NovelToon NovelToon
AQILA

AQILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Iblis / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yuniar Febriyanti

Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.

"Darah dibalas dengan darah."

"nyawa dibalas dengan nyawa."

"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35

Crash

(Anggap aja bunyi samurai yang lagi adu mekanik, aku gak tau bunyi nya kaya gimana)

Crash

Crash

Bunyi dua samurai atau pedang yang sedang adu mekanik begitu terdengar jelas dan nyaring di telinga para anggota mafia masing-masing karena memang semuanya sedang menyaksikan duel tersebut. Di sini Monica terlalu banyak menyerang dan Aqila hanya menangkis dan menghindar semua serangan yang diberikan oleh Monica.

"Serang gua anjing bukannya banyak ngehindar!" bentak Monica kepada Aqila yang mulai ngos-ngosan karena terlalu banyak mengeluarkan tenaga.

"Gak mau ah, ntar pas gua nyerang lo. Lo kena mental," sinis Aqila dengan senyuman mengejeknya.

"Sialan lo Aqila. MATI LO!" ucap Monica sambil menyerang Aqila dari samping.

Aqila yang sedang agak lengah pun tergores, dan mengeluarkan banyak darah.

"Gimana sakit kan?" ucap Monica sambil tersenyum meremehkan.

Aqila pun melirik sekilas lengannya yang mengeluarkan darah yang agak banyak gitu.

"Gua terjun dari jurang aja biasa aja, apalagi yang luka kecil kaya gini?" tanya Aqila sambil tersenyum sinis.

"Sini gua ajarin gimana cara main pedang yang dan benar," ucap Aqila dengan dinginnya.

Aqila pun mulai menyerang Monica secara membabi buta, dan pada akhirnya Aqila berhasil menusuk perut Monica sampai nembus ke punggungnya. Dan Aqila pun mencabut kembali  pedangnya dengan kasar, gak kebayangkan rasa sakitnya gimana?

"L-lo iblis," ucap Monica dan kemudian dia ambruk karena nyawanya sudah pergi ke alam baka.

"Dih udah tahu gua kalo udah ngebantai orang kaya iblis, tapi ngapain lo masih gangguin kehidupan gua," gumam Aqila yang merasa Monica terlalu goblok.

"MONICA!!" teriak Dewi dan Tara bersamaan.

Kemudian mereka berdua menghampiri Monica yang sudah berlumuran darah di perutnya dan menatap Aqila penuh amarah dan kebencian.

"Lo iblis Aqila!" teriak Tera kepada Aqila dengan tatapan penuh amarah.

"Dih udah tau gua iblis ngapain lo cari masalah sama gua," ucap Aqila dengan tak kalah sinisnya.

"Tapi lo gak usah nusuk dia, anjing!" bentak Dewi.

"Dih bego, yang namanya duel maut mah ya bebas anjir. Mau nusuk apa mau gimana juga, makanya kalo emang lemah gak usah so soan jadi psikopat," ucap Aqila dengan santainya.

"Lo emang gak punya perasaan ya, lo bunuh dia," ucap Tera.

"Ngaca nyet, lo juga dengan teganya nembak Abang gua anjing. Udah deh lo gak usah ngerasa paling terdzolimi," sinis Aqila yang mulai muak dengan drama ini.

Perkataan Aqila pun membuat mereka berdua terdiam. Aqila yang melihatnya pun tersenyum sinis.

"Nah kan, makanya jadi orang jangan pernah ngerasa jadi orang yang paling disakiti," sinis Aqila.

"Apa kalian mau ikut seperti temen kalian ini?" tanya Aqila sambil memiringkan kepalanya.

Mereka yang mendengar pertanyaan Aqila pun terdiam.

"Emm sepertinya gua tau apa jawabannya," ucap Aqila dan dia pun tersenyum misterius.

Aqila pun kembali mengangkat samurainya yang sudah berlumuran darah, dan.....

Blash

Blash

Aqila memenggal kepala Monica dan Tera secara bersaman, dan kepala mereka bergelinding ke bawah.

"Wuuu kepalanya kaya bola main ngegelinding gitu aja," ucap Aqila dengan polosnya.

Dan dengan sengaja Aqila menendang kedua kepala itu ke arah Rio, kakeknya Monica.

"Hai pak tua," sapa Aqila dan menghampiri Rio dengan baju dan samurai yang sudah berlumuran darah, dan jangan lupakan mukanya yang memang sudah banyak bercak darah milik Monica, Tera, dan Dewi.

"Apa kau tidak marah jika cucu mu dan jalang-jalang mu itu mati di tangan ku?" tanya Aqila dengan santainya.

"Ah tidak masalah, lagian juga saya sudah bosan memakai mereka," ucap Rio dengan santainya.

"Oh ya kau sudah bosan main-main? bagaimana jika aku membunuhmu? lagian hidup mu juga tidak ada gunanya," sinis Aqila.

"Dari pada membunuh ku, lebih baik kita bermain di ranjang. Aku rasa tubuh mu begitu indah dan akan terlebih nikmat dari mereka bertiga," ucap Rio dengan tatapan penuh napsu akan tubuh Aqila.

Ucapan Rio itu membuat Opa dan yang lainnya naik pitam.

"JAGA UCAPAN MU BAJINGAN," teriak mereka semua dan menodongkan semua senjata yang mereka punya ke arah Rio.

"Tenang Opa dan yang lainnya, turun 'kan senjata kalian," ucap Aqila dengan santainya.

"Tapi sayang, dia ingin meleceh 'kan mu," ucap Mommy Siska.

"Mommy tidak lupa 'kan seperti apa aku ini?" tanya Aqila dan Mommy Siska pun menggelengkan kepalanya. Ia tau bahwa Aqila memang sama psikopatnya dengan Papinya.

"Ya sudah kalian turun 'kan semua senjatanya," ucap Aqila dan semuanya pun menuruti perkataan Aqila, mereka menurunkan semua senjatanya dan Rio bernafas lega.

Aqila pun menghampiri Rio dan menggores sedikit di pipi Rio dengan samurai yang sudah berlumuran darah milik Dewi, Tera, dan Monica.

"Hi Pak Tua, kalo kau ingin bermain ranjang dengan ku. Siap-siap saja Joni mu dan ini," ucap Aqila sambil menunjuk leher Rio dan menggoreskan luka di sana, "akan aku potong," sambung Aqila dan yang lainnya pun bergidik ngeri.

Setelah mengatakan itu Aqila pun pergi meninggalkan mereka, Aqila masih ingin bermain-main dengan jasad Trio cabe itu.

"Benar-benar persis seperti Dave," gumam Rio yang masih terdengar oleh Opa Dave.

"Ya memang dia mirip gua, bahkan semua sifat gua turun ke dia," ucap Opa Dave sambil menatap Aqila yang sedang ingin bermain-main dengan jasad musuhnya sendiri.

Rio pun bungkam dengan perkataan Dave yang memang benar adanya, sepertinya Aqila yang akan jadi penghalang terbesar untuk merebut kekuasaan dan harta milik Fernandes.

🌿🌿🌿🌿🌿

Sedangkan di sisi lain, Aqila sedang ingin bermain-main dengan jasad Monica.

"Lo sih bego banget jadi orang, udah tau cupu masih aja so soan jadi suhu. Nih sungkem dulu sama suhu," sinis Aqila kepada jasad Monica.

"DIA UDAH MATI BEGO," teriak Kiara yang agak aneh dengan Aqila yang malah ngomong sama jasad.

Aqila yang mendengar teriakan Kiara bukannya marah, ia malah terkekeh pelan.

"GUA BERCANDA ANYING, LO MAU IKUTAN ENGGAK?" tanya Aqila sambil berteriak.

"Nggak deh, ngeri gua liat darah. Mana tuh duo cabe pala nya gak ada, bikin ngeri aja," ucap Kiara sambil bergidik ngeri, Aqila yang mendengarnya pun menganggukan kepalanya.

Aqila pun mulai membelah perut Monica dengan samurainya.

"Diobok-obok ususnya diobok-obok," ucap Aqila sambil mengobok-obok isi perut Monica dan itu membuat yang lainnya ingin mual.

"Ih harusnya kan gua ambil dulu ya ginjal, hati, paru-paru, jantung merea dulu ya. Kan lumayan tuh hasilnya buat beli mobil baru, atau gak ya bikin panti sama sumbangin uang hasil jual organ mereka. Biar dosa mereka berkurang dikit," gumam Aqila sambil tetap mengobok-obok usus Monica yang sudah berlumuran darah.

Bukannya hanya tempat dan samurainya baju kebaya putih milik Aqila pun sekarang sudah menjadi merah darah, karena terkena dari trio cabe.

"Aqila udah ya main-mainnya, sekarang kamu bersih-bersih dulu," ucap Oma Angel yang tadi menghampiri Aqila.

"Iya Oma Aqila bakalan bersih-bersih dulu, dadah Oma," ucap Aqila dan pergi untuk membersihkan dirinya dari darah-darah para bajingan itu dengan raut muka biasa saja, seperti tidak ada apa pun yang terjadi.

Oma Angel yang melihat tingkah Aqila seperti itu hanya geleng-geleng kepala, dan beberapa orang pun mulai membereskan jasad trio cabe itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!