, “kita juga harus lebih waspada dengan Ria. Dia masih jadi batu sandungan kita. Surat gugatan yang aku kirimkan ke pengadilan harus terus kita tekan, jangan sampai dia bisa membalas atau membela diri dengan mudah.”

---

Sementara itu, di sebuah ruang mewah di rumah Ria, ia duduk termenung, memegang surat gugatan yang baru diterimanya. Hatinya campur aduk, antara marah, takut, dan juga bingung.

Andre duduk di sampingnya, mencoba memberikan ketenangan. “Ria, aku yakin ini cuma cara mereka menekan kamu karena mereka tidak suka kamu mengambil alih perusahaan itu. Kita harus siap hadapi semuanya.”

Ria menatap Andre dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “Aku tidak menyangka mereka akan sampai sejauh ini. Gugatan perdata yang bisa menghancurkan nama baik perusahaan dan juga harga diriku.”

Andre menggenggam tangan Ria. “Aku akan bantu kamu cari bukti kuat dan saksi yang bisa membantumu membela diri. Kita lawan mereka sampai titik darah penghabisan.”

Ria menghela napas panjang. “Kalau sampai ini jadi konsumsi publik, perusahaan bisa hancur. Aku takut kehilangan segalanya.”

“Kamu tidak sendirian, Ria. Aku selalu di sini, di sampingmu,” ujar Andre tegas.

---

Di sisi lain, Winda terbaring di ranjang rumah sakit. Wajahnya pucat dan tubuhnya lemah karena kehamilan dan tekanan batin yang berat. Ia memandang kosong ke arah jendela, sementara pikirannya berkecamuk.

Ponselnya bergetar. Muncul pesan dari nomor tidak dikenal.

> “Jangan percaya siapapun di rumah itu. Mereka punya rencana jahat buat kamu dan bayi.”

Winda membaca pesan itu berkali-kali, rasa takut dan bingung campur aduk di hatinya. Siapa yang mengirim? Apakah benar ada orang yang peduli padanya?

Di saat yang sama, di rumah Riyan, suasana tegang. Riyan duduk termenung, wajahnya kusut, pikirannya kacau. Konflik dengan Winda yang belum usai, tekanan dari keluarga yang terus mendesak, dan masalah gugatan terhadap Ria yang makin rumit.

Ia merasa terjebak di tengah badai yang terus membesar.

---

Suatu sore, Putri dan Bu Lila bertemu dengan seorang pengacara bayaran di sebuah kamar hotel sederhana. Mereka membicarakan strategi terbaru untuk memperkuat gugatan terhadap Ria dan melemahkan Winda.

“Surat gugatan sudah kususun dengan lengkap, Ma,” ujar pengacara itu, menunjukkan dokumen bertumpuk. “Bukti palsu, saksi palsu, semuanya sudah siap. Tinggal kita eksekusi dengan timing yang tepat.”

Bu Lila tersenyum dingin. “Bagus. Pastikan tidak ada celah yang bisa membuat Ria lolos. Kita harus habisi dia, supaya perusahaan kembali ke tangan kami.”

Putri menambahkan, “Dan jangan lupa, Riyan harus dibuat tertekan. Kalau Riyan goyah, Winda pasti akan roboh.”

Pengacara itu tersenyum licik. “Percayalah, aku punya beberapa trik untuk menghancurkan mental lawan.”

---

Kembali ke rumah sakit, Winda mencoba menguatkan diri. Namun tubuhnya yang lemah dan tekanan dari lingkungan membuatnya semakin rapuh. Ia tahu, bukan hanya penyakit yang menggerogoti tubuhnya, tapi juga pengkhianatan dan rencana jahat yang mengintai di balik layar.

Saat Riyan datang menjenguk, pandangan mereka penuh makna. Ada rasa cinta yang masih tersisa, tapi juga ketakutan dan ketegangan yang sulit diungkapkan.

“Aku akan cari jalan keluarnya, Win,” kata Riyan pelan. “Aku janji, aku tidak akan biarkan semuanya hancur.”

Winda tersenyum lemah. “Aku percaya sama kamu, Riyan. Tapi… aku takut.”

---

Malam harinya, di balik pintu tertutup, Bu Lila dan Putri merencanakan langkah berikutnya. Mereka tahu waktu tidak berpihak pada mereka jika Winda cepat pulih dan Ria kuat membela diri.

“Kita harus percepat semuanya. Aku ingin Winda pergi dari rumah ini sebelum anak itu lahir. Kalau perlu, kita buat situasi jadi tidak nyaman untuknya,” ujar Bu Lila dingin.

Putri mengangguk. “Aku sudah siapkan beberapa orang untuk menekan Winda. Mereka akan mulai menyebar gosip dan membuat Winda semakin terpojok.”

“Bagus,” kata Bu Lila. “Jangan lupa, surat gugatan harus terus kita kawal. Kalau bisa, kita buat tekanan dari keluarga Riyan semakin besar.”

Mereka tertawa pelan, merayakan rencana licik yang semakin matang.

---

Rian dan Ria pun tidak menyadari betapa besar ancaman yang mengintai mereka. Gugatan yang tampak di atas kertas hanyalah bagian kecil dari permainan kotor yang sedang berlangsung.

Namun, di balik segala tekanan dan ancaman, mereka berdua bertekad untuk bertahan dan melawan.

Di ruang tamu rumah sakit, saat Putri dan Bu Lila menyusun strategi, Putri berkata dengan nada dingin, “Kita juga harus hati-hati dengan Riyan. Dia masih suami Winda, tapi pikirannya mudah dipengaruhi. Kalau kita berhasil menekan dia, Winda pasti akan makin terpojok.”

Bu Lila menatap tajam. “Benar. Aku sudah rencanakan agar Riyan makin sibuk dengan urusan perusahaan. Kita bisa manfaatkan rasa tidak tenangnya untuk membuat dia jauh dari Winda.”

Putri tersenyum sinis. “Kalau sudah begini, Winda benar-benar sendirian. Semua perhatian dan kekuatan Riyan hanya untuk keluarga kita, bukan untuk dia.”

---

Sementara itu, di rumah Ria, Andre tengah menelepon beberapa pengacara dan konsultan hukum untuk mencari cara membantunya melawan gugatan. “Ini bukan hanya soal perusahaan,” ujar Andre serius. “Ini soal harga diri dan keadilan. Aku tidak akan biarkan mereka menggunakan cara-cara licik untuk menghancurkan Ria dan bisnisnya.”

Ria yang mendengarkan dari seberang telepon merasa sedikit lega. Meski masalah belum selesai, setidaknya ia tahu ada yang mendukungnya penuh.

---

Kembali di rumah sakit, Winda yang mulai merasa lemah, menerima kunjungan singkat dari sahabatnya. Sahabat itu membawa semangat dan harapan untuk Winda agar tetap kuat. Namun, pesan misterius yang masuk ke ponsel Winda terus menghantuinya, membuatnya bertanya-tanya siapa yang sebenarnya ada di sisinya.

1
Puteri Athirah
pening... bab sebelumnya , putri anak jandung.. skg menantu pulak..
Puteri Athirah
pening..
kalea rizuky
kebanyakan pov kali Thor dialog ria aja g perlu pov lainnya g penting
kalea rizuky
gk tau diri ne mantan ipar
kalea rizuky
jeng jeng
kalea rizuky
bodoh pake ngemis gt
horasios
Kangennya bukan main, update dong thor. Biar makin jatuh cinta! 😍
Yoi Lindra
Wah, seru banget nih, thor jangan bikin penasaran dong!
Winifred
Bikin deg-degan nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!