Setelah 15 tahun menikah, Elma dan Danu merasa hidup mereka terenggut, mereka sama-sama lelah, sama-sama marah dengan keadaan yang memaksa untuk bertahan.
Hingga di suatu malam mereka memutuskan untuk berpisah dan mencari bahagia masing-masing.
Mampukah itu terwujud? saat hati masih saling bertaut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S15TMD BAB 21 - Belajar Merias Wajah
Hari ini Elma memutuskan untuk tidak menemui Arkan. Sehabis dari sekolah dia langsung menuju rumah Risa.
Elma ingin meminta bantuan pada Risa untuk membantunya belajar merias wajah.
Jam 7.30 pagi Elma sampai di rumah Risa, dia sedikit tertegun saat melihat Risa sedang berpelukan dengan suaminya di teras rumah.
Sepasang suami istri itu saling tertawa sebelum akhirnya suami Risa naik ke atas motor dan pergi.
Tin! Suara klakson sapaan suami Risa membuat Elma tersentak, tersadar dari lamunan kenangan indah yang dulu juga dia punya bersama Danu.
"El! Cepat sini!" Pekik Risa pula dengan tangan kanan yang melambai.
Elma pun mengangguk dengan kaku, lalu sedikit mempercepat langkah dan tiba di rumah sang sahabat.
Mereka berdua masuk, Elma duduk di ruang tamu. Sementara Risa lebih dulu masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil alat make up yang dia punya.
Duduk sendirian disini membuat Elma kembali mengingat kejadian beberapa saat lalu.
Dalam benaknya kembali berandai-andai, kembali muncul harapan yang tak mungkin terjadi.
Danu adalah pria yang paling dingin di dunia ini, suaminya itu tidak akan pernah bisa seperti suami Risa.
"El, lamunin apa?" tanya Risa, yang datang dengan tangan penuh. Bukan hanya membawa alat make up, dia juga membawa segelas teh hangat dan sepiring pasang goreng.
"Ini diminum dulu."
"Repot-repot Ris."
"Biar nggak repot makanya kamu habisin semuanya."
Elma cemberut, sementara Risa terkekeh. Dia pergi ke pasar jam 9 pagi. Jadi di jam seperti ini Risa masih berada di rumah.
Setelah Elma meminum teh hangatnya hingga habis setengah. Barulah Risa mulai mengajarinya cara merias wajah.
Mulai dari menempelkan foundation di wajah hingga berakhir dengan memberikan lipstik merah di bibir.
"Kulit mu putih, jadi lebih cocok yang warna merah ini El," terang Risa, menunjukan warna lipstik yang dia punya. Kulitnya tidak seputih Elma jadi warna merah itu jarang dia gunakan.
"Kamu jadi tambah cantik El, yakin deh tambah rame toko mbak Diaz," ucap Risa lagi, tak bosan-bosannya dia memandang wajah sang sahabat.
"Pantesan suami mu tidak memperbolehkan kamu kerja, dia takut kamu di ambil orang." Risa tertawa, sementara Elma sendiri bingung seperti apa wajahnya saat ini.
Risa belum memberinya kaca dan dia merasa wajahnya sangat berat dan penuh dengan riasan.
"Nanti kamu foto semua make up ini El, cari yang persis seperti ini di pasar. Ini semua yang aku pakaikan cocok di wajahmu."
"Iya." balas Elma singkat, dia merasa wajahnya terlalu kaku.
Dan jawaban singkat itu membuat Risa semakin tak berhenti tertawa.
"Ini kacanya, sudah selesai, cantik." Risa mengulurkan sebuah cermin kotak kecil berwarna hijau dan Elma menerima itu.
Lalu memposisikan cerminya di depan wajah dan menatapi pantulan dirinya sendiri.
Elma cukup terkejut, merasa dia sangat berbeda. Seperti bukan Elma biasanya.
Melihat wajahnya di cermin membuat Elma juga merasa jika dia seperti terlahir kembali menjadi orang lain.
Dia tak menyangka jika merias diri bisa memberikan efek sebanyak ini.
"Cantik kan? coba suami mu lihat, dia pasti gemes," tutur Risa dan Elma hanya mampu tersenyum kecut sebagai tanggapan.
Aku malah berharap tidak pernah bertemu dia dengan wajah seperti ini. Mas Danu pasti akan menertawakan aku. Batin Elma.