NovelToon NovelToon
Om Duda Teman Papa

Om Duda Teman Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

"Hai Om, ganteng banget sih. mana lucu, gemesin lagi."

"Odel. a-ah, maaf tuan. teman saya tipsy."

Niccole Odelia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang pria dewasa yang ditemuinya di bar. meski mabuk, dia masih menginggat dengan baik pria tampan itu.

Edgar Lysander, seorang pengusaha yang tampan dan kaya. dia tertarik pada Odelia yang terus menggodanya. namun dibalik sikap romantisnya, ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Odelia.

Akankah cinta mereka semulus perkiraan Odelia? atau Odelia akan kecewa dan meninggalkan Edgar saat mengetahui fakta yang disembunyikan Edgar?

ikuti terus kisah cinta mereka. jangan lupa follow akun Atuhor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 20

Rombongan SMA Manggala sampai di museum, mereka berbondong-bondong keluar dari bus. Odelia memasukan cemilan yang tadi dia keluarkan ke dalam tas. Dia mengambil tak slempang kecil lalu memasukkan ponsel serta dompetnya ke dalam.

"Sudah semua?" tanya Edgar.

Dibus hanya tinggal mereka dan sahabat Odelia yang belum keluar. Odelia mengangguk sebagai jawaban.

"Tuan Edgar."

Theodore masuk ke dalam bus untuk menemui Edgar.

"Pukul sepuluh nanti ada pertemuan dengan klien, anda hanya memiliki waktu satu setengah jam lagi."

Edgar mengangguk. "Oke."

Theodore melirik Cessa dan Zara yang duduk dikursi tepat didepan kursi Edgar. Dia memutar bola matanya malas saat melihat Cessa yang sibuk mengoleskan pelembab pada bibirnya. Jika teringat kejadian di bar beberapa waktu lalu dia jadi kesal sendiri.

Edgar menoleh arah Odelia yang sedang bercermin, dia tersenyum kemudia mencondongkan tubuhnya.

"Kamu sudah cantik, tak perlu berdandan lagi."

Blush.

Odelia meletakkan cermin yang dia bara ke atas pahanya, dia menolehkan wajahnya ke samping. Edgar selalu saja bisa membuatnya malu dan salah tingkah.

"Yuk Del, keburu ditinggal." Ajak Zara.

"I-iya." jawab Odelia.

"Ehem." Theodore berdehem keras.

Melihat wajah Odelia yang memerah membuat Edgar mengembangkan senyumnya. Dia berdiri lebih dulu kemudian keluar dari bus bersama Theodore, tidak mungkin dia akan berjalan bersama dengan Odelia.

"OMG, jantung gue." seru Odelia.

"Kenapa?" tanya Zara.

Odelia tak menjawab, dia justru senyum-senyum sendiri seperi orang tak waras. Mereka pun segera turun dari bus kemudian menyusul rombongan sekolah mereka. Odelia berjalan ditengah diapit Cessa dan Zara.

"Del."

Odelia tersenyum saat Aston mendekatinya.

"Boleh gabung?" tanya Aston.

Odelia mengedarkan pandangannya, dia sama sekali tak melihat keberadaan Edgar. Dia takut Edgar kembali salah paham dan mendiamkannya lagi. Aston ikut menoleh ke arah pandang Odelia.

"Kenapa Del?" tanya Aston bingung

"Emm, nggak papa kok."

Mereka berempat berjalan bersama masuk ke dalam museum yang luas itu. Odelia tak memperhatikan tour guide yang tengah menjelaskan patung serta beberapa prasasti peninggalan kuno, dia sibuk mencari keberadaan Edgar yang entah dimana.

Rombongan mereka pindah ke gedung sebelah, meski lelah Odelia terus berjalan mengikutinya. Dia mengusap keringat yang muncul dikeningnya.

"Nih." Aston memberikan selembar tissue pada Odelia

"Thanks." Odelia menerima itu kemudian mengelap keningnya.

"Del, kol gue nggak lihat Om Edgar. Apa udah pulang?" bisik Cessa.

Odelia lekas melihat jam dipergelangan tangannya.

"Harusnya sih belum." jawab Odelia.

"Jangan terlalu deket sama Aston, gue takut lo diawasin dari jauh. Bisa-bisa nggak jadi kaya tujuh turunan lo." bisik Zara.

Aston mengerutkan kening saat Odelia bisik-bisik dengan sahabatnya. Dia berjalan di depan tiga orang yang masih saling berbisik.

Dari jarak yang jauh, Edgar sengaja menjauh dari rombongan SMA. Dia hanya tak ingin banyak yang mengenalnya, itu saja.

"Apa mereka dekat?" batin Edgar.

"Tuan, sebentar lagi kita harus pergi dari sini." ucap Theodore.

Edgar mengangguk, dia mengambil ponselnya kemudian mengirimkan sebuah pesan pada seseorang.

"Sebentar."

Odelia merasakan ponselnya bergetar, dia membuka tasnya lalu mengambil ponselnya. Sudut bibirnya terangkat saat melihat siapa yang mengirimnya pesan.

"Gue ke toilet bentar." pamit Odelia.

"Jangan lama-lama Del." ucap Zara.

"Mau ditemenin nggak Del?" tanya Aston.

Zara dan Cessa membelakan matanya. "Gila lo, mau ngintip ya?" tuduh Cessa.

Seketika Aston gelagapan. "Enggak lah."

"Gue pergi dulu."

Odelia segera berlari mencari keberadaan toilet didekat sana. Dia menatap ponselnya kemudian membalas pesan dari Edgar.

"Eh."

Odelia terkejut saat seseorang menarik tangannya.

"Om Edgar."

"Saya harus kembali."

Odelia terkekeh kecil. "Jadi om nyuruh aku ke sini cuma mau bilang ini?"

Edgar mengangguk. "Benar. Lain kali saya akan mengajak kamu jalan-jalan."

"Bisa nggak sih ngomongnya jangan formal gitu om?" Protes Odelia.

Edgar tersenyum lalu mengangguk. "Kalau gitu aku pergi dulu. Kamu hati-hati."

"Siap om. Om juga hati-hati ya, kalo udah sampai kabarin."

"Iya."

Tangan Edgar terangkat lalu mengelus pundak Odelia. Sebelum ada orang yang melihat dia segera pergi dari sana.

Tubuh Odelia masih menegang, dia merasakan jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Odelia memegangi dadanya yang berdebar, sentuhan Edgar pada pundaknya masih terasa meski orangnya sudah pergi.

"Astaga, Om Edgar manis banget sih." gumam Odelia.

Pukul dua siang, acara outing class selesai. Seluruh siswa SMA Manggala kembali masuk ke dalam bus masing-masing.

"Hah, capek banget." keluh Cessa sambil merebahkan tubuhnya ke kursi.

"Kaki gue pegel semua anjir, nanti harus berendam air anget nih." sambung Zara.

"Del, kok lo diem aja sih? Nggak capek apa?" tanya Cessa.

Odelia sama sekali tak mendengarkan kedua sahabatnya, dia tengah bengong sambil tersenyum. Cessa dan Zara bergidik ngeri melihat tingkah Odelia yang aneh.

"Jangan-jangan Odelia kesurupan?" tebak Cessa.

Plak.

Zara menepuk lengan Cessa dengan kuat.

"Sembarangan lo kalo ngomong."

Cessa meringis kecil sambil mengelus lengannya yang terasa panas.

"Sakit tau Ra."

"Lagian lo ngomongnya aneh-aneh sih."

"Ada apa tuan memanggil saya kemari?"

"kumpulkan semua bukti, aku tak ingin masalah ini terus berlarut-larut."

Theodore mengangguk. "Baik tuan."

"Dan, selidiki perusahaan papa Theo. Kita bisa jadikan kelemahan mereka untuk mengancam mereka."

"Tenang saja tuan, saya sudah mempersiapkan segalanya."

Edgar mengangguk lalu tersenyum. "Hari ini tidak perlu lembur, saya ada hal yang harus saya urus."

Theodore berdehem pelan. "Baik tuan. Saya permisi."

Setelah Theodore pergi, Edgar mengambil ponselnya kemdian mengirim pesan pada seseorang yang selama beberapa hari ini mencuri perhatiannya.

"Sial, apa yang kamu gunakan gadis kecil?" gumam Edgar.

Dia memandangi foto Odelia dia ponselnya, gadis itu suka sekali mengirimkan pap padanya saat melakukan apapun. Sudut bibirnya terangkat membuat sebuah senyuman manis yang jarang Edgar perlihatkan pada siapapun.

Ting.

Odelia : Oke om.

Setelah mendapatkan pesan dari Odelia, Edgar kembali melanjutkan pekerjaannya agat cepat selesai.

Pukul empat sore, Edgar menutup laptopnya kemudian memasukannya ke dalam tas kerjanya.

Ceklek.

"Mari tuan." ucap Theodore.

Edgar memakai kembali jasnya kemudian berjalan keluar dari ruangannya diikuti Theodore dari belakang. Beberapa pegawai menyapa bosnya yang baru saja keluar dari lift.

Theodore membukakan pintu mobil untuk Edgar. Setelah keduanya masuk, mobil mulai melaju meninggalkan gedung pencakar langit itu.

"Langsung ke apartemen saja." ucap Edgar.

"Bukannya anda ada janji dengan papa anda tuan?"

"Ada hal yang lebih penting dari itu Theo."

"Baik tuan."

Sampai di basement, mereka segera turn lalu menuju unit mereka masing-masing. Edgar tersenyum tipis, sangat tipis hingga Theo tak sadar jika dia tengah tersenyum.

Ting.

Pintu lift terbuka, Edgar berjalan menuju unitnya. Dia menempelkan e-cardnya kemudian masuk ke dalam.

"Tunggu aku gadis kecil."

1
Reni Anjarwani
suka deh bisa doubel up keren ceritanya
Liana Alda: happy reading kak
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
keren bgtt kalau bisa doubel up thor
Liana Alda: on proses kak, punya 2 on going soalnya. masih susah bagi waktu 😭😭
total 1 replies
Reni Anjarwani
ceritanya bagus kalau bisa doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel. up seru ceritanya
EatYourHeartOut
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
Kiran Kiran
Menghibur banget!
Liana Alda
terima kasih kembali
Bunny Koo
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!