NovelToon NovelToon
Pembalasan Dendam Sang Tumbal

Pembalasan Dendam Sang Tumbal

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Melati, mantan atlet bola pingpong, menjadi tersangka pembunuhan sepupunya sendiri yang adalah lawan terakhirnya dalam turnamen piala walikota. Setelah keluar dari tahanan, ia dibantu teman baiknya, Aryo, berusaha menemukan pelaku pembunuhan yang sebenarnya.

Namun ternyata Melati bukan hanya menghadapi licik dan bengisnya manusia, namun juga harus berurusan dengan hal-hal gaib diluar nalarnya.

"Dia, arwah penuh dendam itu selalu bersamamu, mengikuti dan menjagamu, mungkin. Tapi jika dendamnya tak segera diselesaikan, dibatas waktu yang ditentukan alam, dendam akan berubah menjadi kekuatan hitam, dia bisa menelanmu, dan mengambil kehidupanmu!" seru nenek itu.

"Di-dia mengikutiku?!" pekik Melati terkejut.

Benarkah Aryo membantu Melati dengan niat yang tulus?
Lalu, siapa pelaku yang telah tega menjejalkan bola pingpong ke dalam tenggorokan sepupunya hingga membuatnya sesak napas dan akhirnya meninggal?

Mari berimajinasi bersama, jika anda penasaran, silahkan dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam Kematian

Tanpa diduga, arwah Layla melawan, membuat pemuda angkuh itu meradang, lalu melafalkan sesuatu, yang membuat arwah Layla menjerit kesakitan.

"Yang sudah mati memiliki tempat sendiri, tinggalkan semua dendammu. Mereka yang masih hidup akan mengerjakannya untukmu!” gertak si pemuda.

Tapi arwah Layla masih meronta.

Melati merasa panik saat melihat Aryo yang masih dikuasai oleh arwah Layla mulai mengalami kejang. "Tidak, jangan! Jangan lakukan itu!" dia berteriak, tapi pemuda itu tidak menghiraukannya.

Sang nenek berdiri dan mendekati Melati. "Kita harus mengakhiri ritual ini sekarang juga," ucapnya dengan tenang tapi tegas.

Pemuda itu melanjutkan lafalannya, dan arwah Layla semakin meronta-ronta. Melati merasa seperti tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa menonton saat Aryo yang masih dikuasai oleh arwah Layla mulai terguling ke lantai, namun terangkat ke udara dengan cepat.

Sesaat melayang dengan semua sesaat berputar seakan arwah Layla ingin menunjukkan kemarahannya.

“Melati! Ada Melati!” teriak Layla melengking panjang, membuat Melati menutup kedua telinganya karena suara itu terdengar begitu menyakitkan gendang telinganya.

Tiba-tiba, suasana kembali hening, ritual itu berhenti, dan Aryo jatuh ke lantai dengan mata masih terpejam, tapi napasnya terengah-engah.

Melati hendak berlari ke arah Aryo, namun pemuda ketus itu menghadang langkahnya. “Sedikit saja kamu menyentuhnya sekarang, maka Aryo tak akan bisa bangun!” ancamnya membuat Melati semakin bingung.

Sang nenek mendekati mereka lalu memeriksa Aryo. "Dia baik-baik saja, hanya kelelahan," ujarnya dengan suara yang tenang lalu membalurkan sesuatu ke dahi Aryo.

Aryo akhirnya membuka matanya, namun pandangannya masih kabur. "Apa sudah selesai?" tanyanya lemah seraya memijat pelan keningnya sendiri.

Melati tersenyum lega. Pemuda yang berdiri membelakanginya pun beringsut tanpa mengucapkan apapun. Melati menatap sang nenek, seakan menunggu titahnya.

“Kamu sudah boleh mendekatinya,” ucap lembut sang Nenek disertai senyuman teduh.

“Lebih tepatnya, kamu harus bertanggung jawab dan menjaganya sekarang!” ucap ketus si pemuda sembari membereskan barang-barang sisa ritual.

Aryo terbatuk kecil, “Ayolah, Ega. Jangan terlalu keras padanya, lihatlah aku baik-baik saja,” ucapnya berusaha membela Melati.

Melati melangkah perlahan mendekati Aryo, meski masih ada sedikit rasa takut, ia membantu teman prianya itu untuk berdiri.

Sang nenek memperhatikan mereka dengan tatapan penuh kasih sayang. "Tapi, kalian harus segera pergi dari sini,” ucapnya dengan berat hati.

Melati mengangguk berusaha mengerti. "Terima kasih, Nenek," sahutnya sambil memandang sang nenek dengan rasa hormat.

Pemuda itu, yang masih terlihat tidak senang, mendekati mereka. "Ingat! Jangan kembali ke sini lagi, sebelum hari ke sembilan, apapun yang terjadi!” tegasnya penuh tekanan.

Melati kesal, namun tak punya daya untuk membantah. Ia memapah Aryo keluar dari rumah sang nenek, setelah berpamitan dengan sopan.

Saat mereka berada di luar, Melati memandang Aryo dengan khawatir. "Aryo, kamu baik-baik saja?" tanyanya memastikan.

Aryo mengangguk, balas menatap Melati. Namun pandangannya masih kabur. "Aku baik-baik saja, Mel. Cuma masih agak lelah aja," ucapnya berbohong sambil menggosok matanya.

Melati tersenyum lega, tetap merangkul Aryo, membantunya berjalan menuju motor.

Masih ada pertanyaan yang belum terjawab, namun satu kalimat yang diucapkan Layla, tentang 'dia sudah digariskan dalam daftar untuk mati', mengarahkan pikiran melati pada daftar nama-nama yang ia temukan di ruang kepala sekolah.

‘Aku berhadapan dengan penguasa tertinggi sekolah itu, dan dia memiliki seseorang yang bisa melakukan apa saja dengan sihirnya. Lalu apa yang harus aku lakukan untuk melawan mereka?' pikir Melati dalam perjalanan pulang.

Kali ini ia yang mengemudikan motornya Aryo, sementara Aryo membonceng di belakang.

Aryo masih sangat lemah, ia terbatuk beberapa kali, lalu menyandarkan kepalanya di pundak Melati. "Bisakah kita menepi sejenak, aku sangat pusing," pintanya.

Melati mengangguk lalu mencari tempat yang aman untuk menepi. Setelah beberapa saat, dia menemukan sebuah trotoar yang sepi dan memutuskan untuk berhenti di sana.

Aryo terlihat sangat lemah, dia duduk di bangku depan toko yang tutup seraya memegang kepalanya. "Nggak tahu kenapa, tapi rasanya sangat lelah, biarkan aku berbaring sebentar ya," ucapnya sambil menutup matanya sejenak.

Melati memperhatikan Aryo dengan khawatir, dia duduk di sebelahnya lalu merangkul Aryo, membantunya untuk bersandar di pundak kecilnya. "Setidaknya letakkan dulu kepalamu, terimakasih dan maafkan aku,” ucapnya sangat canggung.

"Aku khawatir tentang apa yang terjadi dengan Layla. Aku tidak ingin kamu sendirian menghadapi mereka," sahut lemah Aryo masih berusaha menahan rasa sakit dikepalanya.

“Istirahatlah, lupakan dulu hal itu.”

"Saat Layla datang, aku mencium aroma masakan yang sedap, dan suara-suara seperti candaan seperti suasana sebuah keluarga. Tapi aku melihatmu bertukar duduk dengan Layla. Seseorang... yang mungkin adalah kepala keluarga, memerintahkannya." ucap Aryo tiba-tiba.

"Entah itu hanya mimpi atau sesuatu yang juga bisa kau jadikan petunjuk,” imbuhnya.

Melati terperanjat, "Bagaimana wajah mereka? Maksudku, ciri orang-orang yang kau lihat itu?" tanyanya seakan situasi itu bisa terbayangkan juga olehnya. 'Dejavu ini lagi!'

Aryo berpikir sejenak, "Aku tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas, tapi aku ingat bahwa kepala keluarga itu memiliki suara yang keras dan berwibawa. Dan ada satu hal yang menarik, aku merasa pernah melihat salah satu dari mereka sebelumnya, tapi aku tidak bisa mengingat di mana.”

Melati mengeratkan pegangannya pada sisi bangku yang didudukinya, berharap bahwa Aryo bisa mengingat sesuatu yang penting. "Coba pikir, Aryo. Apakah ada sesuatu yang familiar tentang mereka?" tuntutnya berharap ingatan itu keliru.

Aryo terdiam sejenak, kemudian tiba-tiba matanya terbuka lebar. "Aku ingat! Salah satu dari mereka memiliki tato di tangannya, dan aku pernah melihat tato yang sama di turnamen itu!" serunya lalu duduk dengan tegak, seolah sakit di kepalanya tak terasa lagi.

“Turnamen?!” seru Melati mengangkat sebelah alisnya, menatap Aryo bermaksud menuntut penjelasan yang lebih rinci.

“Tato itu seperti bentuk sebuah bunga, tapi entah bunga apa yang dia gambar sebenarnya, tapi warnanya putih dengan satu daun!”

‘Tidak mungkin! Jika benar itu artinya… ah tidak! itu pasti hanya kebetulan!’ pekik Melati menyangkal ingatannya sendiri, bahkan hati kecilnya menyangkal bahwa ia mengenal tato beserta pemiliknya. ‘Bukan! Pasti orang lain dengan tato yang sama!’ imbuhnya meyakinkan diri sendiri.

“Terimakasih, Aryo. Jika sudah lebih baik, kita sebaiknya segera pulang."

Melati melajukan motor Aryo perlahan, sementara Aryo membonceng dengan kepala tersandar ke bahu Melati. Tampak posisi yang tak nyaman bagi keduanya, namun Aryo masih tak bisa mengatasi rasa sakit di kepalanya.

Perjalanan pun berakhir aman, keduanya tiba dirumah.

Setelah tiba di rumah, Melati membantu Aryo masuk dan membaringkannya di sofa. "Aku akan membuatkanmu teh hangat,” ucapnya sambil menuju ke dapur.

Aryo mengangguk lemah, lalu memejamkan matanya. "Terima kasih, Mela. Aku masih sangat lelah,"

Melati kembali dengan teh hangat dan memberikannya kepada Aryo. "Minum ini dulu, baru setelahnya tidur,” ucapnya. “Ah iya, apa kau mau makan sesuatu dulu?”

Aryo menggeleng. “Aku cuma butuh tidur, kau juga tidurlah,” sahut Aryo lalu kembali merebahkan tubuhnya.

“Kalau begitu, aku bantu pindah ke kamar, jangan tidur di sini, nanti kau—”

“Ssst! Aku baik-baik saja, aku hanya butuh tidur dengan tenang. Kamu istirahatlah di kamarmu,” tukas Aryo tanpa membuka matanya, membuat Melati tak lagi berani membantah.

Sementara itu, di sudut ruangan, sosok arwah Layla menatap tajam penuh amarah pada dua manusia itu. Arwah itu mengepalkan tangan, menunjukkan emosi yang semakin tak terkendali.

Arwah Layla terus menatap Melati dan Aryo dengan amarah yang semakin memuncak. Dia merasa bahwa mereka tidak melakukan apa-apa untuk membantunya, dan itu membuatnya semakin marah. Arwah Layla mulai bergerak mendekati mereka, dengan langkah-langkah yang tidak terdengar.

...****************...

Bersambung

1
Kustri
negara konoha, memutar balikkan fakta🤔
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
waduuuuh..... piye iki...???
mika digondol PK man... 🤣🤣🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: air es ato air mata 👀
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
maaf saya tidak mendengar bnyk... cuma tau doang apa yang kalian bahas..🤣🤣🤣🏃🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: ya harus nya gitu 😋
total 3 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
dokternya aneh bngt ya. semua orang mencurigakan nggak sih...
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕: lhoo kok aq
total 4 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
sebenernya kepala sekolah baik atau enggak..?
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
makin penasaran... lanjut pk othor...
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
Aryo sebenarnya baik gak sih .😄
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
kenapa sih.. pemuda ini../Scare/
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
kenapa tuh cowok ya..? kok aneh. 🤭
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕
lhaaa mika kmn coba

ahh semua masih misteri deh
Ai Emy Ningrum: /Silent//Shy/
total 7 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
wo'o.. kalian ketahuan... wkwkwkwkwkwk...
ayo melati.. akting yg bagus y..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
suntik bius kali y.. biar mika nggak ngoceh kesan kemari.. kasihan sekali kau mik... mau jadi tumbal..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
lah.. alah... niat menolong malah dituduh-tuduh... males banget mel....
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
sebenarnya gimana ini ya... kok si pemuda juga baik.. trus siapa yang jahat ya..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
sebenarnya gimana ini ya... kok si pemuda juga baik.. trus siapa yang jahat ya..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
Laila kok gitu sih...🤣🤣
Ai Emy Ningrum: Laila knp siih gituh mulu 🙄😙
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
kok nggak tau sih Laila....
Ai Emy Ningrum: Laila tau nggak kok sih 😳
total 3 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
maksudnya nenek si Laila kan.. dendam laila
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
piye Iki Yo... makin kesini kok makin kesana...🚶🚶🚶
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳: wkwkwkwkwkwk...😙 laper .
total 4 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
piye Iki Yo... makin kesini makin kesono
Ai Emy Ningrum: gak usah gmn 🙄🤔🤔
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!