NovelToon NovelToon
Detektif Kerajaan

Detektif Kerajaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi / Putri asli/palsu / Cinta Seiring Waktu / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / TimeTravel
Popularitas:82
Nilai: 5
Nama Author: Staywithme00

"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Ketika tengah menengak-nengok acara bangsawan yang sedang berlangsung dipojoko ruangan, Yarana alias Fara tiba-tiba dikejutkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya dengan sebuah kipas tangan kecil.

“Heh, kenapa kau hadir diacara ini?”Tanya seorang wanita yang memakai gaun keemasan, wajahnya biasa saja, memiliki rambut panjang namun keriting, serta kulit yang cenderung putih pucat. Dirinya bertanya dengan ketus sekali sambil memukul belakang Yarana dengan sebuah kipas.

Yarana sebenarnya ingin menyahut dan membalas, tapi diurungkannya niatnya sebab belum tahu siapa sebenarnya seonggok manusia yang ada dihadapannya ini.

“Biarkan saja Regina, kita akan permalukan dia disini.” Salah seorang lagi menjawab. Dirinya memakai gaun merah menyala, terdapat beberapa sulaman emas, rambutnya memiki potongan pendek juga keriting.

“Kau benar saudariku. Kita permalukan saja dia disini.” Orang yang tadi dipanggil Regina menyahuti. 

Kini Yarana faham, kalau mereka ini adalah dua saudari tirinya. Nama mereka adalah Regina Sadywa dan Viola sadywa. Hal tersebut tertulis dikertas yang sempat dibaca Yarana dikamarnya.

“Oh, silahkan saja kalau bisa.” Yarana menantang balik. Belum tahu saja dia Yarana alias Fara dikehidupan nyata, bosnya saja bisa dirinya bantah kalau tak sesuai dengan prosedur dan aturan kerja yang berlaku.

“Cecunguk ini sudah berani menjawab.” Regina mendekat sambil mendorong salah satu bahu Yarana berulang kali. 

Yarana yang kesal mendorong balik Regina dengan satu kali dorongan.

Dan yah, Regina jatuh.

“Aduh, berani sekali kau.” Regina mulai memutar akal. Dirinya tak terima dijatuhkan seperti itu. Viola yang tak terima perlakuan Yarana pada saudarinya, mendorong Yarana kembali.

“Dasar tak tahu diri.” Viola mendorong Yarana, tapi sama sekali tidak membuat tubuhnya bergerak sesenti pun.

Karena kesal, Yarana menepis tangan Viola dengan kuat. Melihat saudarinya jatuh juga, Regina mengeluarkan ide liciknya.

“Aduh, ayahanda tolong.” Teriaknya yang mengalihkan perhatian yang lain berfokus pada mereka bertiga.

Seorang pria sekitar berumur 47 tahun, yang memakai sebuah jubah mewah dan mahkota mewah mendekati 3 gadis ini.

“Ada apa ini?” Kali ini Yarana dengan mudah menebak siapa yang ada dihadapannta ini. Tentulah ayahnya sekaligus raja Bellvana.

“Ayah, Yarana mendorong kami hingga jatuh seperti ini.” Regina membuat sebuah fitnah. Memang benar Yarana yang mendorongnya, tapi kan sebab ulah mereka sendiri.

“Kenapa kau tega mendorong saudarimu Yarana?” Seorang perempuan yang memakai mahkota ratu ikut serta menambah drama saudari tiri Yarana. Pasti beliau ini adalah ibu tirinya.

“Aku tidak melakukannya. Regina dan Violah yang berkelahi tadi.”

“Aku hanya berusaha memisahkan mereka. Dan sekarang lihatlah, mereka malah menuduhku.” Boom, Yarana membalikkan drama. Dari tadi, Yarana sudah sangat muak dengan kedua saudari tirinya, jadi dirinya sekalian saja mengerjai mereka. Enak saja memfitnah orang lain.

 “Bohong, mana mungkin anak-anakku bertengkar.” Ibu tiri Yarana yang bernama Reviya sadywa marah karena Yarana sudah berani mengelak dan melawan.

“Apa benar mereka yang bertengkar, dan bukan dirimu?” Ayah sekaligus raja Bellvana bertanya pada Yarana.

“Tidak ayah.” Yarana menjawab dengan tegas. Memang benar, bukan dirinya yang memulai perkelahian.

“Putrimu ini berbohong. Pasti dia yang memulainya.” Ratu Reviya tidak terima sekali dengan kejadian yang sedang berlangsung.

“Putri Yarana sudah mengatakan dirinya tak terlibat. Lagipula selama ini dirinya tak pernah berbohong. Kalaupun salah, dirinya hanya akan diam. Justru yang sering membuat masalah ada putri Regina dan putri Viola.” Raja Bellvana membantah ucapan Ratu Reviya. Ibu dan anak yang licik itu hanya diam membisu mendengar titah raja.

“Semuanya silahkan kembali menikmati pestanya.” Raja Bellvana meminta seluruh bangsawan yang hadir untuk kembali fokus pada acara. 

“Kalian juga, pergilah bergabung dan jangan bertengkar lagi.” Titah raja Bellvana lagi kepada dua putri tirinya. Regina dan Viola hanya mengangguk dan beranjak pergi, begitupula dengan ibu tirinya.

“Ayah bangga, karena kau sudah mulai berani membela dirimu sendiri.” Raja Bellvana tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan Yarana.

Fara mengetahu satu hal hari ini, siapapun Yarana, pasti selama ini dirinya hidup dalam ketakutan dan ancaman. Sebab sejauh pengamatannya tadi, Yarana yang asli adalah gadis yang tak berani membela dirinya. Tapi tenang saja, selama jiwa Fara yang ada didalam tubuh Yarana, tak akan dia biarkan seorangpun mengusik hidup putri Yarana yang malang ini.

********

Yarana alias Fara yang sedang bosan dengan suasana istana, menyelinap diam-diam keluar. Dirinya ingin menjelajahi isi dalam dan luar istana. 

Karena tadi dirinya sudah melihat-lihat bangunan dalam istana, maka sekarang dirinya ingin pergi melihat keluar arah istana. Juga Vello sepertinya memiliki tugas lain, jadi akan aman untuk Yarana berkeliaran.

“Huuh, untuk sampai kepintu luar saja harus membuang tenaga sebanyak ini.” Yarana menarik nafas lebih dalam,sebab terlalu lelah menyusuri jalan keluar istana.

Ada beberapa pengawal yang sedang berjaga, Yarana dengan santai melewati mereka.

“Maaf putri Yarana, tidak diperbolehkan keluar istana tanpa izin.” Penjaga dengan zirah besi menghentikan langkah Yarana.

“Oh ya, baik. Aku hanya melihat-lihat saja.” Balasnya sambil mencari cara keluar tanpa diketahui para penjaga ini. Cukup lama memantau, nah Yarana kini mendapat tenpat yang bagus untuk pergi keluar istana. Ada sebuah tembok yang sepertinya tidak terlalu tinggi, jadi Yarana berencana memanjatnya. Dirinya membelokkan arah tanpa terlihat oleh penjaga. Dan pergi menuju tembok yang jarang dipantau mereka.

“Huuh, kalau aku pakai celana dan kemeja, pasti dengan sangat gampang memanjatnya.” Yarana mengangkat gaunnya dan berusaha keras memanjatnya.

Gubrakk… Yarana jatuh dengan tidak terduga. Gaunnya menyangkut saat akan melompat.

“Aww, kenapa gaun ini harus menyangkut ditembok ini.” Dirinya meringis karena tak memperhatikan langkah ketika sedang melompat. Dengan langkah sedikit sempoyongan, ia berusaha bangkit.

“Tembok aneh.” Yarana menendang tembok yang tadi membuatnya jatuh.

 

“Sedang apa kau disini?” Tanya seseorang dengan suara berat. Kalau Menebak dari suaranya itu adalah suara pria.

Yarana membalikkan badannya, untuk melihat siapa yang mengajaknya berbicara.

“Eh, aku hanya sedang jalan-jalan saja.” Jawabnya dengan wajah tersenyum,mengalihkan perasaannya yang sebenarnya gelisah.

“Apa ada orang yang berjalan-jalan dengan memanjat tembok?” Tanya seseorang dihadapannya dengan dingin.

“Aku hanya mengetes kekuatan tembok ini saja.” Jawab Yarana lagi sambil mengetuk-ngetuk dinding tembok. Entahlah apa yang sedang dipikirlah oleh dirinya.

“Kau sendiri, kenapa ada disini.”

“Bukannya tidak boleh berkeliaran saat pesta sedang berlangsung?” Nah kini giliran Yarana membalikkan keadaan.

“Aku mengikuti dirimu. Mulai dipesta, kau tidak bersikap seperti biasanya. Jadi aku mengikutimu kesini.” Pria dengan bola mata biru gelap yang tadi Yarana lihat dipesta menjawab dengan nada datar.

“Kau? Untuk apa dirimu mengikutiku?” Yarana tak mengerti situasi ini, siapa orang yang ada dihadapannya ini.

“Kau tidak ingat aku?” Ujarnya lagi.

“Oh tentu ingat, kau temanku kan?” Yarana berpura-pura mengenal pria yang ada dihadapannya agar tidak ketahuan.

“Bukan, aku Nares.” Ujarnya seperti biasa dengan nada datar. 

“Oh ya bukan. Maaf aku suka lupa nama para bangsawan yang ada dikota ini.” Ujar Yarana mengelak lagi.

“Kau berasal dari masa depan bukan?” Nares bertanya dingin juga dengan tatapan mata yang tajam.

“A-apa maksudmu, aku tidak mengerti?” Yarana berlagak tidak tahu. Yarana menjawab Nares dengan mengalihkan pandangannya.

“Jangan berpura-pura, kalau kau mau kembali kedunia nyata, maka kau harus mengikuti instruksi dariku.” Nares membuat Yarana diam tak berkutik. Yarana ingin mengelak tapi ia butuh bantuan untuk kembali ke masa depan.

“Benar, aku dari masa depan. Dan aku harus kembali, untuk menyelesaikan tugasku disana.” Yarana menatap lekat pria itu, tatapannya penuh rasa harap.

“Kalau kau ingin kembali, maka jangan terlalu bersikap mencolok seperti tadi.”

“Jangan mengikuti apapun permasalahan politik yang terjadi disini. Cukup lakukan sepuluh kebaikan, lalu pergilah dari sini.” Nares memberi arahan pada Yarana. Walau Nares terkenal dingin dan irit bicara, namun kali ini dirinya menjelaskan dengan lugas pada Yarana.

“Baik, akan aku lakukan.”

“Tapi aku juga punya pertanyaan.” Yarana menatap balik Nares.

“Apakah dirimu juga berasal dari masa depan?” Sambung Yarana.

“Ya.” Ujarnya dengan singkat. Lalu pergi meninggalkan Yarana seorang diri.

“Tidak sopan sekali. Dia pikir dirinya hebat berlaku sombong begitu.” Yarana kesal dengan Nares yang berlalu begitu saja. Masih ada yang ingin Yarana tanyakan pada Nares. 

“Tapi, sudahlah. Manusia irit bicara seperti Nares, mana mungkin menjawab seluruh pertanyaanku.” Gumam Yarana lagi. Dirinya berniat mencari tahu siapa sebenarnya Nares ini.

              ***bersambung ***

1
kappa-UwU
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Staywithme00: ditunggu yaaaa ,terima kasih sudah mampir🙏
total 1 replies
menderita karena kmu
Sempurna deh ini. 👌
Staywithme00: terimaaa kasih kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!