NovelToon NovelToon
Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa / Pembaca Pikiran / Balas dendam pengganti
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Fuan, seorang jenderal perempuan legendaris di dunia modern, tewas dalam ledakan yang dirancang oleh orang kepercayaannya. Bukannya masuk akhirat, jiwanya terlempar ke dunia lain—dunia para kultivator. Ia bangkit dalam tubuh Fa Niangli, permaisuri yang dibenci, dijauhi, dan dihina karena tubuhnya gemuk dan tak berguna. Setelah diracun dan dibuang ke danau, tubuh Fa Niangli mati... dan saat itulah Fuan mengambil alih. Tapi yang tak diketahui semua orang—tubuh itu menyimpan kekuatan langit dan darah klan kuno! Dan Fuan tidak pernah tahu caranya kalah...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 – Perjalanan ke Perbatasan, Keluarga yang Terlupakan

Chang Rui hanya bisa memandangnya bingung, marah, tak berdaya. Ada satu rasa di hatinya yang tidak bisa di jelaskan oleh kata kata, ia bahka bingung apa itu tapi tidak bisa menemukan jawabannya sampai Fa Niangli pergi dari sana ntak terlihat lagi.

Sedangkan Selir Hua yang awalnya ingin menyindir, tapi justru tersedak sendiri karena gugup. Ia bingung dan merasakan perasaan takut.

Dan Fa Niangli pun melangkah pergi, kepalanya tegak, rambutnya berkibar, meninggalkan istana itu untuk selamanya

Angin pagi mengusap pelan wajah Fa Niangli saat kereta kayu tua yang ia tumpangi mulai meninggalkan gerbang istana kekaisaran. Tanpa iring-iringan pelayan, tanpa pengawalan kehormatan, bahkan tanpa pamitan dari siapa pun, ia pergi begitu saja.

Hanya satu orang yang duduk bersamanya di dalam kereta: Yuyu, pelayan mungil yang setia dan kini nyaris seperti adik sendiri.

“Mereka benar-benar tak menahan kita,” gumam Yuyu pelan, menatap ke luar dari celah jendela.

Fa Niangli menyeringai kecil. “Tentu tidak. Apa gunanya menahan seseorang yang mereka anggap tak berguna?”

Ia melirik ke arah kotak kecil di pangkuannya. Di dalamnya ada dokumen cerai resmi, satu baju bersih, beberapa gulungan uang logam, dan… sebuah liontin tua berwarna hitam pekat bentuknya seperti tetesan air, tapi tak memantulkan cahaya. Ia menemukannya di balik lemari kayu di kamar saat berkemas. Entah kenapa benda itu memanggil jiwanya.

“Perjalanan ke perbatasan butuh lima hari,” kata kusir dari depan, “kalau tidak ada badai, atau binatang buas mengamuk.”

“Kalau ada binatang buas, kita beri Yuyu makan dagingnya,” balas Fa Niangli tenang.

Yuyu menatap tuannya dengan horor. “Permaisuri! Itu... sadis!”

“Aku bercanda,” sahut Fa Niangli, lalu tersenyum geli. “Tenang saja. Aku lebih buas dari binatang manapun.”

Hari pertama perjalanan berjalan tenang. Fa Niangli mulai terbiasa dengan tubuh barunya yang lebih ringan berat tubuhnya berkurang drastis sejak seminggu terakhir. Energi spiritual mulai meresap sendiri saat ia tidur, bahkan tanpa latihan formal.

Setiap malam, saat mereka berhenti di penginapan pinggir hutan, Fa Niangli duduk bersila dan bermeditasi di bawah langit terbuka.

Yuyu yang tidak tahu-menahu soal kultivasi, hanya bisa terkagum-kagum melihat aura ungu yang samar-samar mengelilingi tubuh tuannya. Dalam diam, Yuyu berpikir, “Apa Permaisuri berubah jadi dewi?”

Pada malam ketiga, saat mereka menginap di desa kecil sebelum mendaki jalan ke arah perbatasan, datang rombongan bandit yang mengira kereta tua mereka milik saudagar lemah.

“Keluar! Serahkan semua barangmu!” seru para bandit itu

Yuyu gemetar di balik kereta. Tapi Fa Niangli membuka pintu perlahan, lalu turun tanpa ragu.

Pemimpin bandit itu berjanggut tebal dan bertubuh besar meludah ke tanah. “Wah, ternyata wanita... dan cukup... gemuk—eh, maksudku, cukup unik. Hahaha! Malam ini, ikut kami saja!”

Fa Niangli menatap mereka dengan mata kosong. “Aku sedang dalam suasana hati buruk.”

Bandit itu tertawa makin keras. “Apa yang bisa kau lakukan? Wanita lemah sepertimu tak bisa—”

BOOM!

Satu hentakan kaki Fa Niangli ke tanah, dan gelombang energi spiritual memecah tanah di bawah kaki bandit itu. Lima orang terlempar ke pohon. Pemimpinnya terjerembab, memuntahkan darah.

Yuyu dari balik kereta: “...Oh.” seru tertahan melihat kejadian itu semua

Fa Niangli menoleh santai. “Yuyu, ambil satu kantong uang dari pemimpin mereka. Sebagai kompensasi untuk gangguan tidur kita malam ini.”

Bandit itu tak sadar. Yuyu dengan lincah mengambil kantong uang dan kembali ke dalam kereta.

“Permaisuri, hamba takut... tapi juga terpesona.” ujar Yuyu pelan

Fa Niangli tersenyum kecil. “Bagus. Simpan rasa takutmu. Itu akan menyelamatkanmu suatu hari nanti.”

Hari kelima, mereka tiba di Benteng Salju Tepi Langit perbatasan paling utara Kekaisaran Changmin.

Di sana berdiri Keluarga Fa, klan militer tertua dan paling disegani, meski kini sudah jarang terlibat dalam politik istana.

Pintu gerbang dibuka setelah pengawal mengenali lambang segel keluarga di tangan Fa Niangli.

“...Itu... itu Nona Besar?!” seru salah satu penjaga dengan ekspresi terkejut. “Tapi... Anda terlihat… sangat...”

“Kurus?” tanya Fa Niangli, mengangkat alis.

Penjaga itu mengangguk gugup.

“Bagus. Setidaknya mata kalian tidak rusak.” jawab Fa Niangli

Kediaman utama keluarga Fa di perbatasan adalah bangunan kayu besar, sederhana tapi kokoh. Dindingnya penuh senjata dan lukisan medan perang. Di sinilah tinggal Jenderal Fa Longwei, ayah Fa Niangli, yang saat ini sedang berpatroli di luar kota.

Yang tinggal di rumah adalah Madam Qin, ibu Fa Niangli, dan Fa Jinhai, kakak kandungnya yang setahun lebih tua dan juga seorang pendekar ahli tombak.

Ketika Fa Niangli masuk ke aula utama, seluruh rumah nyaris membeku karena syok.

“Niangli...?” bisik Madam Qin, berdiri dengan mata berkaca-kaca.

Fa Jinhai menjatuhkan cangkir tehnya. “Kau... tubuhmu... wajahmu... KAU KELUAR DARI ISTANA?!” suaranya meninggi, antara marah dan bingung.

Fa Niangli mengangguk tenang. “Ya. Aku menceraikan Pangeran Ketiga dan memutus semua hubungan dengan istana.”

“Apa kau gila?!” seru kakaknya, melangkah mendekat. “Kau—kau baru setahun menikah! Apa mereka menyakitimu?! Katakan saja, aku akan ke ibukota dan menghabisi bajingan itu satu per satu!”

“Tenang, Jinhai Ge” ucap Fa Niangli. “Kau terlalu berisik untuk orang yang tombaknya lebih tajam dari otaknya.”

Fa Jinhai melongo.

Madam Qin mendekap putrinya. “Kau benar-benar pulang… Kau pulang...”

Setelah semua tenang, Fa Niangli duduk dan mulai bercerita tentang penghinaan, perlakuan selir, sang suami yang mengabaikannya, dan akhirnya keputusannya untuk pergi.

Air mata Madam Qin mengalir deras.

Fa Jinhai mencengkram gagang tombaknya. “Pangeran itu benar-benar tak tahu diuntung. Dan aku diam-diam merasa bangga kau menceraikannya duluan.”

Fa Niangli menatap mereka. “Aku datang bukan hanya untuk pulang. Aku ingin kita pergi dari sini. Tinggalkan perbatasan, tinggalkan Kekaisaran Changmin. Mari kita bangun hidup baru di tempat lain. Aku punya... sesuatu untuk dimulai.” mendengar itu Madam Qin dan Fa Jinhai menatap Fa Niangli bingung tapi tetap mengangguk setuju.

Malam itu, saat semua tertidur, Fa Niangli duduk bersila di loteng tua rumahnya. Liontin hitam yang ia temukan di istana kini menggantung di depannya.

Perlahan, ia tuangkan qi ke dalam liontin itu.

WUUUUNG—

Cahaya hitam lembut terpancar. Suara nyaring berdesir dari dalam.

"Pemimpin... akhirnya kau kembali..." Suara tua dan dalam menggema dari liontin.

Fa Niangli membuka mata.“Pemimpin?”

"Kau adalah pewaris terakhir Sekte Langit Tertinggi... tubuh ini pernah menyimpan kekuatan langit. Sekarang... waktunya kebangkitan." ujar liontin itu

Cahaya dari liontin itu meresap ke tubuh Fa Niangli, dan dalam sekejap, ia bisa merasakan kekuatan yang dulu tertidur kini mulai bangkit.

“Dunia... bersiaplah.” bisik Fa Niangli

Bersambung

1
Nitnot
penulis kesayanganku ga pernah gagal.. sukaaa
inda Permatasari: terima kasih bunda 🌹
total 1 replies
Osie
makin seru dna perjalanan masih panjang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Eehh si tong lian nih aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Hhmm kirain udah mulai buka gerbang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Baguuss ada lucuna juga 💞💞
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
/Joyful//Facepalm//Facepalm/ Aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Rasana beda dari novel2 mu sebelumna thor
Dewiendahsetiowati
Tong Lian murid yang paling nyleneh sendiri dan bikin suasana ceria🤣🤣
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waahh 😃 calon jodoh ni kayana
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wahh kejutan menanti
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa lagj tuh
Wahyuningsih
klau jln critanya bisa d tebak gk srulah y gk thor dtnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 semedinya thor ntar lumutan loh 😁😁 sellu jga keshtn tetp 💪
Ai Shiteru
novel pertama yang alurnya susah aku tebak, biasanya bisa ketebak baru awal2 baca, tapi ini luar biasa ceritanya, terima kasih thor.
Osie
fa niangli capek bgt ya
Osie
tong lian emang saingan ma tong makan nih/Facepalm/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Sudah dibuktikan mao apa lagi coba 😏
Dewiendahsetiowati
Tong Lian mesti bikin kisruh dan aneh sendiri
Cindy
lanjut kak
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Mereka hanya iri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ujian na bikin dilema
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!