NovelToon NovelToon
Cinta Di Raga Baru

Cinta Di Raga Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Mengubah Takdir / Transmigrasi
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Erunisa

Nayla hidup dalam pernikahan penuh luka, suami tempramental, mertua galak, dan rumah yang tak pernah memberinya kehangatan. Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan merenggut tubuhnya… namun tidak jiwanya.
Ketika Nayla membuka mata, ia terbangun di tubuh wanita lain, Arlena Wijaya, istri seorang pengusaha muda kaya raya. Rumah megah, kamar mewah, perhatian yang tulus… dan seorang suami bernama Davin Wijaya, pria hangat yang memperlakukannya seolah ia adalah dunia.

Davin mengira istrinya mengalami gegar otak setelah jatuh dari tangga, hingga tidak sadar bahwa “Arlena” kini adalah jiwa lain yang ketakutan.

Namun kejutan terbesar datang ketika Nayla mengetahui bahwa Arlena sudah memiliki seorang putra berusia empat tahun, Zavier anak manis yang langsung memanggilnya Mama dan mencuri hatinya sejak pandangan pertama.
Nayla bingung, haruskah tetap menjadi Arlena yang hidup penuh cinta, atau mencari jalan untuk kembali menjadi Nayla..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erunisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Sudah satu minggu Arlena berubah.

Dan setiap hari, perubahan itu semakin besar.

Dulu Arlena selalu menolak mengantar Xavier ke sekolah karena merasa itu tugas sopir.

Tapi pagi ini, ketika Davin turun dari kamar, ia menemukan istrinya sedang membantu Xavier memasang sepatu dengan sabar.

“Kencang nggak, Sayang? Kalau sakit bilang Mama, ya,” ucap Nayla lembut.

Xavier mengangguk malu-malu. Ia bahkan bersandar manja ke bahu Nayla, hal yang dulu tidak pernah terjadi.

“Len,” Davin memanggil pelan.

Nayla menoleh. “Hmm?”

“Aku antar kalian?”

Nayla diam sejenak, tadinya Nayla ingin mencuri waktu untuk ziarah ke makam Nayla, atau ke raganya sendiri, tapi Nayla juga merasa tidak enak untuk menolak Davin.

"Tapi aku mau sekalian ziarah mas, memangnya bisa?" jawab Nayla sedikit ragu.

Jawaban Nayla membuat kening Davin berkerut.

Karena Davin tidak mendengar teman Arlena meninggal dan tiba-tiba mau ziarah.

"siapa yang meninggal?" tanya Davin

"Temanku mas, meninggal seminggu yang lalu, kan waktu itu aku juga habis jatuh, belum sempat kesana." jawab Nayla.

"Aku temani." jawab Davin yang membuat Nayla enggan untuk menolak.

Davin sendiri merasa sangat senang, karena tidak ada penolakan, tidak seperti biasanya yang dimana Arlena tidak mau pergi dengan Davin apalagi Xavier.

---

Davin menyetir mobil sambil sesekali melirik ke arah Arlena, wanita yang biasanya meledak-ledak kini terlihat sangat anggun, apalagi dandanannya, biasanya Arlena tidak pernah pergi tanpa make-up, tapi kali ini Arlena pergi hanya menggunakan make-up tipis dan lipstik berwarna kalem, tidak biasanya yang menggunakan lipstik warna menyala.

"Xavier nanti pulang jam berapa?" Nayla tidak ragu untuk bertanya, karena memang dia tidak tahu apa-apa.

"Jam sebelas."jawab Davin dan Nayla mengangguk.

"kenapa?" tanya Davin.

"Oh itu mas, kalau waktunya sempat, mampir juga ke rumah temanku, tapi kalau ada waktunya." jawab Nayla, sebetulnya Nayla hanya ingin melihat seperti apa suami dan ibu mertuanya saat dirinya meninggal, apakah mereka merasa kehilangan atau justru sebaliknya, Nayla hanya ingin meyakinkan hatinya untuk berada di posisinya saat ini.

Nayla mengantar Xavier sampai dipintu kelas dan berbicara sebentar dengan guru, bahkan gurunya Xavier juga merasa janggal dengan sikap ibunya Xavier, karena ini hal yang langka ibunya Xavier mau mengantar Xavier ke sekolah.

Nayla kembali masuk kedalam mobil dan mendapatkan tatapan hangat dari Davin.

"Ayok, ke pemakaman Bunga Jambu." kata Nayla.

Davin terdiam sejenak, "Kamu yakin kesana?"

Nayla mengangguk, "Tidak apa-apa." jawab Davin.

"Tempatnya jauh ya? Kalau kamu sibuk, aku naik taksi saja."kata Nayla.

"Tidak, kamu tetap aku antar."

Nayla mampir membeli bunga sebentar sebelum sampai ke area pemakaman, dan begitu mobil sampai di area pemakaman, Nayla bertanya dimana Nayla dimakamkan ke penjaga makam.

Nayla berdiri terpaku, melihat namanya tertulis di nisan, tanggal lahirnya tertulis, dan tanggal kematiannya juga tertulis.

Nayla berjongkok dan menabur bunga yang dia bawa, baru satu minggu dia meninggal, tapi makamnya sudah tidak terlihat baru, Nayla yakin suaminya tidak mengunjunginya, padahal Nayla pikir suaminya masih suka ke makamnya karena merasa kehilangan.

Tiba-tiba dada Nayla merasa sesak, merasa tidak ada yang kehilangan dirinya, sedangkan ditempat baru, dia begitu diterima dengan hangat.

Davin hanya melihat, tidak bertanya itu makam siapa, teman yang mana, tapi melihat Arlena yang begitu terpuruk, Davin merasa yang meninggal adalah teman dekat, tapi Davin juga heran kenapa dimakamkan ditempat ini, karena seingat Davin, teman Arlena orang berada semua, namun berbeda dengan yang ini.

Nayla bangkit, dan karena terlalu banyak menangis, begitu berdiri, Nayla oleng dan Davin langsung sigap menangkap tubuh Nayla.

"kamu baik-baik saja?" tanya Davin.

Nayla hanya mengangguk sebagai jawaban, "Kita langsung pulang saja ya? Kerumah teman kamunya kapan-kapan saja, kamu terlihat capek." Nayla kembali mengangguk dan selama perjalanan pulang kerumah, Nayla masih terlihat murung, Davin tentunya tidak berani bertanya.

---

Malam harinya, Davin masuk ke kamar dan Nayla kaget,.

“Kita perlu bicara,” ucap Davin tegas.

Nayla langsung gugup, jemarinya meremas ujung baju. “A-ada apa?” Nayla takut kalau Davin menyadari kalau dia bukan Arlena.

Davin memandang istrinya lama. Terlalu lama.

Sampai Nayla hampir tidak tahan.

“Aku… senang kamu berubah.” Suara Davin melembut. “Aku nggak pernah merasa sedekat ini denganmu sebelumnya.”

Nayla menunduk. Pipinya memanas.

“Tapi perubahanmu terlalu drastis, Len.”

Davin melanjutkan, suara lebih serius.

“Kamu yang dulu mahir menyetir, sekarang cemas lihat mobil padat.”

“Kamu yang dulu selalu memarahi pelayan, sekarang kamu yang minta maaf.”

“Kamu yang dulu berani banting pintu, sekarang baru suara panci jatuh sudah kaget setengah mati.”

Tatapan Nayla membeku.

“Aku tidak mau menyimpulkan yang aneh-aneh…” Davin menelan ludah.

“Tapi aku harus memastikan kesehatanmu.”

“Maksud kamu…?”

“Kita ke rumah sakit,” jawab Davin pelan namun tegas.

“Aku mau kamu diperiksa.”

Jantung Nayla langsung merosot ke perut.

Ia panik, takut ketahuan… tapi juga tersentuh karena Davin benar-benar peduli.

“Mas, aku baik-baik saja…” suara Nayla nyaris bergetar.

“Kalau memang baik, tidak akan ada yang berubah.”

Davin menatap Arlena dalam, seolah sedang mencari jawaban dari sorot matanya.

“Len, aku takut kamu mengalami trauma atau gangguan memori. Kamu sering terlihat bingung. Kamu suka lupa hal-hal yang dulu kamu kuasai. Dan… kamu terlalu sering salah tingkah.”

Nayla mundur selangkah, gugup setengah mati.

Davin menyusul satu langkah, lebih dekat.

“Aku suka kamu yang sekarang…” suaranya pelan, nyaris berbisik.

“Kalau ini mimpi… aku ingin mimpi ini nggak berakhir.”

“Tapi aku tetap mau kamu sehat.”

Untuk pertama kalinya, Nayla melihat ketulusan yang begitu dalam di mata Davin, ketulusan yang Nayla tahu itu bukan untuk dirinya, tapi untuk Arlena.

Air mata mengambang di pelupuk Nayla. Ia tidak bisa berkata jujur. Tidak sekarang. Tidak mungkin.

Davin mengusap pipinya lembut. “Besok kita ke rumah sakit, ya?”

Nayla mengangguk kecil, meskipun hatinya terasa seperti diremas.

Peran yang ia jalani…

pelan-pelan mulai mengikatnya.

Bukan hanya ke Davin.

Tapi juga ke kebohongan yang bisa runtuh kapan saja.

Nayla hanya bingung, mau menjelaskan kondisinya sekarang juga sepertinya tidak ada yang percaya dengan apa yang dia alami saat ini, tiba-tiba berada di tubuh orang lain, Nayla juga merasa tidak percaya, namun inilah yang terjadi sekarang.

Setelah Davin selesai bicara, Nayla memutuskan untuk tidur bersama Xavier, bukan tanpa alasan, Nayla masih gugup, dan didalam kamar anaknya, Nayla menatap wajahnya di cermin, menatap yang bukan wajahnya, bahkan wajahnya sekarang sangat cantik, tidak seperti dirinya dulu yang wajahnya pas-pasan tanpa sentuhan skincare mahal.

"Apa ini akan bertahan selamanya? Terus kalau aku disini, Arlena dimana?" pertanyaan itu muncul dikepala Nayla.

1
Yuni Anto
🥰KKA author 🥰 tersayang mkasih update nya 🥳🥳🥳🥰bulan ini di kasih update terbaru 2x🤩🤩🥳🥳🥰🥰🥰💪 semangat terus ya Thor 💪😍 sehat selalu Bwt kka/Determined//Angry//Determined//Angry/😍
Erunisa: terima kasih kaka, semoga kaka juga sehat
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
mantab Nayla
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Putra Satria
🥰wah my 🩷 Thor 🩷 cinta banyak 2 bwt kka🥰 mkasih update terbaru hari ini 💪💪💪 terus y
Yuni Anto
🥰 makasih 🥰 update terbaru nya 💪💪💪 terus y Thor 🥳🥳🥳🥳🥰
Yuni Anto
next Thor 🥰
kawaiko
Gemes deh!
Rizitos Bonitos
Plot yang rumit tapi berhasil diungkap dengan cerdas.
Re Creators
Wah seru banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!