Suatu malam ketika Lintang berjalan pulang melewati tempat pembuangan sampah, ia di kagetkan dengan suara balita yang sedang menangis keras dengan keadaan yang penuh dengan lebam.
Dengan rasa iba nya, akhirnya Lintang Membawanya pulang dan merawatnya dengan sepenuh hati.
Suatu ketika, sang ayah dari balita bernama Elivan itu bertemu dengan nya, dan begitu mengagetkan nya ternyata Ayah dari balita itu adalah sang mantan kekasih yang terpisah karena perjodohan kedua orang tuanya.
Pria bernama Fareed itu masih menyimpan perasaan penuh untuk Lintang, Kebahagiaan Fareed bertambah ketika dia menerima kabar bahwa ia dan istrinya sudah resmi berpisah, dan status nya kini menjadi seorang Duda dengan anak satu.
Suatu hari terkuak sebuah fakta tentang Fareed yang menyembunyikan sesuatu yang membuat lintang harus memilih antara pergi atau menetap.
Sementara keputusan itu hanya bisa di tentukan oleh anak yang di temukannya.
Ini masih novel perdana author, maaf jika amburadul
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rerin., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fareed.
Kini Fareed sudah berada di sebuah apartemen mewah, setelah melakukan penerbangan selama kurang lebih 17 jam, dari As ke Indonesia menggunakan pesawat terbang umum, Fareed sengaja menggunakan pesawat terbang umum karena ingin menjadi orang biasa seperti ia dan Lintang saat masih menjalani hubungan mereka.
Fareed ke Indonesia bukan untuk mengecek lokasi yang akan di bangun untuk pabrik susu, tapi Fareed ke sini untuk mencari sang mantan kekasih, Lintang.
Fareed memilih cuti, meskipun ia Presdir, ia harus bersikap profesional.
Maka dari itu, semua pekerjaan nya ia serahkan kepada Mark— sang sekertaris.
Fareed melangkah keluar dari apartemen untuk mencari makanan di kafe terdekat, kebetulan cuaca malam sangat cerah.
Pemandangan yang indah di dapati Fareed ketika melihat suasana kafe, ia melihat sekitar, ada banyak orang yang sedang berkumpul dan bercanda ria dengan orang terkasih nya.
Fareed memilih tempat yang berada di samping kaca, agar ia bisa melihat juga orang yang berlalu lalang di luar.
“Mau pesan apa mas?” tanya waiters.
“Kopi, sama nasi goreng” jawab Fareed.
“Sudah, ada lagi?” Fareed menggeleng.
“Kalau begitu, saya permisi”
Sekitar dua puluh menit Fareed menuggu, akhirnya pesanannya datang juga. tapi saat mendengar suara waiters itu, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
“Permisi, ini tuan pesanannya” ujar waiters itu, kemudian ia meletakkan pesanan Fareed.
Fareed enggan melihat wajah itu, ia hanya melirik tangan waiters yang sedang meletakkan makanan nya.
Deg..
Cincin itu..
Cincin yang ia berikan kepada Lintang.
Fareed mendongak “Lintang ...”
🌼🌼🌼
Malam ini, Elivan dan Hiza sedang bersantai di kamar barunya. setelah kemarin ia meminta kasur ke Om Noval untuk di letakkan di kamar barunya. Noval benar benar membeli kan nya. Karus lebar dan super empuk, pasti harga nya pun empuk.
Hiza sekarang tengah memainkan ponsel nya, sementara Elivan tengah menatap Komputer nya dengan serius.
“Dek, kesini buruan!” ucap Elivan, Hiza menurut. ia berdiri dan melangkah ke arah Elivan, kemudian ia memandangi layar komputer di depannya.
“Lihat lah” ucap Elivan menunjuk layar nya.
“Woah... Abang menang!?” seru Hiza, melihat layar komputer yang menampilkan sebuah situs yang berisi pemberitahuan:
SELAMAT KEPADA SANG PEMENANG LOMBA KARYA ELEKTRONIK BERTEMA KEBERSIHAN YANG DI SELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT PENDIDIKAN TINGKAT NASIONAL.
NAMA LENGKAP: ELIVANO P.
KARYA: ROBOT LE.
FUNGSI: MEMBERSIHKAN RUMAH SECARA OTOMATIS DAN ENERGI TELAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SURYA.
PEMENANG MENDAPATKAN HADIAH SEBESAR
...RP.200.000.000...
“Itu berapa nominal nya bang” tanya Hiza yang tidak tau tentang nominal.
“Dua ratus juta”
“Ha!!” Hiza melongo, mulut nya terbuka mendengar kata dua ratus juta. ia syok.
Elivan mendengar itu memutar bola mata nya malas, kemudian tangannya terulur untuk menutup mulut Hiza yang terbuka.
“Terus diapain uang segitu banyak nya bang?” tanya Hiza penasaran.
“Di serahin ke mommy, biar mommy ga kerja di kafe lagi.” ucap Elivan. Elivan merasa kasihan melihat mommy nya capek berkerja di kafe.
“Ohh, begitu, yasudah lah, Hiza ngantuk, Hiza mau tidur, bye abang” pamit Hiza, Elivan mengangguk.
Kemudian Elivan kembali menatap layar komputer nya, dia akan menarik uang itu ke rekening Mommy nya. tapi sebelum ia menarik ia akan mencari tahu tentang nomor rekening itu.
🌼🌼🌼.
Jangan lupa support aku ya, Maaf jika penulisannya masih berantakan, dan kalau ada yang salah atau apapun itu, tolong di kasih tau, biar saya bisa merevisi nya.🙏😉
