NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan

Terjebak Pernikahan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:69.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yudhi Nita

"Apa yang mereka lihat itu tidak benar. Aku tidak melakukan apapun dengan dia di kamar hotel itu. Mereka salah sangka, aku tidak ingin menikah dengannya!"

Pernikahan bahagia dengan pasangan yang dicintai adalah sesuatu yang diimpikan setiap manusia begitu juga Bianca, tetapi impian itu kandas setelah dia terjebak di sebuah pernikahan yang tidak dia inginkan.

Menikah dengan pengusaha kaya, tetapi melalui sebuah peristiwa yang tidak sengaja, terekspos media mereka tidur berdua di kamar hotel.

Entah mereka akan dapat saling mencintai atau malah berpisah di meja pengadilan, hati memang tidak bisa diperkirakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhi Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Jebakan

Cicit burung mewarnai datangnya pagi. Mentari masih malu-malu untuk keluar pagi itu saat Bianca telah bersiap diri untuk berangkat kerja. Seperti biasa, Key belum juga membuka matanya.

Kamar mandi, baju kerja, kaus kaki dan sepatu telah Bianca siapkan untuk Tuan Key. Gadis itu segera berlari turun ke taman untuk menengok kandang marmutnya. Kemarin dia telah meminta pelayan untuk menutup atas kandang. Entah kucing mana yang datang menculik Felix dari kandang.

"Aman, lengkap absennya," gumam Bianca.

Gadis itu segera berlari menuju ke kamar lagi, menengok Key. Ternyata dia telah duduk di tepi ranjang. Bola matanya mengarah pada Bianca yang masuk begitu saja.

"Bianca, kamu bisa kan kalau tidak seperti kucing? Asal nyelonong," ujarnya datar.

"Bisa," jawab Bianca.

"Sudah kamu siapkan semua keperluanku?"

"Sudah,"

"Lalu, dari mana kamu barusan?"

"Err ..., menengok marmut," ujarnya takut.

"Lama-lama kamu bisa gila," ujarnya.

Bukankah dia yang menyuruhku memberi makan dan merawatnya?? Kenapa menengok saja dibilang gila? Kamu itu yang gila!!

Pria itu berdiri menggeliat lalu melangkah ke kamar mandi. Bianca menyiapkan tas dan dompet, serta ponselnya. Lemgkap sudah.

Key keluar dari kamar mandi. Bianca menghindar untuk menatapnya, takut terpana lagi melihat kotak-kotak itu. Mungkin tubuhnya terbentuk karena latihan khusus. Ada sebuah ruangan fitness juga di rumah ini, tapi Bianca belum mencobanya. Seorang pelatih juga akan datang setiap ada panggilan dari Key.

Kedua orang itu turun setelah bersiap, lalu berkumpul di ruang makan. Winda masih menunjukkan sikap benci pada Bianca, tapi gadis itu malah terlalu cuek tidak menanggapi wajah Winda yang mencibir, terkadang melengos padanya.

"Pagi, Pak Anton ...." Pak Anton tersenyum.

"Pagi, Susan ...." Susan tersenyum riang padanya.

"Pagi, Nyonya Winda ...." sapanya ramah pagi itu, tapi Winda pura-pura tidak mendengarnya.

Aih, salahku menyapa orang tuli ....

Setelah itu dia mengambilkan makan untuk Key, karena semua orang di meja makan sedang menunggunya untuk mengambilkan sarapan untuk pria dingin di sebelahnya.

Mereka makan pagi dengan suasana tenang, karena tidak ada suara pun selain irama sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Setelah Key selesai lalu beranjak, baru semua orang boleh beranjak. Entah kapan dan siapa yang mencetuskan ide aturan itu untuk pertama kalinya.

Aneh sekali kutukan meja makan ini!

Bianca segera mengikuti Key. Sebenarnya dia masih ingin tambah makannya, tapi terburu oleh cepatnya pria itu berdiri lalu melangkah keluar begitu saja. Pak Anton turut serta hari ini.

***

"Halo, Key. Sore nanti ada acara?" Suara telepon dari seberang saat Key mengangkat panggilannya. Sebelumnya Felix telah memeriksa siapa yang menelepon.

"Kebetulan, tidak."

"Bagaimana kalau kita bertemu nanti malam?"

"Oke," jawabnya singkat seperti biasanya.

"Di bar biasa dulu kita ketemu ya?"

"Oke."

Klik. Telepon ditutup.

"Felix, benar kan aku tidak ada acara nanti malam?" tanya pria itu memastikan.

"Iya, Tuan."

"Mmmm ..., kamu jangan pulang sampai aku tiba di rumah nanti malam, ya?"

"Baik," jawab Felix sambil mencatat acara tuannya.

"Catat, aku akan pergi ke bar X pukul 21.00 malam dengan Andre, temanku. Ini nomor ponsel Andre dan ingat wajahnya di profil."

Selain mencatat dan mengatur agenda acara, supir, penasehat, bodyguard, pekerjaan Felix adalah mengingat orang yang akan atau telah bertemu dengan tuannya.

Untuk Key, jika bukan pergi dengan sahabatnya, dia pasti akan menyuruh Felix untuk mencatat semua identitas orang yang bersamanya, lalu mengingat wajah orang itu. Keamanan nomor satu.

Malamnya, Felix terlihat masih di rumah Key.

"Felix, kenapa kamu masih di sini?" tanya Bianca.

"Tuan Key akan bertemu teman lamanya di bar, Nona," jawab Felix datar.

"Bar itu seperti apa? Boleh aku ikut? Hmmm ..., pasti kamu akan menanyakan dulu pada tuanmu, kan?"

Nona, saya bekerja untuk Tuan Key, bukan untuk saya sendiri. Jadi wajar lah kalau saya menanyakan padanya. Huh!

"Ajak saja dia!" seru Key.

Bianca kaget mendengarnya, meski terdengar seram baginya, tapi rasa penasaran tentang tempat itu begitu mendesak. Kan ada Felix juga jika ada apa-apa. Dia juga yakin bahwa bersama Key tidak akan ada yang berani macam-macam pada pria nomor satu itu.

"Felix, apa nanti akan ada adegan berantem antar geng?" bisiknya.

"Tidak, Nona."

Gadis bodoh ini kebanyakan nonton apa sih?

Bianca terlihat memikirkan sesuatu, tampaknya dia mengingat apa yang dilihatnya di televisi tentang sebuah bar.

"Ayo," ajak Key.

"Apa? Sekarang? Aku belum ganti pakaian, Felix!?" bisiknya lagi.

"Pakai saja pakaianmu sekarang, paling kamu juga di luar," ujar Key membuat Bianca cemberut.

Tak apalah, daripada aku mati penasaran ingin melihat sebuah bar.

Mereka bertiga menuju ke bar yang dimaksud. Key memasuki bar untuk menemui temannya.

"Felix, kamu jaga dia saja di luar, tunggu aku di sini, oke?"

"Baik, Tuan."

"Key," panggil Bianca.

Pria yang dimaksud, memutar badannya menatap gadis itu.

"Jangan minum wine."

Kembali pria itu merasa ada permintaan tulus dari kalimat gadis yang sedang menunggu di belakangnya. Dia mengangguk pelan, lalu melangkah kembali menuju ke bar.

Bar terlihat lumayan ramai, Key menuju ke ruangan VVIP yang di katakan oleh Andre di telepon. Seorang pria yang bernama Andre berdiri menyambutnya.

"Hey boss, lama kita tidak bertemu, apa kabarmu?" sambutnya.

"Baik," jawab Key datar menyambut uluran tangannya.

Lalu mereka berbincang di ruangan itu, "Wine, khusus untukmu, teman," ajak Andre ingin bersulang.

"Tidak, aku tidak minum itu."

Muka Andre berubah terkejut mendengarnya, "Wow, apa aku tak salah dengar?" herannya.

Key tersenyum tipis, tapi tetap tidak mengubah sikap dinginnya.

"Baiklah, mau pesan apa? Katakan padanya," ujar Andre pada seorang perempuan pelayan yang menemani di ruangan itu.

"Cocktail saja."

Pelayan perempuan itu mengangguk lalu mengambilkan apa yang Key pesan. Kedua pria itu berbincang cukup lama. Setelah pesanan Key datang, dia segera meneguknya. Mereka melanjutkan mengobrol.

Tiba-tiba Key merasa sangat pusing, dia terus memegang kepalanya dan sepertinya rasa kantuk yang hebat menyerang. Pria itu langsung tertidur pulas di dalam ruang VVIP itu.

Andre kebingungan melihatnya. Dia lalu menyuruh pelayan itu memanggil wanita yang menyuruhnya menemui Key, karena mereka merencanakan ini untuk memberi kejutan pada Key.

Seorang wanita sexy masuk ke ruangan itu bersama dua orang bodyguard.

"Bawa dia ke mobilku!" perintah si wanita.

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Andre padanya.

"Dia akan baik-baik saja bersamaku, kamu tahu kan dia kekasihku? Terima kasih Andre, tugasmu telah selesai."

Andre mengerutkan dahi, Tugas? Bukannya aku diminta dia ke sini untuk memberi kejutan pada Key? Kejutan apa ini? Membuat Key tidak sadar lalu membawanya pergi. Ada yang tidak beres.

Setelah beberapa saat wanita itu pergi, Andre segera pergi ke luar mencari seseorang. Felix melihat pria yang wajahnya ada dalam ingatannya keluar dari bar kebingungan. Dia segera menemui pria itu.

"Tuan, apa anda Tuan Andre? Di mana Tuan Key?" tanya Felix padanya. Felix yakin setiap inchi garis wajah lelaki itu, dia memiliki ingatan luar biasa pada seseorang yang harus diingatnya.

"Anda siapanya Key?"

"Saya bodyguard-nya."

"Key dibawa oleh Sandra, dia terlihat pusing tadi. Untuk permasalahannya, nanti aku terangkan. Sekarang, kita ikuti mobil itu!"

Sebuah mobil yang sangat Felix kenal melaju kencang di jalanan. Felix segera masuk ke mobilnya bersama Andre, mengikuti mobil hitam itu. Di mobil, Andre berkenalan dengan Bianca.

"Oh, anda istrinya Key??"

"Maaf, saya teman lama Key yang telah tinggal lama di Amerika. Saya tidak tahu bahwa Key telah menikah."

"Tak mengapa," jawab Bianca.

"Berarti Sandra telah menjebakku dan Key!" ujar Andre geram.

"Belok kiri, lihat Felix, mobil itu masuk ke sebuah hotel!"

Felix segera melajukan mobilnya dengan pelan. Mereka telah tahu keberadaan Sandra dan Key.

"Sepertinya, Sandra membawa dua orang laki-laki tadi, bodyguard-nya! Kita harus hati-hati!" kata Andre.

Mobil memasuki hotel berbintang lima. Mereka segera masuk, tapi Sandra telah membawanya ke sebuah kamar. Felix segera mengeluarkan kartu nama ke hotel untuk memeriksa kamar yang ditempati Sandra. Petugas hotel takut melihat nama Felix sebagai tangan kanan Tuan Key, orang nomor satu yang bisa menutup hotelnya malam itu juga, dengan mulut bergetar mereka menyebutkan kamar yang ditempati oleh Sandra.

Mereka bertiga segera mencari kamar itu. Dua orang bodyguard Sandra sedang duduk di depan kamar yang dimaksud.

"Kalian urus kedua orang itu, aku akan masuk!" perintah Bianca.

"Anda tidak apa-apa, Nona?"

Bianca mengangguk pasti.

Terjadi perkelahian antara keempat lelaki itu. Bianca melihat ke pintu kamar, lalu mendobrak dengan satu kaki. Keempat pria itu berhenti berkelahi, tertegun sebentar melihatnya. Seorang wanita yang bisa mendobrak pintu dengan satu kaki!

Bianca segera masuk, melihat Key sedang berbaring dengan kancing baju yang terbuka, dengan Sandra di atasnya. Sandra pucat pasi, terkejut melihat gadis itu berada di kamar ini. Bianca mengeluarkan ponsel, lalu mengambil gambar wanita yang sedang berposisi di atas suaminya.

Felix yang terlatih dan Andre yang berbadan kekar dapat mengalahkan kedua bodyguard Sandra yang lari tunggang langgang keluar hotel.

Mereka segera membawa Key dari situ. Andre memandang Sandra kesal, "Tak kusangka, kamu memakai aku untuk menjebak Key!"

Bianca menatap Sandra yang terlihat kesal juga karena rencananya gagal.

"Hey betina genit! Awas kamu sekali lagi berbuat seperti itu! Besok pasti kamu jadi buronan!"

Gadis itu berlalu keluar, meninggalkan Sandra yang lalu memukuli bantalnya.

******

Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

1
Khakha Nui
Kecewa
Khakha Nui
Buruk
Hencece06
aura kegalakan tuw😅🤣🤣
Hencece06
berulang kali baca part ini tetep ngakakkkk akuuu😭🤣
Fahdina
gak mirip, di aplikasi sebelah author juga ada cerita yg kayak gini. itu memang ide authornya kayak nya. coba di baca novel2 author yg ada di aplikasi sebelah
Tri Wahyuni
Biasa
Tri Wahyuni
Kecewa
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😁😁
Lenni Namora
Luar biasa
Lenni Namora
😂😂😂
Sri Wati
kereeeen
Sri Wati
😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Maya Ellydarwina
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Khoerun Nisa
si bajra ni bener2 ni
kanajuliani
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Amrih Wiludjeng
Luar biasa
Sweet Girl
Emang kenapa dengan Bianca, Fel..??
Sweet Girl
Enak tenan nasih bellboy...
tapi niatmu jahat.
Sweet Girl
Khan keliatan klo pegawai hotel...
with you
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!