Lily mendapati dirinya masuk ke salah satu novel online karyanya sendiri yang berjudul Raja Iblis Impoten, dan harus membantu sang Raja untuk memiliki keturunan.
Bersama sistem dia harus merubah alur cerita dimana akhirnya dia akan mati mengenaskan di tangan sang Raja yakni suaminya sendiri. Dengan identitas sebagai selir tak diinginkan dia harus merubah nasibnya sendiri.
Mampukah Lily melakukannya?
Novel pertama otor di genre baru, mohon maaf bila masih banyak kesalahan dalam alur cerita ataupun nama tokoh 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Di hutan
“Dia pasti masih di sekitar sini, cepat cari dia.”
Tidak, aku tidak ingin mati disini. Aku masih belum menikah, aku juga ingin menerbitkan novelku sendiri. Si Imut ayolah, dimana kau saat ini?
Srak...!
Arghhh...!!
“Ketemu kau, hehe!” seringainya.
Aku menelan salivaku. Sial mereka menemukanku, aku harus bagaimana, siapa saja tolong aku!
Dugh... Uh... Salah satu dari mereka memekik sambil menutupi mata dengan sebelah tangannya.
“Brengsek! Siapa yang berani melempar batu sembarangan?!” teriaknya sambil meringis kesakitan.
Pltak...!!
Satu kali lagi batu di lempar dan tepat mengenai kepalanya.
“Sialan! Kalau berani ayo kita bertarung!” tantangnya tanpa rasa takut.
Srak... Bruk...
Seseorang melompat turun dari dahan kayu dan mendarat mulus di atas dedaunan kering.
“Brengsek! Berani kau ikut campur urusan kami, maka jangan salahkan kami jika kami menghajarmu lebih dulu,” geramnya.
Heh, dia mendengus kasar dan malah lebih dulu menyerang. Aku lekas beringsut mundur dan menjauh dari area pertarungan sembunyi dibalik batang pohon.
Tak berselang lama pertarungan pun berhenti, dengan laki-laki itu sebagai pemenangnya, sedang dua bandit tadi lari tunggang langgang dengan wajah penuh luka lebam.
Dia berjalan kearahku, “mengapa kau ada disini?” suaranya terdengar kesal.
Tunggu, apa dia Raja? Sepertinya dia sedang menyamar kembali menjadi pemimpin dari pasukan bayangan hitam.
Aku menghindari tatapannya, yang seakan mampu merobek bola mataku.
“Kenapa kau diam saja? Bagaimana seorang Selir sepertimu bisa sampai ke tempat ini?”
“A-aku tersesat. Terimakasih Tuan sudah menyelamatkanku.”
“Sama-sama, kemarin kau juga sudah menyelamatkanku,” balasnya.
Aku bangkit, “bagaimana dengan luka tuan, apa sudah di obati lagi?”
“Obat yang kau berikan sudah lebih dari cukup, lukaku sembuh lebih cepat.” sahutnya.
Tentu saja, itu obat yang aku beli dari Sistem. Obat dari Sistem bukan obat biasa, khasiatnya bisa berkali-kali lipat.
“Syukurlah kalau begitu.” Aku mengedarkan pandangan, bagaimana caranya aku pulang? Aku tidak tahu dimana aku sekarang, haish. Bahkan hari pun mulai menggelap.
“Tu-tuan, aku ingin minta tolong. Bisakah anda mengantarku pulang, aku tidak tahu jalan mana yang harus aku ambil.”
“Hari sudah semakin gelap akan sangat berbahaya jika kau pulang sekarang, lebih baik kita menginap disini malam ini, terlebih lagi kita akan melewati rute para Bandit itu biasa beraksi.”
Aku mengangguk pelan.
“Kau tidak takut padaku?”
“Tidak. Aku percaya pada Tuan,” sahutku sambil tersenyum, tentu saja aku percaya karena kau adalah Yang Mulia Raja.
Ehem. Dia tampak gugup dan langsung memalingkan wajah, “ayo, kita harus lekas pergi dari sini dan mencari tempat aman untuk menginap.”
“Baik Tuan.”
Kami berjalan lebih jauh lagi dan berhasil menemukan sebuah goa kosong, kami putuskan untuk bermalam disini saja malam ini.
Raja menyalakan api untuk menghangatkan tubuh. Malam semakin dingin dan aku merasa sangat lapar, jika aku membeli makanan dari Sistem sekarang, Raja pasti akan curiga.
Gruk... Suara perutku memecah keheningan.
“Kau lapar?”
“Emh, sebenarnya aku belum makan sejak tadi siang,” ucapku sedikit malu.
Dia berdecak pelan sembari bangkit, “ck, memangnya apa saja yang kau lakukan sampai-sampai kau lupa mengisi perutmu.”
Aku diam tak menyahut.
“Tunggu disini sebentar, aku akan mencari makanan.”
Dia pun pergi.
Pop...!
“Nona!” Si Imut muncul dengan tergesa-gesa.
“Cih, untuk apa kau muncul sekarang, pergi sana,” kesalku, aku masih merasa dongkol perihal masalah tadi.
“Maafkan saya Nona, Saya pergi keluar sebentar tadi, saya tidak tahu Sistemnya sedang eror jadi saya tidak mendengar panggilan dari Nona,” jelasnya.
Aku membuang muka kearah lain, meski begitu aku tetap kesal padanya, aku hampir ditangkap dua orang itu tadi jika Raja tidak muncul dan menyelamatkanku.
“Nona,” bujuknya sambil memasang wajah imut.
“Pergilah, aku sedang tak ingin bicara denganmu.”
Wajahnya tampak menunduk sedih, dia melayang dengan telinga layu dia tidak menghilang dan malah duduk di antara bebatuan yang tak jauh dariku.
Tak lama kemudian Raja pun kembali sambil membawa satu ekor Ayam pegar yang telah dibersihkan, kemudian membakarnya di api penghangat yang dia buat tadi.
Dia melirik kearahku, kemudian berkata, “apa kau tidak ingin bertanya tentang siapa aku?”
😀😀😀❤❤❤❤❤
balas tampar 5x dan tendang bokongnya.
😀😀😀❤❤😘😍😙
❤❤❤😘😍😗😗
❤❤❤😘😙😗
❤❤❤❤
lama2 Raja bucin ama Selir Su..
😀😀❤❤😘😍😙
😚😂😂😙😙😗❤❤❤❤
😀😀😀😍😙😗😗❤❤❤❤
siapa yg akan nolongin selir su...
😀😚😚😍😙😗🤔❤❤❤❤
❤❤❤😘😙😙
❤❤😀😀😀😍😙😙
❤❤❤😍😙😗
❤❤❤😍😙😗