Karina adalah gadis sederhana yang di besarkan di keluarga yang hangat, namun sesuatu terjadi padanya ketika ia sedang bekerja, kejadian itu tak sengaja mempertemukannya dengan seseorang yang membuatnya terpana, dan jatuh hati. Apakah perjuangan cinta Karina akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20. Can i say it
Kota Jinan-gun
#Villa
Setelah bersiap untuk pergi meeting, Kian terlihat masih gugup.
"Oppa, Ayo sarapan." Panggil Karina.
"iya.."
Kian pun pergi menuju ruang makan dan menghampiri Karina.
"Aku akan ambilkan sup untuk mu." ujar Karina seraya menuangkan sebuah sip ke mangkuk Kian
Tapi Kian yang saat itu duduk dihadapan Karina tak henti-hentinya melihat dada Karina. Karina yang menyadari itu terlihat kebingungan.
"Apa ada sesuatu dibajuku?" Tanya Karina.
"T-t-tidak" Ujar Kian gelagapan lalu makan.
... ....
#Dalam mobil
Lagi-lagi Karina sangat menikmati perjalanannya kala itu.
Tak lama mereka pun sampai disebuah gedung bertingkat.
"Oppa." Ujar Karina.
"Emmh?"
"Aku kan menunggu disini" Ujar Karina.
"Baiklah."
Kian pun masuk kegedung itu. Sementara Karina pergi kesebuah Taman terdekat.
Disana Karina hanya duduk dan melihat beberapa anak kecil bermain, sesekali ia tersenyum.
"Mereka lucu sekali." Gumam Karina.
.......
1 Jam kemudian
Kian pun keluar dari gedung itu dengan membawa beberapa berkas, tapi saat ia menyimpan berkas kedalam mobil, ia tak menemukan Karina.
"Dia kemana?" gumam Kian.
Kian pun mencoba mencari Karina, dan dia sampai disebuah taman. Kian melihat Karina yang sedang bermain dengan beberapa anak kecil ditaman.
"Karina." Panggil Kian
Mendengar Kian memanggilnya, Karina pun langsung berpamitan pada anak-anak itu dan langsung menghampiri Kian.
"Ayo." Ujar Karina seraya menggandeng lengan Kian
Kian yang melihat itu langsung terdiam dan melepaskan Tangannya dari Karina.
"Kita akan langsung pulang ke Seoul." Ujar Kian Lalu pergi
"Ada apa dengannya?" Gumam Karina lalu mengikuti langkah Kian.
.......
#Inha University
Theo terlihat berlari menuju kelasnya, Karena ia terlambat masuk kelas.
Saat sampai didipan pintu Theo terdiam, dan Sang Dosen menatap Theo dengan sinis.
"Kau telat 2 menit, Masuk. Aku memaafkanmu kali ini." Ujar sang dosen
"Maaf." Ujar Theo seraya membungkukan badannya lalu masuk.
Theo segera duduk disamping Yeong min.
"Kenapa kau kesiangan?" Bisik Yong min
"Aku begadang." Bisik Theo
Pelajaran pun dimulai.
.......
Setelah beberapa Jam berlalu Kelas pun berakhir, semua mahasiswa dan dosen pun pergi kecuali Yong min dan Theo.
"Bagaimana besok? kau ikut?" Tanya Yeong min
"Tentu saja." Ujar Theo
"Oke, Raja Sirkuit kembali" ujar Yeong min seraya merangkul Theo
#Rumah Theo
Siang itu Kian dan Karina pun sampai dirumah. Tapi hanya Karina yang turun dari mobil sementara Kian langsung pergi ke rumah sakit untuk bekerja.
"Dia benar-benar bekerja sangat keras, dia yang mengurus perusahaan dan Rumah sakit, dia benar-benar hebat" Gumam Karina.
Karina pun masuk kedalam rumah dan merebahkan dirinya diSofa. Ia terus memikirkan sikap Kian padanya.
"Kenapa tadi dia terlihat bersikap aneh padaku." Gumam Karina.
#Rumah Sakit
Saat Kian baru sampai dirumah sakit, Seorang suster berlari kecil menghampiri Kian.
"Dokter Kian "Panggil suster itu.
"Eo, kenapa?" tanya Kian.
"Pasien atas Nama Dae yi, masuk ICU" Ujar suster
"APA?"
Mendengar itu Kian langsung pergi berlari keruang ICU.
Saat Kian berlari menelusuri Lorong dari Jauh sana ia melihat sahabatnya yang bernama Joon ho baru saja keluar dari Ruang ICU.
"Joon Ho-ya..." panggil Kian seraya berlari menghampirinya
"Kian." Gumam Joon ho.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Kian cemas.
"Ada komplikasi yang membuat dia kembali kolaps, Otaknya mengalami pendarahan" Ujar Joon Ho
"bagaimana bisa" Ujar Kian
"Kau tau sendiri dia Jatuh dari atas jembatan, Dia masih bertahan sampai saat ini, itu benar-benar keajaiban" Ujar Joon Ho
"Kita berdoa saja" Ujar Joon ho seraya memegang bahu Kian
"Terima kasih "
#Kantor Kian
Ibu Dae yi terlihat Menangis tersedu-sedu mendengar kondisi anaknya.
"Maafkan aku" Ujar Kian
"Tidak, Aku sangat berterima kasih padamu" Ujar ibu Dae yi
"Dae yi sudah aku anggap seperti adikku sendiri, Saat pertama kali bertemu dengannya di Jinan-gun, Dia benar-benar terlihat sangat putus asa sampai akhirnya ia melukai dirinya dan melompat dari Jembatan. Tapi setelah ia datang kerumah sakit ini, dia mulai bisa berkomunilasi dan kembali tersenyum, Dia menganggapku sebagai kakaknya sendiri" Ujar Kian
"Terima kasih Kau sudah mau merawatnya dengan sangat baik" Ujar Ibu Dae yi
#Sirkuit
Sore itu Sirkuit terlihat masih kosong, sementara Theo dan temannya sudah mulai datang dan bersiap.
Disebuah Ruangan Theo terlihat sedang memainkan ponselnya, Tapi tiba-tiba ada sebuah telpon masuk dari Karina.
"Eo?" Tanya Theo.
"Hari ini kau akan pulang?"Tanya Karina dalam telpon.
"Emmhhh Ak—“
"Theo bersiaplah untuk masuk sirkuit" Ujar seorang staf
Dengan Cepat Theo menyembunyikan ponselnya.
"Baik." Ujar Theo
Setelah staf pergi Theo kembali mengangkat telpon.
"Theo, Jangan bilang kau akan balapan."Ujar Karina dalam telpon
"Aku mohon. Jangan biarkan Kian hyung tau"Ujar Theo
"Tapi Kian benar-benar melarangmu" Ujar Karina.
"Aku mohon jangan katakan apa pun pada Kian hyung, Aku harus pergi. Sampai jumpa"Ujar Theo lalu menutup telponnya.
Pukul 22.30
Kian pun sampai dirumah, Seperti biasa Karina menyambut kesatangan Kian malam itu.
"Dimana Theo?" Tanya Kian
Karina sempat tertegun, dia tidak tau harus mengatakan apa.
"Karina?" Panggil Kian.
"A-apa?' Tanya Karina yang sadar dari lamunannya.
"T-theo tadi menelponku, dia sedang dirumah tamannya, kemungkinan dia tidak akan pulang lagi" Dusta Karina.
"Sepertinya ada yang aneh dari Theo belakangan ini" Ujar Kian
"Be-b-benarkah?" Ujar Karina seraya tersenyum pahit.
Karina pun pergi keruang makan untuk menemani Kian makan.
"Makanannya Enak?" Tanya Karina.
"Emmh." Gumam Kian seraya mengunyah makanannya.
"Waktu benar-benar berjalan begitu Cepat, waktu kita pernikahan kita tinggal 1 bulan lagi" Ujar Karina.
Mendengar itu Kian terhenti dan menatap Karina.
"Apa yang akan kau lakukan setelah pernikahan ini berakhir?" Tanya Kian
"Aku tidak tau, Karena keseharianku mungin tidak akan pernah sama lagi seperti dulu. Aku sedang memikirkan alasan yang tepat untuk memberi tau kedua Orang tuaku" Ujar Karina.
Tiba-tiba Kian menyimpan sumpitnya.
"Aku sudah kenyang." Ujar Kian Lalu pergi
"Eh? makanannya masih banyak." gumam Karina.
Kian pergi begitu saja Tanpa mengatakan Apa pun
"Kenapa dari kemarin dia aneh sekali." gumam Karina.
#Kamar Kian
Kian terlihat tengah berbaring dengan selimut yang menyelimuti tubuhnya. Sementara Karina tengah duduk dikursi rias untuk membersihkan wajahnya sebelum Tidur.
"Oppa? Kian-ssi?" Panggil Karina.
Tapi tidak ada respon apa pun. Setelah selesai Karina pun beranjak, dan Saat ia akan menuju tempat tidur Tiba-tiba saja Kian bangkit, Sontak Karina langsung terperanjat kaget.
"AAASTAGA." Teriak Karina syok Seraya memegang dadanya.
"Aku ingin memastikan sesuatu." Ujar Kian lalu beranjak dan berdiri dihadapan Karina.
"Me-memastikan apa?" Tanya Karina Gugup.
Tiba-tiba saja Kian memeluknya lalu melepaskannya dan menatap Karina.
"Bagaimana? Apa yang kau rasakan?" Tanya Kian
Karina terlihat menatap Kian kebingungan
"Apa maksudmu?" tanya Karina.
"Kian Oppa, Dari kemarin kau terlihat sangat aneh, Ada apa denganmu?" Tanya Karina.
"Tidak." Ujar Kian lalu duduk ditempat tidur
"Kau memiliki masalah?" tanya Karina seraya menatap Kian.
"Bagaimana aku mengatakannya? Jika aku tidak bertanya, aku tidak tau dia mencintaiku atau tidak" Batin Kian
"Oppa?" Tanya Karina.
"Eo?"
"Kau ini sebenarnya kenapa? Tidak biasanya seperti ini" Ujar Karina.
"Tidak, Tidurlah ada sesuatu yang harus aku kerjakan" Ujar Kian Lalu pergi
Karina hanya diam mematung melihat Kian pergi.
Karina pun Mematikan lampu dan berbaring diatas tempat tidur.
.......
#Ruang Kerja Kian
Kian terlihat Fokus dengan pekerjaannya sampai ia lupa waktu.
Tiba-tiba pintu terbuka dan itu adalah Karina
"Oppa" Panggil Karina yang setengah tertidur.
melihat itu Kian segera mematikan Komputernya karena terkejut.
"K-karina." gumam Kian terkejut
"Kenapa kau belum tidur? Ini sudah pukul 2 pagi." Ujar Karina.
"Pukul 2 pagi?" Gumam Kian
Karina pun masuk dan menarik tangan Kian untuk pergi tidur.
#Kamar Kian
Kian pun berbaring disamping Karina yang sudah sangat mengantuk.
"Tidurlah, Tutup matamu. Besok kau harus pergi bekerja, Jika kau kurang tidur aku takut kau akan sakit." Ujar Karina yang setengah tertidur.
Kian Hanya menatap Karina, seolah olah Tatapan kian itu mengartikan jika hatinya sudah sepenuhnya milik Karina.
"Karina, Apa aku boleh menciummu?" Tanya Kian
"Emmh? Kenapa kau ingin menciumku?" Tanya Karina yang mengantuk berat.
"Aku tidak tau." Ujar Kian.
Lalu Karina pun mendekati Kian dan melingkarkan Tangannya dileher Kian. Kian langsung mencium Karina beberapa detik.
"Tidurlah." Ujar Karina lalu kembali ketempatnya dan tertidur.
Kian masih menatap Karina, Sampai akhirnya Kian pun bangkit dan kembali mencium Karina.
.......
Pagi pun Tiba, Karina mulai membuka matanya lalu melihat Kian yang masih tidur disampingnya.
"Aku kenapa aku mimpi jika dia melakukan sesuatu padaku ya?" Batin Karina.
Karena tidak mau ambil pusing, Karina pun beranjak dan menuju Dapur untuk menyiapkan Sarapan.
#Dapur
Sarapan Kini sudah siap diatas meja, dan Kian pun datang menghampiri Karina.
"Aku memiliki sesuatu untukmu." Ujar Kian seraya duduk dikursi.
"Apa?" tanya Karina.
"Ada diatas meja." Ujar Kian
Karina pun menuju ruang tengah yang tak jauh dari ruang makan, ia mengambil sebuah kertas yang ada diatas meja lalu duduk dilantai, dan Kian hanya menatap Karina dengan senyumnya.
"Apa ini?" tanya Karina.
"Sebentar lagi Akhir tahun, Aku merencanakan perjalanan ini untuk—“ Ucapan Kian terhenti ketika Karina beranjak Lalu memeluk Kian.
"Apa kita benar-benar akan pergi berlibur keluar Negri, kau serius?" Tanya Karina antusias
"Emmhh"
"YEEEEE" Sorak Karina.
"Minggu depan kita berangkat." Ujar Kian
"Oke." Ujar Karina lalu kembali memeluk Kian.
"Aku mencintaimu " Ujar Karina yang antusias.
Tapi beberapa detik kemudian Karina membeku, begitu juga dengan Kian yang terdiam mendengar kata-kata Karina.
Kian pun melepaskan pelukan Karina dan berdiri dengan memegang bahu Karina.
"Apa yang kau katakan Tadi?" Tanya Kian
"A-apa? a-aku tidak mengatakan apa pun." Ujar Karina Gugup.
"Kar—"
"Ahh aku lupa, Hari ini ayah meminta aku untuk pergi ke restoran, Aku harus segera bersiap" Ujar Karina Lalu segera pergi.
Kian masih mematung memperhatikan Karina.
"Apa aku salah dengar? halusinasi atau apa?" Gumam Kian.
.......
#Restoran
Karina terlihat duduk dikursi seraya menunggu pelanggan datang.
"Apa yang aku katakan tadi?" Batin Karina.
"Karina Ayah—"
Melihat anaknya yang melamun Ayah Karina pun langsung menepuk pundak Karina
"Karina..."Panggil Ayahnya
"Nde?"
"Kenapa kau melamun? Kau tidak enak badan?" Tanya ayahnya
"T-tidak, aku baik-baik saja." Ujar Karina seraya tersenyum.
"Ayah harus mengantarkan beberapa makanan."
"Biar aku saja." Ujar Karina.
"Kau disini saja, Ayah pergi." Ujar Ayahnya lalu pergi.
"Hati-hati." ujar Karina.
#Inha University
Yongmin menatap Theo dengan tatapan aneh, sementara Theo hanya Tersenyum tidak jelas seraya memainkan ponselnya.
"Theo-ya, aku mengerti Disirkuit kemarin kau kalah, motormu rusak tapi tidak seprti ini" Ujar Yeong min khawatir.
"Apa maksudmu?" Tanya Theo
"Kau terlihat seperti orang Gila"
"Siapa yang gila?"Tanya Theo
"Kau!"
"Kenapa aku harus menjadi gila? lagi pula motorku sudah aku serahkan kebengkel, dan aku bisa ikut balapan lagi tahun depan." Ujar Theo seraya tersenyum
"Theo-ya, Apa kau benar-benar Theo yang aku kenal?" Tanya Yeong mi
"Kenapa?" Tanya Theo yang masih sibuk dengan ponselnya
"Balapan yang kemarin kau hampir gila karena kau kalah dan motor mu rusak, dan sekarang kau terlihat santai saja" Ujar yeongmin Aneh
Tiba-tiba seseorang memanggil Theo.
"Theo-ya "Panggil seorang gadis yang tak lain adalah Yubi
"Eo Yubi.." Ujar Theo serays melambaikan tangannya dan tersenyum
"Yubi?"
"Yeong min-ah Aku tidak gila karena motorku, tapu aku Gila karena Cinta. Aku pergi" ujar Theo lalu pergi
Theo pun menghampiri Yubi dan menggandeng tangan Yubi, Yeong min hanya diam membeku melihat Theo pergi.
"Dia benar-benar sakit" Gumam Yeong min
To Be Countinue...