NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 3 - Jauh dari Nenek

Tia terbangun begitu mendengar pintu kamarnya digedor seseorang. Ia membuka matanya dan terkejut mendapati tangan aneh melingkari perutnya. Dia bersiap-siap untuk berteriak sebelum akhirnya dia sadar kalau laki-laki disebelahnya ini adalah Rizal, si suami buruh bangunan!!.

Tia melempar tangan Rizal jauh-jauh darinya. Dia merasa jijik karena tubuhnya sudah tersentuh oleh tangan Rizal. Dia bergegas membuka

pintu kamar.

“Sudah Ashar Ndu, mandi dan sholat dulu ya” Nenek berdiri didepan pintu sembari tersenyum hangat padanya. Tia langsung memeluk neneknya dengan sayang.

“Iya  Nek, Tia mandi dulu ya..”

“Bangunin suamimu juga Ndu, ajak mandi dan sholat juga”

“Aduh.. Ogah mah.. Kalo nenek mau, biar nenek aja yang bangunin. Tia mah ogah” jawab Tia asal-asalan sembari ngeloyor pergi. Nenek hanya menatap dengan wajah sedih.

“Akan ada waktunya kamu akan sayang sama suamimu Ndu” batin nenek.

Rizal dibangunin nenek. Akhirnya Tia dan Rizal pun sholat terpisah. Ketika menjelang magrib, Rizal baru bisa menjadi imam bagi Tia dan beberapa saudara nenek yang datang. Setelah Isya’ seluruh keluarga berkumpul

diruang tamu. Oh ya, nenek melupakan rincian penting tentang Rizal. Ternyata Rizal juga anak yatim piatu. Dia dibesarkan dipanti asuhan sehingga tidak ada keluarganya yang datang. Boleh dibilang, diruang tamu tersebut keseluruhan keluarga dari nenek. Sebenarnya riwayat Rizal yang hampir sama dengannya harusnya membuatnya lebih memiliki empati terhadapnya. Namun kenyataannya Tia tetap saja membenci Rizal.

“Ini gimana nak Rizal, apa nak Rizal yang tinggal disini bersama Kami apa Tia yang ikut tinggal bersama nak Rizal??” nenek memulai pertanyaan yang membuat Tia terkejut. Sudah tentu lah Rizal harus tinggal dirumah nenek. Dia tidak mau bila harus ikut Rizal dan tinggal dirumah Rizal. Bayangkan aja sih, bagaimana tempat tinggal seorang buruh bangunan?? Membayangkan saja sudah membuatnya ngeri. Dia bukan cewek matre, hanya saja dia

tidak rela meninggalkan rumah nyaman milik neneknya.

“Nek, kenapa tanya hal seperti itu? Sudah jelas Tia akan tinggal disini bersama nenek. Menemani nenek selamanya…”

“Jangan membuat keputusan sendiri Ndu, Kamu sekarang sudah menikah. Hidupmu sudah menjadi tanggung jawab suamimu. Apapun keputusan suamimu, kamu harus patuhi itu.” Nenek melirik Tia, seolah-olah menyuruh Tia

untuk tidak menyela perkataannya. Tia tertunduk lesu. Dia berharap Rizal akan memberikan jawaban yang sesuai dengan keinginannya. Namun harapan hanyalah tinggal harapan.

“Kalo dek Tia tidak keberatan, saya ingin adek ikut saya Nek. Tinggal dirumah sederhana saya” jawab Rizal kalem. Tia memelototkan matanya. Rasanya dia ingin menampar wajah Rizal saking geramnya. Tapi Tia hanya diam, tidak bisa berkutik dihadapan neneknya.

“Kalau itu yang diinginkan nak Rizal, maka Kami keluarga besar Tia akan dengan ikhlas dan senang hati melepas anak Kami” dan Tia pun kembali terduduk lemas. Berkali-kali dia dikejutkan dan dia hanya bisa pasrah tanpa bisa melakukan apa-apa. Ingin rasanya dia memukul Rizal untuk meluapkan amarahnya yang tak tersalurkan. Tapi Tia hanya bisa diam, pasrah menerima keadaan.

“Kalau Tia tinggal dengan Mas Rizal, trus Nenek tinggal dengan siapa?” Tia merengek. Masih berupaya untuk mencegah nenek melepaskannya.

“Ndu, Kamu tidak usah kwatir. Disini banyak saudara-saudara nenek. Kamu juga bias berkunjung ke rumah Nenek kapan pun Kamu mau. Setahu nenek, rumah nak Rizal juga tidak begitu jauh dari sini. Benar itu nak Rizal?”

“Benar Nek, kira-kira sekitar 4-5 km dari sini Nek.” Rizal tersenyum sumringah.

Tia benar-benar kalah telak. Tidak ada lagi alas an yang bias digunakannya. Dengan menghela nafas berat, dia pun berkata.

“Baiklah, bila itu keinginan Nenek maka Tia akan melaksanakannya.”

“Bukan keinginan Nenek saying, tapi keinginan suamimu.” Nenek tersenyum, memeluk Tia dan mencium keningnya.

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!