Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. CEO Dingin
Seminggu telah berlalu, keadaan Sagara sudah mulai membaik. Dia sudah mulai beraktifitas lagi di perusahaannya. Pagi ini seperti sebelumnya, sekertaris Jo menjemput Sagara di rumah kediaman keluarga Mandala.
"Tuan sudah siap...?'' tanya sekertaris Jo.
"Iya..."
Sekertaris Jo menyalakan mesin mobilnya dan membawa tuannya pergi ke kantor. Sepanjang perjalanan Sagara yang duduk di jok belakang terlihat diam melamun. Sekertaris Jo melirik kaca spion yang ada di depannya memperhatikan tuannya yang terus diam. Sekertaris Jo masih bisa melihat gurat kesedihan di wajah tuannya tersebut.
Tentu saja sekertaris Jo sangat prihatin dengan apa yang menimpa tuannya. Sekertaris Jo adalah orang yang selama ini mengabdi untuk Sagara. Bahkan dia akan melakukan apapun demi tuannya.
Sekertaris Jo sudah sejak kecil mengenal Sagara. Dia adalah teman main Sagara. Ayah sekertaris Jo dulunya adalah sekertaris tuan Daniel. Namun dia sudah meninggal sepuluh tahun lalu karena penyakit.
Dan setelah sekertaris Jo sudah tidak punya orang tua, dia diangkat anak oleh tuan Daniel. Dan setelah lulus kuliah dia ditunjuk oleh tuan Daniel menjadi sekertaris Sagara untuk membantunya mengurus perusahaan. Karena tuan Daniel sendiri sudah cukup tua dan dia tidak mau fokus lagi dengan perusahaan. Semua perusahaan yang dia punya sudah diserahkan pada putranya yaitu Sagara.
Namun sesekali dia akan datang ke perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaannya baik- baik saja di tangan sang putra. Sagara menuruni kecerdasan dari sang papa. Dia begitu handal menjalankan perusahaan hingga bisa bersaing di dunia bisnis. Ditambah lagi dengan adanya sekertaris Jo yang selalu mendampingi Sagara dalam menjalankan perusahaannya. Perusahannya pun masuk ke dalam salah satu perusahaan terbesar di negaranya.
Kekayaan keluarga Mandala pun tidak diragukan lagi. Apapun bisa dibeli kalau mereka mau.
"Apa tuan baik- baik saja...?'' tanya sekertaris Jo sambil fokus menyetir.
Sagara tidak menjawab pertanyaan sekertaris Jo, dan dia mengalihkan pandangannya ke luar mobil melihat jalanan yang penuh dengan kendaraan bermotor.
Sekertaris Jo pun tidak berani bertanya lagi jika Sagara diam. Dia sudah tahu bagaimana sifat tuannya itu. Kalau dia terus bertanya, bisa- bisa dia akan kena semprot.
Iya tentu saja sekertaris Jo paham dengan keadaan tuannya yang tentu saja masih sedih karena pernikahannya yang harus kandas. Apa lagi pernikahan mereka belum genap satu hari.
Setelah melakukan perjalanan sekitar lima belas menit, mobil yang dikendarai oleh sekertaris Jo, sampai di parkiran perusahaannya. Sekertaris Jo membukakan pintu mobil untuk Sagara. Dan mereka berdua langsung menuju lobby utama.
"Selamat pagi tuan Sagara..." ucap beberapa pegawai sambil membungkukkan badannya saat bertemu dengan Sagara di lobby utama.
Namun Sagara hanya diam saja tidak menyahut sapaan para pegawainya. Dia terus berjalan menuju lift khusus COE. Dan sekertaris Jo pun terus mengikutinya di belakang.
"Ada apa dengan tuan Sagara, dia terlihat cuek sekali. Tidak seperti biasanya...?'' tanya salah satu pegawai bagian resepsionis.
"Iya ya, biasanya dia ramah dan selalu tersenyum jika kita sapa ..." sahut pegawai yang lain.
"Iya aneh ya, pengantin baru kok mukanya asam begitu, terlihat tidak bahagia..." ucap pegawai yang satunya lagi.
"Hei... sudah- sudah kalian jangan bergosip ... Ayo cepat kerja..." ucap Satpam.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Setelah sampai di lantai tujuh Sagara langsung masuk ke dalam ruang kerjanya. Dan sebelumnya saat Sagara melewati ruang divisi keuangan, dia juga tidak menyahut sapaan dari para pegawai di sana.
Dan hal itu pun membuat para pegawai di sana merasa heran. Padahal mereka tahu bahwa bosnya baru saja mengambil cuti menikah. Tapi begitu dia kembali kerja, mukanya tidak menggambarkan kebahagiaan sedikitpun sebagaimana mestinya pengantin baru. Malah yang terlihat adalah ekspresi wajah galak dan menakutkan.
"Ada apa dengan tuan Sagara...?'' bisik Mona salah satu pegawai di divisi keuangan.
"Nggak tahu... Iya aneh ya... Wajahnya tegang begitu. Kaya orang sedang marah..." sahut Fandy.
"Sssshhhttt..." Bimo menempelkan telunjuknya di bibir sambil melirik sekertaris Jo yang baru saja keluar dari ruang kerja Sagara.
Para pegawai pun langsung terdiam dan segera melanjutkan pekerjaannya masing- masing. Sekertaris Jo mendekat ke arah mereka.
"Pagi sekertaris Jo..." ucap para pegawai.
"Pagi..." jawab sekertaris Jo.
"Siang ini ada meeting, dan kamu, Fandi ajak salah satu bawahan kamu untuk ikut meeting. Ada projek baru yang harus kita kerjakan..." ucap sekertaris Jo.
"Baik sekertaris Jo...." jawab Fandi sebagai manager di divisi keuangan.
"Siapkan diri kalian dan meeting akan dimulai lima belas menit lagi..." ucap sekertaris Jo.
"Baik..." jawab Fandi.
Meeting bersama para wakil dari beberapa divisi pun dimulai. Mereka membahas projek baru. Iya, Sagara akan membuka cabang baru di luar kota. Sagara berfikir dari pada dia terus- terusan memikirkan Thania yang telah membuat hatinya patah, dia memilih untuk melebarkan bisnisnya.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Sudah hampir tiga bulan persiapan pembukaan anak perusahaan terus dipersiapkan dengan matang. Sagara dengan para tim terus membahas persiapan anak perusahaan di luar kota. Meeting pun dilakukan seminggu dua kali. Namun ada yang berbeda dengan sikap Sagara beberapa bulan ini. Yang biasanya dia ramah terhadap para pegawainya, namun kini keramahannya nampak hilang begitu saja.
Iya, Sagara berubah menjadi CEO dingin, pemarah dan galak. Setiap kali melakukan meeting dengan para pegawainya dan jika ada yang melakukan kesalahan atau pun hasil kerjanya tidak memuaskan, maka Sagara akan memarahinya bahkan tak segan membentak mereka hingga nyali para pegawainya menciut.
"Hah...!" Mona menghembuskan nafasnya setelah dia mendudukkan bokongnya di kursi meja kerja.
"Ada apa Mona...?'' tanya Bimo.
"Hari ini benar- benar kacau..." jawab Mona terlihat lelah.
"Apanya...?'' tanya Bimo.
"Meetingnya. Tadi semua pegawai dimarahi oleh tuan Sagara..." Mona berpangku tangan.
"Kok bisa...?'' tanya Bimo.
"Ya karena hasil perencanaan tidak sesuai dengan harapan tuan Sagara..." jawab Mona.
"Tapi sejak menikah tuan Sagara nampak berbeda. Dia jadi gampang marah dan tidak seramah dulu. Mukanya garang banget. Saya jadi takut kalau lihat dia..." sahut Alfian.
"Iya kenapa bisa begitu ya...?'' tanya Mona.
"Jadi ini pekerjaan kalian...!" tiba- tiba terdengar suara seseorang sambil menggebrak meja.
Semua pegawai divisi keuangan pun kaget dan langsung menoleh ke sumber suara.
"Se...sekertaris Jo..."
Iya, tanpa mereka sadari ternyata di dekat pintu ruang divisi keuangan tengah berdiri sekertaris Jo bersama dengan Fandi manager divisi keuangan.
"Berani kalian ngobrol di jam kerja...! Pantas saja hasil perkerjaan kalian tidak ada yang beres hingga membuat tuan Sagara marah...!" seru sekertaris Jo sambil menatap tajam ke arah pegawai.
"Ma...maaf sekertaris Jo..."
"Lanjutkan pekerjaan kalian dan jangan banyak bicara...!'' ucap sekertaris Jo.
"Baik sekertaris Jo..." jawab para pegawai.
Sekertaris Jo lalu pergi dari ruang divisi keuangan. Sedangkan Fandi, berjalan menghampiri para bawahannya.
"Jangan ulangi lagi ngobrol di tengah- tengah perkerjaan, kalau kalian tidak ingin kena marah. Sekarang mod tuan Sagara dan sekertaris Jo sedang tidak baik. Kalian jangan menambah masalah..." ucap Fandi.
"Baik pak Fandi..."
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Lima bulan kemudian perusahan cabang di luar kota sudah mulai dibangun. Pembangunannya sudah mencapai tujuh puluh persen. Hari ini Sagara dan sekertaris Jo, pergi untuk meninjau pembangunan perusahan cabang tersebut. Mereka berdua pagi ini berangkat dari bandara menuju kota kecil di mana perusahaan baru didirikan.
Setelah belasan menit berada dalam pesawat, akhirnya mereka berdua mendarat di bandara kota tersebut. Seorang sopir sudah siap menjemputnya. Dan mereka langsung diantar menuju hotel untuk istirahat.
Dan keesokan harinya baru Sagara dan sekertaris Jo akan meninjau pembangunan perusahaan barunya yang bergelut dalam produksi sepatu.
"Tuan sudah siap...?'' tanya Sekertaris Jo.
"Iya..."
Iya, siang ini mereka berdua meninjau pembangunan perusahaan barunya. Perjalanan dari hotel cukup jauh yaitu ditempuh selama tiga puluh menit.
Dan sampai di lokasi Sagara merasa sangat puas karena pembangunannya sesuai dengan keinginannya. Iya, Sagara sengaja membuka bisnis di kota kecil ini selain karena untuk melebarkan bisnisnya, dia juga ingin membuka lowongan kerja di kota ini.
Selama tiga jam berada di lokasi dan membahas perencanaan ke depan dengan orang- orang kepercayaannya, Sagara dan sekertaris Jo pun kembali ke hotel diantar oleh Agus sang supir.
Agus mengemudi mobilnya dengan fokus di jalanan yang ramai lancar. Namun di tengah perjalanan tiba- tiba ada sebuah mobil yang melaju dengan sangat kencang dan ugal- ugalan. Dan mobil tersebut menyerempet mobil yang dikemudi oleh Agus.
Dengan cepat Agus pun banting stir ke arah kiri. Namun naas, ternyata mobil mereka menghantam sebuah pohon besar di pinggir jalan.
"Aaawwwaass...!!
"Brrrraakkkk....!!!"
Kap mobil langsung terbuka dengan mesin mobil mengeluarkan asap. Namun untung saja mereka tidak mengalami luka serius. Hanya luka kecil saja. Termasuk Sagara yang pelipisnya terluka akibat terkena pecahan kaca.Dan begitu juga sekertaris Jo dan juga Agus. Mereka terkena serpihan kaca pada bagian tangan.
Sekertaris Jo langsung menoleh ke belakang ke arah Sagara. Melihat pelipis Sagara berdarah, sekertaris Jon pun kaget.
"Tuan... Kau tidak apa- apa.."
Sekertaris Jo langsung membuka pintu mobil dan bergegas menghampiri Sagara yang duduk di jok belakang tanpa memperdulikan tangannya sendiri yang juga terluka.
"Tuan..." sekertaris Jo membantu Sagara keluar dari mobil. Sedangkan Sagara hanya meringis karena luka di pelipisnya terasa nyeri.
"Dasar bodoh...! Apa kamu tidak bisa menyetir...!" seru sekertaris Jo pada Agus begitu mereka bertiga sudah berada di luar mobil.
"Ma...maaf tuan...ini di luar kendali saya..." jawab Agus tentu saja takut.
"Cepat ambil kotak obat di mobil...!'' ucap sekertaris Jo.
"Ba..baik tuan..."
Sekertaris Jo mengobati luka di pelipis Sagara kemudian menutupnya dengan kain kasa dan plester.
"Apa masih sakit tuan...?'' tanya sekertaris Jo.
"Sudahlah..kamu obati saja lukamu. Bersihkan darahnya..." jawab Sagara yang paling tidak suka melihat darah.
Setelah sekertaris Jo dan juga Agus mengobati lukanya, Agus mengusulkan untuk membawa kedua atasannya beristirahat di rumah orang tuanya. Karena mobil yang mereka tumpangi mengalami kerusakan. Kebetulan rumah orang tua Agus tidak jauh dari tempat di mana mereka mengalami kecelakaan. Hanya sekitar tiga ratus meter saja.
Sagara dan sekertaris Jo pun menerima usulan Agus. Apalagi langit mulai mendung, tidak mungkin juga mereka akan menunggu di pinggir jalan sampai mobil mereka selesai diperbaiki oleh mekanik yang sudah mereka panggil untuk datang ke lokasi.
"Tapi rumah orang tuamu tidak jauh dari sini kan Agus...?'' tanya sekertaris Jo.
"Tidak tuan.... Dekat kok dari sini, kita masuk ke gang itu..." jawab Agus menunjuk sebuah gang tidak jauh dari mereka.
"Baiklah... Mari tuan, kita ke rumah orang tua Agus, sudah mulai gerimis..." ucap Sagara.
Mereka bertiga pun berjalan menuju ke rumah orang tua Agus. Sedangkan mobilnya sedang diperbaiki oleh orang bengkel.
Namun sebelum mereka sampai di rumah orang tua Agus ,tiba- tiba hujan turun dengan deras. Mereka bertiga berlari agar cepat sampai ke rumah orang tua Agus.
"Pa...bapa..." Agus mengetuk- ngetuk pintu rumah orang tuanya.
Tak lama kemudian pintu terbuka dari dalam.
"Lho Agus... Kamu kok hujan- hujanan...?'' tanya pak Ahmad.
"Iya pak, tadi di jalan tiba- tiba hujan..." jawab Agus.
"Ayo...ayo masuk..." ucap pak Ahmad mempersilahkan Agus, Sagara dan sekertaris Jo masuk ke dalam rumahnya.
Agus pun menjelaskan pada sang bapa jika kedua orang yang dia bawa ke rumah adalah bosnya.
"Ini tuan Sagara dan ini sekertaris Jo..." ucap Agus.
"Oh... Jadi kalian ini dari kota...?'' tanya pak Ahmad.
Sagara dan sekertaris Jo mengangguk. Pak Ahmad lalu menyediakan minuman hangat dan camilan untuk Sagara dan sekertaris Jo dibantu oleh Agus. Iya, pak Ahmad tinggal sendiri di rumah ini, karena sang istri sudah meninggal. Sedangkan Agus tinggal di rumahnya bersama istri dan anaknya.
Karena pakaian mereka basah kuyup, pak Ahmad pun meminjamkan pakaiannya pada mereka bertiga. Dan setelah mereka minum dan makan, sekertaris Jo dan Agus kembali ke mobil karena orang bengkel sudah menelponnya bahwa mobil mereka sudah diperbaiki. Kebetulan saat itu hujan telah reda. Sedangkan Sagara tetap menunggu di rumah pak Ahmad.
"Tuan Sagara, saya tinggal dulu sebentar ya, saya mau ke warung, ada yang mau saya beli..." ucap pak Ahmad.
"Iya silahkan..."
"Tuan Sagara istirahat saja di kamar..." ucap pak Ahmad. Sagara mengangguk.
Sagara lalu masuk ke kamar, untuk istirahat. Namun sudah beberapa lama dia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, dia tidak bisa memejamkan matanya. Maklumlah Sagara tidak biasa tidur di kamar sempit ditambah lagi kasur di kamar ini tidak seempuk kasur miliknya. Hal itu membuat Sagara tidak nyaman.
Tak lama kemudian datanglah seorang gadis ke rumah pak Ahmad.
"Pakde... Pakde..." gadis itu memanggil - manggil pak Ahmad.
"Pak de ke mana...? Pintu rumahnya terbuka tapi kok pakde tidak ada..." ucap gadis itu sambil masuk ke ruang tamu.
"Pakde...pakde di mana...?'' ucap gadis itu lagi.
Sagara yang ada di dalam kamar pun merasa terganggu dengan suara gadis tersebut. Dia lalu keluar dari kamar.
"Hah...si...siapa kamu...?'' tanya gadis itu kaget melihat Sagara keluar dari kamar pak Ahmad.
"Kamu maling ya...? Kamu pasti maling kan...!'' gadis itu menunjuk wajah Sagara.
Sekertaris Jo
Bersambung....
memilih mu la hemmmm